php/menuutama/depart
emen-bangunan-30/1266-supono-1-2014
Abstrak
Self assesment (penilaian diri) adalah menilai hasil belajar peserta didik dengan
cara melibatkan mereka dalam penilaian. Self assessment mencakup dua elemen
kunci dalam setiap penilaian hasil belajar yaitu pertama, penentuan kriteria atau
standar yang diterapkan untuk menilai hasil belajar peserta didik dan kedua,
melakukan penilaian terhadap sejauh mana hasil belajar telah dicapai berdasarkan
kriteria yang telah ditetapkan.
Pendahuluan
Prestasi terbaik yang pernah diraih oleh para peserta lomba ASC yang
dipersiapkan oleh PPPPTK Bidang otomotif dan Elektronika Malang itu sebenarnya
tidak terlepas dari model pembelajaran yang diterapkan kepada peserta didik, dan
juga termasuk di dalamnya adalah cara mengevaluasi hasil belajarnya. Salah satu
cara yang diterapkan untuk mengevaluasi hasil belajar peserta adalah self
assessment atau penilaian diri. Pendekatan evaluasi ini dipilih karena ternyata dari
pengalaman sebelumnya terbukti bahwa cara ini lebih memberikan pengaruh yang
positif bagi perkembangan belajar peserta didik, terutama hasil belajarnya. Berikut
ini akan dipaparkan teori dan konsep self assessment, tahap-tahap pelaksanaan,
refleksi dari tahapan pelaksanaan, kesimpulan dan saran.
Penggunaan istilah self assessment mencakup dua elemen kunci dalam setiap
penilaian hasil belajar yaitu pertama, penentuan kriteria atau standar yang diterapkan untuk
menilai hasil belajar peserta didik dan kedua, melakukan penilaian terhadap sejauh mana
hasil belajar telah dicapai berdasarkan kriteria yang telah ditetapkan. Dalam kasus yang
akan dibahas berikut ini, sebagian besar kriteria ditentukan oleh pengajar berdasarkan
acuan yang sudah ada. Sedangkan peserta didik hanya terlibat dan melakukan self
assessment terhadap hasil belajar yang telah mereka lakukan, kecuali kriteria aspek waktu.
b. peserta didik menyadari kekuatan dan kelemahan dirinya, karena ketika mereka
melakukan penilaian, harus melakukan introspeksi diri terhadap kekuatan dan kelemahan
yang dimilikinya.
c. dapat mendorong membiasakan dan melatih peserta didik untuk berbuat jujur, karena
mereka dituntut untuk jujur dan objektif dalam melakukan penilaian.
Biasanya ada kecenderungan peserta didik akan menilai diri terlalu tinggi dan
subyektif. Oleh karena itu self assessment harus dilakukan berdasarkan kriteria yang jelas
dan objektif. Menurut Komalasari (2010: 167) penilaian diri (self assessment) oleh peserta
didik di kelas perlu dilakukan melalui langkah-langkah sebagai berikut:
c. merumuskan format penilaian, dapat berupa pedoman penskoran, daftar tanda cek atau
skala penilaian.
e. guru mengkaji hasil penilaian secara acak, untuk mendorong siswa supaya senantiasa
melakukan penilaian diri secara cermat dan objektif
f. menyampaikan umpan balik kepada siswa berdasarkan hasil kajian terhadap sampel
penilaian yang diambil secara acak
Sementara itu Rolheiser dan Ross (2011) membagi langkah-langkah melakukan self
assessment ke dalam empat tahap yaitu:
a. Tahap 1 yaitu melibatkan peserta didik dalam mendefinisikan kriteria yang akan
digunakan untuk menilai kinerja mereka.Langkah-langkah khusus untuk memandu tahap
ini adalah sebagai berikut:
guru dan peserta didikberdiskusi untuk menentukan kriteria penilaian yang telah
didapat dari hasil curah pendapat (brainstorming) peserta didik
b. Tahap 2 yaitu mengajarkan kepada peserta didikcara menerapkan kriteria yang telah
dibuat untuk menilai pekerjaan mereka sendiri. Langkah-langkah spesifik pada tahap ini
adalah sebagai berikut:
c. Tahap 3 yaitu memberi umpan balik kepada peserta didik terhadap self assessment yang
telah mereka lakukan. Langkah-langkah spesifik yang dapat memandu tahap ini adalah:
diskusi tentang persamaan dan perbedaan antara self assessment yang telah
dilakukan peserta didik dengan pedoman acuan penilaian atau penilaian yang
dilakukan orang lain.
d. Tahap 4yaitu membantu peserta didik untuk mengembangkan tujuan yang lebihbaik dan
membuat rencana tindakan. Langkah-langkah spesifik yang dapat memandu tahap ini
adalah:
guru memandu peserta didik untuk mengembangkan tindakan yang spesifik untuk
mencapai tujuan mereka
mencatat tujuan yang ingin diraih oleh peserta didik dan rencana tindakannya.
