Tugas KGD Endokrin 6B
Tugas KGD Endokrin 6B
Di Susun Oleh:
Prodi: S1 Keperawatan
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur senantiasa selalu saya panjatkan kepada Allah SWT yang
telah memberikan limpahan rahmat, taufik dan hidayah nya sehingga kami dapat
menyelesaikan makalah yang berjudul “Asuhan Keperawatan Gawat Darurat
Hiperglikemia, Hipoglikemia, dan Keton Asidosis Diabetikum (KAD)” dapat
terselesaikan dengan baik. Tak lupa saya ucapkan terima kasih kepada:
1. Tuhan Yang Maha Esa yang telah melimpahkan rahmat nya sehingga
makalah ini dapat terselesaikan
2. Dosen Keperawatan Gawat Darurat “Ns. Yeni Koto, M.Kes” yang telah
membimbing dan memberi masukan dalam menyelesaikan makalah ini.
Laporan ini di susun untuk memenuhi tugas mata kuliah Keperawatan Gawat
Darurat tentang “Asuhan Keperawatan Gawat Darurat Hiperglikemia,
Hipoglikemia, dan Keton Asidosis Diabetikum (KAD)”. Laporan ini di harapkan
mampu memberikan manfaat dan kegunaan bagi pembaca terutama dalam proses
pembelajaran serta untuk menambah wawasan pengetahuan mengenai “Asuhan
Keperawatan Gawat Darurat Hiperglikemia, Hipoglikemia, dan Keton Asidosis
Diabetikum (KAD)”.
Laporan ini kami susun dengan segala kemampuan kami dan semaksimal
mungkin. Kami menyadari bahwa makalah ini tidaklah sempurna dan masih
banyak kesalahan serta kekurangan. Maka dari itu kami sebagai penyusun
memohon kritik dan saran dari semua pembaca terutama Dosen Keperawatan
Gawat Darurat sebagai bahan koreksi untuk saya. Saya harap terjadi peningkatan
dalam penyusunan makalah di waktu yang akan datang.
Penyusun
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR.............................................................................................i
DAFTAR ISI...........................................................................................................ii
BAB I PENDAHULUAN.......................................................................................4
A. Latar Belakang..........................................................................................4
B. Rumusan Masalah.....................................................................................6
C. Tujuan........................................................................................................6
BAB II PEMBAHASAN........................................................................................8
A. Pengertian Hiperglikemia..........................................................................8
B. Etiologi Hiperglikemia..............................................................................8
C. Manifestasi Klinis Hiperglikemia.............................................................9
D. Patofisiologi Hiperglikemia......................................................................9
E. Pemeriksaan Diagnostik Hiperglikemia..................................................10
F. Komplikasi Hiperglikemia.......................................................................10
G. Penatalaksanaan Hiperglikemia..............................................................11
H. Asuhan Keperawatan Hiperglikemia.......................................................11
I. Pengertian Hipoglikemia.........................................................................14
J. Etiologi Hipoglikemia.............................................................................14
K. Manifestasi Klinis Hipoglikemia.............................................................15
L. Patofisiologi Hipoglikemia......................................................................15
M. Pemeriksaan Diagnostik Hipoglikemia...................................................16
N. Komplikasi Hipoglikemia.......................................................................16
O. Penatalaksanaan Hipoglikemia................................................................16
P. Asuhan Keperawatan Hipoglikemia........................................................17
Q. Pengertian Keton Asidosis Diabetikum (KAD)......................................21
R. Etiologi Keton Asidosis Diabetikum (KAD)..........................................21
S. Manifestasi Klinis Keton Asidosis Diabetikum (KAD)..........................21
T. Patofisiologi Keton Asidosis Diabetikum (KAD)...................................22
U. Pemeriksaan Diagnostik Keton Asidosis Diabetikum (KAD)................22
V. Komplikasi Keton Asidosis Diabetikum (KAD).....................................22
W. Penatalaksanaan Keton Asidosis Diabetikum (KAD).............................23
X. Asuhan Keperawatan Keton Asidosis Diabetikum (KAD).....................24
BAB III PENUTUP..............................................................................................28
A. Kesimpulan..............................................................................................28
iii
B. Saran........................................................................................................28
DAFTAR PUSTAKA...........................................................................................29
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Asuhan keperawatan gawat darurat adalah pelayanan profesional yang
didasarkan pada ilmu dan metodologi keperawatan gawat darurat berbentuk
pelayanan bio-psiko-sosio-spiritual yang komprehensif, ditujukan kepada
klien/pasien yang mempunyai masalah aktual atau resiko yang mengancam
kehidupan terjadinya secara mendadak atau tidak dapat diperkirakan, dan tanpa
atau disertai kondisi lingkungan yang tidak dapat dikendalikan. Rangkaian
kegiatan yang dilaksanakan dikembangkan sedemikian rupa sehingga mampu
mencegah kematian atau cacat yang mungkin terjadi.
