Anda di halaman 1dari 14

Visi:

Pada Tahun 2025 Menghasilkan Ners Yang Unggul Dalam Menerapkan Ilmu Dan
Teknologi Keperawatan Lanjut Usia

LAPORAN KEPERAWATAN MEDIKAL BEDAH IV


ASUHAN KEPERAWATAN PADA PASIEN DENGAN GANGGUAN
SISTEM ENDOKRIN : AKROMEGALI

Program Studi : Prodi Profesi Ners Tingkat III


Mata Kuliah : Keperawatan Medikal Bedah IV
Pembimbing : Ns. Paula Krisanty, S.Kep., M.A.
Kelompok :3
Anggota : Kartika Witrianti (P3.73.20.2.17.020)

PRODI PROFESI NERS


JURUSAN KEPERAWATAN
POLTEKKES KEMENKES JAKARTA III
TAHUN 2020
LAPORAN PENDAHULUAN

Asuhan Keperawatan Pada Pasien Dengan Gangguan Sistem EKDOKRIN :


AKROMEGALI
Periode Dinas: 11 MEI 2020
A. Pengertian
Akromegali adalah pertumbuhan berlebihan akan pelepasan hormone pertumbuhan
yang berlebihan. Akromegali adalah Growth hormone berlebihan pada orang dewasa
setelah penyatuan epifisis. Akromegali adalah suatu penyakit poliferasi jaringan ikat,
dijumpai pada orang dewasa dengan kelebihan GH.
Acromegaly atau akromegali adalah penyakit yang muncul karena tubuh orang
dewasa kelebihan hormon pertumbuhan (growth hormone). Kondisi ini
menyebabkan pertumbuhan secara berlebihan di berbagai organ serta jaringan otot dan
tulang, khususnya pada kaki, tangan, dan wajah.
Peningkatan produksi growth hormone umumnya disebabkan oleh tumor jinak di
kelenjar hipofisis (pituitary). Peningkatan juga dapat disebabkan oleh tumor pada organ
tubuh lain, seperti paru-paru atau pankreas, namun hal tersebut jarang terjadi.

B. Etilogi dan Faktor Risiko


Akromegali terjadi akibat tingginya produksi hormon pertumbuhan (GH). Pada usia
dewasa, peningkatan hormon pertumbuhan biasanya disebabkan oleh adanya tumor yang
tumbuh. Terdapat dua jenis tumor yang dapat meningkatan produksi GH, yaitu:
1. Tumor pituitary
Sebagian besar kasus akromegali memperlihatkan adanya tumor pada kelenjar
hipofisis (pituitari) yang dapat meningkatkan produksi GH. Kelenjar hipofisis terletak
di bagian bawah otak dan berfungsi memproduksi berbagai hormon penting bagi
tubuh, salah satunya adalah growth hormone.
GH memicu organ hati untuk memproduksi insulin-like growth factor I (IGF-I)
yang berfungsi sebagai stimulan pertumbuhan tulang dan jaringan tubuh. Kadar GH
yang berlebih akan mempengaruhi produksi IGF-I, sehingga memicu pertumbuhan
abnormal pada organ serta jaringan otot dan tulang.
2. Tumor Nonpituitari
Tumor yang muncul pada bagian tubuh lain, seperti paru-paru, pankreas, dan
otak, juga dapat meningkatkan produksi GH. Pada beberapa kasus lain, tumor
tersebut juga dapat memproduksi growth hormone-releasing hormone (GHRH) atau
hormon yang melepaskan hormon pertumbuhan, sehingga produksi GH meningkat.
Selain karena tumor, GH juga dapat meningkat akibat gangguan
di hipotalamus sehingga tidak dapat mengendalikan sel yang memproduksi GH.
Hipotalamus adalah bagian otak yang juga menghasilkan beberapa hormon yang
penting untuk tubuh.
Akromegali disebabkan oleh kelebihan hormon pertumbuhan. Kelebihan hormon
ini juga mengakibatkan perubahan metabolisme lemak dan gula dalam tubuh,
sehingga dapat menyebabkan tekanan darah tinggi, diabetes, dan masalah pada
jantung. Selain itu, 98 persen terjadinya kasus akromegali disebabkan karena adanya
tumor jinak pada kelenjar pituitari yang bernama adenoma. Akromegali juga dapat
disebabkan oleh tumor pada bagian tubuh lainnya, seperti otak, pankreas dan paru-
paru, tetapi dalam kasus yang jarang terjadi.

