Anda di halaman 1dari 26

KURIKULUM

PENDIDIKAN DIPLOMA III KEBIDANAN

Diajukan untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah


Pengembangan Kurikulum

Dosen Pengampu:
Dini Saraswati Handayani, SST. M.Kes

Oleh:

Prassanti Widya Pravitasari 131020190002


Elga Caecaria Grahardika Andani 131020190004
Emma Anastya Puriastuti 131020190006
Nida Addinia 131020190008
Rizka Aprilia 131020190010
Rika Agustina 131020190012
Yusniwidayati Harefa 131020190014
Amina Oktavia 131020190016
Nurlaila 131020190018

PROGRAM STUDI MAGISTER ILMU KEBIDANAN


UNIVERSITAS PADJADJARAN BANDUNG
2020
KATA PENGANTAR

Segalapuji syukur kami panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa atas rahmat dan karunia-
Nya, sehingga kami dapatmenyelesaikan makalah yang berjudul “Kurikulum DIII Kebidanan” ini
sebagai salah satu tugas dalam mata kuliah Pengembangan Kurikulum.
Dalam penyusunan makalah ini, kami menghadapi berbagai hambatan, namun berkat
bantuan dan dukungan dari berbagai pihak, makalah ini dapat terselesaikan dengan baik. Oleh
karena itu, kami ingin menyampaikan rasa terimakasih yang tak terhingga kepada semua orang
yang telah membantu kami dalam menyusun makalah ini, terutama kepada kedua orang tua kami
yang senantiasa memberi support dalam menimba ilmu. Terimakasih pula kami sampaikan
kepada semua pihak yang telah banyak membantu hingga terselesaikannya makalah ini yang tidak
dapat kami sebutkan satu per satu.
Akhir kata, kami menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari sempurna dan kami
memohon maaf untuk itu. Berbagai saran dan masukan yang konstruktif senantiasa kami
harapkan demi kesempurnaan makalah selanjutnya yang lebih baik lagi di masa mendatang.
Semoga makalah ini dapat menambah wawasan dan referensi bagi para pembacanya.

Bandung, Juni 2020

Penyusun

DAFTAR ISI
ii
JUDUL HALAMAN
KATA PENGANTAR .......................................................................................................... ii
DAFTAR ISI ........................................................................................................................ ii
BAB I PENDAHULUAN .................................................................................................... 1
A. Latar Belakang .......................................................................................................... 1
B. Tujuan ....................................................................................................................... 3
C. Manfaat ..................................................................................................................... 3
BAB II KAJIAN PUSTAKA ............................................................................................... 4
A. Kurikulum Perguruan Tinggi ................................................................................... 4
B. Konsep KKNI ........................................................................................................... 6
C. Penyusunan Kurikulum Diploma III Kebidanan ............................................... 10
D. Kajian Jurnal ........................................................................................................... 19
BAB III PENUTUP ........................................................................................................... 21
DAFTAR PUSTAKA ........................................................................................................... 22

iii
BAB I
PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG 1,2


Kurikulum pendidikan tinggi sebagaimana dimaksud dikembangkan oleh setiap perguruan
tinggi dengan mengacu pada Standar Nasional Pendidikan Tinggi (SNPT) yang mencakup
tentang pengembangan kecerdasan intelektual dan akhlak mulia.Standar tersebut tertuang dalam
Permendikbud Nomor49 Tahun 2014 tentang Standar Nasional Pendidikan Tinggi yang juga
mengamanatkan kepada setiapprogram studi untuk wajib melakukan penyusunan kurikulum dan
rencana pembelajaran dalam setiap mata kuliah. Adapun penyusunan kurikulum mengacu pada
capaian pembelajaran lulusan yang dapat disusun oleh forum program studi sejenis atau nama
lainyang setara.
Kewajiban penyusunan kurikulum perguruan tinggi juga tertuang di dalam Permendikbud
nomor 73 tahun 2013 tentang Penerapan Kerangka Kualifikasi Nasional (KKNI) di Bidang
Pendidikan Tinggi pasal 10 ayat 4 yang menyatakan bahwa setiap program studi wajib menyusun
deskripsi capaian pembelajaran minimal mengacu pada KKNI bidang pendidikan tinggi sesuai
dengan jenjang. Setiap program studi wajib menyusun kurikulum, melaksanakan dan
mengevaluasi pelaksanaan kurikulum mengacu pada KKNI bidang pendidikan tinggi sesuai
dengan kebijakan, regulasi, dan panduan tentang penyusunan kurikulum program studi.
Kurikulum pendidikan tinggi yang menjadi dasar penyelenggaraan program studi terdiri
dari kurikulum inti dan kurikulum institusional. Kurikulum institusional merupakan sejumlah
bahan kajian dan pelajaran yang merupakan bagian dari kurikulum pendidikan tinggi, terdiri atas
tambahan dan kelompok ilmu dalam kurikulum inti yang disusun dengan memperhatikan keadaan
dan kebutuhan lingkungan serta ciri khas perguruan tinggi yang tertuang dalam visi dan misi
program studi. Penyusunan kurikulum institusional sebagai ciri khas program studi tidak lebih
dari 40% dari seluruh beban studi dengan tetap memperhatikan leveling KKNI.
Pendidikan tenaga kesehatan bertujuan menghasilkan tenaga kesehatan yang profesional
yang memiliki kemampuan untuk bekerja secara mandiri, mampu mengembangkan diri dan
beretika. Upaya menghasilkan tenaga kesehatan yang berkualitas, perlu didukung oleh kurikulum
yang dapat menggambarkan kondisi dan situasi daerah masing-masing institusi.