Hiperglikemia dalam waktu yang lama dapat menyebabkan kerusakan
komponen penting tubuh yaitu sel beta pankreas. Sel ini normalnya menghasilkan
hormon insulin. Gangguan produksi homon ini dapat menimbulkan kekacauan
metabolisme gula dan lemak. Pada artikel yang dimuat dalam Journal of
Biological Chemistry ini, Robertson juga menegaskan bahwa hiperglikemia
kronis dapat menyebabkan kerusakan pembuluh darah, retina, ginjal dan saraf.
Krisis hiperglikemia merupakan komplikasi akut yang dapat terjadi pada
Diabetes Mellitus (DM), baik tipe 1 maupun tipe 2. Keadaan tersebut merupakan
komplikasi serius yang mungkin terjadi sekalipun pada DM yang terkontrol baik.
Krisis hiperglikemia dapat terjadi dalam bentuk ketoasidosisdiabetik (KAD),
status hiperosmolar hiperglikemik (SHH) atau kondisi yang mempunyai elemen
kedua keadaan diatas. KAD adalah keadaan yang ditandai dengan asidosis
metabolik akibat pembentukan keton yang berlebihan, sedangkan SHH ditandai
dengan hiperosmolalitas berat dengan kadar glukosa serum yang biasanya lebih
tinggi dari KAD murni.
Hipoglikemia pada pasien diabetes tipe I ( DMT I ) dan diabetes tipe II
( DMT II ) merupakan faktor penghambat utama dalam mencapai sasaran kendali
glukosa darah normal atau mendekati normal. Tidak ada definisi kendali glukosa
darah yang baik dan lengkap tanpa menyebutkan bebas dari hipoglikemia. Dokter
dan tenaga kesehatan lain haru memahami benar tentang hal ini dan pasien
5
B. Rumusan Masalah
1. Apa pengertian dari Hiperglikemia, Hipoglikemia, dan Keton Asidosis
Diabetikum (KAD)?
2. Apa saja etiologi dari Hiperglikemia, Hipoglikemia, dan Keton Asidosis
Diabetikum (KAD)?
3. Apa saja manifestasi klinis dari Hiperglikemia, Hipoglikemia, Keton
Asidosis Diabetikum (KAD)?
4. Bagaimana patofisiologi dari Hiperglikemia, Hipoglikemia, dan Keton
Asidosis Diabetikum (KAD)?
5. Apa saja pemeriksaan diagnostik dari Hiperglikemia, Hipoglikemia, dan
Keton Asidosis Diabetikum (KAD)?
6. Bagaimana komplikasi dari Hiperglikemia, Hipoglikemia, dan Keton
Asidosis Diabetikum (KAD)?
7. Apa saja penatalaksanaan dari Hiperglikemia, Hipoglikemia, dan Keton
Asidosis Diabetikum (KAD)?
8. Bagaimana asuhan keperawatan pada Hiperglikemia, Hipoglikemia, dan
Keton Asidosis Diabetikum (KAD)?
C. Tujuan
1. Untuk mengetahui pengertian dari Hiperglikemia, Hipoglikemia, dan
Keton Asidosis Diabetikum (KAD).
