Anda di halaman 1dari 36

http://www.vedcmalang.com/pppptkboemlg/index.

php/menuutama/depart
emen-bangunan-30/1266-supono-1-2014

PENERAPAN SELF ASSESSMENT DALAM PEMBELAJARAN


KETERAMPILAN
Studi Kasus pada Diklat Plumbing And Heating bagi Kandidat Kompetitor
Asean Skills Competition (ASC)

Oleh: Supono, S.Pd., ST., MT.

Widyaiswara Madya pada Program Studi Plambing dan Sanitasi Departemen


Bangunan PPPPTK Bidang Otomotif dan Elektronika Malang

Abstrak

Belajar merupakan proses transfer sikap, pengetahuan, dan keterampilan kepada


peserta didik. Keberhasilan pembelajarandipengaruhi banyak hal agar kegiatan
tersebut bisa mencapai tujuan secara maksimal. Mulai dari kesiapan peserta didik,
sarana, bahan ajar, metode, pengayaan, sampai dengan cara evaluasinya.

Belajar keterampilan memerlukan pendekatan yang berbeda bila dibandingkan


dengan belajar yang menitik beratkan aspek pengetahuan. Sebagai contoh,
pembelajaran keterampilan bagi kandidat competitor yang akan mengikuti lomba
Asean Skills Competition (ASC). Asean Skills Competition (ASC) adalah ajang
kompetisi untuk menunjukkan keunggulan keterampilan bagi para competitor yang
berasal dari Negara-negara Asean. Ada strategi tertentu untuk mempersiapkan
competitor yang akan berlomba, khususnya dalam hal pembelajarannya. Salah satu
cara yang digunakan adalah dengan menerapkan self assesment (penilaian diri)
pada proses belajarnya..

Self assesment (penilaian diri) adalah menilai hasil belajar peserta didik dengan
cara melibatkan mereka dalam penilaian. Self assessment mencakup dua elemen
kunci dalam setiap penilaian hasil belajar yaitu pertama, penentuan kriteria atau
standar yang diterapkan untuk menilai hasil belajar peserta didik dan kedua,
melakukan penilaian terhadap sejauh mana hasil belajar telah dicapai berdasarkan
kriteria yang telah ditetapkan.

Dari penerapan self assesment diketahui bahwa self assessment dapat


menimbulkan motivasi yang tinggi bagi peserta didik dalam belajar, karena mereka
mengetahui dengan jelas target belajar yang harus diraih. Di samping itu, dengan
menerapkan self assessment mereka dapat memahami posisi kompetensi yang
sudah mereka raih, baik itu kelebihan dan kelemahannya sehingga bisa menentukan
target tujuan dan rencana tindakan pada pembelajaran berikutnya.

Kata kunci: Self Assessment, Pembelajaran Keterampilan

Pendahuluan

Sejak tahun 2000, PPPPTK Bidang otomotif dan Elektronika Malang


mendapat kepercayaan dari Kemnakertrans RI untuk mempersiapkan kandidat
kompetitor yang berlomba pada Asean Skills Competition (ASC). Lomba ini
diadakan setiap 2 tahun sekali. Untuk menghadapi ASC ke-9 yang diselenggarakan
di Jakarta tahun 2012, ada beberapa bidang lomba yang kandidatnya dipersiapkan
oleh PPPPTK Bidang otomotif dan Elektronika Malang yaitu Brick Laying, Wall and
Floor Tiling, dan Plumbing and Heating. Kepercayaan ini diberikan kepada PPPPTK
Bidang otomotif dan Elektronika Malang karena beberapa bidang lomba tersebut
biasanya bisa meraih medali dan penghargaan, baik itu medali emas, medali perak,
medali perunggu, maupun penghargaan Diploma Certificates.

Prestasi terbaik yang pernah diraih oleh para peserta lomba ASC yang
dipersiapkan oleh PPPPTK Bidang otomotif dan Elektronika Malang itu sebenarnya
tidak terlepas dari model pembelajaran yang diterapkan kepada peserta didik, dan
juga termasuk di dalamnya adalah cara mengevaluasi hasil belajarnya. Salah satu
cara yang diterapkan untuk mengevaluasi hasil belajar peserta adalah self
assessment atau penilaian diri. Pendekatan evaluasi ini dipilih karena ternyata dari
pengalaman sebelumnya terbukti bahwa cara ini lebih memberikan pengaruh yang
positif bagi perkembangan belajar peserta didik, terutama hasil belajarnya. Berikut
ini akan dipaparkan teori dan konsep self assessment, tahap-tahap pelaksanaan,
refleksi dari tahapan pelaksanaan, kesimpulan dan saran.

Self Assessment (Penilaian Diri)

Menurut Boud & Falchikov(1989), self-assessment(penilaian diri) yaitumenilai


peserta didik dengan cara melibatkan mereka dalam membuat penilaian tentang belajar
mereka sendiri, terutama tentang prestasi mereka dan hasil dari pembelajaran mereka. Self
assessment memberikan kontribusi pada proses belajar peserta didik terutama untuk
mengarahkan semua kemampuannya dalam mencapai target belajar yang telah ditentukan.
Disamping itu self assessment juga dapat dipergunakan untuk melakukan perbaikan
terhadap kompetensi peserta didik yang diketahui belum mencapai hasil seperti yang
diharapkan selama proses belajar berlangsung. Tentu saja hasil self assessment juga bisa
dipakai untuk menentukan nilai akhir dari peserta didik.

Penggunaan istilah self assessment mencakup dua elemen kunci dalam setiap
penilaian hasil belajar yaitu pertama, penentuan kriteria atau standar yang diterapkan untuk
menilai hasil belajar peserta didik dan kedua, melakukan penilaian terhadap sejauh mana
hasil belajar telah dicapai berdasarkan kriteria yang telah ditetapkan. Dalam kasus yang
akan dibahas berikut ini, sebagian besar kriteria ditentukan oleh pengajar berdasarkan
acuan yang sudah ada. Sedangkan peserta didik hanya terlibat dan melakukan self
assessment terhadap hasil belajar yang telah mereka lakukan, kecuali kriteria aspek waktu.

Penerapan self assessment dapat memberi dampak positif terhadap perkembangan


kepribadian seseorang. Keuntungan penerapan self assessment di kelas antara lain:
a. dapat menumbuhkan rasa percaya diri peserta didik, karena mereka diberi kepercayaan
untuk menilai dirinya sendiri.

b. peserta didik menyadari kekuatan dan kelemahan dirinya, karena ketika mereka
melakukan penilaian, harus melakukan introspeksi diri terhadap kekuatan dan kelemahan
yang dimilikinya.

c. dapat mendorong membiasakan dan melatih peserta didik untuk berbuat jujur, karena
mereka dituntut untuk jujur dan objektif dalam melakukan penilaian.

