Anda di halaman 1dari 8

BAB 3

METODE PENELITIAN

3.1 Desain Penelitian

Desain penelitian adalah strategi pencapaian penelitian yang telah

ditetapkan dan sebagai pedoman untuk penelitian pada seluruh proses

penelitian (Nursalam, 2011). Desain penelitian yang digunakan adalah

studi kasus, studi kasus ini adalah studi untuk mengeksplorasi masalah

asuhan keperawatan klien yang mengalami dimensia dengan masalah

gangguan memori di Puskesmas Pujer Kabupaten Bondowoso.

3.2 Batasan Istilah

Tabel 3.2 tabel definisi Dimensia dan gangguan memori

Istilah Definisi
Dimensia : Menurut WHO (2016) demensia adalah gejala terjadinya

penurunan memori, berfikir, perilaku, dan kemampuan

untuk melakukan aktivitas sehari-hari. Kehilangan

kapasitas intelektual pada demensia tidak hanya pada

memori atau ingatan saja, tetapi juga pada kognitif dan

kepribadian.
Gangguan Memori : Gangguan memori adalah ketidak mampuan mengingat

beberapa informasi atau perilaku. (SDKI, 2016)

3.2 Partisipan
Partisipan yang digunakan dalam studi kasus ini adalah klien yang

mengalami Dimensia dengan masalah gangguan memori di wilayah kerja

Puskesmas pujer . Jumlah partisipasi yang digunakan dalam penelitian

adalah dua klien yang mengalami Dimensia dengan masalah gangguan

memori, yang kemudian akan dibandingkan antara dua klien tersebut.

3.4 Waktu dan Lokasi penelitian

1. Waktu penelitian

a) Tahap persiapan yang meliputi :

1. Penyusunan proposal : November - Desember 2020

2. Seminar proposal :

b) Tahap pelaksanaan yang meliputi :

1. Pengajuan ijin : November 2020

2. Pengumpulan data : Desember 2020

2. Lokasi penelitian

Penelitian ini akan dilakukan di lingkungan kerja puskesmas pujer dengan

kunjungan rumah

3.5 Pengumpulan data

3.5.1 Wawancara

Wawancara adalah teknik pengumpulan data yang dilakukan

melalui tatap muka dan tanya jawab langsung antara peneliti dan

narasumber. Seiring perkembangan teknologi, metode wawancara dapat

pula dilakukan melalui media-media tertentu, misalnya telepon, email,


atau skype. Wawancara terbagi atas dua kategori, yakni wawancara

terstruktur dan tidak terstruktur.

3.5.2 Pemeriksaan Fisik

Pemeriksaan fisik adalah melakukan pemeriksaan fisik klien untuk

menentukan masalah kesehatan klien. Pemeriksaan fisik dapat dilakukan

dengan berbagai cara, diantaranya adalah inspeksi, palpasi, perkusi, dan

auskultasi pada sistem tubuh klien yang dilakukan secara head to toe.

3.5.3 Studi Dokumentasi

Studi dokumentasi dilakukan dengan cara mendokumentasikan hasil

pemeriksaan diagnostik, hasil evaluasi asuhan keperawatan, hasil data dari

rekam medik, dan hasil data dari buku catatan klien dimensia di

Puskesmas Pujer .

3.6 Uji Keabsahan Data

Untuk mencapai kesimpulan yang valid, maka dilakukan uji

keabsahan data terhadap semua data yang terkumpul. Uji keabsahan data

ini dilakukan dengan menggunakan teknik triangulasi. Teknik triangulasi

dapat diperoleh dengan berbagai cara diantaranya data dapat dikumpulkan

dengan waktu yang berbeda (triangulasi waktu), dengan tempat yang

berbeda (triangulasi tempat), dan orang yang berbeda (triangulasi sumber).

Pada penelitian ini teknik yang digunakan adalah dengan triangulasi

sumber. Melalui triangulasi sumber data diperoleh dari klien, keluarga

klien yang mengalami Dimensia dan perawat. Triangulasi teknik sumber,


data utama dari klien dan keluarga dalam penelitian dilakukan dengan cara

membandingkan dan mengobservasi perkembangan kesehatan klien.

Triangulasi teknik sumber data utama perawat digunakan untuk

menyamakan persepsi antara klien dan perawat

3.7 Analisis data

Analisis data merupakan bagian yang sangat penting dalam metode

ilmiah, karena dengan analisislah, data tersebut dapat diberi arti dan

makna yang berguna dalam memecahkan masalah penelitian (Nazir,

2011).

