Anda di halaman 1dari 11

Grace Amortia Erliana Priyoambodo

111811133053
DDMP C-1

Tugas Review Jurnal


Ilmuwan tentu memiliki kaitan yang erat dengan ilmu, etika ilmiah, dan
aktualisasinya dalam berbagai penelitian yang dilakukan. Oleh sebab itu, kemampuan
berpikir analitis dan sintetis tentu menjadi kompetensi dasar yang harus dimiliki oleh
seorang ilmuwan. Sebab kemampuan atau kompetensi dasar tersebut memiliki kaitan
dengan kapabilitas dan kualitas intelektual yang dimilikinya (F. Nugrahani, 2008).
Namun, kemampuan tersebut belum cukup melengkapi kemampuan yang seharusnya
dimiliki oleh ilmuwan jika tidak disertai dengan kemampuan untuk dapat melahirkan
ide dan hasil penelitiannya dalam sebuah tulisan ilmiah (scientific writing ability).
Kemampuan ini dapat dijadikan kekuatan fundamental yang dapat memberi nilai lebih
bagi ilmuwan guna pengembangan wawasan intelektual dengan menggunakan metode
berpikir yang bersifat ilmiah (Dimyati & Mujiono, 2006).
Pada kesempatan kali ini, saya mendapatkan kesempatan untuk melakukan
review pada sebuah artikel ilmiah atau jurnal karya Yogatama Wisnu Wardhana dan
Afif Kurniawan, M.Psi., Psikolog dengan judul Pengaruh Sense of Humor terhadap
Resiliensi Akademik Mahasiswa Akhir Masa Studi Sarjana di Universitas Airlangga.
Artikel penelitian ini dipublikasikan pada tahun 2018 melalui website jurnal
Universitas Airlangga (www.journal.unair.ac.id).
Dalam me-review jurnal ini, peneliti nantinya akan membagi bahasan ke dalam 3
pokok bahasan besar yang berkaitan dengan struktur artikel, penggunaan tanda baca,
teknik pengutipan pada in-text dan daftar pustaka. Dimana acuan dari review ini akan
didasarkan pada aturan publikasi manual yang telah ditetapkan oleh American
Psychological Association (APA) Sixth Edition.