C. Patofisiologi
Kelebihan pertumbuhan GH terjadi setelah masa pertumbuhan lewat atau
lempeng epifisis menutup. Hal ini akan menimbulkan penebalan tulang terutama
akral terutama diikuti pertumbuhan jaringan lunak disekitarnya yang disebut
akromegali. Penebalan tulang terutama pada wajah dan anggota gerak.Akibat
penonjolan tulang rahang dan pipi, bentuk wajah menjadi kasar secara perlahan,
tangan dan kaki membesar dan jari tangan dan kaki menebal.Pembesarannya ini
biasanya disebabkan karena pertumbuhan dan penebalan tulang dan peningkatan
pertumbuhan jaringan lunak. Sering terjadi gangguan saraf perifer akibat penekanan
saraf oleh jaringan yang menebal. Dan karena hormon pertumbuhan mempengaruhi
metabolisme beberapa zat penting tubuh, penderita sering mengalami problem
metabolisme termasuk diabetes mellitus.
Selain itu perubahan bentuk raut wajah dapat membantu diagnosis pada
inspeksi.Raut wajah makin kasar, sinus paranalisis dan sinus frontalis membesar.
Bagian frontal menonjol, tonjolan supraorbital menjadi semakin nyata dan terjadi
deformitas  mandibula disertai timbulnya prognatisme (rahang yang menjorok
kedepan) dan gigi geligi tidak dapat menggigit. Pembesaran mandiblua menyebabkan
gigi-gigi renggang.Lidah juga membesar sehingga penderita sulit berbicara.Suara
menjadi lebih dalam akibat penebalan pita suara.
Deformitas tulang belakang pertumbuhan tulang yang berlebihan, mengakibatkan
timbulnya nyeri di punggung radiografi dan perubahan fisiologik lengkung tulang
belakang.Pemeriksaan radiografik tengkorak pasien akromegali menunjukkan
perubahan khas disertai pembesaran sinus paranalis, penebalan kalvirum, deformitas
mandibula (yang menyerupai boomerang) dan yang paling penting ialah penebalan
dan destruksi sela tursika yang menimbulkan adanya dugaan tumor hipofisis.
Bila akromegali berkaitan dengan tumor hipofisis, maka pasien mungkin
mengalami nyeri kepala bitemporal dan gangguan penglihatan disertai hemianopsia
bitemporal akibat penyebaran supraseral tumor tersebut dan penekanan kiasma
optikum. Pasien dengan akromegali memiliki kadar basal GH dan juga IGF-1 yang
tinggi dan juga dapat diuji dengan pemberian glukosa oral. Pada subjek yang normal,
induksi hiperglikemia dengan glukosa akan menekan kadar GH. Sebaliknya, pada
pasien akromegali gigantisme kadar GH gagal ditekan. CT-scan dan MRI pada sela
tursika memperlihatkan mikroadenoma hipofisis serta makroadenoma yang meluas
keluar sel mencakup juga sisterna diatas sela dan daerah sekitar sela atau sinus
sphenoid
D. Manifestasi Klinis
1. Pelepasan hormon pertumbuhan yang berlebihan mulai terjadi usia 30-50 tahun.
Karena itu tulang mengalami kelainan bentuk, bukan memanjang.
2. Gambaran tulang wajah menjadi kasar, tangan dan kakinya membesar, sehingga
biasanya selama bertahun-tahun tidak disadari oleh penderitanya.
3. Rambut badan semakin kasar sejalan dengan menebal dan bertambah gelapnya kulit.
Hal itu disebabkan karena adanya kelenjar sebasea dan kelenjar keringat didalam
kulit membesar yang dapat menyebabkan keringat berlebihan dan bau badan yang
menyengat.
4. Pertumbuhan berlebih pada tulang rahang (mandibula) bisa menyebabkan rahang
menonjol (prognatisme).
5. Tulang rawan pada pita suara menebal sehingga suara menjadi dalam dan serak.
6. Lidah membesar dan lebih berkerut-kerut.
7. Ditemukan nyeri sendi.
8. Gangguan dan kelemahan tungkai dan lengannya karena jaringan yang membesar
dapat menekan persyarafan.
9. Gangguan penglihatan karena adanya saraf yang membawa sinyal dari mata ke otak
tertekan sehingga penglihatan terganggu terutama pada lapang pandang sebelah luar.
10. Tumor hipofise dapat menyebabkan sakit kepala hebat.

