Anda di halaman 1dari 2

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Kehamilan adalah pertumbuhan dan perkembangan janin intra uteri mulai sejak
konsepsi dan berakhir sampai permulaan persalinan. Kehamilan, persalinan, nifas, bayi baru
lahir dan pemilihan alat kontrasepsi merupakan proses fisiologis dan berkesinambungan.
(Marmi, 201). Dan tidak bisa di pungkiri bahwa masa kehamilan, persalinan, masa nifas, bayi
baru lahir hi1ngga penggunaan kontrasepsi, wanita akan mengalami berbagai masalah
kesehatan. Agar kehamilan, persalinan serta masa nifas seorang ibu berjalan normal, ibu
membutuhkan pelayanan kesehatan yang baik. Untuk peraturan pemerintahan Nomor 61
Tahun 2014 tentang kesehatan reproduksi menyatakan bahwa setiap perempuan berhak
mendapatkan pelayanan kesehatan untuk mencapai hidup sehat dan mampu melahirkan
generasi yang sehat dan berkualitas serta mengurangi Angka Kematian Ibu (Bandiyah, 2009).
Standart minimal asuhan kehamilan yang harus dilakukan yaitu 14T seperti Timbang
berat badan, Ukur tekanan darah, Ukur tinggi fundus uteri, Pemberian imunisasi (tetanus
toksoid) TT lengkap, Pemberian tablet zat besi minimal 90 tablet selama kehamilan,
Pemeriksaan HB, Pemeriksaan 7 VDRL, Pemeriksaan protein urin,Pemeriksaan reduksi urin,
Perawatan payudara, Senam hamil, Pemberian obat malaria, Pemberian kapsul minyak
yodium, Temuwicara dalam rangka persiapan rujukan (Pantiawati dan Suryono, 2010).
Menurut Depkes RI (2002), pemeriksaan kehamilan berdasarkan kunjungan antenatal
dibagi atas kunjungan pertama (K1) meliputi identitas atau biodata, riwayat kehamilan,
riwayat kebidanan, riwayat sosial ekonomi, pemeriksaan kehamilan dan pelayanan kesehatan
serta konsultasi. Kunjungan keempat (K4) meliputi anemnesa keluhan atau masalah,
pemeriksaan kehamilan dan pelayanan kesehatan, pemeriksaan psikologis, dan pemeriksaan
laboratorium dilakukan sesuai indikasi, diagnosis akhir (kehamilan normal, terdapat penyulit,
terjadi komplikasi atau tergolong kehamilan resiko tinggi), sikap dan rencana tindakan
(persiapan persalinan dan rujukan).
Pemeriksaan laboratorium selama masa kehamilan antara lain urin dan darah.
Pemeriksaan urin dilakukan untuk mendeteksi adanya gula dan albumin dalam urin.
Pemeriksaan darah bertujuan untuk mendeteksi adanya anemia. Menurut WHO, ibu hamil
pada trimester I, II, dan III, terutama I dan II saat awal proses kelahiran membutuhkan
banyak darah untuk perkembangan janin. Kebutuhan gizi dan zat besi juga sangat diperlukan
ibu hamil agar tidak terjadi anemia (Sarwoko, 2001).
Pemeriksaan laboratorium yang wajib dilakukan pada kehamilan adalah golongan
darah, kadar hemoglobin, urin, dan pemeriksaan darah lain sesuai indikasi seperti malaria,
HIV, Sifilis dan lain lain. Tes golongan darah untuk mempersiapkan donor bagi ibu hamil
apabila diperlukan. Kadar hemoglobin untuk mengetahui adanya anemia. Pengelolaan anemia
pada kehamilan dilakukan petugas kesehatan dalam hal ini analis laboratorium dengan
melakukan tindakan pencegahan, penemuan, penanganan dan atau rujukan semua kasus
anemia pada kehamilan (Nugroho, 2014).
Tujuannya adalah untuk memenuhi hak setiap ibu hamil memperoleh pelayanan
antenatal yang berkualitas, sehingga mampu menjalani kehamilan dengan sehat, bersalin
dengan selamat, dan melahirkan bayi yang sehat (Sari, Ulfa, & Daulay, 2015).

1.2 Tujuan Penulisan


Untuk mengidentifikasi dan memahami konsep dasar pemeriksaan penunjang pada
kehamilan dalam memberikan asuhan kebidanan pada ibu hamil.

1.3 Manfaat Penulisan


1) Bagi mahasiswa
Memberikan kesempatan kepada mahasiswa guna memahami konsep dasar
pemeriksaan penunjang pada kehamilan untuk diterapkan dalam memberikan asuhan
kebidanan pada ibu hamil.
2) Bagi Institusi pendidikan
Meningkatkan pengetahuan mengenai konsep dasar pemeriksaan penunjang pada
kehamilan sehingga dapat menetapkan prosedur tetap mengenai model asuhan kebidanan
yang tepat digunakan pada ibu hamil.

Anda mungkin juga menyukai