Anda di halaman 1dari 17

KRISTAL DAN MINERAL

Nama : Firmansyah
No. Mahasiswa : 410014055

Sekolah Tinggi Teknologi Nasional


Yogyakarta
2013
KELAS KRISTAL
Pengertian Kristal
Kristal secara sederhana dapat didefinisikan sebagai zat padat yang mempunyai
susunan atom atau molekul yang teratur. Keteraturannya tercermin dalam permukaan kristal
yang berupa bidang-bidang datar dan rata yang mengikuti pola-pola tertentu. Bidang-bidang
datar ini disebut sebagai bidang muka kristal. Sudut antara bidang-bidang muka kristal yang
saling berpotongan besarnya selalu tetap pada suatu kristal. Bidang muka kristal itu baik letak
maupun arahnya ditentukan oleh perpotongannya dengan sumbu-sumbu kristal. Dalam
sebuah kristal, sumbu kristal berupa garis bayangan yang lurus yang menembus kristal
melalui pusat kristal. Sumbu kristal tersebut mempunyai satuan panjang yang disebut sebagai
parameter.
Kristal adalah suatu padatan yang atom, molekul, atau ion penyusunnya terkemas
secara teratur dan polanya berulang melebar secara tiga dimensi. Secara umum, Kristal
berarti zat cair membentuk kristal ketika mengalami proses pemadatan. Pada kondisi ideal,
hasilnya bisa berupa kristal tunggal, yang semua atom-atom dalam padatannya “terpasang”
pada kisi atau struktur kristal yang sama, tapi, secara umum, kebanyakan kristal terbentuk
secara simultan sehingga menghasilkan padatan polikristalin. Struktur kristal mana yang akan
terbentuk dari suatu cairan tergantung pada kimia cairannya sendiri, kondisi ketika terjadi
pemadatan, dan tekanan ambien. Proses terbentuknya struktur kristalin dikenal sebagai
kristalisasi.
            Sebagaimana telah disebutkan sebelumnya, bahwa kristal tersusun dari ikatan-ikatan
atom/ion secara kimiawi. Susunan daripada ikatan-ikatan tersebut tergantung pada : jenis dan
macam unsur kimia yang terikat. Jarak ikatan antar atom tersebut tertentu dan dapat
membentuk perulangan secara teratur. Kondisi-kondisi inilah yang memberikan ciri khas
pada bahan-bahan Kristalin, yaitu : padat, kristalin, mempunyai kekerasan tertentu
(tergantung pada gaya dan arah ikatan tersebut) dan mempunyai sifat listrik/magnetis.
Secara genesis (terjadinya atom-atom tersebut) kristal terbentuk/terjadi sebagai akibat proses
kristalisasi dan proses ini dapat berbentuk :
-          proses pendinginan  pembekuan
-          proses evaporasi  penguapan
dalam keadaan (air & gas/uap) suatu zat akan dicirikan oleh ketidakteraturan dari distribusi
atom-atomnya, tetapi dengan mengubah temperatur dan atau tekanan serta konsentrasi
larutannya, maka dapat dicapai suatu kondisi yang teratur dari susunan atom/ionnya sehingga
keadaan kristalin dapat tercapai.
Proses-proses kristalisasi diatas dimaksudkan hanya untuk kristal-kristal yang
terbentuk secara alamiah (bukan oleh buatan manusia).

Terdapat banyak sekali kemungkinan bentuk kristal di alam, tetapi kristal-kristal ini dapat
diklasifikasikan menjadi tujuh kelompok besar, yang disebut system kristal. Didalam ketujuh
sistem kristal itu terbagi lagi 32 kelas kristal. Adapun Ketujuh kelompok sitem kristal itu
yaitu :
1. Sistem Kubik/Isometrik/Reguler
2. Sistem Hexagonal
3. Sistem Trigonal
4. Sistem Tetragonal
5. Sistem Orthorombik
6. Sistem Monoklin
7. Sistem Triklin
Kelas – Kelas Kristal di dalam Sistem Kristal

