HALUSINASI
I. Konsep Dasar
A. Pengertian
Halusinasi adalah persepsi yang salah atau persepsi sensori yang tidak sesuai
dengan kenyataan seperti melihat bayangan atau suara suara yang sebenarnya tidak
ada.(Yudi hartono;2012)
Halusinasi merupakan gangguan atau perubahan persepsi dimana klien
mempersepsikan sesuatu yang sebenarnya tidak terjadi. Suatu penerapan panca indra
tanpa ada rangsangan dari luar. Suatu penghayatan yang dialami suatu persepsi
melalui panca indra tanpa stimulus eksteren/ persepsi palsu (Maramis, 2010).
Halusinasi adalah sensasi panca indera tanpa adanya rangsangan. Klien merasa
melihat, mendengar, membau, ada rasa raba dan rasa kecap meskipun tidak ada
sesuatu rangsang yang tertuju pada kelima indera tersebut (Izzudin, 2009).
B. Etiologi
Gangguan halusinasi dapat disebabkan oleh beberapa faktor seperti
(Biologis,Psikologis dan sosial) :
a. Biologis
Gangguan perkembangan dan fungsi otak dapat menimbulkan gangguan seperti :
1. Hambatan perkembangan khususnya korteks frontal,temporal dan citim
limbic. Gejala yang mungkin timbul adalah hambatan dalam belajar,daya ingat
dan berbicara.
2. Pertumbuhan dan perkembangan individu pada pranatal,perinatal neonatus dan
kanak kanak.
b. Psikologis
Keluarga,pengasuh dan lingkungan klien sangat mempengaruhi respon psikologis
diri klien,sikap atau keadaan yang dapat mempengaruhi ganguan orientasi realitas
adalah penolakan atau kekerasan dalam hidup klien. Penolakan dapat dirasakan
dari keluarga,pengasuh atau teman yang
bersikap dingin,cemas,tidak peduli atau bahkan terlalu melindungi sedangkan
kekerasan dapat bisa berupa konflik dalam rumah tangga merupakan lingkungan
resiko gangguan orientasi realitas.
Keperawatan Jiwa
1
c. Sosial Budaya
Kehidupan sosial budaya dapat pula mempengaruhi gangguan orientasi realitas
seperti kemiskinan,konflik sosial,budaya,kehidupan yang terisolir disertai stres
yang menumpuk. (Yudi hartono;2012)
C. Jenis-Jenis Halusinasi
Beberapa jenis halusinasi ini sering kali menjadi gejala penyakit tertentu,seperti
skizofrenia. Namun terkadang juga dapat disebabkan oleh penyalahgunaan narkoba,
demam, depresi atau demensia, berikut ini jenis-jenis halusianasi yang mungkin saja
mengintai pikiran manusia :
a. Halusinasi Pendengaran (Audio)
Ini adalah jenis halusinasi yang menunjukan persepsi yang salah dari bunyi,
music, kebisingan atau suara. Mendengar suara ketika tidak ada stimulus
pendengaran adalah jenis yang paling umum dari halusinasi audio pada penderita
gangguan mental. Suara dapat didengar baik di dalam kepala maupun di luar
kepala seseorang dan umumnya dianggap lebih parah ketika hal tersebut datang
dari luar kepala, suara bisa datang berupa suara wanita maupun suara pria yang
akrab atau tidak akrab.Pada penderita skizofrenia gejala umum adalah
mendengarkan suara suara dua orang atau lebihyang berbicara pada satu sama
lain,ia mendengar suara berupa kritikan atau komentar tentang dirinya, prilaku
atau pikirannya.
b. Halusinasi penglihatan
Ini adalah sebuah persepsi yang salah pada pandangan.isi dari halusinasi dapat
berupa apa saja tetapi biasanya orang atau tokoh seperti
manusia.Misalnya,seseorang merasa ada orang berdiri di belakangnya.