1. Struktur Artikel
1.1 Title atau Judul
Terkait dengan judul, APA (2010) menetapkan batasan maksimal jumlah
kata yang menyusun judul suatu artikel ilmiahataujurnal, yakni sebanyak 12
kata. Namun pada artikel ilmiah yang saya review, judul artikel tersebut
tersusun atas 15 kata. Dimana hal tersebut melewati batas maksimal jumlah
kata yang ditetapkan oleh APA. Saya tidak dapat memberikan perbaikan
terkait dengan judul tersebut sehingga penulis hanya memberikan catatan dan
highlight pada judul artikel tersebut.
Selain itu yang perlu diperhatikan adalah terkait dengan letak penulisan
judul dan penggunaan huruf kapitalnya. Menurut APA (2010), judul
dituliskan pada bagian atas halaman dan ditulis dengan menggunakan rata
tengah (centered). Judul dituliskan dengan menggunakan uppercase dan
lowercase (APA, 2010), yang artinya adalah setiap huruf pada judul tidak
ditulis kapital semua, namun terdapat variasi, yakni pada huruf awal
menggunakan huruf kapital dan sisanya menggunakan huruf kecil. Dan
terdapat pengecualian penggunaan huruf kapital pada kata depan. Pada
artikel ini, judul dituliskan berada di bagian atas halaman namun tidak
dituliskan secara centered dan judul menggunakan huruf kapital pada seluruh
bagian huruf. Kesalahan telah diberi highlight dan catatan pada artikel serta
dibenarkan pada berkas pembetulan.
1.2 Author’s Name and Institutional Affiliation
Menurut APA (2010), penulisan nama penulis artikel harus dituliskan
dengan rata tengah (centered) di bawah judul artikel, sedangkan institusi dari
penulis tersebut dituliskan tepat di bawah nama penulis. Selain itu, gelar dari
penulis artikel juga perlu dicantumkan dalam penulisan namanya (APA,
2010). Penulisan nama penulis artikel yang terdiri dari 2 orang menggunakan
kata penghubung “dan” (APA,2010). Pada artikel tersebut, nama dan
institusi penulis artikel dituliskan tepat di bawah judul dengan menggunakan
rata kiri (allign text left). Gelar salah satu penulis yang merupakan seorang
dosen tidak dituliskan pada artikel. Penulisan kata penghubung tidak
dituliskan dengan kata “dan” namun menggunakan simbol “&”. Kesalahan
telah diberi highlight dan catatan pada artikel serta dibenarkan pada berkas
pembetulan.
1.3 Author’s Note
Author’s Note sangat berfungsi bagi pembaca untuk mengetahui
informasi terkait dengan keanggotaan (afiliasi) institusi penulis, alamat
korespondensi untuk menyatakan balasan, sanggahan, konflik kepentingan,
atau bahkan ketertarikan pembaca terhadap karya penulis (APA, 2010).
Author’s Note dapat terdiri atas institusi penulis, perubahan institusi penulis,
pihak-pihak yang terkait dalam artikel tersebut, serta kontak dari penulis;
penulisan dari bagian-bagian tersebut akan dipisah per baris dan paragraf
diawali dengan kalimat yang menjorok ke dalam (APA, 2010). Letak dari
Author’s Note sendiri berada di bawah judul dan institusi dari penulis (APA,
2010).
Pada artikel, penulis meletakkan author’s note pada bagian bawah
abstrak dengan bagian-bagian yang tidak lengkap (tidak terdapat nama
penulis dan afiliasi institusi penulis), sehingga kurang sesuai dengan
template APA. Kesalahan telah diberi highlight dan catatan pada artikel serta
dibenarkan pada berkas pembetulan.
1.4 Abstract atau Abstrak
Bagian abstrak merupakan bagian yang menjelaskan isi dari artikel
ilmiah tersebut secara singkat, padat informasi, serta merefleksikan konten
tersebut seperti apa (APA, 2010). Abstrak yang baik harus mengandung
beberapa elemen khusus, seperti akurat, non-evaluatif, koheren dan jelas,
serta ringkas (APA, 2010). Dalam artikel penelitian, terdapat beberapa poin
yang penting untuk dibahas dalam bagian abstrak, yakni pokok masalah,
karakteristik partisipan,batasan penelitian, penemuan-penemuan dasar, dan
kesimpulan serta bentuk implementasi dari penelitian tersebut (APA, 2010).
Penulisan paragraf ditulis pada halaman kedua, dan label
“abstrakatauabstract” ditulis centered, sedangkan isi abstrak ditulis dalam
satu paragraf tanpa diawali dengan penulisan kata yang menjorok ke dalam
(APA, 2010).
Pada artikel ini, abstrak ditulis tepat bawah afiliasi institusi penulis dan
pada halaman pertama. Namun terkait dengan elemen-elemen yang
