Anda di halaman 1dari 16

LAPORAN PENDAHULUAN

WAHAM

A. KONSEP KEPERAWATAN
1. Defenisi
Menurut Stuart dan Sundeen 1998 dalam Azizah Lilik, 2016 . Waham
adalah keyakinan yang salah yang secara kokoh dipertahankan walaupun tidak
diyakini oleh orang lain dan bertentangan dengan realita normal.
Menurut Dep Kes RI,2000 dalam Azizah Lilik, 2016. Wahan adalah
keyakinan klien yang tidak sesuai dengan kenyataan tetapi dipertahankan dan
tidak dapat dirubah secara logis oleh orang lain, kenyakinan ini berdasarkan
dari kenyakinan klien dimanan sudah kehilangan control.
2. Jenis-jenis Wahan
a. Waham Kebebasan
Menanggap nilai kekuasaan, pengetahuan identitasnya terlalu tinggi
b. Waham curiga/paranoid/kejar
Kenyakinan klien terhadap seseorang/kelompok sevara berlebihan yang
berusaha merugikan, mencederai, mengganggu,mengancam, memata-matai
dan membicarakan kejelekannya.
c. Waham Agama
Memiliki kenyakinan terhadap sesuatu agama secara berlebihan, diucapkan
berulang kali tetapi tidak sesuai kenyataan
d. Waham Somatic/hipokondrik
Kenyakinan klien terhadap tubuhnya/ penampilan/fungsi tubuhnya sudah
berubah (ada sesuatu yang tidak beres)
e. Waham nihilistic
Menyakini bahwa dirinya/oranglain sudah tidak ada didunia/ meninggal
dunia diucapkan berulangkali tetapi tidak sesuai dengan kenyataanya
f. Waham dosa
Kenyakinan klien terhadap dirinya telah atau selalu atau berbuat
dosa/perbuatannya tidak dapat diampuni lagi
g. Waham bisar terdiri dari
1) Sisi piker yaitu kenyakinan klien terhadap suatu pikiran lain disispkan
kedalam pikiran dirinya
2) Siar piker/broadcasting yaitu kenyakinan klien bahwa ide dirinya
dipakai oleh/ disampaikan kepada orang lain mengetahui apa yang ia
pikirkan meskipun ia tidak betul secara nyata mengatakan kepada
orang tersebut
3) Control piker/waham pengaruh yaitu kenyakianan klien bahwa pikiran,
emosi dan perbuatan yang slalu di control/ dipengaruhi oleh kekuatan
diluar dirinya yang aneh.( Azizah Lilik, 2016)
3. Etiologi
Salah satu penyebab dari perubahan proses fikir: waham yaitu
gangguan konsep diri: harga diri rendah. Harga diri rendah adalah penilaian
individu tentang pencapaian diri dengan menganalisa seberapa jauh prilaku
sesuai ideal diri
Waham yang muncul sering berkaitan dengan traumatic masalalu atau
kebutuhan-kebutuhan yang tidak terpenuhi. Waham bersifat menentap dan
sulit untuk dikoreksi. Adanya beberapa orang yang mempercayai klien dalam
lingkungan, lama kelamaan klien menganggap sesuatu yang dikataan tersebut
sebagai suatu kebenarankarena seringnya diulang-ulang. Kenyakinan
religiusnya bahwa apa-apa yang dilakukan menimbulkan dosa besar serta ada
konsesuensi
Klien merasa nyaman dengan kenyakinan dan kebohongannya serta
menganggap bahwa semua orang sama yaitu akan mempercayai dan
mendukungnya
a. Fase improving
Apabila tidak ada konvrontasi dan upaya-upaya koreksi, setia waktu
keyakinan yang salah kepada klien akan meningkat tema waham yang
muncul seing berkaaitan dengan traumatic masalalu atau kebutuhan yang
tidak terpenuhi. (Azizah Lilik, 2016)
4. Rentang respon Neurobiologi

Rentang respon neurobiology menurut azizah lilik,2016 yaitu :

Respon Adaptif respon maladaptive

1. Pikiran logis 1. Gangguan isi piker waham


2. Persepsi akurat 2. Perubahan proses emosi
3. Emosi konsisten dengan 3. Prilaku tidak terorganisasi
pengalamaman 4. Isolasi social
4. Prilaku seksual
5. Hubungan social harmonis