Penerapan Self Assessment (Penilaian Diri) dalam Pembelajaran Keterampilan
Penerapan self assessment pada diklat Plumbing and Heating bagi kandidat
kompetitor Asean Skills Competition (ASC) ini, langkah-langkahnya mengadopsi
teori yang dikemukan oleh Rolheiser dan Ross (2011), yaitu terdiri dari empat tahap.
Namun demikian kegiatan pada setiap tahapnya mengalami modifikasi, disesuaikan
dengan situasi dan kondisi pembelajaran keterampilan. Misalnya pada tahap satu,
saat awal pelajaran dimulai tidak langsung membuat kriteria penilaian, namun
kepada peserta diklat dijelaskan terlebih dahulu tujuan belajar, kompetensi yang
ingin dicapai dan tentu saja cara menilainya.
Tahap 1
Kaleng thinner terbuka ketika tidak dipakai = -1; thinner tercecer = -1; kaleng lem PVC terbuka ketika
tidak dipakai = -1; lem PVC tercecer = -1; botol gas tidak ditutup = -2; potongan pipa tercecer = -1;
pipa terjepit ketika ditinggalkan = -1; tidak memakai alat pelindung diri = -1; tidak memberi oli ketika
mengulir = -1; oli tercecer di lantai = -1; alat atau bahan tidak tertata rapi = -1; meninggalkan benda
panas = -2
Tahap 2
Pada tahap kedua ini peserta diklat diajari cara mengukur pekerjaan yang
akan mereka lakukan berdasarkan kriteria yang telah dibuat. Misalnya mengukur
aspek ukuran. Ukuran panjang diukur dari as pipa sampai garis referensi, baik ke
arah tegak maupun ke arah datar. Aspek ukuran tersebut diukur dengan
menggunakan peralatan ukur seperti meteran, siku berpelurus, dan waterpas kecil.
Langkah berikutnya adalah menentukan bagian atau titik yang akan diukur.
Hal pertama yang dilakukan adalah membuat format atau tabel. Setiap aspek
dibuatkan satu tabel. Berikutnya mendiskripsikan setiap titik yang diukur pada setiap
aspeknya. Setelah itu peserta diklat diajari cara memasukkan hasil pengukuran ke
dalam format penilaian.
Setelah semua kriteria dan cara mengukurnya dipahami oleh peserta diklat,
maka mereka bisa melakukan atau mengerjakan pekerjaannya berdasarkan gambar
kerja. Di sinilah mulai nampak fungsi dari pemahaman kriteria penilaian oleh peserta
diklat, yaitu ketika mereka mengerjakan pekerjaannya. Peserta diklat akan terbantu
dan dipandu oleh pengetahuan dan keterampilan yang harus dicapai melalui kriteria
penilaian yang telah mereka ketahui. Dengan demikian semangat dan motivasi kerja
akan terarah untuk mencapai kualitas kerja yang terbaik. Dan hasil akhir pekerjaan
peserta diklat seperti pada Gambar 1.
Perolehan Nilai
No Aspek Nilai
Peserta A Peserta B Peserta C
Max.
Nilai % Nilai % Nilai %
Tahap 3
Tahap 4
Langkah terakhir dari proses self assessment adalah setiap peserta diklat
membuat rencana tindakan untuk pekerjaan selanjutnya. Rencana tindakan yang
spesifik ini adalah semacam komitmen dari peserta diklat untuk melakukan tindakan
yang lebih baik pada pekerjaan selanjutnya. Pengajar bisa berperan untuk
membantu peserta diklat dalam proses ini. Daftar rencana tindakan yang dibuat
peserta diklat ditampilkan seperti pada tabel 4.
