OSTEOARTHRITIS
Disusun oleh:
2020
2
OSTEOARTRITIS
Definisi
(Gambar 1. Kiri : Gambar Sendi Lutut Normal. Kanan :gambar sendi lutut yang
mengalam osteoarthritis). (Sumber : HI – LAB 2008)
kerusakan utama pada osteoartritis adalah kerusakan pada rawan sendi yang dapat diikuti
dengan penebalan tulang subkondral, pertumbuhan osteofit, kerusakan ligamen dan peradangan
ringan pada sinovium, sehingga sendi yang bersangkutan membentuk efusi.1
Klasifikasi
3
Pada osteoartritis primer / generalisata yang pada umumnya bersifat familial, dapat pula
menyerang sendi-sendi tangan, terutama sendi interfalang distal (DIP) dan interfalang proksimal
(PIP).2
SEKUNDER
4
Tabel.1 klasifikasi OA)
Sumber lain mengatakan, klasifikasi OA dapat diklasifikasikan menurut lokasi sendi yang
terkenanya, yaitu3:
Epidemiologi
Distribusi osteoarthritis cukup luas di esluruh dunia dan mengenai populasi yang cukup
banyak. Di inggris dan Wales, sekitar 1,3 sampai 1,75 juta orang mengalami osteoarthritis.
Osteoarthritis menyebabkan disabilitas nomor dua setelah penyakit kardiovaskuler.4
5
Prevalensi osteoartritis di Eropa dan Amerika lebih besar dari pada prevalensi di negara
lainnya. The National Arthritis Data Workgroup (NADW) memperkirakan penderita osteoartritis
di Amerika pada tahun 1005 sebanyak 17 juta yang terjadi pada usia 18 tahun keatas5.
Osteoarthritis merupakan penyakit degenerative dan progresif yang mengenai dua per
tiga orang yang berumur lebih dari 65 tahun, dengan prevalensi 60,5% pada pria dan 70,5% pada
wanita6.
Seiring bertambahnya jumlah kelahiran yang mencapai usia per-tengahan dan obesitas
serta peningkatannya dalam populasi masyarakat osteoarthritis akan berdampak lebih buruk di
kemudian hari. Karena sifatnya yang kronik progresif, osteoarthritis berdampak sosio ekonomik
yang besar di Negara maju dan di Negara berkembang7.
Faktor Risiko
Faktor risiko Osteoartritis antara lain umur, obesitas, trauma, genetik, hormon, jenis
kelamin, penyakit otot, lingkungan1.
Usia
Dari semua faktor risiko untuk timbulnya osteoartritis, faktor usia adalah yang terbesar.
Prevalensi, dan beratnya osteoartritis semakin meningkat dengan adanya pertambahan usia. Hal
ini disebabkan, karena adanya hubungan antara usia dengan penurunan kekuatan kolagen dan
proteoglikan pada kartilago sendi. Rata – rata jenis kelamin laki – laki mendapat osteoartritis
sendi lutut pada umur 59 tahun dengan puncaknya pada usia 55 - 64 tahun, sedangkan
perempuan 65,3 tahun dengan puncaknya pada usia 65 – 74 tahun. 1
6
Jenis kelamin
Pada lansia yang berumur lebih dari 55 tahun, prevalensi terkenanya osteoartritis pada
wanita lebih besar berisiko dari pria. Usia kurang dari 45 tahun osteoartritis lebih sering terjadi
pada pria dari wanita1.
Osteoartritis primer dapat menyerang semua ras meskipun terdapat perbedaan prevalensi
pola terkenanya sendi pada osteoartritis. Orang kulit putih cenderung lebih sering terkena
Osteoartritis dibandingkan dengan orang kulit hitam. Hal ini, mungkin berkaitan dengan
perbedaan cara hidup maupun perbedaan frekuensi pada kelainan kongenital dan pertumbuhan1.
Genetik
Faktor herediter atau genetik juga berperan pada timbulnya osteoartritis. Adanya mutasi
dalam gen prokolagen atau gen-gen struktural lain untuk unsur-unsur tulang rawan sendi seperti
kolagen, proteoglikan berperan penting dalam timbulnya kecenderungan familial pada
osteoartritis1.
Berat badan yang berlebih ternyata dapat meningkatkan tekanan mekanik pada sendi
sebagai penahan beban tubuh yang ada, dan lebih sering menyebabkan osteoartritis lutut.