membentuk abstrak pada artikel tersebut sudah sangat sesuai dengan acuan
APA, dimana abstrak pada artikel ini menjelaskan pokok masalah,
karakteristik partisipan dalam penelitian yang cukup dijelaskan dengan
menunjukkan jumlah serta latar belakang pendidikan partisipan, batasan-
batasan dalam penelitiannya seperti apa, penemuan-penemuan dasarnya juga
terselip di dalamnya, serta terdapat kesimpulan dari penelitian. Terkait
dengan implementasi dari penelitian tersebut masih belum dijelaskan secara
eksplisit pada bagian ini. Abstraknya pun ditulis dalam satu paragraf tanpa
menggunakan sistem paragraf dengan kata awal yang menjorok ke dalam
serta sesuai dengan standar baik dari APA. Serta menyediakan kata kunci
yang akan sangat berguna untuk membantu pembaca dalam melakukan
pencarian di internet (APA, 2020).
1.5 Introduction atau Pendahuluan
Selanjutnya merupakan bagian pendahuluan. Dimana pada bagian ini,
penulis harus dapat memberikan penjelasan terkait dengan apa dan kenapa
penelitian tersebut dilakukan, serta menyajikan argumen dan bukti-bukti dari
penelitian terdahulu yang relevan atau sesuai dengan penelitian penulis saat
ini (APA, 2010). Pada bagian ini terdapat beberapa elemen pembentuknya,
yakni penjelasan terkait pokok masalah, eksplorasi mengenai pentingnya
masalah tersebut untuk dikaji dan diteliti, penjabaran terkait dengan bukti-
bukti penelitian sebelumnya, serta hipotesis dan pertanyaan-pertanyaan dasar
yang menentukan arah penelitian (APA, 2010). Pendahuluan dituliskan pada
halaman ke-3 dimana halaman tersebut sudah diberi running head dan nomor
halaman (APA, 2010). Label pendahuluan ditulis centered dan menggunakan
huruf yang ditulis dalam bentuk uppercase-lowercase (APA, 2010).
Penulisan label pendahuluan pada artikel penelitian ini sudah berada di
tengah (centered), namun penulisan huruf menggunakan huruf kapital
semua. Sudah terdapat running head. Terkait dengan isi pendahuluan,
menurut saya kurang menjelaskan seperti apa penelitian yang dilakukan oleh
penulis. Karena penulis hanya menulis akan meneliti mahasiswa akhir masa
studi di bagian akhir kalimat dan sebagian besar isi pendahuluan hanya berisi
tentang argumen dan bukti yang diperoleh dari penelitian-penelitian
terdahulu. Namun penulis menjelaskan alasan mengapa penelitian tersebut
perlu untuk dilakukan dengan jelas. Penulis menuliskan hipotesis dengan
singkat, padat, dan sangat jelas. Pokok masalah dan pentingnya masalah
tersebut untuk diteliti juga sudah dijelaskan dengan sangat baik dan lengkap
pada bagian ini.
1.6 Method atau Metode
Metode menjelaskan tentang bagaimana sebuah studi penelitian
dilakukan (APA, 2010). Pada metode ini, pembaca akan dapat melihat
seberapa layak penelitian yang dilakukan oleh penulis serta bagaimana
derajat reliabilitas dan validitas penelitian tersebut (APA, 2010). Oleh karena
itu, pada bagian ini penulis perlu untuk mencantumkan definisi konseptual
dan operasional penelitian (APA, 2010). Selain itu, elemen-elemen yang
terdapat dalam metode ini mencakup identify subsection, karakteristik
partisipan, prosedur sampling, sample (size, power, and precision), bentuk
pengukuran dan covariates, desain penelitian, dan manipulasi penelitian dan
intervensi (APA, 2010). Penulisan bagian metode melanjutkan bagian
halaman pendahuluan (APA, 2010).
Artikel ini menuliskan bagian metode ini dengan cukup singkat dengan
hanya terdiri atas sebuah paragraf. Menurut saya, jika disesuaikan dengan
acuan APA, artikel ini kurang memiliki beberapa elemen yang seharusnya
terdiri dalam bagian metode ini. Pada artikel ini tidak terdapat penjelasan
yang lengkap terkait dengan sampling procedures yang seharusnya
didalamnya memuat seperti apa sistematika sampling dan berapakah
prosentase partisipan yang dinyatakan lolos sampling. Namun terkait dengan
jumlah partisipan yang termasuk dalam penelitian telah disebutkan oleh
penulis. Selain itu, penulis juga tidak mencantumkan sample size, power,
maupun precision yang sebenarnya sangat berkaitan erat dengan seberapa
besar kedekatan hasil penelitian pada akurasi (APA, 2010). Rancangan
penelitian (research design) juga tidak dijelaskan, dimana bagian itu
seharusnya menjelaskan apakah penelitian tersebut menggunakan manipulasi
