Assesment atau penilaian tidak bisa dilepaskan dengan peran guru sebagai tenaga
pengajar. Assesment termasuk salah satu indikator penentu untuk mengetahui seberapa jauh
keberhasilan atau bahkan kegagalan yang dilakukan oleh guru atau dosen selaku agen
pembelajaran dan siswa sebagai subjek pembelajaran, sebelum memilih metode yang tepat
sasaran yang dianggap sesuai dengan kondisi pembelajaran yang ada sehingga untuk langkah
selanjutnya efektifitas, efisiensi dan daya tarik pembelajaran dapat terselenggara dengan baik
dan dapat menghasilkan keluaran belajar yang kompeten yang dapat membuat assesment
pembelajaran di sekolah tersebut bernilai positif, sesuai tujuan pendidikan nasional.
Bertolak dari ketentuan perundangan PP.No.19 tahun 2003, tentang Standar Nasional
Pendidikan, yang menguraikan delapan standar mutu pendidikan yaitu, (1) standar isi, (2)
standar proses, (3) standar kompetensi lulusan, (4) standar pendidikan dan kependidikan, (5)
standar sarana dan prasarana, (6) standar pengelolaan, (7) standar pembiayaan, dan (8)
standar penilaian (assesment), maka kita dapat melihat bahwa standar penilaian (assesment)
adalah ”standar penentu” bagi kesuksesan suatu proses pembelajaran. Hal ini berarti bahwa
assesment (penilaian/evaluasi), merupakan indikator penting yang harus dikuasai oleh setiap
guru atau dosen untuk mengetahui apakah seluruh standar tersebut berhasil atau gagal dalam
proses pembelajaran yang dilaksanakannya, setelah diperoleh hasil assesment dari proses
pembelajaran.
Dari assesment ini pula, kita dapat mengetahui apakah guru atau dosen sebagai
perancang dan pengelola proses pembelajaran, telah memenuhi standar kualifikasi akademik
yang dimaksud oleh PP. No.19 tahun 2005, dimana guru harus memenuhi empat standar
kompetensi sebagai agen pembelajaran, yaitu standar kompetensi pedagogis, standar
kompetensi kepribadian, standar kompetensi profesional, dan standar kompetensi sosial, yang
membuat assesment pembelajaran di sekolah tersebut berkualitas.
A. Pengertian Assesmen dan Pembelajaran
Assesmen yang dalam bahasa Inggris disebut dengan ”Assesment” mengandung
makna taksiran/penaksiran, penilaian, penilaian keadaan, beban, pembebanan atau
pemikulan. Menurut H.A.R Tilaar assesment adalah alat tes untuk mengukur performan
siswa dalam proses belajar. Salah satu contoh tes (assesment) yang menjadi industri besar di
Amerika adalah test TOEFL (tes bahasa Inggris) yang digunakan untuk memasuki perguruan
perguruan tinggi terkemuka di Amerika. Hal senada diungkapkan oleh Tardif (1989) bahwa
assesment adalah evaluasi terhadap proses penilaian untuk menggambarkan prestasi yang
dicapai oleh siswa, sesuai kriteria yang ditetapkan, contoh assesment di Indonesia salah
satunya adalah UN (Ujian Nasional) yang dahulu dikenal dengan EBTANAS. Lebih lanjut
Lefrancois (1982:336) mengemukakan bahwa assesmen adalah alat ukur/evaluasi, bagi
guru/dosen untuk mengetahui, memonitor, merekam, mendorong, dan meningkatkan atau
memotivasi prestasi siswa yang akan menjadi umpan balik bagi diri siswa sendiri untuk
mengukur kelemahan dan kekuatannya dalam mengukur diri. Sedangkan Assessment
menurut Hopkins & Antes (1990:31) adalah alat ukur/evaluasi, bagi guru untuk mengetahui
kemajuan siswa sesuai dengan tujuan pembelajaran”. Lebih tegas lagi Gagne & Briggs
menjelaskan assesment adalah alat ukur keberuntungan guru dan siswa untuk mengevaluasi
diri mereka sendiri (self assesment) dalam meningkatkan keberhasilannya dan inisiatif diri.