 Kadang proses piker


terganggu
 Ilusi
 Emosi berlebihan
 Berprilaku yang tidak biasa
 Menarik diri
Patofisiologi

Fase-fase
Kebutuhan tidak terpenuhi
Fase lac of human need
Fase lack of self esteem
Fase kontrolsinternasl external
Fase improving Gangguan ideal tidak sama
Fase environment support realitas dan tidak disetujui oleh
Fase comforting pemikiran

Ada support lingkungan


Rentang Respon
 Kadang proses piker
terganggu
 Ilusi Nyaman berbohong
 Emosi berlebihan
 Berprilaku yang tidak biasa
 Menarik diri Perubahan isi fikir:waham

Curriga berlebisan,dosa
Hygine kurang, muka
pucat,BBmenurun

Mengasingkan diri

Deficit perawatan
pucat,BBmenurun ISOS

Resiko tinggi menciderai


dirinya sendiri, orang
,lingkungan
pucat,BBmenurun

(Azizah Lilik, 2016)


B. Proses Keperawatan
1. Pengkajian
a. Identitas Klien
Melakukan perkenalan dan kontrak dengan klien tentang : nama
mahasiswa, nama panggilan, nama klien, nama panggilan, tujuan,waktu,
tempat pertemuan, topic yang akan dibicarakan. Tanyakan dan catat usia
klien dan No RM, tanggal pengkajian dan sumber data yang didapatkan.
(Azizah Lilik, 2016)
b. Alasan masuk
Apa yang menyebabkan klien atau keluarga dating, atau dirawat di
rumah sakit, biasanya berupa menyendiri, komunikasi kurang atau tidak
ada, berdiam diri dikamar, menolak interaksi dengan orang lain, tidak
melakukan kegiatan sehari-hari, dependen, perasaan kesepian, merasa
tidak aman berada dengan orang lain, merasa bosan, dan lambat
menghabiskan waktu, tidak mampu berkonsentrasi merasa tidak berguna
dan merasa tidak yakin dapat melangsungkan hidupnya. (Azizah Lilik,
2016)
c. Factor predisposisi
Menanyakan apakah keluarga mengalami gangguan jiwa, bagaimana
hasil pengobatan sebelumnya, apakah pernah melakukan atau
mengalami kehilangan, perpisahan, penolokan orang tua, harapan orang
tua yang tidak realistis, kegagalan atau frustasi berulang, tekanan dari
kelompok sebaya, perubahan struktur social, terjadi trauma yang tiba
mis; harus dioperasi, kecelakaan, perceraian, status sekolah, PHK,
perasaan malu karna sesuatu yang terjadi (korban pemerkosaan, dituduh
KKN, dipenjara tiba-tiba), mengalami kegagalan dalam pendidikan
maupun karier, perlakuan orang lain yang tidak menghargai klien atau
perasaan negative terhadap diri sendiri yang berlangsung lama. (Azizah
Lilik, 2016)
d. Factor precipitasi
Stresor presipitasi yang mencakup kejadian kehidupan yang pernah
stress seperti kehilangan, didikan yang keras dari keluarga yang
mempengaruhi kemampuan individu untuk memiliki perasan egois serta
menyebabkan ansietas.( Azizah Lilik, 2016)
e. Pemeriksaan fisik
Memeriksa TTV, tinggi badan, berat badan, dan tanyakan adakah
keluhan fisik klien.
f. Psikososisal
1) Genogram
Genogram menggambarkan klien dengan keluarga, dilihat dari pola
komunikasi, pengambilan keputusan dan pola asuh
2) Konsep diri
a) Gambaran diri
b) Identas diri
c) Fungsi peran
d) Ideal diri
e) Harga diri
3) Hubungan social
Pasien dengan waham memiliki hubungan social sesuai dengan
jenis waham yang dialami
4) Spiritual
Nilai dan keyakinan, kegiatan ibadah/menjalani keyakinan,
kepuasan dalam menjalani keyakinan
g. Status mental
1) Penampilan
Pada pasien waham penampilannya sesuai dengan waham yang
dialami
2) Pembicaraan
Pada pasien waham cenderung pembicaraannya selalu mengarah ke
wahamnya, bicara cepat, jelas tapi berpindah-pindah, isi