atau natural dan apakah subjek mendapatkan perlakuan sekali (between
subject) atau lebih dari satu kali (within subject) (APA, 2010). Pada bagian
ini, penulis juga kurang menjelaskan seperti apa karakteristik subjek
penelitian yang digunakan, padahal faktor demografi yang seharusnya
terdapat pada bagian ini dapat memberikan informasi bagi pembaca untuk
mengetahui nature dari partisipan guna melakukan generalisasi,
perbandingan, maupun menggunakannya sebagai data sekunder (APA,
2010). Selain itu, pada penelitian ini, penjelasan terkait measurement and
covariates juga kurang lengkap, dimana tahapan penelitian seperti
wawancara, observasi, dan pemberian kuisioner tertulis tidak dijelaskan.
Namun pada bagian ini penulis sudah mencantumkan instrumen dan teknik
analisis data yang digunakan.
1.7 Results atau Hasil
Bagian hasil penelitian, sebagaimana namanya, tentu bagian ini
menjelaskan tentang hasil atau data yang diperoleh dan dibutuhkan oleh
penulis kemudian dianalisis sesuai dengan kebutuhan dan pokok masalah
yang dibahas dalam artikel (APA, 2010). Elemen yang terdapat dalam bagian
ini berupa recruitment, statistik dan analisis data, ancillary analyses,
participant flow, intervention or manipulation fidelity, baseline data, dan
adverse events (APA, 2010). Dalam hasil penelitian, hasil-hasil penelitian
harus dimasukkan seutuhnya, seperti raw data, individual effect size, dan
studi karakteristik, bahkan termasuk data-data yang mungkin “kurang
nyaman” (APA, 2010).
Pada bagian ini, penulis belum menjelaskan dan menampilkan hasil
penelitian selengkap elemen-elemen yang berada dalam acuan APA. Di
dalamnya tidak memuat recruitment (dimana di dalam bagian ini seharusnya
dijelaskan tentang tanggal rekrut partisipan serta follow up pengambilan data
seperti apa (APA, 2010)), ancillary analyses, participant flow (karena
mungkin penelitian ini bukan berupa eksperimen),
interventionataumanipulation fidelity (tidak dijelaskan mengenai pemberian
intervensiataumanipulasi terhadap kelompok partisipan), adverse events
(karena tidak terdapat intervensi, maka tidak dapat dijelaskan efek samping
yang dirasakan oleh kelompok yang diintervensi). Sedangkan elemen lain
terdapat dalam bagian ini namun tidak terlalu lengkap komponennya, seperti
statistik dan analisis data (hampir ada semua komponennya (parameter dan
effect size, means, SD, variance, regression analyses, Standard Error,
hierarchial linear modelling, structural equation modeling analyses,
variance-covariance (correlation), multivariate analyses of variance) tapi
tidak dijumpai matriks, the associated means, dan sample size).
1.8 Discussion atau Diskusi
Diskusi menyajikan tentang interpretasi hasil sebuah penelitian, dimana
didalamnya juga dapat terdapat pernyataan hipotesa, yang terbagi ke dalam 2
jenis, yaitu hipotesa primer dan hipotesa sekunder (APA, 2010). Pada bagian
ini penulis artikel juga dapat menjelaskan tentang konsekuensi praktis dan
teoritis dari hasil, hambatan dan bias yang diperoleh dari hasil, serta dapat
diakhiri dengan kesimpulan atau pendapat yang rasional serta dapat
dibenarkan berdasarkan penelitian (APA, 2010). Hal-hal yang menjadi
elemen dalam bagian ini adalah tentang outcome penelitian ini seperti apa
(secara teoritis, klinis, atau praktis), dasar dari interpretasi penelitian,
fenomena psikologi seperti apa yang dapat dijelaskan dari metodologi, dan
permasalahan yang masih belum terpecahkan (APA, 2010).
Pada bagian artikel ini, tidak ada penjelasan dari penulis tentang
keterbatasan-keterbatasan dalam interpretasi hasil penelitiannya. Penulis juga
tidak menjelaskan tentang permasalahan yang belum terselesaikan sehingga
kurang menstimulasi penelitian baruataulanjutan dari penelitian ini
Namun di lain sisi, outcome dan konsekuensi hasil penelitian sudah
dijelaskan oleh penulis dengan jelas dan lengkap. Fenomena psikologi juga
berhasil dijelaskan penulis dengan baik karena hasil penelitian yang valid
dan dapat dilakukan replikasi oleh peneliti lain. Basis interpretasi juga sudah
dijelaskan dengan sangat lengkap oleh penulis. Dan terakhir, bagian diskusi
ditutup dengan komentar penulis yang rasional dan dapat dibuktikan serta
menguatkan pernyataan peneliti sebelumnya