Dalam pendidikan assessmen sering dirangkai dengan kata pembelajaran
(Assesment Of Learning). Pembelajaran menurut Reigeluth dan Degeng adalah ”Upaya
untuk membelajarkan siswa”. Morton & Macbeth seperti yang dikutip Beard & Senior
(1980:76) mengungkapkan bahwa assesment of learning adalah evaluasi pada landasan
psikologis yang dilakukan oleh guru untuk mengetahui sejauh mana siswa mampu
mengevaluasi diri, dimana guru dapat mempengaruhi hasil belajar siswa dengan tahapan :
1. Menjadikan alat evaluasi sebagai umpan balik.
2. Memilih alat evaluasi yang objektif dan adil, dengan menginformasikannya kepada siswa,
3. Memberi kesempatan siswa untuk mengevaluasi diri,
4. Memberi kesempatan siswa untuk mengevaluasi teman.
Berdasarkan uraian di atas, dapat kita simpulkan bahwa assesmen dalam
pembelajaran secara istilah adalah upaya penilaian untuk mengukur (keberhasilan atau
kegagalan) suatu proses pembelajaran sekaligus sebagai umpan balik bagi guru dan siswa.
Bagi siswa assessmen dapat dijadikan evaluasi dirinya sejauhmana mereka memiliki
kompetensi setelah mengikuti proses pembelajaran. Bagi guru assessmen dapat dijadikan alat
evaluasi yang objektif untuk mengukur sejauhmana kemampuan guru dalam melaksanakan
proses pembelajaran.
Colin Rose, pakar accelerated learning, menjelaskan bahwa diri kita adalah hakim
yang terbaik untuk menilai kemampuan dan kekurangan diri sendiri (self assesment). Kita
harus menguasai 8 kecerdasan yang ada pada diri kita dan siswa didik , sebelum membuat
evaluasi/assesment ke arah tercapainya tujuan pembelajaran. Delapam kecerdasan itu adalah:
1. Kecerdasan linguistik (berminat pada drama, pendengar yang baik, pembicara yang fasih,
pandai menjelaskan sesuatu, senang menulis)
2. Kecerdasan matematis, logis (pemikir yang logis dan analisis).
3. Kecerdasan visual/spasial (pengamat,penentuarah pemikiran,pembuat pola diagram yang
teliti).
4. Kecerdasan musikal(pendengar bunyi alam yang baik dan penghafal baik, penulis lirik atau
musik yang baik).
5. Interpersonal (mediator yang tangguh).
6. Intrapersonal (eksklusif, penyendiri, penghayal).
7. Fisik (bekerja dengan benda, senang bergerak,olahragawan).
8. Naturalis (Pencinta alam,yang mampu menyebut nama jenis tanaman ,hewan dan pemerhati
lingkungan yang baik).
Dalam membuat assesment pembelajaran, sebaiknya para pendidik memperhatikan
tingkat kecerdasan siswa dan perbedaan yang ada dalam diri masing-masing siswa sesuai 8
kecerdasan yang tersebut. Pendidik juga harus mampu memotivasi siswa sehingga dapat
memberikan hasil yang baik dalam melatih daya ingat dan menggali potensi kecerdasan
mereka sebagaimana yang dijelaskan dalam penelitian Vernon dari Universitas Texas , yang
dikutip oleh Colin Rose bahwa terdapat perbedaan persentase ingatan dalam proses
pembelajaran sebagai berikut:
1) Belajar dengan Membaca akan menghasilkan daya ingat 20% saja
2) Belajar dengan Mendengar akan menghasilkan daya ingat 30% saja
3) Belajar dengan Melihat akan menghasilkan daya ingat 40% saja
4) Belajar dengan Mengucapkan akan menghasilkan daya ingat 50% saja
5) Belajar dengan Melakukan akan menghasilkan daya ingat 60% saja
6) Maka Belajar dengan Membaca,Mendengar,Melihat,Mengucapkan,dan Melakukan akan
menghasilkan daya ingat sebanyak 90% (Luar biasa).