2. Untuk mengetahui etiologi dari Hiperglikemia, Hipoglikemia, dan Keton
Asidosis Diabetikum (KAD).
3. Untuk mengetahui manifestasi klinis dari Hiperglikemia, Hipoglikemia,
dan Keton Asidosis Diabetikum (KAD).
7
BAB II
PEMBAHASAN
A. Pengertian Hiperglikemia
Hiperglikemia berasal dari bahasa yunani diantaranya, hyper yang artinya
lebih, glyc artinya manis dan emia yang berarti darah, jadi hiperglikemia
merupakan keadaan dimana jumlah glukosa dalam darah melebihi batas
normal (> 200 mg/dl atau 11,1 mmol/L) (Reference ranges for blood tests).
Peningkatan glukosa dalam darah terjadi ketika pankreas memiliki sedikit
insulin atau ketika sel tidak dapat menerima respon insulin untuk menangkap
glukosa dalam darah (American Assisiation Diabetes, 2000). Hiperglikemia
berbeda dengan diabetes militus, hiperglikemia merupakan tanda dari diabetes
militus. Seseorang yang memiliki hiperglikemia belum tentu memiliki
penyakit diabetes militus. Namun ketika hiperglikemia semakin kronis, hal ini
bisa memicu timbulnya diabetes dan ketoasidosis (AIDS Info, 2005).
Hiperglikemia, atau gula darah tinggi adalah suatu kondisi di mana
jumlah yang berlebihan glukosa beredar dalam plasma darah. Hiperglikemia
merupakan keadaan peningkatan glukosa darah dari pada rentang kadar puasa
normal 80 – 90 mg / dl darah, atau rentang non puasa sekitar 140 – 160 mg
/100 ml darah (Corwin, 2001).
B. Etiologi Hiperglikemia
Penyebab tidak diketahui dengan pasti tapi umumnya diketahui
kekurangan insulin adalah penyebab utama dan faktor herediter yang
memegang peranan penting. Penyebab yang lain akibat pengangkatan
pankreas, pengrusakan secara kimiawi sel beta pulau langerhans, Faktor
predisposisi herediter, obesitas, faktor imunologi; pada penderita
hiperglikemia khususnya DM terdapat bukti adanya suatu respon autoimun.
Respon ini merupakan repon abnormal dimana antibody terarah pada jaringan
normal tubuh dengan cara bereaksi terhadap jaringan tersebut yang dianggap
sebagai jaringan asing.
9
ginjal. Jika hiperglikemia terjadi lama hal ini dapat menyebabkan penurunan
aliran darah terutama pada kaki dan terjadi kerusakan saraf, sehingga kaki
mudah mendapat luka dan sulit sembuh (Gangren).
G. Penatalaksanaan Hiperglikemia
Tujuan utama terapi Hiperglikemia adalah mencoba menormalkan
aktivitas insulin dan kadar glukosa darah dan upaya mengurangi terjadinya
komplikasi vaskuler serta neuropati. Ada 4 komponen dalam penatalaksanaan
hiperglikemia :
a. Olahraga (namun jika gula darah diatas 240 mg/dl dan ketika diperiksa
terdapat keton dalam urin maka olahraga harus dihentikan)
b. Diet rendah gula
c. Terapi insulin
d. Hypoglicemic medication
H. Asuhan Keperawatan Hiperglikemia
a. Identitas pasien
Nama, alamat, usia, pekerjan,jenis kelamin, agama,dll.
b. Data subjektif
1. Keluhan Utama
a. Keluhan utama saat masuk rumah sakit, Keluhan yang paling utama
di keluhkan oleh pasien sehingga masuk rumah sakit.
b. Keluhan saat pengkajian, Keluhan yang dikeluhkan pasien saat
dilakukan pengkajian
2. Riwayat Penyakit
a. Riwayat Penyakit Terdahulu, Catatan tentang penyakit yang pernah
dialami pasien sebelum masuk rumah sakit.
b. Riwayat Penyakit Sekarang, Catatan tentang penyakit yang dialami
pasien saat ini (saat pengkajian)
c. Riwayat Penyakit Keluarga: DM dan penyakit jantung pada anggota
keluarga.