Refleksi
Dalam penerapan self assessment yang telah dilakukan pada semua tahapan
pembelajaran mulai tahap 1 sampai dengan tahap 4 dapat dikemukakan beberapa
hal sebagai refleksi dari kegiatan yang telah dilakukan yaitu:
a. beberapa hal yang menjadi kunci penerapan self assessment adalah keterlibatan
peserta diklat dalam menyusun kriteria penilaian, pemahaman mereka terhadap
kriteria penilaian, dan cara mengukur hasil kerja mereka berdasarkan kriteria
penilaian yang telah dibuat.
b. hasil pengamatan pengajar terhadap peserta diklat secara kualitatif terlihat bahwa
mereka bekerja dengan motivasi yang tinggi berdasarkan kriteria yang sudah
mereka ketahui. Mereka mengerahkan segala kemampuannya untuk mencapai
hasil yang optimal dengan panduan kriteria yang ada. Salah satu contohnya bisa
dilihat pada aspek keselamatan kerja pada daftar rekapitulasi penilaian. Mereka
tidak ada yang melanggar rambu-rambu keselamatan kerja yang telah dibuat,
karena pedomannya jelas sehingga mereka cenderung untuk mematuhinya.
Kesimpulan
Dari tahapan penerapan self assessment yang telah dilakukan di atas dapat
disimpulkan seperti berikut ini:
a. self assessment dapat menimbulkan motivasi yang tinggi bagi peserta diklat
dalam bekerja karena mereka mengetahui dengan jelas target belajar yang harus
diraih.
b. penerapan self assessment dapat dilakukan peserta diklat dengan baik pada
setiap tahapnya dan peserta diklat dapat memahami posisi kompetensi yang
sudah mereka raih, baik itu kelebihan dan kelemahannya sehingga bisa
menentukan target tujuan dan rencana tindakan pada pembelajaran berikutnya.
Saran
b. meskipun dalam self assessment ini keterlibatan peserta didik lebih dominan,
namun pengajar tetap harus melakukan pendampingan secara optimal. Self
assessment jangan dijadikan alasan oleh pengajar untuk mengurangi tanggung
jawabnya dalam menilai hasil belajar peserta didik.
Referensi
Rolheiser , C. and Ross, J. A. 2011. Student Self-Evaluation: What Research Says And
What Practice Shows.http://www.cdl.org/resource-library/articles/self_eval.php
Abstrak
Self assesment (penilaian diri) adalah menilai hasil belajar peserta didik dengan
cara melibatkan mereka dalam penilaian. Self assessment mencakup dua elemen
kunci dalam setiap penilaian hasil belajar yaitu pertama, penentuan kriteria atau
standar yang diterapkan untuk menilai hasil belajar peserta didik dan kedua,
melakukan penilaian terhadap sejauh mana hasil belajar telah dicapai berdasarkan
kriteria yang telah ditetapkan.
Pendahuluan
Prestasi terbaik yang pernah diraih oleh para peserta lomba ASC yang
dipersiapkan oleh PPPPTK Bidang otomotif dan Elektronika Malang itu sebenarnya
tidak terlepas dari model pembelajaran yang diterapkan kepada peserta didik, dan
juga termasuk di dalamnya adalah cara mengevaluasi hasil belajarnya. Salah satu
cara yang diterapkan untuk mengevaluasi hasil belajar peserta adalah self
assessment atau penilaian diri. Pendekatan evaluasi ini dipilih karena ternyata dari
pengalaman sebelumnya terbukti bahwa cara ini lebih memberikan pengaruh yang
positif bagi perkembangan belajar peserta didik, terutama hasil belajarnya. Berikut
ini akan dipaparkan teori dan konsep self assessment, tahap-tahap pelaksanaan,
refleksi dari tahapan pelaksanaan, kesimpulan dan saran.
Self Assessment (Penilaian Diri)
Penggunaan istilah self assessment mencakup dua elemen kunci dalam setiap
penilaian hasil belajar yaitu pertama, penentuan kriteria atau standar yang diterapkan untuk
menilai hasil belajar peserta didik dan kedua, melakukan penilaian terhadap sejauh mana
hasil belajar telah dicapai berdasarkan kriteria yang telah ditetapkan. Dalam kasus yang
akan dibahas berikut ini, sebagian besar kriteria ditentukan oleh pengajar berdasarkan
acuan yang sudah ada. Sedangkan peserta didik hanya terlibat dan melakukan self
assessment terhadap hasil belajar yang telah mereka lakukan, kecuali kriteria aspek waktu.
a. dapat menumbuhkan rasa percaya diri peserta didik, karena mereka diberi kepercayaan
untuk menilai dirinya sendiri.
b. peserta didik menyadari kekuatan dan kelemahan dirinya, karena ketika mereka
melakukan penilaian, harus melakukan introspeksi diri terhadap kekuatan dan kelemahan
yang dimilikinya.
c. dapat mendorong membiasakan dan melatih peserta didik untuk berbuat jujur, karena
mereka dituntut untuk jujur dan objektif dalam melakukan penilaian.