1
Kesehatan merupakan hak asasi manusia dan hal tersebut merupakan salah satu unsure
kesejahteraan yang harus diwujudkan sesuai dengan cita-cita bangsa Indonesia sebagaimana
dimaksud dalam Pancasila dan Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945.
Untuk mendukung upaya kesehatan maka diperlukan Tenaga Kesehatan yang bertugas
melakukan kegiatan pelayanan kesehatan yang berkualitas sesuai dengan bidang keahlian dan
atau kewenangannya. Bidan adalah salah satu kategori tenaga kesehatan yang dapat berperan
serta dalam upaya mewujudkan pencapaian derajat kesehatan masyarakat yang optimal khususnya
kesejahteraan ibu dan anak, hal ini sejalan dengan pencapaian Millennium Development Goals
(MDGs).
Tenaga bidan yang berkualitas dihasilkan oleh institusi pendidikan kebidanan yang
dikelola dengan memperhatikan perkembangan Ilmu pengetahuan, teknologi dan regulasi.
Pendidikan Bidan di Indonesia saat ini mayoritas berada pada jenjang D-III Kebidanan dengan
kualifikasi sebagai bidan pelaksana, yang memiliki kompetensi untuk melaksanakan praktiknya
baik di institusi pelayanan maupun praktik perorangan (Kepmenkes Nomor
369/Menkes/SK/III/2007 Tentang Standar Profesi Bidan).
Program Pendidikan Diploma III Kebidanan bertujuan menghasilkan tenaga bidan
profesional yang memiliki kemampuan untuk bekerja secara mandiri, mampu mengembangkan
diri dan beretika. Tuntutan masyarakat akan mutu pelayanan kebidanan semakin meningkat
seiring dengan peningkatan pengetahuan dan kemampuan masyarakat maupun perkembangan
ilmu pengetahuan dan teknologi di bidang kesehatan. Perubahan dan perkembangan tersebut
merupakan tantangan untuk meningkatkan kualitas sumberdaya manusia kesehatan.
Saat ini Penyelenggaraan Pendidikan D-III Kebidanan menggunakan kurikulum
Pendidikan D-III Kebidanan yang ditetapkan oleh Keputusan Menteri Kesehatan RI Nomor:
HK.00.06.2.4.1.1583 tentang Kurikulum Pendidikan D-III Kebidanan Tahun 2002. Kurikulum
tersebut disusun berdasarkan IPTEK dengan mengacu pada kompetensi Inti Bidan indonesia yang
ditetapkan oleh IBI dan Pusat Pendidikan Tenaga Kesehatan tahun 2000, yang dikelompokkan
menjadi 5 (lima kelompok kompetensi dan dijabarkan dalam tujuan pendidikan disesuaikan
dengan kelompok mata kuliah yang diatur dalam Kepmendiknas nomor 232/U/2000 tentang
Pedoman Penyusunan Kurikulum Pendidikan Tinggi dan Penilaian Hasil Belajar.
Dengan adanya berbagai perubahaan dalam regulasi dan makin berkembangnya profesi
kebidanan serta memperhatikan aspek legal yang terjadi dalam tatanan pelayanan kesehatan,

2
maka kurikulum Pendidikan D-III Kebidanan Tahun 2002 harus ditinjau, direvisi dan
dikembangkan, dengan mengacu kepada perundang- undangan dan peraturan yang berlaku dan
relevan dengan penyelenggaraan pendidikan, pelayanan kesehatan dan organisasi profesi.