1.9 References atau Daftar Pustaka


Refrensi merupakan suatu bentuk pengakuan karya dari penulis
penelitian terdahulu yang berguna sebagai sarana untuk mendokumentasikan
pernyataan literatur terkait serta sebagai pendokumentasian pernyataan yang
dibuat mengenai literature terkait dengan data yang digunakan untuk
mendukung interpretasi serta kesimpulan dari penulis penelitian terkini
(APA, 2020). Oleh karena penulisan referensiataudaftar pustakaataupustaka
acuan harus sesuai dengan acuan yang telah ditentukan dalam APA. Cara
penulisannya diawali dengan label “ReferensiatauDaftar PustakaatauPustaka
Acuan” yang ditulis di bagian atas halaman baru dan centered; penulisan
huruf pada judul seharusnya ditulis dengan menggunakan format uppercase
dan lowercase (APA, 2010). Untuk penulisan isinya menggunakan format
hanging indent, serta menggunakan double-space pada setiap isinya (APA,
2010).
Pada artikel ini, penulis tidak menuliskan bagian pustaka acuan pada
halaman baru. Terkait dengan penulisan label, penulis sudah
menempatkannya di tengah (centered), namun hurufnya ditulis
menggunakan huruf kapital semua. Untuk isi dari bagian ini sudah dituliskan
dengan format hanging indent, dimana bagian pada baris kedualah yang
menjorok ke dalam, namun penulis tidak menuliskan konten referensi
dengan menggunakan double space. Kesalahan telah diberi highlight dan
catatan pada artikel serta dibenarkan pada berkas pembetulan.

2. Penggunaan Tanda Baca


2.1 Spacing After Punctuation Marks atau Spasi
Spasi diberikan sekali setelah tanda koma, titik dua, titik koma, titik
yang memisahkan bagian dalam sitasi, dan titik pada inisial nama (APA,
2010). Sedangkan spasi dua kali diberikan setelah tanda baca pada akhir
kalimat penulisan (APA, 2010). Menurut APA (2010), spasi tidak diberikan
setelah titik pada singkatan dan angka setelah titik dua pada rasio.
Pada artikel, penulis telah memberikan spasi satu kali dan tidak
memberikan spasi pada beberapa bagian penulisannya sebagaimana acuan
APA. Namun, penulis tidak memberikan spasi dua kali pada penulisan awal
kalimat yang sebelumnya diikuti oleh kalimat lain yang diakhiri dengan
tanda baca. Kesalahan dibenarkan pada berkas pembetulan.

2.2 Period atau Titik


Menurut APA (2010), titik diberikan setelah penulisan singkatan nama,
referensi, bahasa latin, identitas samaran partisipan, dan penulisan US
sebagai kata sifat. Titik tidak digunakan untuk singkatan nama negara,
akronimatausingkatan yang menggunakan huruf kapital, rute administrasi,
alamat web, satuan pengukuran (APA, 2010).
Dalam artikel ini, saya mencermati sebuah kesalahan penulisan pada
kata singkatan United States yang ditulis dalam singkatan menggunakan
titik. Penulisan tersebut seharusnya tidak menggunakan titik. Kesalahan telah
diberi highlight dan catatan pada artikel serta dibenarkan pada berkas
pembetulan.

2.3 Comma atau Koma


Berdasarkan aturan APA (2010), koma dituliskan pada penyebutan jenis
(minimal 3 jenis) dan sebelum kata danatauatau, sebagai penghubung dalam
kalimat penjelas, penanda kalimat berkonjungsi, pemisahan tahun pada
penulisan tanggal dan bulan, penulisan tahun pada referensi bertanda kurung,
penulisan angka lebih dari sama dengan seribu. Tanda koma diberikan pada
kalimat utuh, kalimat majemuk yang diawali dengan kata kerja dalam
kalimat penjelasnya, dan bagian dalam pengukuran (APA, 2010).
Pada artikel ini, saya menjumpai beberapa kesalahan penulisan
penggunaan koma yang dilakukan oleh penulis. Seperti penggunaan koma
pada angka desimal, penulisan angka yang lebih dari sama dengan 1,000
yang tidak menggunakan koma, dan yang paling banyak dijumpai adalah
penulis tidak menggunakan koma sebelum kata “dan” pada penyebutan jenis
yang terdiri dari lebih dari sama dengan 3 jenis. Kesalahan telah diberi
highlight dan catatan pada artikel serta dibenarkan pada berkas pembetulan.