pembicaraan tidak sesusai dengan kenyataan
3) Aktifitas motorik
klien waham cenderung bersifat aneh
4) Afek dan emosi
Euphoria : rasa senang, riang gembira, bahagia yang berlebihan
tidak sesuai dengan keadaan
5) Interaksi selama wawancara
Defensi : selalu berusaha mempertahankan pendapat dan kebenaran
diri
6) Persepsi sensori
a) Tidak ada halusinasi
b) Tidak ada ilusi
c) Tidak ada depersonalisai
d) Tidak ada realisasi
e) Tidak ada gangguan somatusensorik
7) Proses fikir
a) Arus piker dan bentuk piker
b) Isi fikir
 Waham agama
 Waham somatic
 Waham kebesaran
 Waham curiga
 Waham nihilistic
 Waham dosa
 Waham bizar
8) Tingkat kesadaran
Kesadaran berubah; kesadaran yang tidak menurun, tida meninggi,
tidak normal, bukan disosiasi, hal ini karena kemampuan untuk
mengadakan dan pembatasan terhadap dunia luar sudah terganggu
dan secara kualitas pada taraf tidak sesuai dengan kenyataan
9) Memori
Konfabulasi; ingatan ynag keliru ditandai dengan pembicaraan tidak
sesuai kenyataan, memasukan cerita tidak benar untuk menutupi
gangguan daya ingatan
10) Tingkat konsentrasi dan berhitung
Klien waham mampu berkonsentrasi dan mampu berhitung
11) Kemampuan penilaian
 Gangguan ringan
 Gangguan bermakna
12) Daya tilik
Hal-hal diluar dirinya, bilamana ia cenderung menyalahkan orang
lain/lingkungan dan ia merasa orang lain/lingkungan diluar dirinya
yang menyebabkan ia seperti ini. (Azizah Lilik, 2016)
2. Diagnose Keperawatan
a. Perubahan proses fikir
b. Resiko tinggi prilaku kekerasan ; risiko mencederai diri, orang lain.
c. Harga diri rendah;kronis. (Azizah Lilik, 2016)
3. Nursing Care Plan (NCP)
Perencanaan
Tujuan Criteria evaluasi Intervensi Rasional
Tujuan
umum : klien
dapat
berkomunikasi
dengan baik
dan terarah
TUK 1: klien 1. Ekspresi wajah 1. Bina hubungan Hubungan
dapat bersahabat sling percaya saling percaya
membina 2. Ada kontak dengan menjadi dasar
hubungan mata menggunakan interaksi
saling percaya 3. Mau berjabat prinsip selanjutnya
tangan komunikasi sehingga dapat
4. Mau menjawab terapeutik terbina
salam 2. Jangan hubungan
5. Klien mau membantah dan saling percaya
duduk mendukung dank lien lebih
berdampingan waham klien terbuka merasa
6. Klien mau 3. Yakinkan klien aman dan mau
mengutarakan dalam keadaan berinteraksi
7. rasanya aman dan
terlindung
TUK 2 : klien 1. Klien mampu 1. Beri pujian Meningkatkan
dapat mempertahanka pada orientasi klien
mengidentifik n aktivitas penampilan dan pada realita
asikan sehari-hari kemampuan dan
kemampuan 2. Klien dapat klien yang meningkatkan
yang dimiliki mengontrol realistis rasa percaya
wahamnya 2. Diskusikan klien pada
dengan klien perawat
kemampuan
yang dimiliki
pada waktu lalu
dan saat ini
yang realistis.
3. Tanyakan apa
yang bias
dilakukan dan
anjurkan untuk
melakukan saat
ini
4. Jika klien
selalu bicara
tentang
wahamnya
dengarkan
sampaikan
kebutuhan
waham tidak
ada
TUK 3: klien 1. Kebutuhan 1. Observasi
dapat klien terpenuhi kebutuhan
mengidentifik 2. Klien dapat klien sehari-
asi kebutuhan melakukan hari
yang tidak aktivitas secara 2. Diskusikan
terpenuhi terarah kebutuhan
3. Klien tidak klien yang
menggunakan/ terpenuhi
membicarakan 3. Hubungkan
wahamnya kebutuhan
yang tidak
terpenuhi
dengan
timbulnya
waham
4. Tingkatkan
aktivitas yang
dapat
memenuhi
kebutuhan
klien dan
memerlukan
waktu dan
tenaga
5. Atur situasi
agar klien
tidak
mempunyai
waktu untuk
menggunakan
waham