Penelitian Vernon yang tersebut di atas dapat kita sandingkan dengan ”Gaya
Pembelajaran” Model Quantum Teaching dalam mengevaluasi pemahaman dan interaksi
siswa dalam proses pembelajaran, yang dipaparkan oleh Bobby De Porter, Mark Reardon dan
Sarah Singer Nourie dalam istilah TANDUR (singkatan kata dari, T= Tumbuhkan, A=Alami,
N = Namai, D = Demonstrasikan, U = Ulangi, R = Rayakan ). T = Tumbuhkan minat siswa
dalam pembelajaran, dengan AMBAK ( Apa Manfaatnya BAgiKu /siswa). Dalam hal ini
guru memotivasi minat belajar Siswa untuk ikut memberi keputusan kepada tujuan
pembelajaran yang akan dicapai). A = Ciptakan ”pengalaman” yang membuat siswa, merasa
mengalami peristiwa yang disampaikan, untuk menumbuhkan minat belajar siswa dalam
proses pembelajaran. N = Siapkan kata kunci untuk penamaan yang akan memudahkan daya
ingat siswa. D = Demonstrasikan , sebagai entuk aplikatif dari pengetahuan/ide/pesan yang
disampaikan guru.U = Ulangi , adakan tes formatif atau post test sebagai alat ukur
pemahaman. R = Rayakan keberhasilan Proses Pembelajaran yang interaktif , efisien dan
efektif, di antara guru dan siswa. G. ”10 Prinsip Assesment ”, untuk keberhasilan evaluator
rofesional.
Dalam membuat assesment/evaluasi/penilaian, pendidik harus memperhatikan dan
menguasai sepuluh prinsip assesment , dengan melaksanakan tahapan-tahapan berikut ini :
a) Pendidik harus membuat Perencanaan yang efektif bagi dirinya dan
anak didiknya.
b) Assesmen harus terfokus pada siswa sebagai subjek pembelajaran
(student center).
c) Assesment harus interaktif , Reflektif dan dapat dilaksanakan.
d) Assesment adalah kunci ketrampilan Guru.
e) Assesment adalah alat evaluasi yang sensitif dan Konstruktif terhadap
dampak emosi siswa.
f) Assesment harus memperhitungkan Motivasi Belajar siswa.
g) Promosikan tujuan belajar, dan libatkan siswa sebagai pengambil
keputusan.
h) Assesment adalah Bimbingan Belajar sebagai upaya peningkatan mutu
pendidikan.
i) Assesment akan membangun jiwa kepemimpinan(kemandirian) dan
kepekaan. siswa.
j) Assesment harus sesuai dengan tingkat kecerdasan / kemampuan
siswa yang berbeda satu sama lainnya.
Sehingga peserta didik (siswa didik) yang melaksanakan Evaluasi tersebut lebih
mempersiapkan diri dalam menghadapi berbagai test, baik pre test atau post test, test sumatif
atau formatif, baik evaluasi yang dilakukan oleh evaluator dari luar maupun dari dalam,tidak
akan menjadi faktor utama yang perlu dikhawatirkan dalam penilaian assesmen pembelajaran
bagi hasil evaluasi mereka.
Dalam setiap tipe portofolio harus terdapat komponen dasar sebagai mana tercantum
diatas. Beberapa ahli membagi portofolio menjadi dua yaitu Portofolio Proses dan Portofolio
Produk. Portofolio proses berisi dokumentasi dari tahapan-tahapan pembelajaran dan catatan
kemajuan siswa. Sedangkan Portofolio Produk hanya berisi kumpulan hasil kerja terbaik
siswa. Untuk mengetahui proses dan membantu siswa mencapai tujuan pembelajaran,
biasanya guru menggunakan portofolio proses, sedangkan untuk mengetahui penguasaan
akhir digunakan portofolio produk.