1. Sistem Kubus/Isometrik/Reguler
Sistem kubus ini adalah sistem kristal yang paling simetri dalam ruang tiga dimensi.
Sistem ini tersusun atas tiga garis kristal berpotongan yang sama panjang dan sama sudut
potong satu sama lain. Sistem ini berbeda dengan sistem lain dari berbagai sudut pandang.
Sistem ini tidak berpolar seperti yang lain, yang membuatnya lebih mudah dikenal.Sistem ini
sering juga disebut dengan sistem isometric. Kata isometric berarti berukuran sama, terlihat
pada struktur tiga dimensinya yang sama simetri. Sedangkan sering dinamakan sistem kubus
karena bentuk umum dari kristalnya berstruktur seperti kubik.
Sistem kubus ini terbagi menjadi lima kelas, yaitu :
1) Kelas Hetartoidal
2) Kelas Hexoctahedral
3) Kelas Hextetrahedral
4) Kelas Diploidal
5) Kelas Gyroidal

1) Kelas Tetartoidal
 Kelas : ke-28, Simetri : 2 3
 Elemen Simetri : terdapat 4 sumbu putar tiga dan tiga sumbu putar dua.
 Garis Sumbu Kristal : tiga garis yang sama disimbolkan dengan a1, a2, dan a3
 Sudut : ketiga-tiganya 90o
 Bentuk Umum : tetartoidal yang unik, serta pyritohedron, kubik, deltoidal
dodecahedron, pentagonal dodecahedron, rhombik dodecahedron, dan tetrahedron.
 Mineral yang Umum : changcengit, korderoit, gersdorffit, langbeinit, maghemit,
micherenit, pharmacosiderit, ullmanit, dan lain-lain.
2) Kelas Hexoctahedral
 Kelas : ke-32, Simetri : 4/m 3bar 2/m
 Elemen Simetri : merupakan klas yang paling simetri untuk bidang tiga dimensi
dengan 4 sumbu putar tiga, 3 sumbu putar dua, dan sumbu putar dua. Dengan 9
bidang utama dan 1 pusat.
 Garis Sumbu Kristal : tiga garis yang sama disimbolkan dengan a1, a2, dan a3
 Sudut : ketiga-tiganya 90o
 Bentuk Umum : kubik, bidang delapan, bidang duabelas, dan trapezium. Dan kadang-
kadang trisoktahedron, tetraheksahedron, dan heksotahedron.
 Mineral yang Umum : flurit, galena, intan, tembaga, besi, timah, platina, perak, emas,
halit, bromargyrit, kllorargirit, murdosit, piroklor, kelompok garnet, sebagian besar
kelompok spinel, uraninit dan lain-lain.
3) Kelas Hextetrahedral
 Kelas : ke-31, Simetri : 4bar 3 m
 Elemen Simetri : ada 4 sumbu putar tiga, 3 sumbu putaempat, dan 6 bidang kaca.
 Sumbu Kristal : tiga sumbu sama panjang yang disebut a1, a2, dan a3.
 Sudut : ketiga sudutnya = 90o
 Bentuk Umum : empatsisi, tristetrahedron, deltoidal dodecahedron, dan
hekstetrahedron serta yang jarang kubik, rhombik dodecahedron dan
tetraheksahedron.
 Mineral yang Umum : sodalit, sphalerit, domeykit, hauyne, lazurit, rhodizit, dan lain-
lain.
4) Kelas Diploidal
 Kelas : ke-29, Simetri : 2/m 3bar
 Elemen Simetri : ada 4 sumbu putar tiga, 3 sumbu putar dua, 3 bidang kaca dan satu
pusat.
 Garis Sumbu Kristal : tiga garis yang sama disimbolkan dengan a1, a2, dan a3
 Sudut : ketiga-tiganya 90o
 Bentuk Umum : diploid dan pyritohedron dan juga kubik, octahedron, rhombik
dodecahedron, trapezohedron dan yang jarang trisoctahedron.
 Mineral yang Umum : pyrite, kobaltit, kliffordit, haurit, penrosit, tychit, laurit, dan
lain-lain
5) Kelas Giroid
 ü  Kelas : ke-30, Simetri : 4 3 2
 ü  Elemen Simetri : terdapat 3 sumbu putar empat, 4 sumbu putar tiga, dan 6 sumbu
putar dua
 ü  Garis Sumbu Kristal : tiga garis yang sama disimbolkan dengan a1, a2, dan a3
 ü  Sudut : ketiga-tiganya 90o
 ü  Bentuk Umum : kubik, octahedron, dodecahedron, dan trapezohedron, serta yang
jarang trisoctahedron dan tetraheksahedron.
 ü  Mineral yang Umum : cuprit, voltait, dan sal amoniak.