B. TUJUAN
1. Mengetahui dan memahami Kurikulum Perguruan Tinggi
2. Mengetahui dan memahami Konsep KKNI
3. Mengetahui dan memahami Penyusunan Kurikulum Diploma III Kebidanan

C. MANFAAT
Sebagai pedoman dan acuan dalam penyusunan kurikulum Pendidikan Diploma III
Kebidanan

3
BAB II
KAJIAN PUSTAKA

A. KURIKULUM PENDIDIKAN TINGGI 3,4,5


1. Pengertian
Kurikulum adalah seperangkat rencana dan pengaturan mengenai capaian pembelajaran
lulusan, bahan kajian, proses, dan penilaian yang digunakan sebagai pedoman penyelenggaraan
program studi. Berdasarkan pengertian tersebut perencanaan dan pengaturan kurikulum sebagai
sebuah siklus kurikulum memiliki beberapa tahapan dimulai dari analisis kebutuhan,
perancangan, pengembangan, pelaksanaan, evaluasi, dan tindak lanjut perbaikan yang dilakukan
oleh program studi (Ornstein & Hunkins, 2014). Siklus kurikulum tersebut berjalan dalam rangka
menghasilkan lulusan sesuai dengan capaian pembelajaran lulusan program studi yang telah
ditetapkan. Siklus kurikulum tersebut dapat digambarkan dalam bentuk gambar sebagai berikut.
Kurikulum adalah seperangkat rencana dan pengaturan mengenai capaian pembelajaran
lulusan, bahan kajian, proses, dan penilaian yang digunakan sebagai pedoman penyelenggaraan
program studi. (Permenristekdikti No.44 Thn 2015: SN-DIKTI).
Pendidikan Tinggi adalah jenjang pendidikan setelah pendidikan menengah yang
mencakup program diploma, program sarjana, program magister, program doktor, dan program
profesi, serta program spesialis, yang diselenggarakan oleh perguruan tinggi berdasarkan
kebudayaan bangsa Indonesia.
Kurikulum Pendidikan Tinggi dikembangkan oleh setiap Perguruan Tinggi dengan
mengacu pada Standar Nasional Pendidikan Tinggi untuk setiap Program Studi yang mencakup
pengembangan kecerdasan intelektual, akhlak mulia, dan keterampilan (Pasal 35 ayat 1).
Kurikulum Pendidikan Tinggi untuk program sarjana dan program diploma (Pasal 35 ayat 5)
wajib memuat mata kuliah (Pasal 35 ayat 1):
a. Agama
b. Pancasila
c. Kewarganegaraan dan
d. Bahasa Indonesia.

4
2. Dokumen Kurikulum
Dokumen kurikulum disusun dengan sistematika sebagai berikut:
a. Identitas Program Studi -Menuliskan identitas Program Studi meliputi: Nama
Perguruan Tinggi, Fakultas, Prodi, Akreditasi, Jenjang Pendidikan, Gelar Lulusan,
Visi dan Misi.
b. Evaluasi Kurikulum & Tracer Study–Menjelaskan pelaksanaan kurikulum yang telah
dan sedang berjalan, denganmenyajikan hasil evaluasi kurikulum. Analisiskebutuhan
berdasarkan kebutuhan pemangku kepentingandari hasil tracer study.
c. Landasan Perancangan & Pengembangan Kurikulum: landasan filosofis, landasan
sosiologis, landasan psikologis, landasan yuridis, dll.
d. Rumusan Standar Kompetensi Lulusan (SKL) yang dinyatakan dalamCapaian
Pembelajaran Lulusan (CPL) –CPL terdiri dari aspek: Sikap, Pengetahuan,
Ketrampilan umum, dan ketrampilan khusus yang di-rumuskan berdasarkan SN-
Diktidan deskriptor KKNI sesuai dengan jenjang nya.
e. Penetapan Bahan Kajian –Berdasarkan CPL dan/atau menggunakan Body of
Knowledgesuatu Program Studi, yang kemudian digunakan untuk pembentukan mata
kuliah.
f. Pembentukan Mata Kuliah (MK) dan penentuan bobot sks–Menjelas-kan mekanisme
pembentukan mata kuliah berdasarkan CPL (beserta turunannya di level MK) dan
bahan kajian, sertapenetapanbobot sks nya.
g. Matrik distribusi mata kuliah (MK)-Menggambarkan organisasi mata kuliah atau peta
penempatan mata kuliah secara logis dan sistematis sesuai dengan Capaian
Pembelajaran Lulusan Program Studi. Distribusi mata kuliah disusun dalam rangkaian
semester selama masa studi lulusan Program Studi.
h. Rencana Pembelajaran Semester (RPS) –RPS disusun dari hasil rancangan
pembelajaran, dituliskan lengkap untuk semua mata kuliah pada Program Studi, dan
perangkat pembelajaran yang menyertainya (RencanaTugas, Instrumen Penilaian
dalam bentuk Rubrikdan atau Portofolio, Bahan Ajar, dll.).
i. Manajemen dan mekanisme pelaksanaan kurikulum – Rencana pelaksanaan kurikulum
dan perangkat Sistem Penjaminan Mutu Internal (SPMI) di perguruan tinggi masing-
masing yang terkait dengan pelaksanaan kurikulum.