Ada beberapa kelebihan dari Penilaian Portofolio ( sebagaimana dikutip oleh Julia
Scherba dari Venn ) seperti:
Menunjukkan evaluasi diri siswa, refleksi, dan pemikiran kritis
Mengukur Kinerja dasar berdasarkan contoh original pekerjaan siswa
Memberikan fleksibilitas dalam mengukur bagaimana siswa mencapai tujuan
Memungkinkan guru dan siswa berbagi tanggung jawab dalam menentukan tujuan belajar
dan untuk evaluasi kemajuan.
DAFTAR PUSTAKA
Abdullah . 2009. Pengembangan Kurikulum Teori dan Praktek. Jakarta: Arruz Media.
De Porter, Bobby, dkk. 2007. Quantum Teaching. Bandung: Haifa.
Qualification and Curriculum Agency,QCDA@http://www.qcda.gov.uk/4336.aspx.
http://www.um.pwr.ac.id/web/article/409-optimalisasi-peran-guru-dalam- evaluasi-
program- pembelajaran.html.
Aqib, Zainal dan Elham Rohmanto. 2007. Profesionalisme Guru dan Pengawas Sekolah,
Jakarta: Yrama Widya.
Rose, Colin. 2002. Accelerated Learning. Bandung: Haifa.
Degeng, Nyoman Sudana & Yusufhadi Miarso. 1993. Buku Pegangan Teknologi
Pendidikan,”Terapan Teori Kognitif dalam Disain Pembelajaran”. Jakarta: Departemen
Pendidikan dan Kebudayaan Dirjen DIKTI, Proyek Pengembangan Pusat Fasilitas Bersama
Antar Universitas / IUC (Bank Dunia XVII).
Tilaar, H.A.R. 2006. Standardisasi Pendidikan Nasional,Suatu Tinjauan Kritis, Jakarta:
Rineka Cipta.
Qualification and Curriculum Agency,QCDA@http://www.qcda.gov.uk/4336.aspx
Susanto. 2007, Pengembangan KTSP dengan Perspektif Manajemen Visi. Jakarta: Mata Pena
Syah, Muhibbin.1999. Psikologi Belajar. Jakarta: Rajawali Press.
Hart, D. (1994). Authentic Assessment: A Handbook for Educators . Hart, D. (1994).
Authentic Assesment: A Handbook for Educators. Menlo Park, CA; Addison-Wesley Pub.
Menlo Park, CA; Addison-Wesley Pub. Co. Co.
http://educare.e-fkipunla.net Generated: 4 February, 2010, 07:09
http://educare.e-fkipunla.net/index2.php?option=com_content&do_pdf=1&id=11.
http://rosda.co.id/index.php?info=resensi&resensi=49&page1=2&perpage1=10.
http://translate.google.co.id/translate?hl=id&langpair=en|
id&u=http://www.teachervision.fen.com/assessment/resource/5942.html.
http://www.provost.cmich.edu:80/assessment/toolkit/developingrubrics.htm.
http://www.provost.cmich.edu:80/assessment/toolkit/types.htm.
Julia Scherba, Ph.D. University of New Mexico, http://www.unm.edu/~devalenz/index.html.
Meg Sewell, Mary Marczak, & Melanie Horn , THE USE OF PORTFOLIO ASSESSMENT
IN EVALUATION , University of Arizona. http://ag.arizona.edu.
Miarso, Yusufhadi. 2007. Menyemai Benih Teknologi Pendidikan . Kerjasama Pusat
Teknologi Komunikasi dan Informasi Pendidikan PUSTEKOM DIKNAS,Cet.ke 3
Prince George County Public School http://www.pgcps.org/~elc/theory.html.
Qualfication and Curriculum Agency,qcda http://www.qcda.gov.uk/4336.aspx.
http://www.um.pwr.ac.id/web/article/409-optimalisasi-peran-guru-dalam-evaluasi-program-
pembelajaran.html.
Santrock, John W. 2007. Psikologi Pendidikan. Jakarta: Kencana
Syah, Muhibbin. 2008. Psikologi Pendidikan dengan Pendekatan Baru. Bandung:
Remadja Rosdakarya.