2.4 Semicolon atau Titik Koma


Semicolonatautitik koma dapat digunakan untuk memisahkan kalimat
majemuk yang tidak digabungkan oleh konjungsi dan untuk menunjukkan
elemen yang berbeda pada penulisan elemen-elemen yg sudah menggunakan
koma, sehingga menghindari penggunaan koma yang berulang (APA, 2010).
Dalam artikel ini, saya mendapatkan beberapa kesalahan penulisan titik
koma yang dilakukan oleh penulis, seperti pada penulisan koma untuk
menghubungkan kalimat tanpa kata penghubung padahal seharusnya
menggunakan titik koma dan penggunaan berulang tanda koma. Kesalahan
telah diberi highlight dan catatan pada artikel serta dibenarkan pada berkas
pembetulan.

2.5 Colon atau Titik Dua


Tanda titik dua berguna pada penulisan kalimat majemuk yang diawali
dengan penulisan S-P-O-K yang lengkap, penulisan rasio dan proporsi, dan
pada penulisan nama tempat publikasi dan publisher-nya dalam referensi
(APA, 2010). Pada artikel ini, penulis menuliskan titik dua sesuai dengan
acuan APA.

2.6 Quotation Marks atau Tanda Kurung


Tanda petik dapat digunakan dalam penulisan slang, ekspresi penulis,
atau komentar ironis, selain itu tanda petik juga dapat digunakan dalam
penulisan judul artikel dan pengutipan verbatim atau isi form (APA, 2010).
Hindari penggunaan tanda petik pada penulisan skala, nama suatu teknik,
dan penggunaan tanda petik ganda dalam rangka pembatasan ekspresi yang
sebenarnya bukan ekspresi namun kata kerja (APA, 2010). Penulis artikel
berhasil menuliskan dan meletakkan penggunaan tanda petik sebagaimana
acuan dalam APA.

2.7 Parentheses atau Tanda Kurung


Tanda kurung dapat digunakan untuk menunjukkan elemen independen
kalimat, penulisan sitasi kutipan langsung dan tidak langsung, pengenalan
singkatan, penomoran, penulisan rumus matematis, penulisan nilai statistik,
nilai kebebasan, dan formula (APA, 2010). Pada artikel ini, penulis telah
menggunakan dan meletakkan tanda kurung sebagaimana acuan dalam APA.

2.8 Slash atau Garis Miring


Garis miring atau slash dapat digunakan sebagai tanda pembanding
antar kata yang ber-hyphen, memisahkan numerator dari denominator,
sebagai tanda “per” dalam pengukuran, penulisan fonem Bahasa Inggris, dan
penulisan republished dalam sitasi (APA, 2010). Penggunaan slash
seharusnya tidak digunakan pada perbandingan kata atau kata ber-hyphen
sederhana (APA, 2010). Dalam artikel, saya menemukan kesalahan penulis
dalam menuliskan slash, dimana penulis menggunakan slash untuk
perbandingan kata yang sederhana. Kesalahan telah diberi highlight dan
catatan pada artikel serta dibenarkan pada berkas pembetulan.

2.9 Proper Nouns and Trade Names


Kata yang harus dikapitalisasi dalam penulisannya adalah kata benda
dan kata kerja yang tepat untuk dijadikan proper nouns, nama istitusi, dan
nama brand, sedangkan nama teori, hukum, model, hipotesis, dan prosedur
statistik tidak perlu dikapitalisasi (APA, 2010). Dalam artikel ini, penulis
telah menggunakan huruf kapital sesuai dengan acuan dalam penulisan
proper nouns and trade names dalam APA.