E. Pemeriksaan Penunjang
1. Laboratorium
2. Kadarh Growth Hormon (GH) berlebihan mencapai 400 mg/dl
3. Tes toleransi glukosa: hipoglikemia
4. Kadar somatomatin mengikat (2,0621 u//ml), 031-1,4 u/ml
5. CT-Scan
6. MRI

F. Komplikasi
Akromegali yang tidak ditangani dapat menimbulkan komplikasi, seperti:
1. Sindrom lorong kapal (carpal tunnel syndrome).
2. Sleep apnea, yang dapat menutup saluran pernapasan.
3. Osteoarthritis atau radang sendi.
4. Keguguran pada wanita hamil.
5. Hipertensi.
6. Diabetes.
7. Penyakit jantung, terutama kardiomiopati.
8. Penyakit tiroid.
9. Hipopituitarisme.
10. Pertumbuhan polip di usus besar.
11. Pertumbuhan tumor jinak di rahim.
12. Penekanan pada saraf tulang belakang.
13. Kebutaan

G. Manajemen Keperawatan
1. Pengkajian
a.  Identitas klien (nama, alamat, pekerjaan, pendidikan, umur dan tanggal MRS)
b. Riwayat penyakit
1) Keluhan utama
2) Riwayat penyakit keluarga
3) Riwayat penyakit sekarang
4) Riwayat hubungan sosial
c. Pemeriksaan fisik
1)  TTV
2) Pemeriksaan fisik B1-B6
Pada pemeriksaan fisik menggunakan metode 6B (Breathing, Blood, Brain,
Bladder, Bower dan Bone) untuk menguji apakah ditemukan
ketidaksimetrisan  rongga dada, apakah pasien pusing, pemeriksaan pada
lingkar kepala, hidung dan mandibularis. Pemeriksaan pada gigi, ibu jari serta
jari-jari pada tangan dan kaki.
2. Diagnosa Keperawatan
a. Risiko defisit nutrisi d.d makan habis setengah porsi, perasaan cepat kenyang,
nafsu makan menurun (D. 0032)
b. Keletihan b.d hipermetabolik d.d peningkatan kebutuhan energi, tampak lesu,
mengeluh lelah, merasa kurang tenaga (D. 0057)
c. Gangguan citra tubuh b.d Gangguan citra tubuh b.d perubahan bentuk tubuh
karena penyakit d.d mengungkapkan perasaan negatif tentang perubahan tubuh,
perubahan brntuk tubuh (D. 0083)
d. Ansietas b.d kurang pengetahuan tentang penyakit yang dideritanya d.d tampak
gelisah, sulit tidur (D. 0080)

3. Intervensi Keperawatan
a. Risiko defisit nutrisi d.d peningkatan kebutuhan metabolisme (D. 0032)
Tujuan: Setelah dilakukan asuhan keperawatan selama 3x24 jam defisit nutrisi
tidak terjadi
Kriteria hasil (L. 03030):
1) Makan habis 1 porsi
2) Perasaan cepat kenyang menurun
3) Nafsu makan membaik
Intervensi dan Rasional:
1) Pantau intake nutrisi (I. 013123)
R/: Mengawasi masukkan kalori atau kualitas kekurangan konsumsi makanan.
2) Pantau pantau intake cairan (I. 03121)
R/: Mengawasi masuknya cairan ke tubuh klien
3) Berikan makan sedikit dengan frekuensi sering dan atau makan diantara waktu
makan (I. 03125)
R/: Menurunkan kelemahan, meningkatkan pemasukkan dan mencegah
distensi gaster.
4) Berikan edukasi diet (I. 12369)
R/: Membantu dalam rencana diet untuk memenuhi kebutuhan individual.
5) Ukur tanda- tanda vital (I. 02060)
R/: Memantau keadaan umum klien setiap 6 jam.