c. Halusinasi Pengecapan (Gustatorius)
Ini adalah sebuah persepsi yang salah mengenai rasa.biasanya pengalaman ini
tidak menyenangkan.Misalnya seorang individu mungkin mengeluh telah
mengecap rasa logam secara terus menerus.Jenis halusinasi ini sering terlihat di
beberapa gangguan medis seperti epilepsi dibandingkan pada gangguan mental.
d. Halusinasi penciuman (Olfaktori)
Halusinasi ini melibatkan berbagai bau yang tidak ada.bau ini biasanya tidak
menyenangkan seperti mau muntah ,urin,feses asap atau daging busuk .Kondisi ini
juga sering disebut sebagai Phantosmia dan dapat diakibatkan oleh adanya
Keperawatan Jiwa
2
kerusakan saraf di bagian indra penciuman. Kerusakan mungkin ini mungkin
disebabkan oleh virus,trauma,tumor otak atau paparan zat zat beracun atau obat
obatan
e. Halusinasi sentuhan (Taktil)
Ini adalah sebuah persepsi atau sensasi palsu terhadap sentuhan atau suatu yang
terjadi di dalam atau pada tubuh .Halusinasi sentuhan ini umumnya merasa seperti
ada suatu yang merangkak di bawah atau pada kulit.
f. Halusinasi somatic
Ini mengacu pada saat seseorang mengalami perasaan tubuh mereka merasakan
nyeri yang parah misalnya akibat mutilasi atau pergeseran sendi.pasien juga
melaporkan bahwa ia juga mengalami penyerahan oleh hewan pada tubuh mereka
seperti ular merayap dalam perut. (Yudi hartono;2012)
D. Rentang Respon Halusinasi
Keperawatan Jiwa
3
1) Karakteristik : Seseorang merasa banyak masalah,ingin menghindar dari
lingkungan takut diketahui orang lain bahwa dirinya banyak masalah.
2) Perilaku : Klien susah tidur dan berlangsung terus menerus sehingga terbiasa
menghayal dan menganggap hayalan awal sebagai pemecah masalah
b. Comforthing
Comforthing adalah halusinasi tahap menyenangkan.cemas sedang
1) Karakteristik : Klien mengalami perasaan yang mendalam seperti
cemas,kesepian,rasa bersalah,takut,dan mencoba untuk berfokus pada pikiran
yang menyenangkan untuk meredakan cemas.
2) Perilaku : Klien terkadang tersenyum,tertawa sendiri,menggerakan bibir
tanpa suara,pergerakan mata yang cepat respon verbal yang lambat,diam dan
berkonsentrasi
c. Condeming
Condeming adalah tahap halusinasi menjadi menjijikan : Cemas berat
1) Karakteristik : Pengalaman sensori menjijikan dan menakutkan.Klien mulai
lepas kendali dan mungkin mencoba untuk mengambil jarak dirinya dengan
sumber yang presepsikan.Klien mungkin merasa dipermalukan oleh
pengalaman sensori dan menarik diri dari orang lain
2) Perilaku : Ditandai dengan meningkatnya tanda tanda sistem syaraf otonom
akibat ansietas otonom seperti peningkatan denyut jantung, pernafasan dan
tekanan darah,rentang perhatian dengan lingkungan berkurang dan terkadang
asyik dengan pengalaman sendori dan kehilangan kemampuan membedakan
halusinasi dan realita.
d. Controling
Controling adalah tahap pengalaman halusinasi yang berkuasa : Cemas berat
1) Karakteristik : Klien berhenti menghentikan perlawanan terhadap halisinasi
dan menyerah pada halusinasi trsebut.
2) Perilaku : Perilaku klien taat pada perintah halusinasi,sulit berhubungan
dengan orang lain,respon perhatian terhadap lingkungan berkurang,biasanya
hanya beberapa detik saja.
Keperawatan Jiwa
4
e. Conquering
Concuering adalah tahap halusinasi panik umumnya menjadi melebur dalam
halusinasi
1) Karakteristik : Pengalaman sensori menjadi mengancam jika mengikuti
perintah halusinasi.