TUK 4 : klien 1. Klien mampu 1. Berbicara Dengan


dapat berbicara dengan klien meningkatkan
berhubungan secara realitas dalam konteks aktivitas tidak
dengan realitas 2. Klien realitas akan
mengikuti 2. Sertakan klien mempunyai
terapi aktifitas dalam terapi waktu untuk
kelompok aktifitas mengikuti
kelompok wahamnya
3. Berikan pujian
pada setiap
kegiatan
positif yang
dilakukan
klien

TUK 5: klien 1. Keluarga dapat 1. Diskusi kan Reinforcement


dapat membina dengan adalah penting
dukungan hubungan keluarga untuk
keluarga Saling percaya tentang : gejala meningkatkan
dengan perawat waham, cara kesadaran klien
2. Keluarga dapat merawatnya, akan realitas
menyebutkan lingkungan
pengertian, keluarga dan
tanda dan follow up dan
tindakan untuk obat
merawat klien 2. Anjurkan
dengan waham keluarga
melaksananka
n dengan
bantuan
perawat
TUK 6: klien 1. Klien 1. Diskusikan Perhatian
dapat menyebutkan dengan klien keluarga dan
menggunakan manfaat, dosis dan keluargaan pengertian
obat dengan dan efek tentang keluarga akan
benar samping obat obat,dosis, dapat
2. Klien dapat frekuensi, efek membantu
mendemonstras dan akibat klien dalam
ikan obat penghentian mengendalikan
dengan benar 2. Diskusikan wahamnya
3. Klien perasaan klien
memahami setelah makan Obat da[at
akibat obat mengontrol
berhentinya 3. Berikan obat waham yang
obat tanpa dengan prinsip dialami klien
konsultasi 5 benar dan
4. Klien dapat observasi
menyebutkan setelah makan
prinsip dalam
penggunaan
obat

4. Strategi Pelaksanaan
a. SP 1 P
1) Mengidentifikasi kebutuhan
2) Klien bicara konteks realita
3) Latih pasien untuk memenuhi kebutuhannya
4) Masukan dalam jadwal kegiatan pasien
b. SP 2 P
1) Evaluasi kegiatan yang lalu (SP 1)
2) Identifikasi potensi/kemampuan yang dimiliki
3) Pilih dan latih potensi kemampuan yang dimiliki
4) Masukan dalam jadwal kegiatan pasien
c. SP 3 P
1) Evaluasi kegiatan yang lalu (SP 1 dan 2)
2) Memilih kemampuan lain yang dapat dilakukan
3) Pilih dan latih potensi kemampuan lain yang dimiliki
4) Masukan dalam jadwal
d. SP 1 K
1) Mengidentifikasi masalah keluarga dalam merawat pasien
2) Menjelaskan proses terjadinya waham
3) Menjelaskan tentang cara merawat pasien waham
4) Latihan cara merawat
5) RTI, keluarga/jadwal untuk merawat pasien
e. SP 2 K
1) Evaluasi kemampuan keluarga (SP 1K)
2) Melatih keluarga merawat langsung klien dengan harga diri rendah
3) Menyusun RTI, keluarga/jadwal keluarga untuk merawat klien
f. SP 3 K
1) Evaluasi kemampuan keluarga (SP 1 K)
2) Evaluasi kemampuan klien
3) Rencana tindakan lanjut keluarga dengan follow up dan rujukan
5. Implementasi
a. SP 1 P : membina hubungan saling percaya, mengidentifikasikan
kebutuhan yang tidak terpenuhi dan cara memenuhi kebutuhan,
mempraktekan pemenuhan kebutuhan yang tidak terpenuhi
b. SP 2 P : mengidentifikasi kemmpuan positif pasien dan membantu
mempraktekannya
c. SP 3 P : mengajarkan dan melatih cara minum obat yang benar
d. SP 1 K : membina hubungan saling percaya dengan keluarga;
mengidentifikasi masalah menjelaskan proses terjadinya masalah; dan
obat pasien
e. SP 2 K: melatih keluarga cara merawat pasien
f. SP 3 K: membuat perencanaan pulang bersama keluarga

DAFTAR PUSTAKA

Azizah Lilik, Zainuri Imam,Akbar Amar .,2016, Buku Ajaran Keperawatan


Kesehatan Jiwa, indomedia Pustaka : Yogyakarta.

Anda mungkin juga menyukai