b. Keletihan b.d hipermetabolik d.d peningkatan kebutuhan energi, tampak lesu,


mengeluh lelah, merasa kurang tenaga (D. 0057)
Tujuan: setelah dilakukan asuhan keperawatan selama 3x24 jam tingkat keletihan
menurun
Kriteria hasil (L. 05046):
1) Kepulihan energi meningkat
2) Lesu menurun
3) Rasa lelah hilang
4) Tenaga meningkat
Intervensi dan Rasional:
1) Lakukan manajemen nutrisi (I. 03119)
R/: energy klien kembali seperti semula
2) Pantau intake nutrisi (I. 013123)
R/: Mengawasi masukkan kalori atau kualitas kekurangan konsumsi makanan
3) Berikan dukungan tidur (I. 05174)
R/: setelah bangun klien bangun dalam keadaan segar
4) Ajarkan terapi relaksasi (I. 09326)
R/: klien merasa rileks dan nyaman

c. Gangguan citra tubuh b.d perubahan bentuk tubuh karena penyakit d.d
mengungkapkan perasaan negatif tentang perubahan tubuh, perubahan bentuk
tubuh (D. 0083)
Tujuan: Setelah dilakukan asuhan keperawatan selama 3x 24 jam citra tubuh
meningkat
Kriteria Hasil (L. 09067):
1) Verbalisasi kecacatan bagian tubuh menurun
2) Verbalisasi perasaan negative tentang perubahan tubuh menurun
3) Hubungan sosial membaik
Intervensi dan Rasional:

1) Berikan dukungan penampilan (I. 13478)


R/: klien menjadi lebih percaya diri mengenai keadaan tubuhnya saat ini
2) Ajarkan teknik distraksi (I. 08247)
R/: klien menjadi lebih tenang dan rileks
3) Edukasi teknik adaptasi (I. 12449)
R/: klien dapat beradaptasi dengan keadaannya saat ini
4) Ajarkan manajemen stress (I. 09293)
R/: klien menjadi lebih rileks, dapat mengatur stresnya

d. Ansietas b.d kurang pengetahuan tentang penyakit yang dideritanya d.d tampak
gelisah, sulit tidur (D. 0080)
Tujuan : Setelah dilakukan asuhan keperawatan selama 1x24 jam ansietas
menurun
Kriteria Hasil (L. 09093):
1) Gelisah menurun
2) Pola tidur membaik (6-8 jam)
3) Kekhawatiran akibat kondisi yang dihadapi menurun

Intervensi dan Rasional :

1) Beri pengetahuan tentang penyakit kusta


R/: Penanaman dapat memudahkan kerja sama dalam mempercepat proses
penyembuhan.
2) Berikan terapi relaksasi
R/: klien lebih tenang dan rileks
3) Berikan bantuan kontrol marah
R/: agar marah klien menjadi asertif dan tidak konstruktif
4) Berikan terapi hypnosis
R/: klien menerima keadaannya saat ini
3) Kasus Klinis
Seorang laki-laki berumur 50 tahun dirawat dengan keluhan cepat lelah, nafsu
makan berkurang, gambaran tulang wajah menjadi kasar, tangan dan kakinya
membesar,.lidah membesar dan lebih berkerut-kerut. Pasien memiliki
penyakit akromegali sejak 7 bulan yang lalu. TD: 110/70 mmHg, N: 85
x/menit, R: 19x/menit, S: 36,9oC.