12
c. Data objektif
Primary Survey
a. Airway : kaji kepatenan jalan nafas pasien, ada tidaknya sputum atau
benda asing yang menghalangi jalan nafas
b. Breathing: hiperventilasi, napas bau aseton
c. Circulation: lemah, tampak pucat ( disebabkan karena glukosa Intra Sel
Menurun sehingga Proses Pembentukan ATP/Energi Terganggu)
d. Disability: perubahan kesadaran (jika sudah terjadi ketoasidosis
metabolik)
d. Pengkajian pola fungsional
1. Aktivitas / istirahat
a. Gejala : Lemah, letih, sulit bergerak/berjalan, kram otot, tonus otot
menurun, gangguan istrahat/tidur
b. Tanda : Takikardia dan takipnea pada keadaan istrahat atau aktifitas,
letargi /disorientasi, koma
2. Sirkulasi
a. Gejala : Adanya riwayat hipertensi, IM akut, klaudikasi, kebas dan
kesemutan pada ekstremitas, ulkus pada kaki, penyembuhan yang
lama, takikardia.
b. Tanda : Perubahan tekanan darah postural, hipertensi, nadi yang
menurun/tidak ada, disritmia, krekels, distensi vena jugularis, kulit
panas, kering, dan kemerahan, bola mata cekung.
3. Integritas/ Ego
a) Gejala : Stress, tergantung pada orang lain, masalah finansial yang
berhubungan dengan kondisi
b) Tanda : Ansietas, peka rangsang
4. Eliminasi
a. Gejala : Perubahan pola berkemih (poliuria), nokturia, rasa
nyeri/terbakar, kesulitan berkemih (infeksi), ISK baru/berulang,
nyeri tekan abdomen, diare.
b. Tanda : Urine encer, pucat, kuning, poliuri ( dapat berkembang
menjadi oliguria/anuria, jika terjadi hipovolemia berat), urin
13
I. Pengertian Hipoglikemia
Hipoglikemia adalah sindroma klinis terdiri dari kompleks gejala yang
disertai oleh kadar glukoma plasma kurang dari 50 mg/dl dan disembuhkan
oleh terapi yang meninggikan kadar glukosa plasma. Sifat dan beratnya gejala
tergantung dari kadar glikemik sebelumnya, kecepatan penurunan glukosa,
dan adanya neuropati atau obat-obatan yang melumpuhkan saraf simpatik.
Gejala awal biasanya berkeringat, tremor, rasa cemas, palpitasi , dan
takikardia, semuanya diperantarai oleh system saraf simpatik. Dengan turunya
glukosa lebih jauh (yang lebih mungkin terjadi jika gangguan saraf
menyembunyikan gejala awal), dapat terjadi konfusi, nyeri kepala, perubahan
kepribadian, stupor, koma, atau kejang. ( Michael L Callaham, M.D, 1997)
J. Etiologi Hipoglikemia
Etiologi hipoglikemia secara garis besar dibagi atas 3 yaitu:
1. Oleh karena aktivasi hormon insulin yang meninggi atau menurunnya
hormon-hormon diabetagenik, diantaranya:
a. Hipoglikemia yang disebabkan oleh kelebihan insulin. Sebab yang
paling sering adalah overdosis dari insulin yang diberikan.
b. Hipoglikemia yang disebabkan oleh karena overdosis dari antidiabetik
oral seperti sulfonylurea yang diklasifikasikan sebagai insulin
endogenus hipoglikemia.
c. Terjadi produksi insulin berlebih misalnya pada tumor pankreas
sehingga terjadi insulinomas.
d. Antibody – mediated (autoimun) hipoglikemia yang disebabkan oleh
endogenus antibody yang mengaktifkan insulin reseptor.
e. Hipoglikemia yang disebabkan oleh berbagai bahan obat yang
menyebabkan meningginya kadar insulin antara lain obat oral
hipoglikemia.
f. Hipoglikemia yang disebabkan oleh menurunnya hormon
diabetogenik seperti kortikosteroid.
