Anda di halaman 1dari 18

LAPORAN KASUS

ASUHAN KEPERAWATAN PADA An. A DENGAN DIAGNOSA POST


OPERASI ABOVE KNEE AMPUTATION OSTEOSARKOMA PROXIMAL
TIBIA DEKSTRA DI RUANG PARANG KUSUMO
RS. ORTOPEDI Prof dr R SOEHARSO

OLEH:
HASAN ENA
NIM. 20190305031

KOORDINATOR
ANITA SUKARNO, S.Kep.,Ns.,MSC

PROGRAM STUDI PROFESI NERS


FAKULTAS ILMU – ILMU KESEHATAN
UNIVERSITAS ESA UNGGUL
2020
A. PENGKAJIAN
1. IDENTITAS DIRI
a. KLIEN
1) Nama : An. A
2) Tanggal Lahir : 11 Juni 1996
3) Jenis Kelamin : Laki-laki
4) Agama : Islam
5) Pendidikan : SMA
6) Pekerjaan : Pelajar
7) Alamat : Kp. Bunut
8) Status Perkawinan : Belum Kawin
9) Sumber Informasi : Klien, Keluarga dan petugas kesehatan
10) Tangal Pengkajian : 17 Juni 2015
11) Tanggal Masuk : 09 Juni 2015 jam 17.10 WIB
12) No RM : xxxx
13) Diagnosa Medis : post operasi above knee amputation
osteosarkoma proximal tibia dekstra
b. PENANGGUNG JAWAB
1) Nama : Tn. B
2) Umur : 36 Tahun
3) Alamat : Kp. Bunut
4) Pekerjaan : Wiraswasta
5) Hubungan dengan klien : Ayah Klien

2. RIWAYAT PENYAKIT
a. Keluhan utama saat pengkajian:
Klien mengeluh nyeri pada lutut kanannya seperti tertusuk-tusuk, hilang
timbul, semakin meningkat di malam hari dengan skala 9 (sedang)
b. Riwayat penyakit sekarang:
Klien datang ke IGD Rumah Sakit Ortopedi Prof dr R Soeharso pada tanggal 9
juni 2015 pukul 17:10 WIB dengan keluhan nyeri pada kaki kanan. Pada saat
dilakukan pengkajian pada tanggal 17 juni 2015 di Ruang Parang Kusumo,
klien mengeluh nyeri pada lutut kanannya dengan skala 9, TD 100/60 mmHg,
Nadi 88/menit, RR 16 x/menit suhu 36.8C, TB: 168 cm, BB: 51 kg. Klien
mengatakan pada bulan februari 2015 klien sudah mulai merasakan kaki
kanannya terasa sakit namun belum ada benjolan, lalu oleh keluarga klien
dibawa ke tukang pijit namun klien merasakan kakinya semakin sakit. Setelah
itu klien memutuskan untuk ke puskesmas dan mengkonsumsi obat namun
keluhan tidak hilang sehingga keluarga membawa ke rumah sakit. Klien
merupakan pasien rujukan dari RS Mardi Waluyo dengan dengan keluhan
nyeri pada kaki kanan namun belum terdapat benjolan, berdasarkan hasil foto
rontgen klien menderita tumor, dan hasil biopsi klien dinyatakan menderita
tumor jinak dan dianjurkan untuk operasi. Setelah 3 hari operasi klien merasa
perdarahan pada bekas operasi, dan ± 5 hari kemudian jahitan terbuka dan
klien memutuskan untuk kontrol ke rs mardi waluyo dan dirawat selama 1
minggu. Pihak RS merujuk klien ke RS Provinsi Urip Sumoharjo dan disana
dilakukan biopsi dengan hasil tumor jinak mendekati ganas. Pihak RS Urip
Sumoharjo menyarankan klien dirujuk di RS Ortopedi Prof dr. R Soeharso
Surakarta.
c. Riwayat Penyakit Dahulu