Biasanya ada kecenderungan peserta didik akan menilai diri terlalu tinggi dan
subyektif. Oleh karena itu self assessment harus dilakukan berdasarkan kriteria yang jelas
dan objektif. Menurut Komalasari (2010: 167) penilaian diri (self assessment) oleh peserta
didik di kelas perlu dilakukan melalui langkah-langkah sebagai berikut:

a. menentukan kompetensi atau aspek kemampuan yang akan dinilai

b. menentukan kriteria penilaian yang akan digunakan

c. merumuskan format penilaian, dapat berupa pedoman penskoran, daftar tanda cek atau
skala penilaian.

d. meminta siswa untuk melakukan penilaian diri

e. guru mengkaji hasil penilaian secara acak, untuk mendorong siswa supaya senantiasa
melakukan penilaian diri secara cermat dan objektif
f. menyampaikan umpan balik kepada siswa berdasarkan hasil kajian terhadap sampel
penilaian yang diambil secara acak

Sementara itu Rolheiser dan Ross (2011) membagi langkah-langkah melakukan self
assessment ke dalam empat tahap yaitu:

a. Tahap 1 yaitu melibatkan peserta didik dalam mendefinisikan kriteria yang akan
digunakan untuk menilai kinerja mereka.Langkah-langkah khusus untuk memandu tahap
ini adalah sebagai berikut:

 peserta didikmelakukan curah pendapat (brainstorming) untuk menentukan kriteria


penilaian

 guru dan peserta didikberdiskusi untuk menentukan kriteria penilaian yang telah
didapat dari hasil curah pendapat (brainstorming) peserta didik

 menggunakan bahasa peserta didik untuk bersama-sama mengembangkan kriteria


atau rubrik penilaian.

b. Tahap 2 yaitu mengajarkan kepada peserta didikcara menerapkan kriteria yang telah
dibuat untuk menilai pekerjaan mereka sendiri. Langkah-langkah spesifik pada tahap ini
adalah sebagai berikut:

 menunjukkan contoh-contoh kasus yang biasanya dinilai


 peserta didik melakukan praktekmenilai sebuah kasus menggunakan kriteria
yang telah dibuat.

c. Tahap 3 yaitu memberi umpan balik kepada peserta didik terhadap self assessment yang
telah mereka lakukan. Langkah-langkah spesifik yang dapat memandu tahap ini adalah:

 menyediakan data pembanding atau hasil penilaian yang sudah ada

 diskusi tentang persamaan dan perbedaan antara self assessment yang telah
dilakukan peserta didik dengan pedoman acuan penilaian atau penilaian yang
dilakukan orang lain.

d. Tahap 4yaitu membantu peserta didik untuk mengembangkan tujuan yang lebihbaik dan
membuat rencana tindakan. Langkah-langkah spesifik yang dapat memandu tahap ini
adalah:

 peserta didik mengidentifikasi kekuatanatau kelemahan yang didasarkan pada data


pembanding

 peserta didik menentukan tujuan

 guru memandu peserta didik untuk mengembangkan tindakan yang spesifik untuk
mencapai tujuan mereka

 mencatat tujuan yang ingin diraih oleh peserta didik dan rencana tindakannya.
Penerapan Self Assessment (Penilaian Diri) dalam Pembelajaran Keterampilan

Penerapan self assessment pada diklat Plumbing and Heating bagi kandidat
kompetitor Asean Skills Competition (ASC) ini, langkah-langkahnya mengadopsi
teori yang dikemukan oleh Rolheiser dan Ross (2011), yaitu terdiri dari empat tahap.
Namun demikian kegiatan pada setiap tahapnya mengalami modifikasi, disesuaikan
dengan situasi dan kondisi pembelajaran keterampilan. Misalnya pada tahap satu,
saat awal pelajaran dimulai tidak langsung membuat kriteria penilaian, namun
kepada peserta diklat dijelaskan terlebih dahulu tujuan belajar, kompetensi yang
ingin dicapai dan tentu saja cara menilainya.

Pelaksanaan pembelajaran ini dilakukan pada tanggal 21 Nopember 2011


sampai dengan tanggal 25 Nopember 2011 dengan jumlah peserta diklat sebanyak
3 (tiga) orang. Pekerjaan yang dilakukan oleh peserta diklat yaitu membuat instalasi
pipa air bersih, instalasi pipa air kotor, instalasi pipa air panas dan instalasi pipa gas.
Semua instalasi pipa tersebut harus terpasang pada dinding papan. Bahan dan
sambungan pipa yang digunakan yaitu untuk instalasi pipa air bersih menggunakan
pipa galvanis dengan sambungan ulir, instalasi pipa air kotor menggunakan pipa
PVC dengan sambungan lem PVC, instalasi pipa air panas menggunakan pipa
tembaga dengan sambungan brazing (perak) dan instalasi pipa gas menggunakan
pipa besi hitam (BMS) dengan sambungan las dan ulir. Di samping itu dalam
pekerjaan tersebut juga ada pekerjaan spesifik yaitu membengkok pipa tembaga
dan membengkok pipa BMS.

Tahap 1

Pada tahap 1 ini, kegiatan dimulai dengan pekerjaan menggambar. Peserta


diklat menyalin dan menggambar ulang pekerjaan yang akan dikerjakan dengan
skala: 1:5. Maksud dari kegiatan ini adalah bahwa peserta diklat diharapkan lebih
memahami maksud dari gambar kerja yang akan dikerjakan secara detail, baik
mengenai bahan pipa, sambungan pipa, ukuran, detail belokan, dan lain-lain.
Setelah menggambar gambar detail, selanjutnya mereka bisa menghitung
kebutuhan bahan berupa pipa, fitting dan bahan-bahan tambahan seperti kertas
gosok, bahan tambah las, batang perak, dan lain-lain.

Sebelum gambar kerja dikerjakan, langkah berikutnya yaitu menentukan


kriteria penilaian. Untuk menilai pekerjaan yang akan dikerjakan oleh peserta diklat
ini, kriteria penilaian mengadopsi dari pedoman penilaian dari World Skills
Competition (WSC) ke 41 tahun 2011 di London Inggris dengan beberapa
perubahan dan penyesuaian dengan kondisi yang ada. Jadi pada tahap ini proses
penentuan kriteria penilaian lebih difokuskan pada pemahaman aspek, bobot, dan
kriteria penilaian kepada peserta diklat. Aspek, bobot, dan kriteria penilaian
ditampilkan seperti pada Tabel 1. Ada satu pengecualian yaitu aspek waktu yaitu
bahwa peserta diklat menentukan sendiri waktu yang dibutuhkan untuk mengerjakan
pekerjaan itu. Keputusan waktu yang diperlukan ditentukan setelah ketiga peserta
diklat tersebut berdiskusi diantara mereka, dan menyepakati total waktunya yaitu 9
jam.

Tabel 1. Aspek, Bobot, dan Kriteria Penilaian

No Aspek Bobot Kriteria Nilai


a. x ≤ 1 mm 1.00
b. 1 mm < x ≤ 2 0.50
mm
A. Ukuran 42
c. 2 mm < x ≤ 3 0.25
mm
d. x > 3 mm 0.00
a. 0 bocor 1.00
b. 1 bocor 0.50
B. Tes Tekanan 12
c. 2 bocor 0.25
d. > 2 bocor 0.00
Kualitas 10 Mengikuti gambar sambungan di
C.
Sambungan Buku Manual untuk Kompetitor
dan Expert
a. x < 1 mm 1.00
b. 1 mm < x < 1.5 0.50
mm
D. Radius 6
c. 1.5 mm < x < 2 0.25
mm
d. x > 2 mm 0.00
Keselamatan 6 Lihat keterangan di bawah
E.
Kerja
a. x ≤ ± 0.20 1.00
b. ± 0.20 <x≤± 0.50
Ketegakan 0.30
F.
dan 10
Kedataran c. ± 0.30 < x ≤ ± 0.25
0.40
d. x > ± 0.40 0.00
a. Setiap penambahan pipa
Penggunaan sepanjang 1 m, dikurangi 1.0
G. 4
Material b. Setiap penambahan 1 fitting
dikurangi 0.5
a. + ≤ 5 menit 1.00
H. Waktu 6
b. > 5 menit 0.00
a. semua bagian 1.00
Pekerjaan sesuai gambar
I.
sesuai 4
Gambar b. ada yang tidak 0.00
sesuai gambar
Total 100