No Identifikasi Data Identifikasi Analisis dan Tentukan Rencana


(Lengkapi Data Masalah Jelaskan Keperawatan (Tujuan
yang Diperlukan) Keperawatan Terjadinya yang ingin dicapai,
Masalah kriteria hasil, tindakan
dan rasional dari
tindakan)
1 DS: Gangguan citra Penyebab Tujuan: Setelah dilakukan
1. Klien tubuh b.d sekunder kelainan asuhan keperawatan
mengatakan malu perubahan hipotalamus selama 3x 24 jam citra
pada keadaan bentuk tubuh tubuh meningkat
saat ini karena penyakit Sekresi GHRH
Kriteria Hasil (L. 09067):
2. Klien d.d
mengatakan tidak mengungkapkan Sekresi GHRH 1. Verbalisasi kecacatan
mau terlalu lama perasaan negatif bagian tubuh menurun
bertemu orang tentang Penebalan tulang 2. Verbalisasi perasaan
lain perubahan dan jaringan negative tentang
3. Klien tubuh, lemak perubahan tubuh
mengatakan lebih perubahan menurun
menyukai bentuk tubuh Akromegali 3. Hubungan sosial
menyendiri (D. 0083) membaik
DO: Poliferasi pada
Intervensi dan Rasional:
1. Klien senang ekstremitas
menyendiri 1. Berikan dukungan
2. Klien jarang ada Tangan, kaki dan penampilan (I. 13478)
yang menjenguk jari-jari menebal R/: klien menjadi lebih
3. Tangan dan kaki percaya diri mengenai
klien tampak Perubahan keadaan tubuhnya saat
membesar struktur tubuh ini
4. TD: 110/70 2. Ajarkan teknik
mmHg Gangguan Citra distraksi (I. 08247)
5. N: 85 x/menit Tubuh R/: klien menjadi lebih
6. R: 19x/menit tenang dan rileks
7. S: 36,9oC. 3. Edukasi teknik
adaptasi (I. 12449)
R/: klien dapat
beradaptasi dengan
keadaannya saat ini.
4. Ajarkan manajemen
stress (I. 09293)
R/: klien menjadi lebih
rileks, dapat mengatur
stresnya

2 DS: Keletihan b.d Penyebab Tujuan: setelah dilakukan


1. Klien hipermetabolik sekunder kelainan asuhan keperawatan
mengatakan d.d peningkatan hipotalamus selama 3x24 jam tingkat
sering merasa kebutuhan keletihan menurun
lelah energi, tampak Sekresi GHRH Kriteria hasil (L. 05046):
2. Klien lesu, mengeluh 1. Kepulihan energi
mengatakan lelah, merasa Sekresi GHRH meningkat
kurang tenaga kurang tenaga 2. Lesu menurun
DO: (D. 0057) Penebalan tulang 3. Rasa lelah hilang
1. Klien mengalami dan jaringan 4. Tenaga meningkat
peningkatan lemak Intervensi dan Rasional:
kebutuhan energy 1. Lakukan manajemen
2. Klien tampak Akromegali nutrisi (I. 03119)
lesu R/: energy klien
3. Klien tampak Poliferasi Pada kembali seperti
lemah Wajah semula
4. Klien tampak 2. Pantau intake nutrisi
kurang tenaga Penonjolan tulang (I. 013123)
8. TD: 110/70 rahang dan pipi, R/: Mengawasi
mmHg wajah kasar, masukkan kalori atau
9. N: 85 x/menit pembesaran kualitas kekurangan
10. R: 19x/menit mandibula, lidah konsumsi makanan
S: 36,9oC. membesar 3. Berikan dukungan
tidur (I. 05174)
Sulit menggigit/ R/: setelah bangun
mengunyah klien bangun dalam
makanan keadaan segar
4. Ajarkan terapi
Nafsu makan relaksasi (I. 09326)
menurun R/: klien merasa
rileks dan nyaman
Kurangnya supply
energi

Keletihan
DAFTAR PUSTAKA

Redaksi (2019) Faktor Risiko Seseorang Mengidap Akromegali.


https://www.halodoc.com/faktor-risiko-deseorang-mengidap-akromegali. Diakses Pada
11 Mei 2020
Tim Pokja SDKI DPP PPNI. (2017). Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia Definisi dan
Indikator Diagnostik (1st ed.). Jakarta: Dewan Pengurus PPNI.
Tim Pokja SIKI DPP PPNI. (2018). Standar Intervensi Keperawatan Indonesia Definisi dan
Tindakan Keperawatan (1st ed.). Jakarta: Dewan Pengurus PPNI.
Tim Pokja SLKI DPP PPNI. (2019). Standar Luaran Keperawatan Indonesia (SLKI) : Definisi
dan Kriteria Hasil Keperawatan (1st ed.). Jakarta: Dewan pengurus PPNI.
Willy T. (2019) Akromegali. https://www.alodokter.com/akromegali. Diakses Pada 11 Mei 2020

Anda mungkin juga menyukai