Klien mengatakan sebelumnya pernah mondok di rumah sakit Mardi Waluyo


selama 1 minggu dengan diagnosa tumor tulang jinak, tidak ada penyakit
menurun misalnya diabetes melitus, asma, ataupun hipertensi. Klien
menyangkal sering makan-makanan yang dibakar maupun kontak dengan
bahan kimia sebelumnya.

d. Genogram

: meninggal : klien
: laki-laki :
: perempuan : garis keturunan
3. PENGKAJIAN SAAT INI
a. Persepsi dan pemeliharaan kesehatan
1) Persepsi tentang kesehatan diri
Klien mengatakan merasa cemas dan sedih serta merasa tidak berguna
dengan kondisinya.
2) Pengetahuan dan persepsi pasien tentnag penyakit dan perawatannya
Klien mengatakan bahwa pemeliharaan dan perawatan kesehatan dirinya
sudah benar karena ditangani oleh profesional kesehatan yang sesuai.
3) Upaya yang biasa dilakukan dalam mempertahankan kesehatannya
a) Kebiasaan diit yang adekuat, diit yang tidak sehat?
Klien menyangkal sering makan makanan yang dibakar maupun
kontak dengan bahan kimia sebelumnya
b) Pemeriksaan kesehatan berkala, perawatan kebersihan diri, imunisasi
Klien sebelumnya telah melalukan biopsi dengan hasil tumor jinak dan
telah dioperasi di RS Mardi Waluyo
c) Kemampuan pasien untuk mengontrol kesehatan
a) Yang dilakukan bila sakit
Pada awal keluhan muncul klien di bawah oleh keluarga ke tukang
pijit, namun tidak mengalami perubahan maka klien di bawa ke
puskesmas utuk berobat dan mengkonsummsi obat-obatan yang
diberikan.
b) Kemana pasien biasa berobat bila sakit?
Berobat ke puskesmas atau ke tempat pelayanan pelayanan
kesehatan
c) Kebiasaan hidup (konsumsi jamu/alkohol/rokok/kopi/kebiasaan
olahraga)

Merokok : tidak pak/hari, lama :tidak ada tahun

Alkohol : …………….., lama : ……

Kebiasaan olahraga, jenis : ………………… frekwensi :


No Obat/jamu yang biasa dikonsumsi Dosis Keterangan

a) Pola Nutrisi
1) Intake makan

Sebelum masuk RS Setelah masuk RS


Klien makan 3 kali sehari sengan Setelah masuk RS klien makan 3
makanan yang dibakar. kali sehari dengan diit TKTP
Klien mengyangkal sering makan BB 51 kg, TB 168 cm
makanan yang dibakar dan kontak
dengan bahan kimia. Klien tidak
memiliki alergi terhadap makanan

2) Intake Minum

Sebelum masuk RS Setelah masuk RS


Klien sebelum masuk rumah sakit Setelah masuk RS klien minum
janrang minum air putih, klien minimal 8 gelas perhari
lebih suka minum minuman yang
berasa

b) Pola Eliminasi
1) Buang air besar (BAB)

Sebelum masuk RS Setelah masuk RS


Klien sebelum masuk rumah sakit Setelah masuk RS klien BAB 1
BAB 1 kali sehari dengan kali sehari dengan konsistensi
konsistensi keras lembek

2) Buang Air Kecil (BAK)

Sebelum masuk RS Setelah masuk RS


Klien sebelum BAK lancar, Setelah masuk RS klien BAK
berwarna kuning kecoklatan lancar berwarna jernih
c) Pola aktivitas dan latihan
Klien mengatakan sejak tumor di kaki kanan membesar, aktivitas klien di
bantu oleh keluarga dan keterbatasan gerakan motorik karena kelemahan
pada kaki kanan.