Kriteria dan nilai aspek keselamatan kerja:

Kaleng thinner terbuka ketika tidak dipakai = -1; thinner tercecer = -1; kaleng lem PVC terbuka ketika
tidak dipakai = -1; lem PVC tercecer = -1; botol gas tidak ditutup = -2; potongan pipa tercecer = -1;
pipa terjepit ketika ditinggalkan = -1; tidak memakai alat pelindung diri = -1; tidak memberi oli ketika
mengulir = -1; oli tercecer di lantai = -1; alat atau bahan tidak tertata rapi = -1; meninggalkan benda
panas = -2

Semua bentuk penilaian pada pekerjaan ini diusahakan bersifat obyektif,


sehingga siapapun yang menilai diharapkan mendapatkan hasil penilaian yang
sama dan tidak bisa. Semua aspek penilaian bisa diukur dengan alat ukur atau
kriteria yang jelas misalnya aspek ukuran diukur dengan meteran, aspek tes tekanan
diukur dengan pompa tekan, aspek kualitas sambungan dengan menggunakan
contoh atau gambar sambungan dengan keputusan ya atau tidak, aspek radius
dengan menggunakan plat mal dan batang logam dengan diameter 1 mm, 1.5 mm,
dan 2 mm, aspek keselamatan kerja dengan melihat daftar hal-hal yang harus
diperhatikan sewaktu praktek, aspek ketegakan dan kedataran dengan
menggunakan waterpas digital, aspek penggunaan material dengan melihat jumlah
tambahan bahan yang digunakan, aspek waktu dengan menjumlahkan total waktu
yang digunakan, dan aspek pekerjaan sesuai gambar kerja diukur dengan
membandingkan hasil pekerjaan dengan gambar kerja.

Tahap 2

Pada tahap kedua ini peserta diklat diajari cara mengukur pekerjaan yang
akan mereka lakukan berdasarkan kriteria yang telah dibuat. Misalnya mengukur
aspek ukuran. Ukuran panjang diukur dari as pipa sampai garis referensi, baik ke
arah tegak maupun ke arah datar. Aspek ukuran tersebut diukur dengan
menggunakan peralatan ukur seperti meteran, siku berpelurus, dan waterpas kecil.

Langkah berikutnya adalah menentukan bagian atau titik yang akan diukur.
Hal pertama yang dilakukan adalah membuat format atau tabel. Setiap aspek
dibuatkan satu tabel. Berikutnya mendiskripsikan setiap titik yang diukur pada setiap
aspeknya. Setelah itu peserta diklat diajari cara memasukkan hasil pengukuran ke
dalam format penilaian.

Setelah semua kriteria dan cara mengukurnya dipahami oleh peserta diklat,
maka mereka bisa melakukan atau mengerjakan pekerjaannya berdasarkan gambar
kerja. Di sinilah mulai nampak fungsi dari pemahaman kriteria penilaian oleh peserta
diklat, yaitu ketika mereka mengerjakan pekerjaannya. Peserta diklat akan terbantu
dan dipandu oleh pengetahuan dan keterampilan yang harus dicapai melalui kriteria
penilaian yang telah mereka ketahui. Dengan demikian semangat dan motivasi kerja
akan terarah untuk mencapai kualitas kerja yang terbaik. Dan hasil akhir pekerjaan
peserta diklat seperti pada Gambar 1.

Gambar 1: Hasil Kerja

Sesudah peserta diklat menyelesaikan pekerjaannya, langkah selanjutnya


adalah mereka menilai pekerjaannya sendiri. Pelaksanaan pengukuran terhadap
pekerjaan mereka tidak bisa dilakukan sendiri. Mereka melakukannya bertiga. Dua
orang membantu melakukan pengukuran, sedangkan satu orang lainnya yang
merupakan pemilik pekerjaan tersebut mencatat hasil pengukuran pada format yang
telah dibuat, seperti pada Gambar 2.
Gambar 2: Penilaian Hasil kerja

Kegiatan berikutnya adalah membuat perhitungan berdasarkan kriteria, misalnya


setelah dilakukan pengukuran tes kebocoran, diketahui instalasi pipa galvanis ada
kebocoran pada 2 titik, maka nilainya adalah 4 dikalikan 0.25 sama dengan 1. Titik-
titik atau bagian yang lain diukur dan dihitung dengan cara yang sama seperti itu.
Langkah terakhir pada tahap ini adalah membuat rekapitulasi total, sehingga
didapatkan hasil akhir dengan skala nilai antara 0 sampai dengan 100 dan dihitung
juga prosentase pencapaiannya. Rekapitulasi hasil penilaian dari ketiga peserta
didik ditampilkan pada Tabel 2.

Tabel 2. Rekapitulasi Hasil Penilaian

Perolehan Nilai
No Aspek Nilai
Peserta A Peserta B Peserta C
Max.
Nilai % Nilai % Nilai %

A Ukuran 42 2,73 5,93 27,7 66,0 33,3 79,3


5 8 3 4
.

12 12 100 8 66,6 12 100


B
7
. Tes Tekanan

C Kualitas Sambungan 10 5,12 51,2 9,28 92,8 9,68 96,8


.

D Radius 6 3,89 69,7 4,94 82,8 5,57 92,8


5 5 5
.
E Keselamatan Kerja 6 6 100 6 100 6 100
.

F Ketegakan dan Kedataran 10 3,4 34 6,21 62,0 8,45 84,4


5 8
.

4 4 100 4 100 4 100


G
. Penggunaan Material

H Waktu 6 3 50 6 100 6 100


.

I. Pekerjaan sesuai Gambar 4 4 100 3 75 4 100

Total 100 33,1 - 77,1 - 89,0 -


8 7 2

Tahap 3

Setelah data pengukuran dan penilaian diperoleh, hasil akhir sudah


direkapitulasi, maka hasil tersebut perlu dikalibrasi atau dikontrol kembali oleh
pengajar untuk mendapatkan hasil pengukuran dan penilaian yang valid.
Pengontrolan kembali dilakukan pada aspek, titik atau bagian tertentu secara acak.
Fungsi kontrol ini adalah untuk melihat ketepatan dan kebenaran penilaian yang
telah dilakukan oleh peserta diklat. Disamping itu fungsi kontrol ini juga dapat
menumbuhkan rasa percaya diri kepada peserta diklat. Peserta diklat akan merasa
pecaya diri bila hasil dari pengukuran yang dilakukan oleh pengajar sama dengan
yang dilakukannya, baik mengenai cara maupun hasilnya. Sehingga hal ini akan
mempengaruhi cara bekerja mereka pada pekerjaan berikutnya, tentunya menjadi
lebih baik.
Langkah berikutnya adalah pemberian umpan balik kepada peserta diklat
tentang hasil kerja yang telah mereka lakukan. Pemberian umpan balik dimulai dari
membahas keselamatan kerja. Masalah keselamatan kerja merupakan hal yang
pokok dalam bekerja, baik menyangkut masalah keselamatan orang yang bekerja,
alat yang dipakai bekerja, bahan yang dikerjakan, maupun keselamatan lingkungan
tempat bekerja. Umpan balik berikutnya yaitu masalah cara kerja yang dilakukan
oleh peserta diklat. Umpan balik ini merupakan hal-hal yang harus diperhatikan dan
diperbaiki pada pekerjaan berikutnya menyangkut sikap dan cara dalam bekerja,
misalnya teknik mengelas, cara menggunakan alat, dan lain-lain. Selanjutnya adalah
umpan balik menyangkut hasil kerja. Pengajar menunjukkan kembali hasil kerja
yang baik sesuai kriteria yang sudah ditentukan, misalnya sambungan ulir yang
benar, sambungan las yang benar, dan lain-lain.