2) Perilaku : Perilaku panik,resiko tinggi mencederai,bunuh diri atau membunuh
orang lain. (Yudi Hartono ;2012)
F. Manifestasi Klinis
Tanda gejala bagi klien yang mengalami halusinasi adalah sebagai berikut:
a. Bicara,senyum dan tertawa sendiri
b. Mengatakan mendengar suara
c. Merusak diri sendiri/orang lain/lingkungan
d. Tidak dapat membedakan hal yang nyata dan yang mistis
e. Tidak dapat memusatkan konsentrasi
f. Pembicaraan kacaw terkadang tidak masuk akal
g. Sikap curiga dan bermusuhan
h. Menarik diri,menghindar dari orang lain
i. Sulit membuat keputusan
j. Ketakutan
k. Mudah tersinggung
l. Menyalahkan diri sendiri/orang lain
m. Tidak mampu memenuhu kebutuhan sendiri
n. Muka merah kadang pucat
o. Ekspresi wajah tegang
p. Tekanan darah meningkat
q. Nadi cepat
r. Banyak keringat (Yudi Hartono ;2012)
G. Akibat Halusinasi
Akibat dari halusinasi adalah resiko mencederai diri sendiri,orang lain dan
lingkungan.ini diakibatkan karena klien berada di bawah halusinasinya yang meminta
dia untuk melakukan sesuatu hal diluar kesadarannya. (Iskandar;2012)
Keperawatan Jiwa
5
H. Mekanisme Koping penderita gangguan halusinasi
Sumber koping mempengaruhi respon individu dalam menanggapi stressor: pada
halusinasi terdapat 3 mekanisme koping yaitu :
a. With Drawal : Menarik diri dan klien sudah asik dengan pelaman internalnya
b. Proyeksi : Menggambarkan dan menjelaskan persepsi yang membingungkan
c. Regresi : Terjadi dalam hubungan sehari hari untuk memproses masalah dan
mengeluarkan sejumlah energi dalam mengatasi cemas (Iskandar;2012)
I. Pohon Masalah
Keperawatan Jiwa
6
Sering kali klien menolak obat yang diberikan sehubungan dengan rangsangan
halusinasi yang diterimanya. Pendekatan sebaiknya secara persuatif tapi instruktif.
Perawat harus mengamati agar obat yang diberikan betul ditelannya, serta reaksi
obat yang diberikan.
3. Menggali permasalahan klien dan membantu mengatasi masalah yang ada
Setelah pasien lebih kooperatif dan komunikatif, perawat dapat menggali masalah
klien yang merupakan penyebab timbulnya halusinasi serta membantu mengatasi
masalah yang ada. Pengumpulan data ini juga dapat melalui keterangan keluarga
klien atau orang lain yang dekat dengan klien.
4. Memberi aktivitas pada klien
Klien diajak mengaktifkan diri untuk melakukan gerakan fisik, misalnya berolah
raga, bermain atau melakukan kegiatan. Kegiatan ini dapat membantu
mengarahkan klien ke kehidupan nyata dan memupuk hubungan dengan orang
lain. Klien diajak menyusun jadwal kegiatan dan memilih kegiatan yang sesuai.
5. Melibatkan keluarga dan petugas lain dalam proses perawatan
Keluarga klien dan petugas lain sebaiknya di beritahu tentang data klien agar ada
kesatuan pendapat dan kesinambungan dalam proses keperawatan, misalnya dari
percakapan dengan klien diketahui bila sedang sendirian ia sering mendengar laki-
laki yang mengejek. Tapi bila ada orang lain di dekatnya suara-suara itu tidak
terdengar jelas. Perawat menyarankan agar klien jangan menyendiri dan
menyibukkan diri dalam permainan atau aktivitas yang ada. Percakapan ini
hendaknya diberitahukan pada keluarga klien dan petugas lain agar tidak
membiarkan klien sendirian dan saran yang diberikan tidak bertentangan.