Selama di rumah sakit


Kemampuan perawatan diri
0 1 2 3 4
Makan, minum 
Mandi 
Toileting 
berpakaian 
Mobilitas di tempat tidur 
berpindah 
Ambulasi/ROM 

Keterangan :

0 : Mandiri

1 : Dengan bantuan alat

2 : Dibantu orang lain

3 : Dibantu orang lain dan alat

4 : Tergantung total

d) Pola tidur dan istirahat


Klien mengalami kesulitan tidur dikarenakan nyeri, terutama dimalam
hari.
e) Pola perceptual
1) Penglihatan : Penglihatan klien tidak ada masalah (normal)
2) Pendengaran : tidak ada masalah
3) Pengecapan : indera pengecap klien berfungsi normal
4) Penciuman : penciuman klien berfungsi dengan baik
5) Sensasi : klien dapat merasakan sensasi sensorik maupun motorik
dengan baik
f) Pola seksualitas dan reproduksi
Klien tidak memiliki gangguan seksualitas, sistem reproduksi berfungsi
normal
g) Pola persepsi diri
Klien mengatakan merasa cemas dan sedih serta merasa tidak berguna
dengan kondisinya, klien merasa ingin sembuh dan ingin kembali ke
sekolah.
h) Pola hubungan dan peran
Klien berperas sebagai anak, sekaligus siswa SMA
i) Pola manajemen koping stres
Klien memiliki koping stres yang negatif terlihat dari klien mengatakan
bahwa dirinya sudah tidak berguna lagi.
j) Sistem nilai dan keyakinan
Klien beragama islam, klien mengatakan semenjak sakit klien sulit untuk
melaksanakan sholat 5 waktu.

b. PEMERIKSAAN FISIK
a) Keadaan umum :
b) BB : 51 kg; TB : 168 cm; IMT: 18,08
c) Kesadaran :compos mentis
GCS: E: 4 M: 6 V: 5
d) Vital sign
TD : 100/60 mmHg
N : 88 x/menit
RR : 16 x/menit
T : 36.8C
e) Kepala
1) Bentuk :Mesochepal
2) Rambut : berwarna hitam, lurus, penyebaran merata
3) Wajah: bentuk wajah oval, simetris kiri dan kanan, meringis saat nyeri
muncul
4) Mata: tidak ada gangguan penglihatan, konjungtiva anemis, sklera
tidak ikterik
5) Telinga : bersih, serumen dalam batas normal
6) Hidung : bersih, tidak ada polip, tidak ada pernapasan cuping hidung
7) Mulut : mukosa bibir kering, sianosis
8) Leher : tidak ada pembesaran kelenjar tiroid
9) Thorax
I : kembang kempis dada simetris, tidak terdapat penggunaan otot
bantu napas
P : fremitus normal
P : sonor
A : tidak terdengar bunyi rochi, wheezing.
10) Jantung
I : ictus cordis tampak

P : ictus cordis teraba pada intercosta V

P : pekak antara linea sternalis kiri dan kanan pada daerah


manubrium sterni

A : Bunyi jantung 1 reguler pada sela iga IV dan V dan bunyi


jantung 2 reguler pada sela iga II dan III

11) Abdomen
I : simetris, tidak terdapat acites
P : tidak terdapat nyeri tekan
P: tympani
A: bising usus terdengar normal
12) Genetalia dan perianal
I: tidak ada kelainan pada genetalia dan perianal
13) Kulit dan ekstremitas
Ekstremitas atas : terpasang infus pada tangan kanan, ektremitas atas
sinistra dan dextra simetris
Ekstremitas bawah: dextra terdapat pembesaran tumor pada lutut
kanan, terdapat rembesan pada balutan berupa darah, bengkak pada
telapak kaki. Klien mampu mengggerakkan jari dan telapak kaki.
Tidak ada sianosis pada ektremitas bawah sinistra, tidak bengkan dan
bergerak bebas.
14) Kekuatan otot
Kekuatan otot ekstremitas atas normal. Ektremitas bawah dextra hanya
dapat mengadakan gerakan melawan gravitasi tetapi tidak dapat
melawan gravitasi. Ekstremitas bawah sinistra dapat bergerak dengan
bebas.