Tahap 4

Berdasarkan rekapitulasi penilaian hasil kerja yang sudah dikerjakan oleh


peserta diklat dan umpan balik yang diberikan oleh pengajar, maka dari sana
peserta diklat bisa membuat dan menentukan kelemahan dan kelebihan tentang
hasil kerja yang telah diperoleh. Peserta diklat menganalisis sendiri hal-hal yang
menurut mereka sudah dicapai dan hal-hal yang belum dicapai dan masih
memungkinkan untuk ditingkatkan pada proses belajar berikutnya. Sebagai contoh
yaitu peserta A. Pada Tabel 3 ditunjukkan hasil analisis kelemahan dan kelebihan
yang dilakukan peserta A.

Tabel 3. Daftar Kelebihan dan Kelemahan Peserta A.

No Aspek Kelebihan Kelemahan


1. Ukuran - Setiap sambungan kelebihan
ukuran 2 mm – 4 mm
2. Tes Tekanan Tidak ada -
sambungan yang
bocor
3. Kualitas Sambungan:
 Pipa tembaga - Di setiap sambungan ada pasta
dan timah yang meluber
 Pipa galvanis - Di setiap sambungan pipa
galvanis ada kekurangan dan
kelebihan ulir 1 mm – 3 mm
 Pipa BMS - Sambungan las BMS kurang baik
dan tidak membentuk alur
4. Sudut dan Radius - Sudut dan radius kurang sesuai
dengan gambar dan ada belokan
dengan R longgar 2 mm
5. Ketegakan dan - Banyak yang kurang tegak dan
Kedataran datar disebabkan karena gambar
dinding tidak tepat
6. Waktu Pengerjaan pipa Pengerjaan gambar, pipa PVC,
galvanis dan pipa dan pipa tembaga waktunya
BMS sesuai dengan melebihi yang ditentukan
waktu yang
ditentukan

Langkah terakhir dari proses self assessment adalah setiap peserta diklat
membuat rencana tindakan untuk pekerjaan selanjutnya. Rencana tindakan yang
spesifik ini adalah semacam komitmen dari peserta diklat untuk melakukan tindakan
yang lebih baik pada pekerjaan selanjutnya. Pengajar bisa berperan untuk
membantu peserta diklat dalam proses ini. Daftar rencana tindakan yang dibuat
peserta diklat ditampilkan seperti pada tabel 4.

Tabel 4. Daftar Rencana Tindakan Perbaikan Peserta A.

No Aspek Tujuan Rencana Tindakan Perbaikan


1. Ukuran Membuat ukuran antar  Pipa galvanis sebelum dipotong
as pipa sesuai dengan ditentukan titik potongnya, kemudian
yang ditentukan buat ulir sesuai ukuran standar
 Pipa tembaga dipotong sesuai
dengan ukuran sebelum dibrazing
 Pipa PVC dipotong sesuai dengan
ukuran
 Pipa BMS sebelum disambung
dengan las, ukur panjangnya dengan
teliti agar tidak ada kelebihan panjang
saat dilas.
2. Kualitas Membuat sambungan  Bersihkan pasta yang ada pada pipa
Sambungan pipa sesuai dengan tembaga sebelum dipatri agar timah
kriteria yang ditentukan tidak meluber
 Pipa BMS sebelum dilas, diberi tanda
dengan kapur agar bisa membentuk
alur
3. Sudut dan Membuat sudut dan  Sudut dan radius harus diperhatikan
Radius radius sesuai kriteria dengan cara mengukurnya harus
tepat.
4. Ketegakan Membuat instalasi pipa  Ketegakan dan kedataran pipa harus
dan Kedataran yang tegak dan datar selalu dikontrol dengan waterpas saat
pemasangan.
5. Waktu Mengerjakan  Kecepatan pengerjaan pipa dan
pekerjaan masih dalam gambar lebih ditingkatkan.
toleransi waktu yang
ditentukan

Refleksi

Dalam penerapan self assessment yang telah dilakukan pada semua tahapan
pembelajaran mulai tahap 1 sampai dengan tahap 4 dapat dikemukakan beberapa
hal sebagai refleksi dari kegiatan yang telah dilakukan yaitu:

a. beberapa hal yang menjadi kunci penerapan self assessment adalah keterlibatan
peserta diklat dalam menyusun kriteria penilaian, pemahaman mereka terhadap
kriteria penilaian, dan cara mengukur hasil kerja mereka berdasarkan kriteria
penilaian yang telah dibuat.

b. hasil pengamatan pengajar terhadap peserta diklat secara kualitatif terlihat bahwa
mereka bekerja dengan motivasi yang tinggi berdasarkan kriteria yang sudah
mereka ketahui. Mereka mengerahkan segala kemampuannya untuk mencapai
hasil yang optimal dengan panduan kriteria yang ada. Salah satu contohnya bisa
dilihat pada aspek keselamatan kerja pada daftar rekapitulasi penilaian. Mereka
tidak ada yang melanggar rambu-rambu keselamatan kerja yang telah dibuat,
karena pedomannya jelas sehingga mereka cenderung untuk mematuhinya.

Kesimpulan

Dari tahapan penerapan self assessment yang telah dilakukan di atas dapat
disimpulkan seperti berikut ini:

a. self assessment dapat menimbulkan motivasi yang tinggi bagi peserta diklat
dalam bekerja karena mereka mengetahui dengan jelas target belajar yang harus
diraih.

b. penerapan self assessment dapat dilakukan peserta diklat dengan baik pada
setiap tahapnya dan peserta diklat dapat memahami posisi kompetensi yang
sudah mereka raih, baik itu kelebihan dan kelemahannya sehingga bisa
menentukan target tujuan dan rencana tindakan pada pembelajaran berikutnya.

Saran

Berdasarkan kajian teori, tahapan pelaksanaan, refleksi, dan kesimpulan


yang telah dikemukakan, ada beberapa saran yang bisa disampaikan yaitu:
a. untuk pembelajaran keterampilan diusahakan kriteria penilaian bersifat obyektif
dan terukur sehingga siapapun yang melakukan pengukuran dan penilaian tidak
mengalami bias.

b. meskipun dalam self assessment ini keterlibatan peserta didik lebih dominan,
namun pengajar tetap harus melakukan pendampingan secara optimal. Self
assessment jangan dijadikan alasan oleh pengajar untuk mengurangi tanggung
jawabnya dalam menilai hasil belajar peserta didik.

Referensi

Boud, D. & Falchikov, N. 1989. Quantitative studies of student self-assessment in


higher education: a critical analysis of findings.
http://www.springerlink.com/content/x7h8l15 v0q573856/

Komalasari, K. 2010. Pembelajaran Kontekstual: Konsep dan Aplikasi. Penerbit: PT Refika


Aditama. Bandung.