Kegemukan ternyata tidak hanya berkaitan dengan osteoartritis pada sendi yang menanggung
beban, tetapi juga dengan osteoartritis sendi lain, diduga terdapat faktor lain yaitu (metabolik)
yang berperan pada timbulnya kaitan tersebut antara lain penyakit jantung koroner, diabetes
melitus dan hipertensi.1
7
Pada hal ini, perempuan lebih berisiko dikarenakan, secara statistik perempuan memiliki
body mass index (BMI) diatas rata-rata dimana kategori BMI pada perempuan Asia menurut
jurnal American Clinical Nutrition adalah antara 14 sampai dengan 16,9kg/m1 dan mempunyai
nilai lebih kecil jika dibandingkan dengan perempuan Amerika dan tingkat obesitas pada wanita
di Amerika adalah empat persen dan pada lakilaki hanya dua persen. Pada perempuan
menopause, akan terjadi penumpukan lemak terutama pada sendi bagian bawah dan
menyebabkan peningkatan beban pada sendi8.
Oleh karena itu, untuk memantau status berat badan orang dewasa digunakan indeks
massa tubuh (IMT). Indeks massa tubuh merupakan parameter yang paling banyak digunakan
dalam menentukan kriteria proporsi tubuh. Dengan indeks massa tubuh diketahui apakah berat
badan seseorang dinyatakan kurus, normal dan gemuk. Kelebihan berat badan dianggap sebagai
salah satu faktor yang meningkatkan intensitas nyeri yang dirasakan pasien OA9.
Cedera sendi, terutama pada sendi – sendi penompang berat tubuh seperti sendi pada lutut
berkaitan dengan risiko osteoartritis yang lebih tinggi. Trauma lutut yang akut termasuk robekan
terhadap ligamentum krusiatum dan meniskus merupakan faktor yang dapat menimbulkan
osteoartritis lutut3.
Pekerjaan
Penelitian menyebutkan bahwa, pekerja yang banyak membebani sendi lutut akan
mempunyai risiko terserang osteoartritis lebih besar dibanding yang tidak banyak membebani
lutut4.
Osteoartritis juga behubungan dengan berbagai olah raga yang membebani lutut dan atau
panggul, seperti lari maraton, sepak bola dan sebagainya3.
Patogenesis
8
Pada osteoartritis terdapat proses degenerasi, reparasi dan inflamasi yang terjadi dalam
jaringan ikat, lapisan rawan, sinovium dan tulang subkondral. Pada saat penyakit yang sedang
aktif, salah satu proses dapat dominan atau beberapa proses terjadi bersama dalam tingkat
intensitas yang berbeda. Osteoartritis lutut berhubungan dengan berbagai defisit patofisiologi
seperti instabilitas sendi lutut, menurunnya lingkup gerak sendi (LGS) lutut, nyeri lutut sangat
kuat berhubungan dengan penurunan kekuatan otot quadriceps yang merupakan stabilisator
utama sendi lutut dan sekaligus berfungsi untuk melindungi struktur sendi lutut1.
Pada penderita usia lanjut kekuatan quadriceps bisa menurun 1/3 nya dibandingkan
dengan kekuatan quadriceps pada kelompok usia yang sama yang tidak menderita osteoartritis
lutut. Penurunan kekuatan terutama disebabkan oleh atrofi otot tipe II B yang bertanggungjawab
untuk menghasilkan tenaga secara cepat.
Perubahan – perubahan yang terjadi pada osteoartritis adalah sebagai berikut1:
Degradasi rawan
Perubahan yang mencolok pada osteoartritis biasanya dijumpai di daerah tulang rawan
sendi yang mendapatkan beban. Pada stadium awal, tulang rawan lebih tebal daripada normal,
tetapi seiring dengan perkembangan osteoartritis permukaan sendi menipis, tulang rawan
melunak, integritas permukaan terputus dan terbentuk celah vertikal (fibrilasi). Dapat terbentuk
ulkus kartilago dalam yang meluas ke tulang. Dapat timbul daerah perbaikan fibrokartilaginosa,
tetapi mutu jaringan perbaikan lebih rendah daripada kartilago hialin asli, dalam kemampuannya
menahan stres mekanik.Semua kartilago secara metabolis aktif, dan kondrosit melakukan
replikasi, membentuk kelompok (klon).