2.10 Numbers atau angka


Penulisan angka dalam artikel penelitian dapat terdiri dari berbagai
bentuk dan aturan, seperti penulisan angka dalam bentuk angka, huruf,
variasi di antara keduanya, ordinal, roman, penggunaan koma, penulisan
desimal (APA, 2010). Penulisan angka dalam bentuk angka ditulis untuk
angka diatas 10, grafik, pengukuran, statistik atau fungsi matematika,
tanggal, usia, hari, skor, uang, dan penulisan spesifik yang mengarah pada
bagian buku dan tabel (APA, 2010). Penulisan angka menggunakan huruf
ditulis pada angka yang berada di awal kalimat, pecahan, angka yang dapat
diterima secara universal (APA, 2010). Terkait dengan penulisan angka
desimal, penulis harus menggunakan titikataupoint sebagai tanda desimal
dan meletakkan angka 0 untuk angka desimal di bawah satu, sebelum titik
desimal (APA, 2010). Penggunaan koma diberlakukan pada penulisan angka
diatas seribu, kecuali pada angka halaman, binary digits, angka bersambung,
temperatur, frekuensi, dan derajat kebebasan (APA, 2010).
Pada artikel ditemukan ada begitu banyak kesalahan dalam penulisan
angka. Dimana yang terbanyak adalah kesalahan penulis dalam
menggunakan koma sebagai tanda desimal (seharusnya menggunakan
titikataupoint). Selain itu, penulis juga tidak menggunakan tanda koma untuk
menuliskan angka diatas seribu. Kesalahan telah diberi highlight dan catatan
pada artikel serta dibenarkan pada berkas pembetulan.

2.11 Use of Italics


Penggunaan huruf yang dimiringkan (italics) dapat digunakan dalam
penulisan judul artikel, buku, atau berbagai publikasi, spesies, varietas,
pengenalan teknik baru, kutipan kata atau kalimat, kata yang bersifat
ambigu, tulisan atau simbol statistik, skor tes dan skala, volume periodik, dan
anchor’s scale (APA, 2010). Penulis telah menggunakan penulisan italics
pada kata dalam artikel dengan tepat.

2.12 Abbreviations atau singkatan


Singkatan dalam artikel memang seringkali muncul dan terdiri dari
beragam jenis, seperti latin abbreviations, scientific abbreviations, other
abbreviations, dan plural of abbreviations (APA, 2010). Terkait penulisan
singkatan ini sendiri sebenarnya sudah disinggung pada bagian point atau
titik di atas. Penulisan singkatan selalu menggunakan huruf kapital jika
terletak pada awal kalimat (APA, 2010). Pada penulisan singkatan latin
abbreviations menggunakan titik di antara huruf singkatan tersebut,
sedangkan pada scientific abbreviatioins dan singkatan nama-nama khusus
yang telah dijelaskan sebelumnya, tidak menggunakan titik dalam
penulisannya (APA, 2010). Dalam artikel ini, penulis telah menuliskan
singkatan sesuai dengan acuan dalam APA.