Biasanya ada kecenderungan peserta didik akan menilai diri terlalu tinggi dan
subyektif. Oleh karena itu self assessment harus dilakukan berdasarkan kriteria yang jelas
dan objektif. Menurut Komalasari (2010: 167) penilaian diri (self assessment) oleh peserta
didik di kelas perlu dilakukan melalui langkah-langkah sebagai berikut:
c. merumuskan format penilaian, dapat berupa pedoman penskoran, daftar tanda cek atau
skala penilaian.
e. guru mengkaji hasil penilaian secara acak, untuk mendorong siswa supaya senantiasa
melakukan penilaian diri secara cermat dan objektif
f. menyampaikan umpan balik kepada siswa berdasarkan hasil kajian terhadap sampel
penilaian yang diambil secara acak
Sementara itu Rolheiser dan Ross (2011) membagi langkah-langkah melakukan self
assessment ke dalam empat tahap yaitu:
a. Tahap 1 yaitu melibatkan peserta didik dalam mendefinisikan kriteria yang akan
digunakan untuk menilai kinerja mereka.Langkah-langkah khusus untuk memandu tahap
ini adalah sebagai berikut:
guru dan peserta didikberdiskusi untuk menentukan kriteria penilaian yang telah
didapat dari hasil curah pendapat (brainstorming) peserta didik
b. Tahap 2 yaitu mengajarkan kepada peserta didikcara menerapkan kriteria yang telah
dibuat untuk menilai pekerjaan mereka sendiri. Langkah-langkah spesifik pada tahap ini
adalah sebagai berikut:
c. Tahap 3 yaitu memberi umpan balik kepada peserta didik terhadap self assessment yang
telah mereka lakukan. Langkah-langkah spesifik yang dapat memandu tahap ini adalah:
d. Tahap 4yaitu membantu peserta didik untuk mengembangkan tujuan yang lebihbaik dan
membuat rencana tindakan. Langkah-langkah spesifik yang dapat memandu tahap ini
adalah:
guru memandu peserta didik untuk mengembangkan tindakan yang spesifik untuk
mencapai tujuan mereka
mencatat tujuan yang ingin diraih oleh peserta didik dan rencana tindakannya.
Penerapan self assessment pada diklat Plumbing and Heating bagi kandidat
kompetitor Asean Skills Competition (ASC) ini, langkah-langkahnya mengadopsi
teori yang dikemukan oleh Rolheiser dan Ross (2011), yaitu terdiri dari empat tahap.
Namun demikian kegiatan pada setiap tahapnya mengalami modifikasi, disesuaikan
dengan situasi dan kondisi pembelajaran keterampilan. Misalnya pada tahap satu,
saat awal pelajaran dimulai tidak langsung membuat kriteria penilaian, namun
kepada peserta diklat dijelaskan terlebih dahulu tujuan belajar, kompetensi yang
ingin dicapai dan tentu saja cara menilainya.
Tahap 1
Kaleng thinner terbuka ketika tidak dipakai = -1; thinner tercecer = -1; kaleng lem PVC terbuka ketika
tidak dipakai = -1; lem PVC tercecer = -1; botol gas tidak ditutup = -2; potongan pipa tercecer = -1;
pipa terjepit ketika ditinggalkan = -1; tidak memakai alat pelindung diri = -1; tidak memberi oli ketika
mengulir = -1; oli tercecer di lantai = -1; alat atau bahan tidak tertata rapi = -1; meninggalkan benda
panas = -2
Tahap 2
Pada tahap kedua ini peserta diklat diajari cara mengukur pekerjaan yang
akan mereka lakukan berdasarkan kriteria yang telah dibuat. Misalnya mengukur
aspek ukuran. Ukuran panjang diukur dari as pipa sampai garis referensi, baik ke
arah tegak maupun ke arah datar. Aspek ukuran tersebut diukur dengan
menggunakan peralatan ukur seperti meteran, siku berpelurus, dan waterpas kecil.