Namun, kemudian kartilago menjadi hiposeluler. Proses degradasi yang timbul sebagai
akibat dari ketidakseimbangan antara regenerasi (reparasi) dengan degenerasi rawan sendi
melalui beberapa tahap yaitu fibrilasi, pelunakan, perpecahan dan pengelupasan lapisan rawan
sendi. Proses ini dapat berlangsung cepat atau lambat. Yang cepat dalam waktu 10 – 15 tahun,
sedang yang lambat 10 – 30 tahun.Akhirnya permukaan sendi menjadi botak tanpa lapisan rawan
sendi1.
Osteofit
9
Bersama timbulnya dengan degenerasi rawan, timbul reparasi.Reparasi berupa
pembentukan osteofit di tulang subkondral1.
Sklerosis subkondral
Pada tulang subkondral terjadi reparasi berupa sklerosis (pemadatan/ penguatan tulang
tepat di bawah lapisan rawan yang mulai rusak) 1.
Sinovitis
Sinovitis adalah inflamasi atau peradangan dari sinovium, dan terjadi akibat proses
sekunder degenerasi dan fragmentasi. Matriks rawan sendi yang putus terdiri dari, kondrosit
yang menyimpan proteoglycan yang bersifat immunogenik dan dapat mengaktivasi leukosit.
Sinovitis dapat meningkatkan cairan sendi. Cairan lutut yang mengandung bermacam-macam
enzim akan tertekan ke dalam celah-celah rawan. Ini mempercepat proses pengerusakan rawan.
Pada tahap lanjut terjadi tekanan tinggi dari cairan sendi terhadap permukaan sendi yang
botak. Cairan ini akan didesak ke dalam celah-celah tulang subkondral dan akan menimbulkan
kantong yang disebut kista subkondral. Osteoarthritis sendiri tidak dapat disembuhkan.Namun,
penanganan yang tepat penting untuk membantu mengatasi rasa nyeri, memperbaiki kemampuan
bergerak dan beraktivitas, serta menghambat perkembangan osteoarthritis1.
Manifestasi klinis
Nyeri sendi
Keluhan ini mrupakan keluha utama yang membawa pasien adatang ke dokter (meskipun
sebelumnya sendi sudah kaku dan berubah bentuknya). Nyeri biasanya bertambah dengan
gerakan dan sedikit berkurang dengan istirahat.Nyeri pada osteoarthritis juga dapat berupa
penjalaran misalnya pada osteoarthritis servical dan lumbal. Osteoarthritis lumbal yang
menimbulkan stenosis spinal mungkin menimbulkan keluhan nyeri di betis yang biasa disebut
claudicatio intermitten
10
Hambatan gerak sendi
Gangguan ini biasanya makin tambah berat dengan pelan-pelan sejalan dengan makin beratnya
penyakit sampai sendi hanya bias digoyangkan dan menjadi kontraktur ambatan gerak dapat
konsentris (seluruh arah gerak) maupun eksentris (salah satu arah gerak saja)
Kaku
Pada beberapa pasien, kaku sendi dapat timbul setelah imobilisasi (seperti duduk lama atau
bahkan setelah bangun tidur).
Krepitasi
Rasa gemeretak (kadang terdengar) pada sendi yang sakit.Dengan bertambah beratnya penyakit,
krepitasi dapat terdengar sampai jarak tertentu. Gejala ini muncul karena gesekan kedua
permkaan tulang endi pada saat sendi digerakkan atau secara pasif dimanipulasi
Pembengkakan sendi
Pembengkakan sendi dapat timbul karena efusi pada sendi yang biasanya tak banyak (< 100 cc).
Sebab lain karna adanya osteofit yang dapat mengubah permukaan sendi
Tanda peradangan
Tanda adanya peradangan pada sendi (nyeri tekan, gangguan gerak, rasa hangat yang meata dan
warna kemerahan) mungkin dijumpai pada osteoarthritis karena adanya sinovitis.
Biasanya tanda tersbut tidak menonjol dan timbul belakangan, sering kali dijumpai di lutut,
pergelangan kaki dan sendi-sendi kecil tangan dan kaki
Perubahan ini dapat timbul karena kontraktur sendi yang lama, gaya berdiri dan perubahan pada
tulang dan perubahan permukaan sendi
11
Perubahan gaya berjalan
Keadaan ini hamper selalu berhubungan dengan nyeri karena menjadi tumpuan berat badan.