2. Sistem Hexagonal
Sistem hexagonal merupakan sistem yang memiliki banyak aksial, yang berarti ini
didasarkan pada satu sumbu utama, dalam kasus ini oleh enam. Sistem hexagonal sekilas
nampak seperti tetragonal. Sistem heksagonal memuat kelas yang merupakan pencerminan
dari sistem tetragonal, dengan enam sisi bidang pembatas kristal dengan empat sumbu
berpotongan.
Sistem heksagonal dan sistem trigonal tak serupa dengan lima sistem kristal yang lain dalam
hubungan antar perpotongan sumbu kristalnya. Sementara sistem yang lain menggunakan
tiga sumbu perpotongan kristal, sistem heksagonal dan trigonal menggunakan empat sumbu
berpotongan. Dengan enam sudut pada bidangnya dan satu sumbu vertikalnya. Ketiga
sumbunya memotong tegak lurus terhadap sumbu utama kristal yang membujur vertical dan
disebut a1, a2, dan a3. Perpotongannya simetri membentuk sudut 120o antar bagian positif tiap
sumbu. Pada sistem ini tidak ada perbedaan antara sumbu positif dan negatifuntuk setiap
sumbu a membuat sebuah sudut 60o antara perpotongan. Terdapat tujuh kelas dalam sistem
ini, yaitu ;
1) Kelas Dihexagonal Dipyramidal
2) Kelas Hexagonal Trapezohedral
3) Kelas Dihexagonal Pyramidal
4) Kelas Ditrigonal Dipyramidal
5) Kelas Hexagonal Dipyramidal
6) Kelas Trigonal Dipyramidal
7) Kelas Hexagonal Pyramidal