15
2. Disebabkan oleh karena produksi glukosa yang menurun, hal ini terjadi
karena:
a. Kerusakan pada hati
b. Kerusakan pada ginjal
c. Berbagai obat
d. Sepsis
e. Kongenital enzim defisiensi
3. Hipoglikemia yang disebabkan karena puasa sehingga terjadi rendahnya
alanin sebagai glukoneogenik precusor.
K. Manifestasi Klinis Hipoglikemia
Gejala-gejala hipoglikemi terdiri dari dua fase, yaitu :
1. Fase I : gejala-gejala akibat aktivitas pusat autonom di hipotalamus
sehingga hormon epinefrin dilepaskan gajala awal ini merupakan
peringatam karena saat itu pasien masih sadar sehingga dapat diambil
tindakan yang perlu untuk mengatasi hipoglikemi lanjut. Gejala tersebut:
terjadi palpitasi, lemah dan cemas.
2. Fase II : gejala-gejala yang terjadi akibat mulai terganggunya fungsi
otak karena itu dinamakan gejala neurologis, diantaranya: sakit kepala,
konfusi, bicara kabur, perubahan persepsi, perburukan kognitif, letargi,
dan kejang koma.
L. Patofisiologi Hipoglikemia
Seperti sebagian besar jaringan lainnya, matabolisme otak terutama
bergantung pada glukosa untuk digunakan sebagai bahan bakar. Saat jumlah
glukosa terbatas, otak dapat memperoleh glukosa dari penyimpanan glikogen
di astrosit, namun itu dipakai dalam beberapa menit saja. Untuk melakukan
kerja yang begitu banyak, otak sangat tergantung pada suplai glukosa secara
terus menerus dari darah ke dalam jaringan interstitial dalam system saraf
pusat dan saraf-saraf di dalam system saraf tersebut.
Oleh karena itu, jika jumlah glukosa yang di suplai oleh darah menurun,
maka akan mempengaruhi juga kerja otak. Pada kebanyakan kasus,
penurunan mental seseorang telah dapat dilihat ketika gula darahnya menurun
hingga di bawah 65 mg/dl (3.6 mM). Saat kadar glukosa darah menurun
16
hingga di bawah 10 mg/dl (0.55 mM), sebagian besar neuron menjadi tidak
berfungsi sehingga dapat menghasilkan koma.
M. Pemeriksaan Diagnostik Hipoglikemia
1. Prosedur khusus: Untuk hipoglikemia reaktif tes toleransi glukosa
postpradial oral 5 jam menunjukkan glukosa serum <50 mg/dl setelah 5
jam.
2. Pengawasan di tempat tidur: peningkatan tekanan darah.
3. Pemeriksaan laboratorium: glukosa serum <50 mg/dl, spesimen urin dua
kali negatif terhadap glukosa.
4. EKG: Takikardia.
N. Komplikasi Hipoglikemia
Komplikasi akut yang paling berbahaya adalah terjadinya hipoglikemia
(penurunan kadar gula darah sangat rendah), karena dapat mengakibatkan
koma (tidak sadar) bahkan kematian bila tidak cepat ditolong. Keadaan
hipoglikemia ini biasanya dipicu karena penderita tidak patuh pada jadwal
makanan (diit) yang telah ditetapkan, sedangkan penderita tetap minum obat
antidiabetika atau mendapatkan injeksi insulin.
O. Penatalaksanaan Hipoglikemia
1. Glukosa oral
Sesudah diagnosa hipoglikemi ditegakkan dengan pemeriksaan glukosa
darh kapiler, 10-20 glukosa otral harus segera diberikan. Idealnya dalam
bentuk tablet, jelly, atau 150-200 ml minuman yang mengandung glukosa
seperti jus buah segar dan non diet cola. Sebaiknya coklat manis tidak
diberikan karena lemak dalam coklat dapat menghambat absorbsi glukosa.
Bila belum ada jadwal makan dalam 1-2 jam perlu diberikan tambahan 10-
20 gr karbohidrat kompleks.