Terutama dijumpai pada osteoarthritis lutut sendi paha dan osteoarthritis tulang belakang dengan
stenosis spinal serta sendi lain.1
Pemeriksaan Penunjang
Penyempitan celah sendi yang seringkali asimetris (lebih berat pada bagian yang menanggung
beban)
Diagnosis
Diagnosis osteoarthritis didasarkan pada gambaran klinis dan radiologis. Gambaran klinis
berupa nyeri sendi, hambatan gerak sendi, kaku, krepitasi, pembengkakan sendi, tanda
peradangan, deformitas sendi yang permanen, perubahan gaya berjalan. Gambaran radiologis
berupa penyempitan celah sendi yang seringkali asimetris (lebih berat pada bagian yang
menanggung beban), peningkatan densitas (sclerosis) tulang subkondral, kista tulang, osteofit
pada tepi sendi, perubahan struktur anatomi sendi.1
Seperti pada penyakit reumatik umumnya diagnosis tak dapat didasarkan hanya pada satu
jenis pemeriksaan saja. Biasanya kita lakukan pemeriksaan reumatologi ringkas berdasarkan
prinsip pemeriksaan GALS (Gait, arms, legs, spine). Penegakan diagnosis OA berdasarkan gejala
klinis. Tidak ada pemeriksaan penunjang khusus yang dapat menentukan diagnosis OA.
Pemeriksaan penunjang saat ini terutama dilakukan untuk meonitoring penyakit dan untuk
12
menyingkirkan kemungkinan arthritis karena sebab lainnya. Pemeriksaan radiologi dapat
menentukan adanya OA, namun tidak berhubungan langsung dengan gejala klinis yang muncul 6.
Gejala OA umumnya dimulai saat usia dewasa, dengan tampilan klinis kaku sendi di pagi
hari atau kaku sendi setelah istirahat. Sendi dapat mengalmi pembanekakan tulang, dan krepitus
saat digerakkan, dapat disertai keterbatasan gerak sendi. Peradangan umumnya tidak ditemukan
atau sangat ringan. Banyak sendi yang dapat terkena OA, terutama sendi lutut, jari-jari kaki, jari-
jari tangan, tulang punggung dan panggul10.
Pada seseorang yang dicurigai OA, direkomendasikan melakukan pemeriksaan berikut ini:
Anamnesis
Pemeriksaan Fisik
Pendekatan untuk menyingkirkan diagnosis penyakit lain.
Pemeriksaan penunjang
Anamnesis
13
Sendi lain: lutut, V. servikal, lumbal, dan hip.
Bertambahnya usia
Riwayat keluarga dengan OA generalisata
Aktivitas fisik yang berat
Obesitas
Trauma sebelumnya atau adanya deformitas pada sendi yang bersangkutan.
Pemeriksaan fisik
Tentukan BMI
Perhatikan gaya berjalan/pincang
Adakah kelemahan/atrofi otot
Tanda-tanda inflamasi/efusi sendi?
Lingkup gerak sendi (ROM)
Nyeri saat pergerakan atau nyeri di akhir gerakan.
Krepitus
Deformitas/bentuk sendi berubah
Gangguan fungsi/keterbatasan gerak sendi
Nyeri tekan pada sendi dan periartikular
Penonjolan tulang (Nodul Bouchard’s dan Heberden’s)
Pembengkakan jaringan lunak
Instabilitas sendi
14
Penyakit OA
Inflammatory arthropaties
Artritis Kristal (gout atau pseudogout)
Bursitis (a.r. trochanteric, Pes anserine)
Sindroma nyeri pada soft tissue
Nyeri penjalaran dari organ lain (referred pain)
Penyakit lain dengan manifestasi artropati (penyakit neurologi, metabolik dll.)
Pemeriksaan Penunjang
Tidak ada pemeriksaan darah khusus untuk mendiagnosis OA. Pemeriksaan darah membantu
menyingkirkan diagnosis lain dan monitor terapi.
Pemeriksaan radiologi dilakukan untuk klasifikasi diagnosis atau untuk merujuk ke
ortopaedi.
Perhatian khusus terhadap gejala klinis dan faktor yang mempengaruhi pilihan terapi/
penatalaksanaan OA.
Singkirkan diagnosis banding.
Pada kasus dengan diagnosis yang meragukan, sebaiknya dikonsulkan pada ahli
reumatologi untuk menyingkirkan diagnosis lain yang menyerupai OA. Umumnya
dilakukan artrosentesis diagnosis.