1) Dihexagonal Dipyramidal
 ü  Kelas : ke-20, Simetri : 6/m 2/m 2/m
 ü  Elemen Simetri : terdapat 1 sumbu putar enam, 6 sumbu putar dua, 7 bidang simetri
masing-masing berpotongan tegak lurus terhadap salah satu sumbu rotasi dan satu
pusat.
 ü  Sumbu Kristal : terdapat tiga sumbu dalam satu bidang, disebut a1, a2, dan a3 sama
panjang satu sama lain, sumbu a bisa lebih panjang atau pendek dari sumbu c.
 ü  Sudut : sumua sudut antar sumbu positif a sebesar 120 o. Sudut antara semua sumbu
a dan sumbu c sebesar 90o.
 ü  Bentuk Umum : diheksagonal piramida, heksagonal dipiramid, diheksagonal
prisma, heksagonal prisma dan dasar pinakoid.
 ü  Mineral yang Umum : beryl, molibdenit, pyrhotit, nikelin, grafit kakohenit, seng,
fluoserit dan lain-lain.
2) Hexagonal Trapezohedral
 ü  Kelas : ke-19, Simetri : 6 2 2
 ü  Elemen Simetri : terdapat 1 sumbu putar enam, 6 sumbu putar dua
 ü  Sumbu Kristal : terdapat tiga sumbu dalam satu bidang, disebut a1, a2, dan a3 sama
panjang satu sama lain, sumbu a bisa lebih panjang atau pendek dari sumbu c.
 ü  Sudut : sumua sudut antar sumbu positif a sebesar 120 o. Sudut antara semua sumbu
a dan sumbu c sebesar 90o.
 ü  Bentuk Umum : heksagonal trapesohedron, heksagonal dipiramid, diheksagonal
prism, heksagonal prism, dan pinakoid.
 ü  Mineral yang Umum :rhapdopane, quetzalcoatlit, quintinit-2H, dan beta-kuarsa.
3) Dihexagonal Pyramidal
 ü  Kelas : ke-18, Simetri : 6 m m
 ü  Elemen Simetri : terdapat 1 sumbu putar enam, 6 bidang simetri.
 ü  Sumbu Kristal : terdapat tiga sumbu dalam satu bidang, disebut a1, a2, dan a3 sama
panjang satu sama lain, sumbu a bisa lebih panjang atau pendek dari sumbu c.
 ü  Sudut : sumua sudut antar sumbu positif a sebesar 120 o. Sudut antara semua sumbu
a dan sumbu c sebesar 90o.
 ü  Bentuk Umum : diheksagonal piramida, heksagonal pyramid, diheksagonal prism,
heksagonal prism dan pedion.
 ü  Mineral yang Umum : zincit, moissanit, taafeit, greenockit, dan wurtzit.
4) Ditrigonal Dipyramidal
 ü  Kelas : ke-17, Simetri : 6bar m 2
 ü  Elemen Simetri : terdapat 1 sumbu putar enam, 3 sumbu putar dua, dan 4 bidang
simetri.
 ü  Sumbu Kristal : terdapat tiga sumbu dalam satu bidang, disebut a1, a2, dan a3 sama
panjang satu sama lain, sumbu a bisa lebih panjang atau pendek dari sumbu c.
 ü  Sudut : sumua sudut antar sumbu positif a sebesar 120 o. Sudut antara semua sumbu
a dan sumbu c sebesar 90o.
 ü  Bentuk Umum : diheksagonal piramida, heksagonal pyramid, diheksagonal prism,
heksagonal prism dan pedion.
 ü  Mineral yang Umum : benitoit, belkovit, konnelit, baringerit, basnasit, hidroksil
basnasit, ofretit dan lain-lain.
5) Hexagonal Dipyramidal
 ü  Kelas : ke-16, Simetri : 6/m
 ü  Elemen Simetri : terdapat 1 sumbu putar enam, 1 bidang simetri.
 ü  Sumbu Kristal : terdapat tiga sumbu dalam satu bidang, disebut a1, a2, dan a3 sama
panjang satu sama lain, sumbu a bisa lebih panjang atau pendek dari sumbu c.
 ü  Sudut : sumua sudut antar sumbu positif a sebesar 120 o. Sudut antara semua sumbu
a dan sumbu c sebesar 90o.
 ü  Bentuk Umum : heksagonal dipyramid, heksagonal prism, dan basal pinakoid.
 ü  Mineral yang Umum : agardit, hangsit, hedyphane, mixit thaumasit, dan kelompok
apatit (apatit, mimetit, vanadinit, dan pyromorpit).
6) Trigonal Dipyramidal
 ü  Kelas : ke-15, Simetri : 6bar (ekuivalen dengan 6/m)
 ü  Elemen Simetri : terdapat 1 sumbu putar enam, 1 bidang simetri.
 ü  Sumbu Kristal : terdapat tiga sumbu dalam satu bidang, disebut a1, a2, dan a3 sama
panjang satu sama lain, sumbu a bisa lebih panjang atau pendek dari sumbu c.
 ü  Sudut : sumua sudut antar sumbu positif a sebesar 120 o. Sudut antara semua sumbu
a dan sumbu c sebesar 90o.
 ü  Bentuk Umum : trigonal dipiramid, trigonal prism, dan basal pinakoid.
 ü  Mineral yang Umum : hanya mineral-mineral jarang laurelit, liotit, dan reederit-
(Y).
7) Hexagonal Pyramidal
 ü  Kelas : ke-14, Simetri : 6
 ü  Elemen Simetri : hanya terdapat 1 sumbu putar enam.
 ü  Sumbu Kristal : terdapat tiga sumbu dalam satu bidang, disebut a1, a2, dan a3 sama