Rolheiser , C. and Ross, J. A. 2011. Student Self-Evaluation: What Research Says And
What Practice Shows.http://www.cdl.org/resource-library/articles/self_eval.php

Worldsklills International. 2011. Technical Description Plumbing and Heating. Assessment


Criteria of Joint Quality. Skill 15 Plumbing and Heating. Manual for Experts and
Competitors.
PENERAPAN SELF ASSESSMENT DALAM PEMBELAJARAN
KETERAMPILAN
Studi Kasus pada Diklat Plumbing And Heating bagi Kandidat Kompetitor
Asean Skills Competition (ASC)

Oleh: Supono, S.Pd., ST., MT.


Widyaiswara Madya pada Program Studi Plambing dan Sanitasi Departemen
Bangunan PPPPTK Bidang Otomotif dan Elektronika Malang

Abstrak

Belajar merupakan proses transfer sikap, pengetahuan, dan keterampilan kepada


peserta didik. Keberhasilan pembelajarandipengaruhi banyak hal agar kegiatan
tersebut bisa mencapai tujuan secara maksimal. Mulai dari kesiapan peserta didik,
sarana, bahan ajar, metode, pengayaan, sampai dengan cara evaluasinya.

Belajar keterampilan memerlukan pendekatan yang berbeda bila dibandingkan


dengan belajar yang menitik beratkan aspek pengetahuan. Sebagai contoh,
pembelajaran keterampilan bagi kandidat competitor yang akan mengikuti lomba
Asean Skills Competition (ASC). Asean Skills Competition (ASC) adalah ajang
kompetisi untuk menunjukkan keunggulan keterampilan bagi para competitor yang
berasal dari Negara-negara Asean. Ada strategi tertentu untuk mempersiapkan
competitor yang akan berlomba, khususnya dalam hal pembelajarannya. Salah satu
cara yang digunakan adalah dengan menerapkan self assesment (penilaian diri)
pada proses belajarnya..

Self assesment (penilaian diri) adalah menilai hasil belajar peserta didik dengan
cara melibatkan mereka dalam penilaian. Self assessment mencakup dua elemen
kunci dalam setiap penilaian hasil belajar yaitu pertama, penentuan kriteria atau
standar yang diterapkan untuk menilai hasil belajar peserta didik dan kedua,
melakukan penilaian terhadap sejauh mana hasil belajar telah dicapai berdasarkan
kriteria yang telah ditetapkan.

Dari penerapan self assesment diketahui bahwa self assessment dapat


menimbulkan motivasi yang tinggi bagi peserta didik dalam belajar, karena mereka
mengetahui dengan jelas target belajar yang harus diraih. Di samping itu, dengan
menerapkan self assessment mereka dapat memahami posisi kompetensi yang
sudah mereka raih, baik itu kelebihan dan kelemahannya sehingga bisa menentukan
target tujuan dan rencana tindakan pada pembelajaran berikutnya.
Kata kunci: Self Assessment, Pembelajaran Keterampilan

Pendahuluan

Sejak tahun 2000, PPPPTK Bidang otomotif dan Elektronika Malang


mendapat kepercayaan dari Kemnakertrans RI untuk mempersiapkan kandidat
kompetitor yang berlomba pada Asean Skills Competition (ASC). Lomba ini
diadakan setiap 2 tahun sekali. Untuk menghadapi ASC ke-9 yang diselenggarakan
di Jakarta tahun 2012, ada beberapa bidang lomba yang kandidatnya dipersiapkan
oleh PPPPTK Bidang otomotif dan Elektronika Malang yaitu Brick Laying, Wall and
Floor Tiling, dan Plumbing and Heating. Kepercayaan ini diberikan kepada PPPPTK
Bidang otomotif dan Elektronika Malang karena beberapa bidang lomba tersebut
biasanya bisa meraih medali dan penghargaan, baik itu medali emas, medali perak,
medali perunggu, maupun penghargaan Diploma Certificates.

Prestasi terbaik yang pernah diraih oleh para peserta lomba ASC yang
dipersiapkan oleh PPPPTK Bidang otomotif dan Elektronika Malang itu sebenarnya
tidak terlepas dari model pembelajaran yang diterapkan kepada peserta didik, dan
juga termasuk di dalamnya adalah cara mengevaluasi hasil belajarnya. Salah satu
cara yang diterapkan untuk mengevaluasi hasil belajar peserta adalah self
assessment atau penilaian diri. Pendekatan evaluasi ini dipilih karena ternyata dari
pengalaman sebelumnya terbukti bahwa cara ini lebih memberikan pengaruh yang
positif bagi perkembangan belajar peserta didik, terutama hasil belajarnya. Berikut
ini akan dipaparkan teori dan konsep self assessment, tahap-tahap pelaksanaan,
refleksi dari tahapan pelaksanaan, kesimpulan dan saran.
Self Assessment (Penilaian Diri)

Menurut Boud & Falchikov(1989), self-assessment(penilaian diri) yaitumenilai


peserta didik dengan cara melibatkan mereka dalam membuat penilaian tentang belajar
mereka sendiri, terutama tentang prestasi mereka dan hasil dari pembelajaran mereka. Self
assessment memberikan kontribusi pada proses belajar peserta didik terutama untuk
mengarahkan semua kemampuannya dalam mencapai target belajar yang telah ditentukan.
Disamping itu self assessment juga dapat dipergunakan untuk melakukan perbaikan
terhadap kompetensi peserta didik yang diketahui belum mencapai hasil seperti yang
diharapkan selama proses belajar berlangsung. Tentu saja hasil self assessment juga bisa
dipakai untuk menentukan nilai akhir dari peserta didik.

Penggunaan istilah self assessment mencakup dua elemen kunci dalam setiap
penilaian hasil belajar yaitu pertama, penentuan kriteria atau standar yang diterapkan untuk
menilai hasil belajar peserta didik dan kedua, melakukan penilaian terhadap sejauh mana
hasil belajar telah dicapai berdasarkan kriteria yang telah ditetapkan. Dalam kasus yang
akan dibahas berikut ini, sebagian besar kriteria ditentukan oleh pengajar berdasarkan
acuan yang sudah ada. Sedangkan peserta didik hanya terlibat dan melakukan self
assessment terhadap hasil belajar yang telah mereka lakukan, kecuali kriteria aspek waktu.

Penerapan self assessment dapat memberi dampak positif terhadap perkembangan


kepribadian seseorang. Keuntungan penerapan self assessment di kelas antara lain:

a. dapat menumbuhkan rasa percaya diri peserta didik, karena mereka diberi kepercayaan
untuk menilai dirinya sendiri.

b. peserta didik menyadari kekuatan dan kelemahan dirinya, karena ketika mereka
melakukan penilaian, harus melakukan introspeksi diri terhadap kekuatan dan kelemahan
yang dimilikinya.
c. dapat mendorong membiasakan dan melatih peserta didik untuk berbuat jujur, karena
mereka dituntut untuk jujur dan objektif dalam melakukan penilaian.