3. Teknik Pengutipan dan Daftar Pustaka


3.1 Direct Quotation atau Kutipan Langsung
Direct quotation atau kutipan langsung merupakan suatu teknik
reproduksi dan mengutip secara langsung hasil tulisan penulis dari penelitian
sebelumnya, dimana diperlukan pencantuman nama penulis, tahun, dan
halaman atau paragraf spesifik dari sumber terkait (APA, 2010). Penulisan
kutipan langsung dapat diawali dengan tanda petik (untuk kutipan yang
terdiri dari kurang dari 40 kata) dan membentuk paragraf baru dengan
diawali dengan titik dua (untuk kutipan yang terdiri dari lebih dari 40 kata)
(APA, 2010). Pengutipan dapat dilakukan secara langsung (tanpa penjelasan
dari penulis terkini) dan bisa disisipkan dengan penjelasan dengan
menggunakan teknik tertentu (APA, 2010). Selain itu pengutipan dapat
diambil dalam kutipan lain yang mencantumkan kutipan yang sesuai dengan
penulisan penelitian penulis (APA, 2010). Namun sayangnya, pada artikel
ini tidak terdapat direct quotation yang dicantumkan oleh penulis.
3.2 Indirect Quotation atau Kutipan Tidak Langsung
Indirect quotation atau kutipan tidak langsung memang tidak tertulis
secara eksplisit dalam acuan APA. Namun, penjelasan yang serupa dengan
indirect quotation dapat diperoleh dari definisi adaptation; yakni teknik
memparafrase bahan atau materi yang sesuai dengan penelitian untuk
membentuk tujuan yang baru (APA, 2010). Untuk APA sendiri terdapat
batasan dalam pengutipan dan adaptasi (sehingga tidak perlu meminta izin
dari APA), yakni maksimal menggunakan tiga figures atau tabel dari jurnal
atau artikel, terdiri dari kurang dari 400 kata untuk diekstraksi dari single
text dan kurang dari 800 kata untuk teks yang bersambung (APA, 2010).
Sebagaimana kutipan langsung, kutipan tidak langsung juga sangat penting
untuk mencantumkan sitasi dari sumber yang digunakan baik di akhir
kalimat maupun di bagian tengah dan depan kalimat (APA, 2010). Selain itu,
penulisan nama penulis dalam kutipan juga perlu diperhatikan. Nama penulis
yang terdiri dari lebih dari sama dengan 6 orang, maka ditulis “et al.” setelah
nama penulis (APA, 2010). Kutipan dalam artikel ini secara keseluruhan
menggunakan kutipan tidak langsung. Namun terdapat beberapa kesalahan
kecil dalam penulisan pengutipan dalam artikel tersebut, yakni pada
penulisan kalimat yang mengarah pada nama penulis yang berada di tengah
kalimat. Seharusnya nama penulis ditulis diluar tanda kurung sitasi, sehingga
yang terdapat dalam tanda kurung hanya tahun saja. Selain itu penulis
menulis sitasi dengan jumlah penulis lebih dari 6 orang dengan kata “, dkk.”.
Kesalahan telah diberi highlight dan catatan pada artikel serta dibenarkan
pada berkas pembetulan.
3.3 References atau Daftar Pustaka
Penulisan daftar pustaka memiliki beberapa elemen pendukung di
dalamnya, seperti informasi nama penulis dan editor, tahun publikasi, judul,
informasi publikasi, dan sumber elektronik (APA, 2020). Teknik penulisan
daftar pustaka dan kesalahan dalam penulisannya telah dijelaskan pada
bagian 1.9. Penulisan nama penulis berada di awal kalimat, dimana
penulisan nama dapat dituliskan inisial atau nama lengkapnya (APA, 2010).
Untuk penulisan judul, terdapat beberapa jenis penulisan yang berbeda
berdasarkan jenis sumbernya; article atau chapter title ditulis dengan
menggunakan huruf kapital pada awal kata judul saja serta tanpa
menggunakan font italic dan quotation mark (APA, 2010); periodical title
(jurnal, koran, majalah) ditulis dengan menggunakan uppercase dan
lowercase letters, serta ditulis dengan font italic (APA, 2010); nonperiodical
title (buku dan laporan) ditulis dengan menggunakan huruf kapital pada awal
kata judul saja, menggunakan font italic, melengkapi dengan volume atau
edition atau nomor laporan (jika ada), dan diakhiri titik (APA, 2010);
nonroutine information in titles ditulis dengan menggunakan brackets dan
menggunakan huruf kapital pada awal kata judul saja (APA, 2010).
Serupa dengan penulisan judul yang penulisannya berbeda-beda
tergantung jenis sumbernya, publication information memiliki elemen-
elemen yang berbeda berdasarkan sumbernya, antara lain: periodicals
(mencantumkan volume, serta nomor jurnal isu, dan diakhiri dengan titik),
nonperiodicals (mencantumkan lokasi penerbit dan beri titik dua setelahnya,
cantumkan nama penerbit, akhiri dengan titik) (APA, 2010). Terkait dengan
kutipan elektronik, perlu dicantumkan DOI atau jika tidak ada DOI,
cantumkan alamat web (https://) dan awali dengan kalimat retrieved from
(APA, 2010).
Dalam artikel ini, penulis tidak mencantumkan kalimat “retrieved from”
sebelum alamat web dan hanya mencantumkan kata from. Dan terdapat satu
kesalahan dalam penulisan judul yang menggunakan huruf kapital pada
seluruh huruf awal pada setiap kata dalam judul. Selain itu, secara
keseluruhan daftar pustaka dituliskan dengan benar. Kesalahan telah diberi
highlight dan catatan pada artikel serta dibenarkan pada berkas pembetulan.
Daftar Pustaka
Dimyati & Mujiono, 2006, Belajar dan Pembelajaran, Jakarta: Rineka Cipta.

F. Nugrahani, 2008, Metodologi Penulisan Karya Ilmiah

George Forbes Memorial Library, Lincoln University. (2010). APA style

referencing, 6th Edition. Canterbury, New Zaeland: Author.

Anda mungkin juga menyukai