Tentukan derajat nyeri dan fungsi sendi
Perhatikan dampak penyakit pada status social seseorang
Perhatikan tujuan terapi yang ingin dicapai, harapan pasien, mana yang lebih disukai
pasien, bagaimana respon pengobatannya.
Faktor psikologis yang mempengaruhi.
15
Untuk kepentingan penyeragaman diagnosis maka seyogyanya dipergunakan acuan berupa
klasifikasi diagnosis berdasarkan kriteria ACR berikut ini10.
dan
16
7. Nyeri sendi lutut
dan
Penatalaksanaan
Tujuan dari penatalaksanaan pasien yang mengalami osteoartritis adalah untuk edukasi
pasien, pengendalian rasa sakit, memperbaiki fungsi sendi yang terserang dan menghambat
penyakit supaya tidak menjadi lebih parah. Penatalaksanaan osteoartritis terdiri dari terapi non
obat (edukasi, penurunan berat badan, terapi fisik dan terapi kerja), terapi obat, terapi lokal dan
tindakan bedah.1
17
Edukasi
Agar pasien mengetahui seluk beluk penyakitnya, bagaimana menjaga agar penyakitnya
tidak bertambah parah serta persendiannya tetap dapat digunakan
Terapi melatih pasien agar persendiannya tetap dapat digunakan sehingga pasien dapat
mandiri dan tidak bergantung pada orang lain. Terapi ini terdiri dari pendinginan, pemanasan dan
latihan penggunaan alat bantu. Dalam terapi fisik dan rehabilitasi dianjurkan latihan yang
bersifat penguatan otot, memperluas lingkup gerak sendi dan latihan aerobik. Latihan tidak
hanya dilakukan pada pasien yang tidak menjalani tindakan bedah, tetapi juga dilakukan pada
pasien yang sudah menjalani tindakan bedah, sehingga pasien dapat segera mandiri setelah
pembedahan dan mengurangi komplikasi akibat pembedahan
Untuk mengurangi beban pada sendi yang terserang osteoarthritis karena berat badan
berlebih merupakan factor yang memperberat osteoarthritis.1
Terapi Farmakologis
Analgesik topical
Krim pengurang rasa sakit diaplikasikan pada kulit di atas sendi dapat mengurangi nyeri
ringan pada arthritis.Contohnya termasuk capsaicin, salycin, metil salisilat, dan mentol.
Saat ini juga ada sebuah lotion anti-inflamasi, diclofenac, dan diclofenac tempel, yang
digunakan untuk menghilangkan rasa sakit pada osteoarthritis.
18
OAINS bekerja dengan cara menghambat jalur siklooksigenase (COX) pada kaskade
inflamasi. Terdapat dua macam enzim COX, yaitu COX-1 (bersifat fisiologik, terdapat pada
lambung, ginjal dan trombosit) dan COX-1 (berperan pada proses inflamasi). OAINS tradisional
bekerja dengan cara menghambat COX-1 dan COX-1, sehingga dapat mengakibatkan
perdarahan lambung, gangguan fungsi ginjal, retensi cairan dan hiperkalemia. OAINS yang
bersifat inhibitor COX-1 selektif akan memberikan efek gastrointestinal yang lebih kecil
dibandingkan penggunaan OAINS yang tradisional.
Chondroprotective Agent
Merupakan obat-obatan yang dapat menjaga atau merangsang perbaikan (repair) tulang
rawan sendi pada pasien osteoartitis.Sebagian pneliti menggolongkan obat-obatan tersebut dalam
Slow Acting Anto Osteoarthritis Drugs (SAAODs) atau Disease Modifying Anti Osteoarthritis
Drugs (DMAODs). Yang termasuk dalam kelompok obat ini adalah :
Asam hialuronat
Asam hialuronat disebut juga sebagai viscosupplement karena salah satu manfaatnya
adalah memperbaiki viskositas cairan sinovial.Pemberian dilakukan dengan intraartikuler.asam
hialuronat memegang peranan penting dalam pembentukan matriks tulang rawan melalui
agregasi dengan proteoglikan. Pada binatang percobaan, asam hialuronat dapat mengurangi
inflamasi pada sinovium, menghambat angiogenesis dan kemotaksis sel-sel inflamasi
Kondroitin sulfat
Terdapat pada matriks ekstraseluler sekelilin sel. Salah satu jaringan yang mengandung
kondroitin sulfat adalah tulang rawan sendi dan zat ini merupakan bagian dari
proteoglikan.Tulang rawan sendi terdiri dari 1% sel dan 98% matriks ekstraseluler yang terdiri
dari kolagen dan proteoglikan.Kondroitin sulfat bekerja pada pasien osteoartritis dengan
19
mekanisme anti inflamasi, efek metabolik terhadap sintesis hialuronat dan proteoglikan, anti
degradatif melalui hambatan proteolitik dan menghambat efek oksigen reaktif.