c. PROGRAM TERAPI
a) Oral
1) Tramadol 50 mg/8 jam (PO)
2) Ceftriaxone 1 gr/24 jam
b) Injeksi
1) Asam traneksamat 2 x 500 mg
2) Keterolac 30 mg x 3
3) Omeprazole 1 x 40 mg
4) Phytomenadion 3 x 10 mg
5) Dexametasone 5 mg via IV sebelum transfusi
6) Dipenhydramine 10 mg via IV sebelum transfusi
c) Infus
1) NaCl 0,9% 20 tpm
2) Transfusi PRC 2 KOLF
d) Rencana Tindakan
Klien telah post operasi above knee amputation (amputasi di atas lutut)
pada tanggal 17 juni 2015

d. PEMERIKSAAN PENUNJANG

1) Pemeriksaan laboratorium darah tanggal 17 Juni 2015


Pemeriksaan Hasil Satuan Nilai normal Intrepretasi

Hematologi

Rutin

Hemoglobin 9,4 g/dl 11,5 – 16 Rendah

Hematokrit 28 % 37 – 47 Rendah

Leukosit 30600 /ul 4000 – 10.000 Tinggi

Trombosit 641000 /ul 150000 – Tinggi


500000
Eritrosit 2.9 juta/ul 3,8 – 5,8 Rendah

Hemostasis

Protrombin (PT) 15,6 Detik 10 -14 Tinggi

INR 1,32

APTT 24,7 detik 16 -36 Normal

2) Pemeriksaan Foto Rontgen di RS Ortopedi Prof dr R Soeharso 11/6/2015


Hasil :
Thorax :
- Cor : baik
- Pulmo : tampak gambaran pulmonal nodul metastasis di paru kanan
- Genu Kanan : tampak gambaran osteoblastik pada jaringan tibia
dextra dengan reaksi periostal soft tissue swelling di sekitar lesi
interpretasi : Condong gambaran osteosarkoma

e. ANALISA DATA

Data fokus/batasan Etiologi/faktor


No Problem/DX
karakteristik yang berhubungan
1 DS: klien mengeluh nyeri pada Agens cidera fisik Nyeri akut
lutut kanannya terutama pada (patologik penyakit)
malam hari.
DO: klien tampak meringis pada
saat nyeri muncul, Skala Nyeri :9
2 DS: klien mengatakan sulit Penurunan kekuatan Hambatan
melakukan aktivitas, aktivitas otot dan kerusakan mobilitas fisik
klien dibantu oleh keluarga, klien muskuloskeletal
mengalami keterbatasan gerakan
motorik karena kelemahan pada
kaki.
DO: klien tampak lemah, pucat,
konjungtiva anemis, tampak
pembesaran tumor pada lutut
kanan, klien hanya mampu
menggerakkan telapak kaki dan
jari. TD: 100/60 mmHg, Hb: 9,4
g/dl, klien Post operasi above
knee amputation (amputasi di atas
lutut)
3 DS: klien mengatakan merasa Perubahan persepsi Gangguan citra
sedih serta merasa tidak berguna diri (Adanya tumor) tubuh
dengan kondisinya
DO: tampak tumor pada lutut kaki
kanan klien, kulit klien tampak
kotor. Klien post operasi above
knee amputation (amputasi di atas
lutut)
Photo rontgen tampak condong
gambaran osteosarcoma.
4 DS: klien magatakan merasa Ancaman kematian Ansietas
cemas dan sedih serta merasa dan perubahan status (Cemas)
tidak berguna dengan kondisinya. kesehatan
klien merasa ingin sembuh dan
ingin kembali ke sekolah.

DO: klien tampak cemas, pucat,


klien tampak gelisah dan susah
tidur.