Farmako :
1. Anti Psikotik :
a. Chlorpromazine (Promactile, Largactile)
b. Haloperidol (Haldol, Serenace, Lodomer)
c. Stelazine
d. Clozapine (Clozaril)
e. Risperidone (Risperdal)
2. Anti Parkinson :
a. Trihexyphenidile
b. Arthan
Keperawatan Jiwa
7
Konsep Dasar Keperawatan
A. Pengkajian
1. Identitas klien Meliputi nama klien, umur, jenis kelamin, status perkawinan,
2. Keluhan utama : Tanyakan pada keluarga/klien hal yang menyebabkan klien dan
keluarga datang ke rumah sakit. Yang telah dilakukan keluarga untuk mengatasi
Keperawatan Jiwa
8
e. Pantau penggunaan obat dan tanyakan reaksinya setelah diminum.
8. Mekanisme koping Malas beraktivitas, sulit percaya dengan orang lain dan asyik
dengan stimulus internal, menjelaskan suatu perubahan persepsi dengan
mengalihkan tanggung jawab kepada orang lain.
9. Masalah psikososial dan lingkungan
Masalah berkenaan dengan ekonomi, dukungan kelompok, lingkungan,
pendidikan, pekerjaan, perumahan, dan pelayanan kesehatan.
10. Pengetahuan Didapat dengan wawancara klien dan disimpulkan dalam masalah.
11. Aspek medik Diagnose medis yang telah dirumuskan dokter, therapy farmakologi,
psikomotor, okopasional, TAK dan rehabilitas.
B. Diagnosa Keperawatan
1. Resiko Perilaku kekerasan berhubungan dengan halusinasi pendengaran.
2. Gangguan persepsi sensori: halusinasi berhubungan dengan menarik diri.
3. Isolasi sosial: menarik diri berhubungan dengan harga diri rendah.
C. Intervensi Keperawatan
Diagnosa Tujuan Intervensi
Resiko perilaku TUM : Selama perawatan diruangan, Tindakan Psikoterapi
pasien tidak memperlihatkan perilaku Pasien
kekerasan
kekerasan, dengan criteria hasil (TUK): BHSP
Dapat membina hubungan saling Ajarakan SP I :
percaya - Diskusikan penyebab, tanda dan gejala,
Dapat mengidentifikasi penyebab, bentuk dan akibat PK yang dilakukan
tanda dan gejala, bentuk dan akibat pasien serta akibat PK
PK yang sering dilakukan - Latih pasien mencegah PK dengan cara:
Dapat mendemonstrasikan cara fisik (tarik nafas dalam & memeukul
mengontrol PK dengan cara : bantal)
- Fisik - Masukkan dalam jadwal harian
- Social dan verbal Ajarkan SP II:
- Spiritual - Diskusikan jadwal harian
- Minum obat teratur - Latih pasien mengntrol PK dengan cara
Dapat menyebutkan dan sosial
mendemonstrasikan cara mencegah - Latih pasien cara menolak dan meminta
PK yang sesuai yang asertif
Keperawatan Jiwa
9
Dapat memelih cara mengontrol PK - Masukkan dalam jadwal kegiatan harian
yang efektif dan sesuai Ajarkan SP III:
Dapat melakukan cara yang sudah - Diskusikan jadwal harian
dipilih untuk mengontrol PK - Latih cara spiritual untuk mencegah PK
Memasukan cara yang sudah dipilih - Masukkan dalam jadawal kegiatan harian
dalam kegitan harian Ajarkan SP IV
Mendapat dukungan dari keluarga - Diskusikan jadwal harian
untuk mengontrol PK - Diskusikan tentang manfaat obat dan
Dapat terlibat dalam kegiatan kerugian jika tidak minum obat secara
diruangan teratur
- Masukkan dalam jadwal kegiatan harian
- Bantu pasien mempraktekan cara yang
telah diajarkan
- Anjurkan pasien untuk memilih cara
mengontrol PK yang sesuai
- Masukkan cara mengontrol PK yang
telah dipilih dalam kegiatan harian
- Validasi pelaksanaan jadwal kegiatan
pasien dirumah sakit
Keluarga
Diskusikan masalah yang dirasakan
keluarga dalam merawat pasien PK
Jelaskan pengertian tanda dan gejala PK
yang dialami pasien serta proses terjadinya