2. Glukagon intramuskular
Glukagon 1 mg intramuskular dapat diberikan oleh dokter dan perawat
yang terlatih dan hasilnya akan tampak dalam 10 menit. Bila pasien sudah
sadar, pemberian glukagon harus diikuti dengan pemberian glukosa oral 20
mg dan dilanjutkan dengan pemberian 40 mg karbohidrat dalam bentuk
17
ekstrimitas.
8) Sistem neurologis
Terjadi penurunan sensoris, parasthesia, anastesia, letargi,
mengantuk, reflek lambat, kacau mental, disorientasi
e. Riwayat psikososial
Meliputi informasi mengenai prilaku, perasaan dan emosi yang
dialami penderita sehubungan dengan penyakitnya serta tanggapan
keluarga terhadap penyakit penderita.
b. Diagnosa Keperawatan
1. Ketidakefektifan bersihan jalan napas b/d adanya benda asing
2. Pola napas tidak efektif b/d adanya depresan pusat pernapasan, obesitas,
penurunan energi/kelelahan
3. Gangguan perfusi jaringan b/d hipoksia jaringan. Ditandai dengan
peningkatan TIK, nekrosis jaringan, pembengkakan jaringan otak,
depresi SSP dan oedema
4. Resiko tinggi injuri b/d penurunan kesadaran.
21
4. Hipoglikemia
5. Hipokalsemia
6. Hiperkloremia
7. Oedema otak
8. Hipokalemia
W. Penatalaksanaan Keton Asidosis Diabetikum (KAD)
Fase I/Gawat :
1. Rehidrasi
Berikan cairan isotonik NaCl 0,9% atau RL 2L loading dalam 2 jam
pertama, lalu 80 tpm selama 4 jam, lalu 30-50 tpm selama 18 jam (4-
6L/24jam)
Atasi syok (cairan 20 ml/kg BB/jam)
Bila syok teratasi berikan cairan sesuai tingkat dehidrasi
Rehidrasi dilakukan bertahap untuk menghindari herniasi batang otak
(24 – 48 jam).
Bila Gula darah < 200, ganti infus dengan D5%
Koreksi hipokalemia (kecepatan max 0,5mEq/kgBB/jam)
Monitor keseimbangan cairan
2. Insulin
Bolus insulin kerja cepat (RI) 0,1 iu/kgBB (iv/im/sc)
Berikan insulin kerja cepat (RI) 0,1/kgBB dalam cairan isotonic
Monitor Gula darah tiap jam pada 4 jam pertama, selanjutnya tiap 4 jam
sekali
Kecepatan gula darah 100mg%/jam
Pemberian insulin parenteral diubah ke SC bila : AGD < 250mg%,
Perbaikan hidrasi, Kadar HCO3 15 mEq/L
3. Infus K (tidak boleh bolus)
Bila K+ < 3mEq/L, beri 75mEq/L
Bila K+ 3-3.5mEq/L, beri 50 mEq/L
Bila K+ 3.5 -4mEq/L, beri 25mEq/L
Masukkan dalam NaCl 500cc/24 jam
24
4. Infus Bicarbonat
Bila pH 7,1, tidak diberikan
5. Antibiotik dosis tinggi
Batas fase I dan fase II sekitar GDR 250 mg/dl atau reduksi
Fase II/maintenance:
1. Cairan maintenance
Nacl 0.9% atau D5 atau maltose 10% bergantian
Sebelum maltose, berikan insulin reguler 4U
2. Kalium
Perenteral bila K+ 240 mg/dL atau badan terasa tidak enak.
3. Saat sakit, makanlah sesuai pengaturan makan sebelumnya. Bila tidak
nafsu makan, boleh makan bubur atau minuman berkalori lain.
4. Minumlah yang cukup untuk mencegah dehidrasi.
9. Keamanan
Gejala : Kulit kering, gatal, ulkus kulit
Tanda : Demam, diaphoresis, kulit rusak, lesi/ulserasi,
menurunnya kekuatan umum/rentang gerak, parestesia/paralisis
otot termasuk otot-otot pernapasan (jika kadar kalium menurun
dengan cukup tajam).