panjang satu sama lain, sumbu a bisa lebih panjang atau pendek dari sumbu c.
 ü  Sudut : sumua sudut antar sumbu positif a sebesar 120 o. Sudut antara semua sumbu
a dan sumbu c sebesar 90o.
 ü  Bentuk Umum : hexagonal pyramid, heksagonal prism, dan pedion.
 ü  Mineral yang Umum : nephelin, kankrinit, erionit, berthierit, dan gyrolit.
3. Sistem Trigonal
Sistem trigonal mempunyai tiga sisi perputaran sumbu. Meskipun hanya memiliki tiga sisi
putar sumbu, tapi simetri kristal terbentuk dari enam sisi pembedaan. Meski termasuk dalm
sistem heksagonal, kelas trigonal mengikuti jenis kelas orthorombik dan menyerupai kubah,
sphenoid, dan pinakoidnya sistem monoklin.
Sistem trigonal terbagi menjadi lima kelas sistem, yaitu :
1) Kelas Hexagonal Scalenohedral
2) Kelas Trigonal Trapezohedral
3) Kelas Ditrigonal Pyramidal
4) Kelas Rhombohedral
5) Kelas Trigonal Pyramida
Berikut dapat dilihat bentuk-bentuk bangun tersebut:
1) Hexagonal Scalenohedral
 ü Kelas : ke-13, Simetri : 3bar 2/m
 ü Elemen Simetri : ada 1 bidang putar tiga, 3 bidang putar dua, 3 bidang simetri
 ü Sumbu Kristal : tiga sumbu, semua dalam satu bidang disebut a1, a2, dan a3 sama
satu sama lain, tapi sumbu-sumbu tersebut dapat lebih pendek ata lebih panjang dari
sumbu c.
 ü Sudut : semua sudut antara dasar sumbu a = 120 o. Sudut antara sumbu a dan sumbu
c = 90o.
 ü Bentuk umum : scalenohedron, rhombohedron, diheksagonal prism, hexagonal
prism, hexagonal dipiramid, dan basal pinakoid.
 ü Mineral yang Umum : anggota kelompok kalsit, termasuk korondum, hematit,
bismuth, antimon, sturmanit, brusit, arsenic, soda niter, chabazit, dan millerit.
2) Trigonal Trapezohedral
 ü  Kelas : ke-12, Simetri : 3 2
 ü  Elemen Simetri : ada 1 sumbu putar tiga, 3 sumbu putar dua.
 ü  Sumbu Kristal : tiga sumbu, semua dalam satu bidang disebut a1, a2, dan a3 sama
satu sama lain, tapi sumbu-sumbu tersebut dapat lebih pendek ata lebih panjang dari
sumbu c.
 ü  Sudut : semua sudut antara dasar sumbu a = 120o. Sudut antara sumbu a dan sumbu
c = 90o.
 ü  Bentuk umum : trigonal trapezohedron, rhombohedron, trigonal prism, ditrigonal
prism, trigonal dipiramid, dan basal pinakoid.
 ü  Mineral yang Umum : kuarsa, tellurium berlinit, dan cinnabar.
3) Ditrigonal Pyramidal
 ü  Kelas : ke-11, Simetri : 3m
 ü  Elemen Simetri : ada 1 sumbu putar tiga dan 3 bidang simetri
 ü  Sumbu Kristal : tiga sumbu, semua dalam satu bidang disebut a1, a2, dan a3 sama
satu sama lain, tapi sumbu-sumbu tersebut dapat lebih pendek ata lebih panjang dari
sumbu c.
 ü  Sudut : semua sudut antara dasar sumbu a = 120o. Sudut antara sumbu a dan sumbu
c = 90o.
 ü  Bentuk umum : ditrigonal pyramid, heksagonal prism, heksagonal pyramid,
trigonal prism, ditrigonal prism, dan pedion.
 ü  Mineral yang Umum : anggota kelompok tourmalin, termasuk didalamnya
pyrargyrit, jarosit, natrojarosit, alunit, dan proustit.
4) Kelas Rhombohedral
 ü  Kelas : ke-10, Simetri : 3bar
 ü  Elemen Simetri : ada 1 sumbu putar tiga dan sebuah pusat
 ü  Sumbu Kristal : tiga sumbu, semua dalam satu bidang disebut a1, a2, dan a3 sama
satu sama lain, tapi sumbu-sumbu tersebut dapat lebih pendek ata lebih panjang dari
sumbu c.
 ü  Sudut : semua sudut antara dasar sumbu a = 120o. Sudut antara sumbu a dan sumbu
c = 90o.
 ü  Bentuk umum : rhombohedron, heksagonal prism, dan basal pinakoid.
 ü  Mineral yang Umum : anggota kelompok dolomit, termasuk ankerit, ilmenit,
dioptase, willemit, dan phenakit.
5) Kelas Trigonal Pyramidal
 ü  Kelas : ke-9, Simetri : 3
 ü  Elemen Simetri : ada 1 sumbu putar tiga
 ü  Sumbu Kristal : tiga sumbu, semua dalam satu bidang disebut a1, a2, dan a3 sama
satu sama lain, tapi sumbu-sumbu tersebut dapat lebih pendek ata lebih panjang dari
sumbu c.
 ü  Sudut : semua sudut antara dasar sumbu a = 120o. Sudut antara sumbu a dan sumbu
c = 90o.
 ü  Bentuk umum : trigonal pyramid, trigonal prism, dan pedion.
 ü  Mineral yang Umum : gratonit hanya satu-satunya yang dikenal dalam kelas ini.