Biasanya ada kecenderungan peserta didik akan menilai diri terlalu tinggi dan
subyektif. Oleh karena itu self assessment harus dilakukan berdasarkan kriteria yang jelas
dan objektif. Menurut Komalasari (2010: 167) penilaian diri (self assessment) oleh peserta
didik di kelas perlu dilakukan melalui langkah-langkah sebagai berikut:

a. menentukan kompetensi atau aspek kemampuan yang akan dinilai

b. menentukan kriteria penilaian yang akan digunakan

c. merumuskan format penilaian, dapat berupa pedoman penskoran, daftar tanda cek atau
skala penilaian.

d. meminta siswa untuk melakukan penilaian diri

e. guru mengkaji hasil penilaian secara acak, untuk mendorong siswa supaya senantiasa
melakukan penilaian diri secara cermat dan objektif

f. menyampaikan umpan balik kepada siswa berdasarkan hasil kajian terhadap sampel
penilaian yang diambil secara acak

Sementara itu Rolheiser dan Ross (2011) membagi langkah-langkah melakukan self
assessment ke dalam empat tahap yaitu:
a. Tahap 1 yaitu melibatkan peserta didik dalam mendefinisikan kriteria yang akan
digunakan untuk menilai kinerja mereka.Langkah-langkah khusus untuk memandu tahap
ini adalah sebagai berikut:

 peserta didikmelakukan curah pendapat (brainstorming) untuk menentukan kriteria


penilaian

 guru dan peserta didikberdiskusi untuk menentukan kriteria penilaian yang telah
didapat dari hasil curah pendapat (brainstorming) peserta didik

 menggunakan bahasa peserta didik untuk bersama-sama mengembangkan kriteria


atau rubrik penilaian.

b. Tahap 2 yaitu mengajarkan kepada peserta didikcara menerapkan kriteria yang telah
dibuat untuk menilai pekerjaan mereka sendiri. Langkah-langkah spesifik pada tahap ini
adalah sebagai berikut:

 menunjukkan contoh-contoh kasus yang biasanya dinilai

 peserta didik melakukan praktekmenilai sebuah kasus menggunakan kriteria


yang telah dibuat.

c. Tahap 3 yaitu memberi umpan balik kepada peserta didik terhadap self assessment yang
telah mereka lakukan. Langkah-langkah spesifik yang dapat memandu tahap ini adalah:

 menyediakan data pembanding atau hasil penilaian yang sudah ada


 diskusi tentang persamaan dan perbedaan antara self assessment yang telah
dilakukan peserta didik dengan pedoman acuan penilaian atau penilaian yang
dilakukan orang lain.

d. Tahap 4yaitu membantu peserta didik untuk mengembangkan tujuan yang lebihbaik dan
membuat rencana tindakan. Langkah-langkah spesifik yang dapat memandu tahap ini
adalah:

 peserta didik mengidentifikasi kekuatanatau kelemahan yang didasarkan pada data


pembanding

 peserta didik menentukan tujuan

 guru memandu peserta didik untuk mengembangkan tindakan yang spesifik untuk
mencapai tujuan mereka

 mencatat tujuan yang ingin diraih oleh peserta didik dan rencana tindakannya.

Penerapan Self Assessment (Penilaian Diri) dalam Pembelajaran Keterampilan

Penerapan self assessment pada diklat Plumbing and Heating bagi kandidat
kompetitor Asean Skills Competition (ASC) ini, langkah-langkahnya mengadopsi
teori yang dikemukan oleh Rolheiser dan Ross (2011), yaitu terdiri dari empat tahap.
Namun demikian kegiatan pada setiap tahapnya mengalami modifikasi, disesuaikan
dengan situasi dan kondisi pembelajaran keterampilan. Misalnya pada tahap satu,
saat awal pelajaran dimulai tidak langsung membuat kriteria penilaian, namun
kepada peserta diklat dijelaskan terlebih dahulu tujuan belajar, kompetensi yang
ingin dicapai dan tentu saja cara menilainya.

Pelaksanaan pembelajaran ini dilakukan pada tanggal 21 Nopember 2011


sampai dengan tanggal 25 Nopember 2011 dengan jumlah peserta diklat sebanyak
3 (tiga) orang. Pekerjaan yang dilakukan oleh peserta diklat yaitu membuat instalasi
pipa air bersih, instalasi pipa air kotor, instalasi pipa air panas dan instalasi pipa gas.
Semua instalasi pipa tersebut harus terpasang pada dinding papan. Bahan dan
sambungan pipa yang digunakan yaitu untuk instalasi pipa air bersih menggunakan
pipa galvanis dengan sambungan ulir, instalasi pipa air kotor menggunakan pipa
PVC dengan sambungan lem PVC, instalasi pipa air panas menggunakan pipa
tembaga dengan sambungan brazing (perak) dan instalasi pipa gas menggunakan
pipa besi hitam (BMS) dengan sambungan las dan ulir. Di samping itu dalam
pekerjaan tersebut juga ada pekerjaan spesifik yaitu membengkok pipa tembaga
dan membengkok pipa BMS.

Tahap 1

Pada tahap 1 ini, kegiatan dimulai dengan pekerjaan menggambar. Peserta


diklat menyalin dan menggambar ulang pekerjaan yang akan dikerjakan dengan
skala: 1:5. Maksud dari kegiatan ini adalah bahwa peserta diklat diharapkan lebih
memahami maksud dari gambar kerja yang akan dikerjakan secara detail, baik
mengenai bahan pipa, sambungan pipa, ukuran, detail belokan, dan lain-lain.
Setelah menggambar gambar detail, selanjutnya mereka bisa menghitung
kebutuhan bahan berupa pipa, fitting dan bahan-bahan tambahan seperti kertas
gosok, bahan tambah las, batang perak, dan lain-lain.

Sebelum gambar kerja dikerjakan, langkah berikutnya yaitu menentukan


kriteria penilaian. Untuk menilai pekerjaan yang akan dikerjakan oleh peserta diklat
ini, kriteria penilaian mengadopsi dari pedoman penilaian dari World Skills
Competition (WSC) ke 41 tahun 2011 di London Inggris dengan beberapa
perubahan dan penyesuaian dengan kondisi yang ada. Jadi pada tahap ini proses
penentuan kriteria penilaian lebih difokuskan pada pemahaman aspek, bobot, dan
kriteria penilaian kepada peserta diklat. Aspek, bobot, dan kriteria penilaian
ditampilkan seperti pada Tabel 1. Ada satu pengecualian yaitu aspek waktu yaitu
bahwa peserta diklat menentukan sendiri waktu yang dibutuhkan untuk mengerjakan
pekerjaan itu. Keputusan waktu yang diperlukan ditentukan setelah ketiga peserta
diklat tersebut berdiskusi diantara mereka, dan menyepakati total waktunya yaitu 9
jam.

Tabel 1. Aspek, Bobot, dan Kriteria Penilaian

No Aspek Bobot Kriteria Nilai


a. x ≤ 1 mm 1.00
b. 1 mm < x ≤ 2 0.50
mm
A. Ukuran 42
c. 2 mm < x ≤ 3 0.25
mm
d. x > 3 mm 0.00
a. 0 bocor 1.00
b. 1 bocor 0.50
B. Tes Tekanan 12
c. 2 bocor 0.25
d. > 2 bocor 0.00
Kualitas 10 Mengikuti gambar sambungan di
C.
Sambungan Buku Manual untuk Kompetitor
dan Expert
a. x < 1 mm 1.00
b. 1 mm < x < 1.5 0.50
mm
D. Radius 6
c. 1.5 mm < x < 2 0.25
mm
d. x > 2 mm 0.00
Keselamatan 6 Lihat keterangan di bawah
E.
Kerja
F. Ketegakan 10 a. x ≤ ± 0.20 1.00
dan b. ± 0.20 < x ≤ ± 0.50
Kedataran 0.30
c. ± 0.30 < x ≤ ± 0.25
0.40
d. x > ± 0.40 0.00
a. Setiap penambahan pipa
Penggunaan sepanjang 1 m, dikurangi 1.0
G. 4
Material b. Setiap penambahan 1 fitting
dikurangi 0.5
a. + ≤ 5 menit 1.00
H. Waktu 6
b. > 5 menit 0.00
a. semua bagian 1.00
Pekerjaan sesuai gambar
I.
sesuai 4
Gambar b. ada yang tidak 0.00
sesuai gambar
Total 100