1. Pengumpulan Data

Data dikumpulkan dari hasil WOD (wawancara, observasi,

dokumentasi). Hasil ditulis dalam bentuk catatan lapangan,

kemudian disalin dalam bentuk transkip (catatan terstruktur).

2. Mereduksi Data

Data hasil wawancara yang terkumpul dalam bentuk catatan

lapangan dijadikan satu dalam bentuk transkrip dan

dikelompokkan menjadi data subjektif dan objektif, dianalisis

berdasarkan hasil pemeriksaan diagnostik kemudian dibandingkan

nilai normal.

3. Penyajian Data
Penyajian data dapat dilakukan dengan tabel, gambar, bagan

maupun teks naratif. Kerahasiaan dari klien dijamin dengan jalan

mengaburkan identitas dari klien.

4. Kesimpulan

Dari data yang disajikan, kemudian data dibahas dan dibandingkan

dengan hasil-hasil penelitian terlebih dahulu dan secara teoritis

dengan perilaku kesehatan. Penarikan kesimpulan dilakukan

dengan metode induksi. Data yang terkumpulkan terkait dengan

data pengkajian, diagnosis, perencanaan, tindakan, evaluasi.

3.8 Etika Penelitian

Pelaksanaan penelitian ini, peneliti mengajukan permohonan izin

persetujuan. Kemudian peneliti melakukan penelitian dengan

menekankan pada masalah etik yang meliputi:

1. Informed Consent (lembar persetujuan)

Informed Consent merupakan bentuk persetujuan anatara peneliti

dengan responden penelitian dengan memberikan lembar

persetujuan (Nursalam, 2013). Peneliti menjelaskan maksud dan

tujuan peneliti, jika responden bersedia untuk menjadi responden

maka harus menandatangani lembar persetujuan tersebut, jika tidak

bersedia maka peneliti tidak akan memaksa dan tetap menghormati

haknya.

2. Anonimity (tanpa nama)


Masalah etika keperawatan merupakan masalah yang memberikan

jaminan dalam penggunaan subyek penelitian dengan cara tidak

memberikan jaminan dalam menggunakan subyek dengan cara

tidak memberikan atau mencantumkan nama responden pada

lembar alat ukur dan hanya menuliskan kode pada lembar

pengumpulan data atau hasil penelitian yang akan disajikan

(Nursalam, 2013).

3. Confidentiality (kerahasiaan)

Masalah ini merupakan masalah etika dengan memberikan jaminan

kerahasiaan hasil penelitian, baik informasi maupun masalah-

masalah lainnya. Kerahasiaan informasi yang telah dikumpulkan

pada klien dijamin penuh oleh peneliti, hanya kelompok data

tertentu yang akan dilaporkan pada hasil penelitian.

4.Respek

Respek diartikan sebagai perilaku perawat yang menghormati klien

dan keluarga. Perawat harus menghargai hak – hak klien.

5. Otonomi

Otonomi berkaitan dengan hak seseorang untuk mengatur dan

membuat keputusan sendiri, meskipun demikian masih terdapat

keterbatasan, terutama terkait dengan situasi dan kondisi, latar

belakang, individu, campur tangan hukum dan tenaga kesehatan

profesional yang ada.


6. Beneficience (Kemurahan hati/nasehat)

Beneficience berkaitan dengan kewajiban untuk melakukan hal

yang baik dan tidak membahayakan orang lain. Apabila prinsip

kemurahan mengalahkan prinsip otonomi, maka disebut

paternalisme. Paternalisme adalah perilaku yang berdasarkan pada

apa yang dipercayai oleh profesional kesehatan untuk kebaikan

klien, kadang-kadang tidak melibatkan keputusan dari klien.

7. Non – malefecence.

Prinsip ini berkaitan dengan kewajiban perawatan untuk tidak

menimbulkan kerugian atau cidera pada klien

8. Veracity (Kejujuran)

Berkaitan dengan kewajiban perawat untuk mengatakan suatu

kebenaran dan tidak berbohong atau menipu orang lain.

9. Fidelity (kesetian)

Berkaitan dengan kewajiban perawatan untuk selalu setia pada

kesepakatan dan tanggung jawab yang telah dibuat perawatan

harus memegang janji yang dibuatnya pada klien

10. Justice (Keadilan )

Prinsip keadilan berkaitan dengan kewajiban perawat untuk

berlaku adil pada semua orang dan tidak memihak atau berat

sebelah

Anda mungkin juga menyukai