Jelaskan dan latih cara-cara merawat
pasien PK
Latih keluarga melakukan cara merawat
pasien PK secara langsung
Discharge planning : jadwal aktivitas dan
minum obat
Tindakan psikofarmaka
Berikan obat-obatan sesuai program pasien
Memantau kefektifan dan efek samping
Keperawatan Jiwa
10
obat yang diminum
Mengukur vital sign secara periodic
Tindakan manipulasi lingkungan
Singkirkan semua benda yang berbahaya
dari pasien
Temani pasien selama dalam kondisi
kegelisahan dan ketegangan mulai
meningkat
Lakaukan pemebtasan mekanik/fisik
dengan melakukan pengikatan/restrain
atau masukkan ruang isolasi bila perlu
Libatkan pasien dalam TAK konservasi
energi, stimulasi persepsi dan realita
Gangguan Setelah dilakukan tindakan keperawatan Tindakan Psikoterapeutik
persepsi selama 3x24 jam klien mampu Klien
mengontrol halusinasi dengan kriteria Bina hubungan saling percaya
sensori: hasil : Adakan kontak sering dan singkat secara
Klien dapat membina hubungan bertahap
halusinasi
saling percaya Observasi tingkah laku klien terkait
Klien dapat mengenal halusinasinya; halusinasinya
jenis, isi, waktu, dan frekuensi Tanyakan keluhan yang dirasakan klien
halusinasi, respon terhadap Jika klien tidak sedang berhalusinasi
halusinasi, dan tindakan yg sudah klarifikasi tentang adanya pengalaman
dilakukan halusinasi, diskusikan dengan klien
Klien dapat menyebutkan dan tentang halusinasinya meliputi :
mempraktekan cara mengntrol SP I
halusinasi yaitu dengan menghardik, - Identifikasi jenis halusinasi Klien
bercakap-cakap dengan orang lain, - Identifikasi isi halusinasi Klien
terlibat/melakukan kegiatan, dan - Identifikasi waktu halusinasi Klien
minum obat - Identifikasi frekuensi halusinasi Klien
Klien dapat dukungan keluarga - Identifikasi situasi yang menimbulkan
dalam mengontrol halusinasinya halusinasi
Klien dapat minum obat dengan - Identifikasi respons Klien terhadap
bantuan minimal halusinasi
Mengungkapkan halusinasi sudah - Ajarkan Klien menghardik halusinasi
hilang atau terkontrol - Anjurkan Klien memasukkan cara
Keperawatan Jiwa
11
menghardik halusinasi dalam jadwal
kegiatan harian
SP II
- Evaluasi jadwal kegiatan harian Klien
- Latih Klien mengendalikan halusinasi
dengan cara bercakap-cakap dengan
orang lain
- Anjurkan Klien memasukkan dalam
jadwal kegiatan harian
SP III
- Evaluasi jadwal kegiatan harian Klien
- Latih Klien mengendalikan halusinasi
dengan melakukan kegiatan (kegiatan
yang biasa dilakukan Klien di rumah)
- Anjurkan Klien memasukkan dalam
jadwal kegiatan harian
SP IV
- Evaluasi jadwal kegiatan harian Klien
- Berikan pendidikan kesehatan tentang
penggunaan obat secara teratur
- Anjurkan Klien memasukkan dalam
jadwal kegiatan harian
- Beri pujian jika klien menggunakan obat
dengan benar.
- Menganjurkan Klien mendemonstrasikan
cara control yang sudah diajarkan.
- Menganjurkan Klien memilih salah satu
cara control halusinasi yang sesuai
Keluarga
Diskusikan masalah yang dirasakn
keluarga dalam merawat Klien
Jelaskan pengertian tanda dan gejala, dan
jenis halusinasi yang dialami Klien serta
proses terjadinya
Jelaskan dan latih cara-cara merawat Klien
halusinasi
Latih keluarga melakukan cara merawat
Klien halusinasi secara langsung
Keperawatan Jiwa
12
Discharge planning : jadwal aktivitas dan
minum obat
Tindakan Psikofarmako
Berikan obat-obatan sesuai program Klien
Memantau kefektifan dan efek samping
obat yang diminum.