5
3. Kerangka Dasar Kurikulum
Kerangka dasar kurikulum adalah rambu-rambu yang ditetapkandalam peraturan
pemerintah untuk dijadikan pedoman dalam penyusunankurikulum. Dalam upaya melakukan
kualifikasi terhadap lulusan perguruan tinggi di Indonesia, pemerintah telah menerbitkan Perpres
Nomor 8 tahun 2012 tentang Kerangka Kualifikasi Nasional Indonesia (KKNI) dan lampirannya
yang menjadi acuan dalam penyusunan capaian pembelajaran lulusan dari setiap jenjang
pendidikan secara nasional.
Kerangka dasar kurikulum berisi landasan filosofis, sosiologis,psikopedagogis, dan
yuridis sesuai dengan standar nasional pendidikan.Kerangka dasar kurikulum sebagaimana
dimaksud digunakan sebagai:
a. Acuan dalam pengembangan struktur kurikulum pada tingkat nasional.
b. Acuan dalam pengembangan muatan lokal pada tingkat daerah.
c. Pedoman dalam pengembangan kurikulum tingkat satuan pendidikan.

B. KONSEP KKNI 6,7


Kerangka Kualifikasi Nasional Indonesia, yang selanjutnya disingkat KKNI, adalah
kerangka penjenjangan kualifikasi kompetensi yang dapatmenyandingkan, menyetarakan, dan
mengintegrasikan antara bidang pendidikan dan bidang pelatihan kerja serta pengalaman kerja
dalam rangka pemberian pengakuan kompetensi kerja sesuai dengan struktur pekerjaan di
berbagai sektor. Pernyataan ini tertuang dalam Perpres Nomor 8 Tahun 2012tentang Kerangka
Kualifikasi Nasional Indonesia.Sangat penting untuk menyatakan juga bahwa KKNI merupakan
perwujudan mutu dan jati diribangsa Indonesia terkait dengan sistem pendidikan nasional dan
pelatihan yang dimiliki negara Indonesia. Maknanya adalah, dengan KKNI ini memungkinkan
hasil pendidikan, khususnya pendidikan tinggi, dilengkapi dengan perangkat ukur yang
memudahkan dalam melakukan penyepadanan dan penyejajaran dengan hasil pendidikan bangsa
lain di dunia. KKNI juga menjadi alat yang dapat menyaring sumber daya manusia yang
berkualifikasi yang dapat masuk dan bekerja ke Indonesia.
Fungsi KKNI yang komprehensif ini menjadikan KKNI berpengaruh pada hampir setiap
bidang dan sektor di mana sumber daya manusia dikelola, termasuk di dalamnya pada sistem
pendidikan tinggi, utamanya pada kurikulum pendidikan tinggi.Kerangka Kualifikasi Nasional
Indonesia (KKNI) memberikan parameter ukur berupa jenjang kualifikasi dari jenjang 1 terendah

6
sampai jenjang 9 tertinggi. Setiap jenjang KKNI bersepadan dengan level capaian pembelajaran
program studi pada jenjang tertentu, yang mana kesepadannya untuk pendidikan tinggi adalah
level 3 untuk D1, level 4 untuk D2, level 5 untuk D3, level 6 untuk D4/S1, level 7 untuk profesi,
level 8 untuk S2, dan level 9 untuk S3. Setiap jenjang kualifikasi pada KKNI memiliki kesetaraan
dengan capaian pembelajaran yang dihasilkan melalui pendidikan, pelatihankerja atau
pengalaman kerja.Jenjang 1 sampai dengan jenjang 3 dikelompokkan dalam jabatan operator;
jenjang 4 sampai dengan jenjang 6 dikelompokkan dalam jabatan teknisi atau analis, jenjang 7
sampai dengan jenjang 9 dikelompokkan dalam jabatan ahli. Lihat gambar berikut ini.