Glikosaminoglikan
Vitamin-C
Superoxide dismutase
Steroid intra-artikuler
Kejadian inflamasi kadang dijumpai pada pasien osteoarthritis, oleh karena itu
kortikosteroid intra-artikuler telah dipakai dan mampu mengurangi rasa sakit walaupun dalam
waktu singkat.Penelitian selanjutnya tidak menunjukkan keuntungan yang nyata pada pasien
osteoarthritis, sehingga pemakaiannya masih kontroversial. 1
Terapi Bedah
Bagi penderita dengan osteoartritis yang sudah parah, maka operasi merupakan tindakan
yang efektif. Operasi yang dapat dilakukan antara lain:
Artroplasti: operasi menggantikan sendi yang rusak dengan sendi baru yang terbuat dari
bahan metal.
20
Arthroscopic debridement dan joint lavage:menggunakan alat kecil yang dimasukan ke
dalam rongga sendi untuk membersihkan tulang rawan yang rusak
Osteotomi: operasi yang dilakukan terhadap salah satu bagian tulang sehingga posisi dan
letaknya menjadi lebih baik dan mengurangi rasa nyeri pasien.
Walaupun tindakan operatif dapat menghilangkan nyeri pada sendi osteoartritis, tetapi
kadang-kadang fungsi sendi tersebut tidak dapat diperbaiki secara adekuat, sehingga terapi fisik
pre dan pasca operatif harus dipersiapkan dengan baik. 1
Daftar Pustaka
1. Perhimpunan Dokter Spesialis Penyakit Dalam Indonesia. 2014. Buku Ajar Ilmu
Penyakit Dalam Jilid VI. Jakarta: FKUI
2. Setiyohadi Bambang. 2003. Osteoartritis Selayang Pandang. Dalam Temu Ilmiah
Reumatologi. Jakarta.
21
3. Sumber : Sellam J dkk. Osteoarthritis : pathogenesis, clinical aspects and diagnosis. In EULAR
Compendium in Rheumatic disease, 2009: 444-63
4. Wahyuningsih Nur Aini. 2009. Hubungan Obesitas Dengan Osteoartritis Lutut Pada
Lansia Di Kelurahan Puncangsawit Kecamatan Jebres Surakarta (Skripsi). Surakarta:
FKUSM.
5. Murphy L., Helmick C.G., 2015. The Impact of Osteoarthritis in the United States: A
Population-Health Perspective. American Journal of Nursing. Vol. 112: 3.
6. Setiati S., Alwi I., Sudoyo A.W., Simadibrata M., Setiyohadi B., Syam A.F. (2014). Buku
Ajar Ilmu Penyakit Dalam jilid III (6th ed). Jakarta Pusat: InternaPublishing, pp:3197-
3208.
7. Sumual AS. Pengaruh Berat Badan Terhadap Gaya Gesek Dan Timbulnya Osteoarthritis
Pada Orang Di Atas 45 Tahun Di RSUP Prof. Dr. R. D. Kandou Manado.
Skripsi.Manado: Bagian Fisika Fakultas Kedokteran Universitas Sam Ratulangi Manado;
2015.
8. Arissa MI. Pola Distribusi Kasus Osteoartritis Di RSU Dokter Soedarso Pontianak
Periode 1 Januari 2008 – 31 Desember 2009.Pontianak: Fakultas Kedokteran Universitas
Tanjungpura Pontianak; 2015.
9. Thumboo, J., Chew, L.H., dan Lewin-Koh, S.C., 2002. Socioeconomic and psychosocial
factors influence pain or physical function in Asian patients with knee or hip
osteoarthritis. The National Arthritis Foundation and Nanyang Polytechnic, Singapore.
Didapat dari : http://ard.bmj.com/content/61/11 /1017.full.
10. Diagnosis dan Penatalaksanaan Osteoartritis. PAPDI 2014.
22