Kriteria dan nilai aspek keselamatan kerja:

Kaleng thinner terbuka ketika tidak dipakai = -1; thinner tercecer = -1; kaleng lem PVC terbuka ketika
tidak dipakai = -1; lem PVC tercecer = -1; botol gas tidak ditutup = -2; potongan pipa tercecer = -1;
pipa terjepit ketika ditinggalkan = -1; tidak memakai alat pelindung diri = -1; tidak memberi oli ketika
mengulir = -1; oli tercecer di lantai = -1; alat atau bahan tidak tertata rapi = -1; meninggalkan benda
panas = -2

Semua bentuk penilaian pada pekerjaan ini diusahakan bersifat obyektif,


sehingga siapapun yang menilai diharapkan mendapatkan hasil penilaian yang
sama dan tidak bisa. Semua aspek penilaian bisa diukur dengan alat ukur atau
kriteria yang jelas misalnya aspek ukuran diukur dengan meteran, aspek tes tekanan
diukur dengan pompa tekan, aspek kualitas sambungan dengan menggunakan
contoh atau gambar sambungan dengan keputusan ya atau tidak, aspek radius
dengan menggunakan plat mal dan batang logam dengan diameter 1 mm, 1.5 mm,
dan 2 mm, aspek keselamatan kerja dengan melihat daftar hal-hal yang harus
diperhatikan sewaktu praktek, aspek ketegakan dan kedataran dengan
menggunakan waterpas digital, aspek penggunaan material dengan melihat jumlah
tambahan bahan yang digunakan, aspek waktu dengan menjumlahkan total waktu
yang digunakan, dan aspek pekerjaan sesuai gambar kerja diukur dengan
membandingkan hasil pekerjaan dengan gambar kerja.

Tahap 2

Pada tahap kedua ini peserta diklat diajari cara mengukur pekerjaan yang
akan mereka lakukan berdasarkan kriteria yang telah dibuat. Misalnya mengukur
aspek ukuran. Ukuran panjang diukur dari as pipa sampai garis referensi, baik ke
arah tegak maupun ke arah datar. Aspek ukuran tersebut diukur dengan
menggunakan peralatan ukur seperti meteran, siku berpelurus, dan waterpas kecil.

Langkah berikutnya adalah menentukan bagian atau titik yang akan diukur.
Hal pertama yang dilakukan adalah membuat format atau tabel. Setiap aspek
dibuatkan satu tabel. Berikutnya mendiskripsikan setiap titik yang diukur pada setiap
aspeknya. Setelah itu peserta diklat diajari cara memasukkan hasil pengukuran ke
dalam format penilaian.

Setelah semua kriteria dan cara mengukurnya dipahami oleh peserta diklat,
maka mereka bisa melakukan atau mengerjakan pekerjaannya berdasarkan gambar
kerja. Di sinilah mulai nampak fungsi dari pemahaman kriteria penilaian oleh peserta
diklat, yaitu ketika mereka mengerjakan pekerjaannya. Peserta diklat akan terbantu
dan dipandu oleh pengetahuan dan keterampilan yang harus dicapai melalui kriteria
penilaian yang telah mereka ketahui. Dengan demikian semangat dan motivasi kerja
akan terarah untuk mencapai kualitas kerja yang terbaik. Dan hasil akhir pekerjaan
peserta diklat seperti pada Gambar 1.
Gambar 1: Hasil Kerja

Sesudah peserta diklat menyelesaikan pekerjaannya, langkah selanjutnya


adalah mereka menilai pekerjaannya sendiri. Pelaksanaan pengukuran terhadap
pekerjaan mereka tidak bisa dilakukan sendiri. Mereka melakukannya bertiga. Dua
orang membantu melakukan pengukuran, sedangkan satu orang lainnya yang
merupakan pemilik pekerjaan tersebut mencatat hasil pengukuran pada format yang
telah dibuat, seperti pada Gambar 2.

Gambar 2: Penilaian Hasil kerja


Kegiatan berikutnya adalah membuat perhitungan berdasarkan kriteria, misalnya
setelah dilakukan pengukuran tes kebocoran, diketahui instalasi pipa galvanis ada
kebocoran pada 2 titik, maka nilainya adalah 4 dikalikan 0.25 sama dengan 1. Titik-
titik atau bagian yang lain diukur dan dihitung dengan cara yang sama seperti itu.
Langkah terakhir pada tahap ini adalah membuat rekapitulasi total, sehingga
didapatkan hasil akhir dengan skala nilai antara 0 sampai dengan 100 dan dihitung
juga prosentase pencapaiannya. Rekapitulasi hasil penilaian dari ketiga peserta
didik ditampilkan pada Tabel 2.

Tabel 2. Rekapitulasi Hasil Penilaian

Perolehan Nilai
No Aspek Nilai
Peserta A Peserta B Peserta C
Max.
Nilai % Nilai % Nilai %

A Ukuran 42 2,73 5,93 27,7 66,0 33,3 79,3


5 8 3 4
.

12 12 100 8 66,6 12 100


B
7
. Tes Tekanan

C Kualitas Sambungan 10 5,12 51,2 9,28 92,8 9,68 96,8


.

D Radius 6 3,89 69,7 4,94 82,8 5,57 92,8


5 5 5
.

E Keselamatan Kerja 6 6 100 6 100 6 100


.

F Ketegakan dan Kedataran 10 3,4 34 6,21 62,0 8,45 84,4


5 8
.

4 4 100 4 100 4 100


G
. Penggunaan Material
H Waktu 6 3 50 6 100 6 100
.

I. Pekerjaan sesuai Gambar 4 4 100 3 75 4 100

Total 100 33,1 - 77,1 - 89,0 -


8 7 2

Tahap 3

Setelah data pengukuran dan penilaian diperoleh, hasil akhir sudah


direkapitulasi, maka hasil tersebut perlu dikalibrasi atau dikontrol kembali oleh
pengajar untuk mendapatkan hasil pengukuran dan penilaian yang valid.
Pengontrolan kembali dilakukan pada aspek, titik atau bagian tertentu secara acak.
Fungsi kontrol ini adalah untuk melihat ketepatan dan kebenaran penilaian yang
telah dilakukan oleh peserta diklat. Disamping itu fungsi kontrol ini juga dapat
menumbuhkan rasa percaya diri kepada peserta diklat. Peserta diklat akan merasa
pecaya diri bila hasil dari pengukuran yang dilakukan oleh pengajar sama dengan
yang dilakukannya, baik mengenai cara maupun hasilnya. Sehingga hal ini akan
mempengaruhi cara bekerja mereka pada pekerjaan berikutnya, tentunya menjadi
lebih baik.

Langkah berikutnya adalah pemberian umpan balik kepada peserta diklat


tentang hasil kerja yang telah mereka lakukan. Pemberian umpan balik dimulai dari
membahas keselamatan kerja. Masalah keselamatan kerja merupakan hal yang
pokok dalam bekerja, baik menyangkut masalah keselamatan orang yang bekerja,
alat yang dipakai bekerja, bahan yang dikerjakan, maupun keselamatan lingkungan
tempat bekerja. Umpan balik berikutnya yaitu masalah cara kerja yang dilakukan
oleh peserta diklat. Umpan balik ini merupakan hal-hal yang harus diperhatikan dan
diperbaiki pada pekerjaan berikutnya menyangkut sikap dan cara dalam bekerja,
misalnya teknik mengelas, cara menggunakan alat, dan lain-lain. Selanjutnya adalah
umpan balik menyangkut hasil kerja. Pengajar menunjukkan kembali hasil kerja
yang baik sesuai kriteria yang sudah ditentukan, misalnya sambungan ulir yang
benar, sambungan las yang benar, dan lain-lain.