7
Uraian dari masing-masing klasifikasi ditiap level KKNI dari level 5 sampaidengan 9
adalah sebagai berikut :

8
9
C. TAHAPAN PENYUSUNAN KURIKULUM
Langkah-langkah penyusunan kurikulum institusional adalah sebagai berikut:
1. Melakukan Analisis Konteks dan Kebutuhan
Penyusunan kurikulum institusional dimulai dengan melakukanpengkajian
terhadap kebutuhan kompetensi lulusan melalui tracer study yangdilakukan secara
sistematis untuk mendapat informasi tentang kebutuhanpasar atau pengguna lulusan.
Informasi diperoleh dari hasil penelitian atausurvei terhadap lingkungan setempat, bukan
berdasarkan keinginanpengelola dan menyebutkan sumber data (alumni, pengguna
lulusan,organisasi profesi, dinas dan institusi terkait). Data yang didapatkan dari
hasilanalisis konteks dan kebutuhan digunakan sebagai bahan penyusunan profillulusan
dan capaian pembelajaran.
2. Menentukan Profil Lulusan
Profil lulusan dapat dikembangkan dari profil yang sudah ada di kurikuluminti
atau menambah profil baru sesuai dengan jenjang KKNI dan SNPT.Setiap program studi
setidaknya memiliki 1 profil namun sangat umum untuk program studi memiliki lebih
dari 1 profil.Jumlah profil maksimum dapat diperkirakan dengan merujuk jenjang
pendidikan sesuai dengan deskripsi KKNI.Semakin tinggi jenjangnya berpeluang untuk
memiliki profil yangsemakin banyak.
Pengembangan profil yang sudah ada dapat dilakukan melaluipenambahan
capaian pembelajaran sesuai dengan penciri institusi masing-masing.Langkah-langkah
dalam penyusunan profil lulusan adalah sebagai berikut :
Lakukan study pelacakan (tracer study) kepada pengguna potensial yangsesuai dengan bidang
studi.
a. Identifikasi peran lulusan berdasarkan tujuan diselenggarakannyaprogram studi
sesuai dengan visi dan misi institusi.
b. Lakukan kesepakatan dengan program studi sejenis yangdiselenggarakan oleh
program studi lain sehingga muncul penciri umumprogram studi.
c. Profil harus sesuai dengan bidang keilmuan atau keahlian dari programstudi.
d. Profil menggambarkan peran dan fungsi lulusan bukan jabatan atau jenispekerjaan.
3. Menentukan Deskripsi Lulusan

10
Profil lulusan dideskripsikan secara jelas sehingga tidak menimbulkanpersepsi
yang berbeda-beda.Profil lulusan harus sesuai KKNI dan harusditunjang oleh kompetensi
lulusan yang sesuai. Profil lulusan memuatinformasi tentang sikap dan tata nilai,
kemampuan kerja, penguasaan iptek,serta tanggung jawab dan hak yang akan diemban
oleh lulusan. Rumusandari profil dapat digunakan untuk mengidentifikasi keunggulan
atau kearifanlokal bahkan jika perlu menjadi nilai unggul dari program studi
yangbersangkutan.
4. Menentukan Capaian Pembelajaran
Setelah menentukan profil baru (penambahan/perluasan) dilanjutkandengan
menentukan capaian pembelajaran dari profil baru tadi, dijelaskanjuga penjelasan-
penjelasan tambahan, misalnya : tidak bisa ada satu profildengan capaian pembelajaran
yang berbeda di dua institusi, maka harusbertemu untuk mendiskusikan dalam
menentukan profil masing-masingcapaian pembelajaran. yang tersusun
danterdeskripsikan dengan baik akan memudahkan dalam penyusunanpernyataan capaian
pembelajarannya. Profil adalah indikasi yang dapatdiperankan oleh seorang lulusan
sedangkan capaian pembelajarannyaadalah apa yang harus dapat dilakukan oleh lulusan
tersebut.
Capaian pembelajaran adalah kemampuan yang diperoleh melaluiinternalisasi
pengetahuan, sikap, ketrampilan, kompetensi dan akumulasipengalaman kerja.Rujukan
untuk menyusun capaian pembelajaran adalah KKNI dan SNPT.Format capaian
pembelajaran secara umum ada empat unsur yaitu sikap/perilaku, kemampuan kerja,
penguasaan ilmu serta tanggung jawab dan hak.Untuk sikap/perilaku sudah tercantum di
dalam kurikulum inti sehingga untuk penyusunan capaian pembelajaran kurikulum
institusional harus mencakup kemampuan kerja, penguasaan ilmu serta tanggung jawab
dan hak.
Perumusan capaian pembelajaran mencakup 4 komponen yang dapatdirumuskan
oleh program studi yang meliputi :
a. Aspek sikap : memiliki sikap … untuk mampu mengelola …
b. Aspek pengetahuan : mampu menguasai … (tingkat penguasaan,keluasan, dan
kedalaman) … (bidang keilmuannya)

11
c. Aspek keterampilan umum : mampu melakukan … dengan cara ataumetode … dan dapat
menunjukkan hasil … dalam kondisi …
d. Aspek keterampilan khusus : mampu melakukan tindakan khusus … dalam kondisi...