Langkah berikutnya adalah menentukan bagian atau titik yang akan diukur.
Hal pertama yang dilakukan adalah membuat format atau tabel. Setiap aspek
dibuatkan satu tabel. Berikutnya mendiskripsikan setiap titik yang diukur pada setiap
aspeknya. Setelah itu peserta diklat diajari cara memasukkan hasil pengukuran ke
dalam format penilaian.
Setelah semua kriteria dan cara mengukurnya dipahami oleh peserta diklat,
maka mereka bisa melakukan atau mengerjakan pekerjaannya berdasarkan gambar
kerja. Di sinilah mulai nampak fungsi dari pemahaman kriteria penilaian oleh peserta
diklat, yaitu ketika mereka mengerjakan pekerjaannya. Peserta diklat akan terbantu
dan dipandu oleh pengetahuan dan keterampilan yang harus dicapai melalui kriteria
penilaian yang telah mereka ketahui. Dengan demikian semangat dan motivasi kerja
akan terarah untuk mencapai kualitas kerja yang terbaik. Dan hasil akhir pekerjaan
peserta diklat seperti pada Gambar 1.
Gambar 1: Hasil Kerja
Perolehan Nilai
No Aspek Nilai
Peserta A Peserta B Peserta C
Max.
Nilai % Nilai % Nilai %
Tahap 3
Tahap 4
Langkah terakhir dari proses self assessment adalah setiap peserta diklat
membuat rencana tindakan untuk pekerjaan selanjutnya. Rencana tindakan yang
spesifik ini adalah semacam komitmen dari peserta diklat untuk melakukan tindakan
yang lebih baik pada pekerjaan selanjutnya. Pengajar bisa berperan untuk
membantu peserta diklat dalam proses ini. Daftar rencana tindakan yang dibuat
peserta diklat ditampilkan seperti pada tabel 4.
Refleksi
Dalam penerapan self assessment yang telah dilakukan pada semua tahapan
pembelajaran mulai tahap 1 sampai dengan tahap 4 dapat dikemukakan beberapa
hal sebagai refleksi dari kegiatan yang telah dilakukan yaitu:
a. beberapa hal yang menjadi kunci penerapan self assessment adalah keterlibatan
peserta diklat dalam menyusun kriteria penilaian, pemahaman mereka terhadap
kriteria penilaian, dan cara mengukur hasil kerja mereka berdasarkan kriteria
penilaian yang telah dibuat.
b. hasil pengamatan pengajar terhadap peserta diklat secara kualitatif terlihat bahwa
mereka bekerja dengan motivasi yang tinggi berdasarkan kriteria yang sudah
mereka ketahui. Mereka mengerahkan segala kemampuannya untuk mencapai
hasil yang optimal dengan panduan kriteria yang ada. Salah satu contohnya bisa
dilihat pada aspek keselamatan kerja pada daftar rekapitulasi penilaian. Mereka
tidak ada yang melanggar rambu-rambu keselamatan kerja yang telah dibuat,
karena pedomannya jelas sehingga mereka cenderung untuk mematuhinya.
Kesimpulan
Dari tahapan penerapan self assessment yang telah dilakukan di atas dapat
disimpulkan seperti berikut ini:
a. self assessment dapat menimbulkan motivasi yang tinggi bagi peserta diklat
dalam bekerja karena mereka mengetahui dengan jelas target belajar yang harus
diraih.
b. penerapan self assessment dapat dilakukan peserta diklat dengan baik pada
setiap tahapnya dan peserta diklat dapat memahami posisi kompetensi yang
sudah mereka raih, baik itu kelebihan dan kelemahannya sehingga bisa
menentukan target tujuan dan rencana tindakan pada pembelajaran berikutnya.
Saran
b. meskipun dalam self assessment ini keterlibatan peserta didik lebih dominan,
namun pengajar tetap harus melakukan pendampingan secara optimal. Self
assessment jangan dijadikan alasan oleh pengajar untuk mengurangi tanggung
jawabnya dalam menilai hasil belajar peserta didik.
Referensi
Rolheiser , C. and Ross, J. A. 2011. Student Self-Evaluation: What Research Says And
What Practice Shows.http://www.cdl.org/resource-library/articles/self_eval.php