Tahap 4

Berdasarkan rekapitulasi penilaian hasil kerja yang sudah dikerjakan oleh


peserta diklat dan umpan balik yang diberikan oleh pengajar, maka dari sana
peserta diklat bisa membuat dan menentukan kelemahan dan kelebihan tentang
hasil kerja yang telah diperoleh. Peserta diklat menganalisis sendiri hal-hal yang
menurut mereka sudah dicapai dan hal-hal yang belum dicapai dan masih
memungkinkan untuk ditingkatkan pada proses belajar berikutnya. Sebagai contoh
yaitu peserta A. Pada Tabel 3 ditunjukkan hasil analisis kelemahan dan kelebihan
yang dilakukan peserta A.

Tabel 3. Daftar Kelebihan dan Kelemahan Peserta A.

No Aspek Kelebihan Kelemahan


1. Ukuran - Setiap sambungan kelebihan
ukuran 2 mm – 4 mm
2. Tes Tekanan Tidak ada -
sambungan yang
bocor
3. Kualitas Sambungan:
 Pipa tembaga - Di setiap sambungan ada pasta
dan timah yang meluber
 Pipa galvanis - Di setiap sambungan pipa
galvanis ada kekurangan dan
kelebihan ulir 1 mm – 3 mm
 Pipa BMS - Sambungan las BMS kurang baik
dan tidak membentuk alur
4. Sudut dan Radius - Sudut dan radius kurang sesuai
dengan gambar dan ada belokan
dengan R longgar 2 mm
5. Ketegakan dan - Banyak yang kurang tegak dan
Kedataran datar disebabkan karena gambar
dinding tidak tepat
6. Waktu Pengerjaan pipa Pengerjaan gambar, pipa PVC,
galvanis dan pipa dan pipa tembaga waktunya
BMS sesuai dengan melebihi yang ditentukan
waktu yang
ditentukan

Langkah terakhir dari proses self assessment adalah setiap peserta diklat
membuat rencana tindakan untuk pekerjaan selanjutnya. Rencana tindakan yang
spesifik ini adalah semacam komitmen dari peserta diklat untuk melakukan tindakan
yang lebih baik pada pekerjaan selanjutnya. Pengajar bisa berperan untuk
membantu peserta diklat dalam proses ini. Daftar rencana tindakan yang dibuat
peserta diklat ditampilkan seperti pada tabel 4.

Tabel 4. Daftar Rencana Tindakan Perbaikan Peserta A.

No Aspek Tujuan Rencana Tindakan Perbaikan


1. Ukuran Membuat ukuran antar  Pipa galvanis sebelum dipotong
as pipa sesuai dengan ditentukan titik potongnya, kemudian
yang ditentukan buat ulir sesuai ukuran standar
 Pipa tembaga dipotong sesuai
dengan ukuran sebelum dibrazing
 Pipa PVC dipotong sesuai dengan
ukuran
 Pipa BMS sebelum disambung
dengan las, ukur panjangnya dengan
teliti agar tidak ada kelebihan panjang
saat dilas.
2. Kualitas Membuat sambungan  Bersihkan pasta yang ada pada pipa
Sambungan pipa sesuai dengan tembaga sebelum dipatri agar timah
kriteria yang ditentukan tidak meluber
 Pipa BMS sebelum dilas, diberi tanda
dengan kapur agar bisa membentuk
alur
3. Sudut dan Membuat sudut dan  Sudut dan radius harus diperhatikan
Radius radius sesuai kriteria dengan cara mengukurnya harus
tepat.
4. Ketegakan Membuat instalasi pipa  Ketegakan dan kedataran pipa harus
dan Kedataran yang tegak dan datar selalu dikontrol dengan waterpas saat
pemasangan.
5. Waktu Mengerjakan  Kecepatan pengerjaan pipa dan
pekerjaan masih dalam gambar lebih ditingkatkan.
toleransi waktu yang
ditentukan

Refleksi

Dalam penerapan self assessment yang telah dilakukan pada semua tahapan
pembelajaran mulai tahap 1 sampai dengan tahap 4 dapat dikemukakan beberapa
hal sebagai refleksi dari kegiatan yang telah dilakukan yaitu:

a. beberapa hal yang menjadi kunci penerapan self assessment adalah keterlibatan
peserta diklat dalam menyusun kriteria penilaian, pemahaman mereka terhadap
kriteria penilaian, dan cara mengukur hasil kerja mereka berdasarkan kriteria
penilaian yang telah dibuat.

b. hasil pengamatan pengajar terhadap peserta diklat secara kualitatif terlihat bahwa
mereka bekerja dengan motivasi yang tinggi berdasarkan kriteria yang sudah
mereka ketahui. Mereka mengerahkan segala kemampuannya untuk mencapai
hasil yang optimal dengan panduan kriteria yang ada. Salah satu contohnya bisa
dilihat pada aspek keselamatan kerja pada daftar rekapitulasi penilaian. Mereka
tidak ada yang melanggar rambu-rambu keselamatan kerja yang telah dibuat,
karena pedomannya jelas sehingga mereka cenderung untuk mematuhinya.

Kesimpulan
Dari tahapan penerapan self assessment yang telah dilakukan di atas dapat
disimpulkan seperti berikut ini:

a. self assessment dapat menimbulkan motivasi yang tinggi bagi peserta diklat
dalam bekerja karena mereka mengetahui dengan jelas target belajar yang harus
diraih.

b. penerapan self assessment dapat dilakukan peserta diklat dengan baik pada
setiap tahapnya dan peserta diklat dapat memahami posisi kompetensi yang
sudah mereka raih, baik itu kelebihan dan kelemahannya sehingga bisa
menentukan target tujuan dan rencana tindakan pada pembelajaran berikutnya.

Saran

Berdasarkan kajian teori, tahapan pelaksanaan, refleksi, dan kesimpulan


yang telah dikemukakan, ada beberapa saran yang bisa disampaikan yaitu:

a. untuk pembelajaran keterampilan diusahakan kriteria penilaian bersifat obyektif


dan terukur sehingga siapapun yang melakukan pengukuran dan penilaian tidak
mengalami bias.

b. meskipun dalam self assessment ini keterlibatan peserta didik lebih dominan,
namun pengajar tetap harus melakukan pendampingan secara optimal. Self
assessment jangan dijadikan alasan oleh pengajar untuk mengurangi tanggung
jawabnya dalam menilai hasil belajar peserta didik.
Referensi

Boud, D. & Falchikov, N. 1989. Quantitative studies of student self-assessment in


higher education: a critical analysis of findings.
http://www.springerlink.com/content/x7h8l15 v0q573856/

Komalasari, K. 2010. Pembelajaran Kontekstual: Konsep dan Aplikasi. Penerbit: PT Refika


Aditama. Bandung.

Rolheiser , C. and Ross, J. A. 2011. Student Self-Evaluation: What Research Says And
What Practice Shows.http://www.cdl.org/resource-library/articles/self_eval.php

Worldsklills International. 2011. Technical Description Plumbing and Heating. Assessment


Criteria of Joint Quality. Skill 15 Plumbing and Heating. Manual for Experts and
Competitors.

Anda mungkin juga menyukai