OLEH :
ARIF SUSANTO
NRP : 54183112283
PROGRAM STUDI
TEKNOLOGI PENGOLAHAN HASIL PERIKANAN
POLITEKNIK AHLI USAHA PERIKANAN
JAKARTA
2020
Vitamin
Fungsi Vitamin
Klasifikasi Vitamin
Vitamin diklasifikasikan menjadi dua yaitu , yang larut Dalam Air dan vitamin
yang larut dalam lemak.
B1 (thiamin)
B2 (riboflavin)
B5 (asam pantotenat)
B12 (sianokobalamin)
Biotin
Vitamin A (Retinol)
Vitamin D (Cholecalciferol)
Vitamin E (Tokoferol)
Vitamin E merupakan gabungan dari beberapa senyawa tokoferol (terdiri
atas , , , dan tokoferol), keaktifan vitamin E beberapa senyawa
tokoferol berbeda-beda, yaitu (alfa), (beta); (gamma), memiliki sifat
tahan terhadap suhu tinggi serta asam, tetapi karena bersifat antioksidan,
vitamin E mudah teroksidasi terutama bila ada lemak yang tengik, timah
dan garam besi, serta mudah rusak oleh sinar UV. Vitamin berasal dari
minyak sayur, sayuran hijau, gandum putih, biji-bijian, hati, kuning telur,
margarin, kacang-kacangan yang memiliki peran melindungi sel darah
merah; antioksidan (melindungi vitamin yang larut dalam lemak); penstabil
membran sel, Kekurangan vitamin E memiliki gejala kehilangan otot,
rusaknya sel darah merah, anemia, pendarahan
Vitamin K (Kuinon)
Ikan merupakan hewan laut yang akan kaya vitamin yang bermanfaat bagi
tubuh manusia ,Ikan dan produk perikanan lainnya merupakan salah satu
sumber vitamin bagi tubuh manusia. Sejumlah vitamin seperti vitamin A, D,
E, dan B12 umum ditemukan dalam kandungan daging ikan.seperti,
Pengjian Vitamin
1) Tahap saponifikasi,
Saponifikasi merupakan tahap dilakukan dengan menggunakan
kalium hidroksida dengan pelarut campuran etanol dan air,
penambahan zat anti oksidan (asam askorbat, pirogalol, butil
o
hidroksi toluena) dan pemanasan pada suhu 60–80 C
(Eitenmiller, 2008)
1. Metode Spektrofotometri
Merupakan salah satu metode kolorimetri yang digunakan
adalah metode Carr-Price. Metode tersebut didasarkan pada
pembentukan kompleks warna biru antara antimon (III) klorida
[SbCl 3] atau asam trifluoroasetat dengan retinol dalam
kloroform, yang dapat diukur absorbansinya di panjang
gelombang 620nm
2. Metode Kolorimetri
Kromatografi merupakan suatu prosedur pemisahan zat
terlarut oleh suatu proses migrasi dinamis dalam sistem yang
terdiri dari dua fase atau lebih. Perbedaan kemapuan migrasi
komponen-komponen yang dikandung oleh sampel antar lain
disebabkan adanya perbedaan dalam adsorbsi, partisi,
kelarutan, tekanan uap, ukuran molekul atau kerapatan
muatan ion
2. Pengujian Vitamin D
1) Kromatografi (HPLC/KCKT)
Untuk produk makanan umum/ sampel disaponifikasi dengan
reflux,diestrak dengan heksan dan diinjeksi ke dalam fase normal
kolom HPLC yang disambungkan pada detektor fluoresensi, untuk
margarin dan minyak nabati / sampel dilarutkan dalam heksan,
MgSO4 ditambahkan untuk mengganti air kemudiaa difilter dan
diuji dengan HPLC, sedangkan untuk minyak / dilarutkan dalam
heksan dan diinjeksi secara langsung ke dalam kolom HPLC
2) Serimetri
Metode ini berdasarkan atas sifat mereduksi tokoferol setelah
tokoferol asetat dihidrolisis dengan asam
3) Kolorimetri
Dalam AOAC (1995), penetapan kadar vitamin E dalam makanan
baik dalam bentuk kering maupun basah dilakukan secara
kolorimetri. Alfa-tokoferol diekstraksi dari sampel dengan pelarut
organik. Residu lemak disabunkan, kemudian alfa-tokoterol
diisolasi dengan kromatografi lapis tipis dan ditetapkan kadarnya
secara kolometri.
5) Pengujian Vitamin K
Untuk analisis vitamin K dalam susu formula, prosedur Rose-Gottlieb telah
dimodifikasi dengan mengganti perlakuan amonia/etanol dengan etanol
yang diasamkan sedangkan vitamin K dari sayuran, buah-buahan, serelia,
daging dan ikan telah diekstraksi dengan menggerus sampel dalam mortar
hingga diperoleh granul halus sebelum diekstraksi dengan aseton. Setelah
penambahan air dan heksan ke ekstrak aseton, maka vitamin K akan
terpartisi semuanya di lapisan atas (heksan), sementara senyawa-
senyawa polar berada di lapisan aseton/air.