5. Memilih dan Menentukan Bahan Kajian dan Bobot Bahan Kajian


Bahan kajian adalah materi pembelajaran yang diambil dari petakeilmuan sesuai
program studinya dan keilmuan lain yang menunjangbidang keilmuan sesuai prodi yang
menjadi ciri program studi atau khasanahkeilmuan yang akan dibangun oleh program
studi. Bahan kajian dapat diambil (bersumber) dari bidang ilmu penyusunprogram
studi.Tabel berikut umumnya dipergunakan untuk membantumembuat peta (mapping)
bahan kajian terhadap capaian pembelajaran.Sumber bahan kajian bisa berupa bahan
kajian baru atau bahan kajian yangdiperdalam.Perubahan bahan kajian tersebut (misalnya

12
jika metode yangdipilih adalah memperdalam bahan kajian yang sudah ada)
dilakukandengan merubah kode dan memberi tanda pada bahan kajian yang baru.

Tabel diatas adalah ilustrasi masing-masing program studi program studiakan


memiliki pola yang spesifik sesuai dengan profil masing-masing. Tandablok
memperlihatkan interseksi atau titik temu yang menggambarkan bahan kajian(BK) yang
harus diberikan untuk mencapai unsur capaian pembelajaran tertentu dengan mengambil
bahan merujuk pada basis IPTEKS penyusun program studi. Sebagai contoh, BK3 adalah
bahan kajian yang harus dipilih dari IPTEKS utama untuk mendukung tercapainya unsur
keterampilan khusus deskripsi capaian pembelajaran program studi tertentu.Jumlah area
yang diblok menunjukkan keluasan bahan kajian yang mendukung penguasaan capaian
pembelajaran tertentu. Setiap blok juga mengandung informasi berapa dalam topik
tersebut dipelajari sehingga unsur capaian pembelajaran yang didukungnya dapat
tercapai.
Untuk mengasosiasikan kedalaman bahan kajian dapat menggunakantaksonomi
Bloom (KAP) atau taksonomi 4 grade kemampuan (KPT) yang dapat mempermudah
dalam memperkirakan kedalaman relatif penguasaan bahan kajian untuk unsur capaian
pembelajaran tertentu.Misalnya, BK2 dipelajari sedalam mahasiswa dapat
mengaplikasikan pengetahuannya untuk menyelesaikan problem tertentu. Penguasaan
bahan kajian sampai tahap mengaplikasikan akan setara dengan application pada aspek
kognitif taksonomi Bloom. Jika dibuat bobot relatif (sebagai alat bantu) know = 1,
understand = 2, dan application = 3, dan seterusnya, maka BK2 berbobot 3.
6. Menentukan Alokasi Bahan Kajian ke Mata Kuliah

13
Penentuan alokasi bahan kajian ke dalam mata kuliah dapat dilakukandengan
berbagai macam cara antara lain pendekatan taksonomi 4 gradekemampuan (KPT) dan
pendekatan taksonomi Bloom (KAP). Dalampedoman penyusunan kurikulum
institusional ini menggunakan contohpendekatan taksonomi 4 grade kemampuan (KPT).
Dalam menentukanalokasi bahan kajian untuk kurikulum institusional ada beberapa hal
yangperlu diperhatikan adalah sebagai berikut :
a. Muncul mata kuliah baru atau penambahan bobot mata kuliah yangsudah ada.
b. Tandailah sejak awal mana yang termasuk teori dan praktik pada bahankajian
sehingga memudahkan dalam pembobotan.
c. Buat beberapa pilihan dengan penjelasan-penjelasannya menentukanalokasi teori (T)
dan praktik (P).
Pola penentuan mata kuliah dapat dilakukan dengan mengelompokanbahan kajian
yang setara, kemudian memberikan nama pada kelompokbahan kajian tersebut. Nama
mata kuliah penting untuk menyesuaikandengan penamaan yang lazim dalam program
studi sejenis baik yang ada diindoneisa maupun negara lain.
Berikut adalah contoh pengelompokan bahan kajian untuk menyusunmata kuliah :

Setiap satu bahan kajian hanya dapat masuk dalam satu mata kuliah, satumata
kuliah dapat berisi satu bahan kajian atau lebih bahan kajian.
7. Menghitung Bobot Mata Kuliah
Penghitungan bobot mata kuliah dilakukan setelah mengidentifikasi bobotdari
masing-masing bahan kajian.Bahan kajian yang sesuai dikelompokkanmenjadi satu mata
ajar.Bobot bahan kajian ditentukan berdasarkanpertimbangan dari profil lulusan dan
kedalamannya.