5 DS: - Penyakit kronis Resiko infeksi


DO: kulit klien tampak kotor,
terdapat rembesan pada balutan
luka berupa darah.
HT: 28%, Leukosit: 30600/ul,
trombosit 641000/ul, eritrosit 2,9
juta.

f. DIAGNOSA KEPERAWATAN PRIORITAS


1) Nyeri akut berhubungan dengan agens cidera fisik (patologi penyakit)
2) Hambatan mobilitas fisik berhubungan dengan penurunan kekuatan otot
dan kerusakan muskuloskeletal
3) Gangguan citra tubuh berhubungan dengan perubahan persepsi diri
(adanya tumor)
4) Ansietas (kecemasan) berhubungan dengan ancaman kematian dan
perubahan status kesehatan
5) Resiko infeksi berhubungan dengan penyakit kronis

g. INTERVENSI

No Diagnosa NOC NIC


1 Nyeri Setelah dilakukan tindakan NIC:
akut keperawatan selama 3 x 24 Pain Manajement
berhubungan jam diharapkan klien dapat 1. Lakukan
dengan menunjukkan respon pengkajian nyeri
Obstruksi berupa : secara
jaringan NOC: komprehensif
saraf atau inflamasi. 1. Pain level termasuk lokasi,
2. Pain control karakteristik,
3. Comfort level durasi, frekuensi,
Kriteria Hasil : kualitas dan factor
1. Mampu mengontrol nyeri presipitasi.
(tahu penyebab 2. Observasi reaksi
nyeri,mampu non verbal dan
menggunakan teknik non ketidaknyamanan,
farmakologi untuk seperti pasien
mengurangi nyeri/ teknik tampak meringis,
relaksasi napas dalam) dan memegangi
2. Melaporkan bahwa nyeri bagian tubuh yang
berkurang dengan sakit.
menggunakan 3. Gunakan tehnik
manajemen nyeri komunikasi
3. Mampu mengenali nyeri terapeutik untuk
(skala, intensitas, mengetahui
frekuensi, dan tanda pengalaman nyeri
nyeri) skala nyeri pasien.
berkurang dari 9 menjadi 4. Kontrol
0 lingkungan yang
4. Menyatakan rasa nyaman dapat
setelah nyeri berkurang menpengaruhi
nyeri seperti suhu
ruangan,
pencahayaan dan
kebisingan.
5. Kurangi faktor
presipitasi nyeri.
6. Pilih dan lakukan
penanganan nyeri
(farmakologi
(analgetik), dan
non – farmakologi
(relaksasi nafas
dalam)
7. Kaji tipe dan
sumber nyeri
untuk menentukan
intervensi.
8. Ajarkan tentang
tehnik non
-farmakologi.
9. Berikan analgetik
untuk mengurangi
nyeri.
2 Hambatan Setelah dilakukan tindakan NIC :
mobilitas keperawatan selama 3 x 24 Exercise therapy :
fisik jam diharapkan klien dapat ambulation
berhubungan menunjukkan respon berupa: 1. Monitoring vital
dengan NOC : signsebelm/sesuda
penurunan 1. Joint Movement:Active h latihan dan lihat
kekuatan 2. Mobility Level Self respon pasien saat
dan care : ADLs latihan
kerusakan 3. Transfer performance 2. Konsultasikan
muskuloskeletal Kriteria hasil: dengan terapi fisik
1. Klien meningkan dalam tentang rencana
aktivitas fisik ambulasi sesuai
2. Mengerti tujuan dari dengan kebutuhan
peningkatan mobilitas 3. Bantu klien untuk
3. Memverbalisasikan menggunakan
perasaan dalam tongkat saat
meningkatkan kekuatan berjalan dan cegah
dan kemampuan terhadap cedera
berpindah 4. Ajarkan pasien
4. Memperagakan atau tenaga
penggunaan alat kesehatan lain
5. Bantu untuk mobilisasi tentang teknik
(walker) ambulasi
5. Kaji kemampuan
pasien dalam
mobilisasi.
6. Latih pasien dalam
pemenuhan
kebutuhan ADLs
secara mandiri
sesuai kemampuan
Dampingi dan
Bantu pasien saat
mobilisasi dan bantu