10. Seksualitas
Gejala : Rabas vagina (cenderung infeksi)
Masalah impoten pada pria, kesulitan orgasme pada wanita
11. Penyuluhan/pembelajaran
Gejala : Faktor resiko keluarga DM, jantung, stroke, hipertensi.
Penyembuhan yang lambat, penggunaan obat sepertii steroid,
diuretik (thiazid), dilantin dan fenobarbital (dapat meningkatkan
kadar glukosa darah). Mungkin atau tidak memerlukan obat
diabetik sesuai pesanan. Rencana pemulangan : Mungkin
memerlukan bantuan dalam pengaturan diet, pengobatan,
perawatan diri, pemantauan terhadap glukosa darah.
b. Diagnosa Keperawatan
1. Kerusakan ventilasi spontan berhubungan dengan faktor metabolic
2. Pola napas tidak efektif berhubungan hiperventilasi
3. Defisit volume cairan berhubungan dengan kehilangan volum aktif.
28
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Hiperglikemia berasal dari bahasa yunani diantaranya, hyper yang artinya
lebih, glyc artinya manis dan emia yang berarti darah, jadi hiperglikemia
merupakan keadaan dimana jumlah glukosa dalam darah melebihi batas normal
(> 200 mg/dl atau 11,1 mmol/L) (Reference ranges for blood tests).
Hiperglikemia, atau gula darah tinggi adalah suatu kondisi di mana jumlah
yang berlebihan glukosa beredar dalam plasma darah. Hiperglikemia
merupakan keadaan peningkatan glukosa darah dari pada rentang kadar puasa
normal 80 – 90 mg / dl darah, atau rentang non puasa sekitar 140 – 160 mg
/100 ml darah.
Hipoglikemia adalah sindroma klinis terdiri dari kompleks gejala yang
disertai oleh kadar glukoma plasma kurang dari 50 mg/dl dan disembuhkan
oleh terapi yang meninggikan kadar glukosa plasma. Gejala awal biasanya
berkeringat, tremor, rasa cemas, palpitasi, dan takikardia, semuanya
diperantarai oleh system saraf simpatik. Dengan turunya glukosa lebih jauh
(yang lebih mungkin terjadi jika gangguan saraf menyembunyikan gejala
awal), dapat terjadi konfusi, nyeri kepala, perubahan kepribadian, stupor,
koma, atau kejang.
Keton Asidosis Diabetik (KAD) adalah keadaan dekompensasi kekacauan
metabolic yang ditandai oleh trias hiperglikemia, asidosis dan ketosis terutama
disebabkan oleh defisiensi insulin absolut atau relative. KAD dan hipoglikemia
merupakan komplikasi akut diabetes mellitus (DM) yang serius dan
membutuhkan pengelolaan gawat darurat. Akibat diuresia osmotik, KAD
biasanya mengalami dehidrasi berat dan dapat sampai menyebabkan syok.
B. Saran
Diharapkan untuk mahasiswa/i keperawatan mampu memahami dan
mendalami asuhan keperawatan gawat darurat dari Hiperglikemia,
Hipoglikemia, dan Keton Asidosis Diabetikum (KAD). Serta mampu
meminimalkan faktor resiko dari penyakit Hiperglikemia, Hipoglikemia, dan
29
DAFTAR PUSTAKA
Carpenito, Lynda Juall (2000), Buku saku Diagnosa Keperawatan, Edisi 8, EGC,
Jakarta
Corwin, Elizaeth J. (2001). Buku Saku Patofisiologi. Jakarta:EGC
Hall, Jasse B., Schmitt, Gregors A.( 2007). Critical Care: Just The Facts. USA:
Mc Graw-Hill Companies inc
Long, Barbara C. (1996). Perawatan Medical Bedah; Suatu Pendekatan Proses
Keperawatan. USA: Mosby
Morton, patricia Gonce dkk. (2005). Critical Care Nursing A Holistik
Approach.8th ed. USA: Lippincot