14
Grade satu dan dua dengan relatif 1, 2 dan 3 digunakan untukmenghitung jumlah
sks pembelajaran teori.Grade tiga dan empat denganrelatif 4, 5, 6, 7, 8, 9 dan 10 untuk
menentukan jumlah sks praktik pada pembelajaran praktik dan klinik.Untuk program
studi Diploma III hanya sampai pada grade tiga.Relatif 4 dan 5 digunakan untuk
pembelajaran praktik sedangkan relatif 6 dan 7 untuk pembelajaran klinik.

15
Dari bahan kajian di atas selanjutnya dikelompokkan berdasarkan matakuliah:

16
8. Menghitung sks Mata Kuliah

17
Kebutuhan sks untuk mata ajar dihitung berdasarkan bobot mata ajar, total bobot
dan total sks tambahan yang dibutuhkan institusi.
Rumus mengitung sks mata kuliah :
sks = (Bobot MK/Total Bobot) x Total sks
Misalnya jumlah sks kurikulum yang diinginkan 113 sks, kurikulum inti 96 sks,maka
jumlah total sks yang dibutuhkan 17 sks.

9. Menetapkan Isi Mata Kuliah

18
Penetapan isi mata kuliah sesuai dengan bahan kajian yang sudah ditetapkan misalnya
untuk mata kuliah Asuhan Kebidanan dengan 8 sks :
a. Proses adaptasi, fisiologi dan psikologi dalam kehamilan
b. Faktor-faktor yang mempengaruhi kehamilan
c. Kebutuhan dasar ibu hamil
d. Konsep dasar asuhan kehamilan
e. Penyulit dan komplikasi kehamilan
f. Asuhan sesuai tahapan perkembangan kehamilan ibu
g. Dokumentasi asuhan kehamilan
h. Mengitung DJJ pada ibu hamil
i. Komplikasi pada trimester I

10. Menentukan Struktur Program Mata Kuliah


Struktur program adalah suatu tatanan program yang terstruktur dalamsatu matrik yang
berisikan program pendidikan dan mata kuliah yang terdistribusidalam semester sesuai dengan
urutan tahapan pencapaian capaian pembelajaran.Struktur program kurikulum memuat
kurikulum inti dan kurikulu institusional.Sesuai dengan Kepmendiknas Nomor 232/U/2000
untuk pendidikan diploma, proporsi untuk kurikulum inti sekurang-kurangnya 40% dari jumlah
sks kurikulum program diploma.Pendidikan tenaga kesehatan merupakan pendidikan yang
diharapkan menghasilkan ketrampilan khusus/spesifik, untuk itu kurikulum pendidikan tenaga
kesehatan memuat kurikulum inti maksimal 80% dan kurikulum institusional minimal
20%.Struktur program pendidikan tenaga kesehatan memuat 40% kandungan materi teori dan
60% materi praktik.
Struktur program tiap semester adalah satuan waktu kegiatan yang terdiri dari 16 minggu
pertemuan dan kegiatan penilaian.Struktur program tiap semester digunakan sebagai panduan
akademik tiap semester yang terdiri dari kode mata kuliah, mata kuliah dan beban studi SKS
sesuai metode pembelajaran (teori, praktik dan lapangan/klinik).

11. Laporan Proses Penyusunan Kurikulum

19
Laporan berisi sekurang-kurangnya memuat :
a. Undangan Pertemuan
b. Kerangka Acuan
c. Daftar hadir
d. Notulen
e. Berita acara
f. Foto kegiatan
g. Form-form tracer study dan hasilnya
h. Hasil kurikulum (dokumen kurikulum)

D. KAJIAN JURNAL

Peningkatan kompetensi bidan menjadi isu penting dalam penilaian kualitas


lulusan kebidanan. Badan Pengembangan dan Pemberdayaan Sumber Daya Manusia
Kesehatan (BPPSDMK) mengeluarkan Kurikulum Inti 2011 untuk membantu dalam
proses peningkatan pembelajaran pendidikan diploma kebidanan. Capaian pembelajaran
mahasiswa kebidanan cenderung rendah dan tidak sesuai dengan harapan. Salah satu
upaya untuk memperbaiki proses pembelajaran adalah melakukan evaluasi pelaksanaan
kurikulum inti D-III kebidanan 2011 untuk mengetahui komponen kurikulum yang perlu
diperbaiki. Tujuan penelitian ini mengevaluasi kurikulum inti pendidikan D-III
kebidanan saat ini dengan model CIPP (Context, Input, Process, Product) dan menggali
kurikulum yang dibutuhkan bagi pendidikan D-III Kebidanan agar lulusan bidan lebih
profesional. Metode rancangan penelitian menggunakan pendekatan kualitatif dengan
pendekatan fenomenologi dan paradigma konstruktivisme. Penelitian ini dilakukan pada
institusi di 5 provinsi yaitu : DKI Jakarta, Banten, Jawa Barat, Jawa Tengah, dan Jawa