penuhi
kebutuhan
ADLs
1. Berikan alat Bantu
jika klien
memerlukan.
2. Ajarkan pasien
bagaimana merubah
posisi dan berikan
bantuan jika
diperlukan
3 Gangguan citra Setelah dilakukan tindakan NIC:
tubuh berhubungan keperawatan selama 3 x 24 Body Image
dengan adanya jam diharapkan klien dapat Enhancement
tumor menunjukkan respon berupa: 1. Diskusikan dengan
NOC: klien tentang
1. Body Image perubahan dirinya
2. Self esteem 2. Bantu klien dalam
Kriteria Hasil: memutuskan
1. Body image positif tingkat actual
2. Mampu perubahan dalam
mengidentifikasi tubuh atau level
kekuatan personal fungsi tubuh
3. Mendiskripsikan secara 3. Monitor frekuensi
factual perubahan pernyataan klien
fungsi tubuh 4. Berikan dukungan
4. Mempertahankan dan support mental
interaksi sosial serta spiritual.
5. Libatkan keluarga
untuk memberikan
dukungan sacara
mental dan
spiritual
4 Ansietas Setelah dilakukan tindakan NIC:
berhubungan dengan keperawatan selama 3 x 24 Penurunan
ancamankematian jam diharapkan klien dapat Kecemasan
dan perubahan status menunjukkan respon berupa: 1. Gunakan pendekan
kesehatan NOC: yang menyenangkan
1. Anxiety self control 2. Nyatakan dengan
2. Anxiety level jelas harapan
3. Coping terhadap pelaku
Kriteria hasil : pasien
1. Klien mampu 3. Jelaskan semua
mengidentifikasi dan prosedur dan apa
mengungkapkan gejala yang dirasakan
cemas. selama prosedur
2. Mengidentifikasi, 4. Temani pasien
mengungkapkan dan untuk memberikan
menunjukkan teknik keamanan dan
untuk mengontrol cemas. mengurangi takut
3. Vital sign dalam batas 5. Dengarkan dengan
normal penuh perhatian
4. Postur tubuh, ekspresi 6. Identifikasi tingkat
wajah, bahasa tubuh, dan kecemasan
tingkat aktivitas 7. Bantu pasien
menunjukkan mengenal situasi
berkurangnya yang menimbulkan
kecemasan. kecemasan
8. Dorong pasien
untuk
mengungkapkan
perasaan, ketakutan,
persepsi.
9. Intruksikan pasien
menggunakan
teknik relaksasi
5 Resiko Setelah dilakukan tindakan NIC :
infeksi keperawatan selama 3 x 24 Infection Control
berhubungan jam diharapkan klien dapat 1. Pertahankan teknik
dengan menunjukkan respon berupa: aseptif
penyakit NOC : 2. Batasi pengunjung
kronis 1. Immune Status bila perlu
dan 1. Knowledge : Infection 3. Cuci tangan setiap
kerusakan jaringan control sebelumdan
2. Risk control sesudah tindakan
Kriteria Hasil : keperawatan
1. Klien bebas dari 4. Gunakan baju,
tandadan gejala infeksi sarung tangan
2. Menunjukkan sebagai alat
kemampuan untu pelindung
mencegah timbulnya 5. Ganti letak IV
infeksi perifer dan
3. Jumlah leukosit dalam dressing sesuai
batas normal dengan petunjuk
4. Menunjukkan perilaku umum
hidup sehat 6. Gunakan kateter
intermiten untuk
menurunkan
infeksi kandung
kencing
7. Tingkatkan intake
nutrisi
Infection Protection
1. Monitor tanda dan
gejalainfeksi
sistemik dan lokal
2. Pertahankan teknik
isolasi k/p
3. Inspeksi kulit dan
membrane mukosa
terhadap
kemerahan, panas,
drainase
4. Monitor adanya
luka
5. Dorong masukan
cairan
6. Dorong istirahat
7. Ajarkan pasien dan
keluarga tanda dan
gejala infeksi
8. Kaji suhu badan
pada pasien
neutropenia setiap
4 jam

Anda mungkin juga menyukai