Mengukur vital sign secara periodic
Tindakan Manipulasi Lingkungan
Libatkan Klien dalam kegiatan di ruangan
Libatkan Klien dalam TAK halusinasi
Isolasi Sosial Setelah dilakukan tindakan keperawatan Tindakan Psikoterapeutik
selama 3 x 24 jam Klien dapat Klien
berinteraksi dengan orang lain baik SP 1
secara individu maupun secara - Bina hubungan saling percaya
berkelompok dengan kriteria hasil : - Identifikasi penyebab isolasi sosial
Klien dapat membina hubungan SP 2
saling percaya. - Diskusikan bersama Klien keuntungan
Dapat menyebutkan penyebab berinteraksi dengan orang lain dan
isolasi sosial. kerugian tidak berinteraksi dengan orang
Dapat menyebutkan keuntungan lain
berhubungan dengan orang lain. - Ajarkan kepada Klien cara berkenalan
Dapat menyebutkan kerugian tidak dengan satu orang
berhubungan dengan orang lain. - Anjurkan kepada Klien untuk
Dapat berkenalan dan bercakap- memasukan kegiatan berkenalan dengan
cakap dengan orang lain secara orang lain dalam jadwal kegiatan harian
bertahap. dirumah
Terlibat dalam aktivitas sehari-hari SP 3
- Evaluasi pelaksanaan dari jadwal
kegiatan harian Klien
- Beri kesempatan pada Klien
mempraktekan cara berkenalan dengan
dua orang
- Ajarkan Klien berbincang-bincang
dengan dua orang tetang topik tertentu
- Anjurkan kepada Klien untuk
memasukan kegiatan berbincang-bincang
dengan orang lain dalam jadwal kegiatan
harian dirumah
Keperawatan Jiwa
13
SP 4
- Evaluasi pelaksanaan dari jadwal
kegiatan harian Klien
- Jelaskan tentang obat yang diberikan
(Jenis, dosis, waktu, manfaat dan efek
samping obat)
- Anjurkan Klien memasukan kegiatan
bersosialisasi dalam jadwal kegiatan
harian dirumah
- Anjurkan Klien untuk bersosialisasi
dengan orang lain
Keluraga
Diskusikan masalah yang dirasakan kelura
dalam merawat Klien
Jelaskan pengertian, tanda dan gejala
isolasi sosial yang dialami Klien dan
proses terjadinya
Jelaskan dan latih keluarga cara-cara
merawat Klien
Tindakan Psikofarmaka
Beri obat-obatan sesuai program
Pantau keefektifan dan efek sampig obat
yang diminum
Ukur vital sign secara periodik
Tindakan Manipulasi Lingkungan
Libatkan dalam makan bersama
Perlihatkan sikap menerima dengan cara
melakukan kontak singkat tapi sering
Berikan reinforcement positif setiap Klien
berhasil melakukan suatu tindakan
Orientasikan Klien pada waktu, tempat,
dan orang sesuai kebutuhannya
DAFTAR PUSTAKA
Keperawatan Jiwa
14
Budi ana dkk;2011; Keperawatan kesehatan jiwa; jakarta;EGC
Iskandar Dkk;2012; Asuhan Keperawatan Jiwa; Bandung;Refika aditama
Kusumawati dan Hartono . 2010 . Buku Ajar Keperawatan Jiwa . Jakarta : Salemba Medika
Keliat Budi Ana. 1999. Proses Keperawatan Kesehatan Jiwa edisi I. Jakarta : EGC
Nita Fitria. 2009. Prinsip Dasar dan Aplikasi Penulisan Laporan Pendahuluan dan Strategi
Pelaksanaan Tindakan Keperawatan untuk 7 Diagnosis Keperawatan Jiwa Berat. Jakarta:
Salemba Medika.
Stuart dan Sundeen . 2005 . Buku Keperawatan Jiwa . Jakarta : EGC .
Yudi Hartono Dkk;2012; Buku ajar keperawatan jiwa; Jakarta;salemba medika
Keperawatan Jiwa
15