20
Timur . Teknik pengumpulan data menggunakan wawancara mendalam terhadap 17
responden, yang terdiri dari pembantu direktur bagian akademik, dosen pelaksana
kurikulum harian, kepala bidang administrasi akademik dan mahasiswa.Analisis data
meliputi transkripsi wawancara mendalam, reduksi, melakukan koding, kategorisasi dan
penentuan tema. Proses evaluasi menggunakan model CIPP (Context, Input, Process,
Product). Hasil didapatkan bahwa komponen context yang terdiri dari SDM, peserta
didik, manajemen, dukungan pemimpin, struktur kurikulum, standar kompetensi, beban
belajar, isi kurikulum, dan dukungan pemerintah perlu diperbaiki. Komponen input yang
terdiri dari target capaian pembelajaran, kemampuan dosen, sarana dan prasarana,
kecukupan waktu pembelajaran, sumber informasi pengembangan kurikulum serta
kualitas calon mahasiswa belum memadai. Komponen process yang terdiri dari koherensi
pembelajaran, keterlaksanaan program, perumusan kurikulum, pemilihan strategi
pembelajaran, pengorganisasian kurikulum, prosedur evaluasi, suasana akademik masih
belum baik.Komponen product yang terdiri dari kualitas kemampuan mahasiswa, dampak
perubahan kurikulum belum maksimal. Simpulan diperlukan perbaikan dalam komponen
Context, Input, Process, dan Product serta proses penyusunan kurikulum inti, penguatan
mata kuliah, dan penguatan soft skill untuk meningkatkan kualitas lulusan bidan.

21
BAB III
PENUTUP

A. Kesimpulan
Penyusunan kurikulum merupakan salah satu bagian inti dari penyelenggaraan
pendidikan tinggi tenaga kesehatan.Kurikulum pendidikan tenaga kesehatan yang baik
harus dapat menjawab perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi serta tuntutan
kebutuhan pelayanan kesehatanmasyarakat, oleh karenanya kurikulum mutlak harus
disusun dengan mematuhi kaidah – kaidah yang telah ditetapkan, sehingga tujuan
pembelajaran dapat dicapai dengan optimal.
Pedoman Penyusunan Kurikulum Institusi Pendidikan Tenaga Kesehatan ini
disusun untuk memberikan gambaran atau rambu-rambu pada institusi pendidikan tenaga
kesehatan dalam melaksanakan pengembangan atau penyusunan kurikulum di masing –
masing program studi. Konsep penyusunan atau pengembangan kurikulum institusional
yang telah diuraikan dalam pedoman ini diharapkan dapat menjadikan proses penyusunan
kurikulum lebih sesuai dengan perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi,
kebutuhan pelayanan serta sesuai dengan potensi dan kondisi masing-masing institusi
pendidikan tenaga kesehatan.

B. Saran
Makalah ini diharapkan dapat menjadi pedoman dan acuan dalam penyusunan
kurikulum Pendidikan Diploma III Kebidanan

22
DAFTAR PUSTAKA

1. Hamalik, Oemar. (2006). Manajemen Pengembangan Kurikulum. Bandung : PT.Remaja


Rosdakarya.
2. Liliana Sugiharto (2015) PowerPoint “Kurikulum Pendidikan Tinggi” : Kopertis.
3. Direktorat Jenderal Pembelajaran dan Kemahasiswaan, Kementerian Riset Teknologi dan
Pendidikan Tinggi (2019). Panduan penyusunan kurikulum pendidikan tinggi di era
industri 4.0.
4. Departemen Pendidikan Nasional, Keputusan Mendiknas RI No. 232/U/2000tentang
Pedoman Penyusunan Kurikulum Pendidikan Tinggi dan Penilaian HasilBelajar
Mahasiswa.
5. Departemen Pendidikan Nasional, Keputusan Mendiknas RI No. 045/U/2002tentang
Kurikulum Inti Pendidikan Tinggi.
6. Mursid, SP. (2015). Cara Ringkas Menyusun Kurikulum.
7. Mursid, SP. (2015). Panduan Ringkas Menyusun Kurikulum Pendidikan Tinggi.

23

Anda mungkin juga menyukai