4. Sistem Tetragonal
Sistem tetragonal mirip dengan sistem isometric. Perbedaanya, salah satu sumbunya lebih
panjang dari pada dua sumbu yang lain. Sumbu yang berbeda ini menjadi sumbu utama, yang
disebut juga sumbu c. Sedangkan 2 sumbu yang lain sama panjang dan disebut sumbu a dan
a’.
Sistem kristal tetragonal dapat dibagi menjadi tujuh kelas, yaitu :
1) Kelas Ditetragonal Dipyramidal
2) Kelas Tetragonal Trapezohedral
3) Kelas Ditetragonal Pyramidal
4) Kelas Tetragonal Scalahedral
5) Kelas Tetragonal Dipyramidal
6) Kelas Tetragonal Disphenoidal
7) Kelas Tetragonal Pyramidal

1) Kelas Ditetragonal Dipyramidal


 ü  Kelas : ke-27, Simetri : 4/m 2/m 2/m
 ü  Elemen Simetri : terdapat 1 sumbu putar empat, 4 sumbu putar dua, 5 sumbu
simetri.
 ü  Sumbu Kristal : dua sumbu a dan a’ keduanya sama, dengan satu sumbu (sumbu c )
bisa lebih panjang atau pendek dari kedua sumbu lainnya.
 ü  Sudut : semuanya memiliki sudut 90o.
 ü  Bentuk Umum : ditetragonal dipiramid, tetragonal dipiramid, ditetragonal prism,
tetragonal prism, dan basal pinakoid.
 ü  Mineral yang Umum : apophylit, autunit, meta-autunit, torbernit, meta-torbernit,
xenotime, carletonit, plattnerit, zircon, hausmannit, pyrolusit, thorite, anatase, rilit,
dan casiterit dan lain-lain.
2) Kelas Tetragonal Trapezohedral
 ü  Kelas : ke-26, Simetri : 4 2 2
 ü  Elemen Simetri : terdapat 1 sumbu putar empat, 2 sumbu putar dua, semuanya
berpotongan tegak lurus ke sumbu putar lain.
 ü  Sumbu Kristal : dua sumbu a dan a’ keduanya sama, dengan satu sumbu (sumbu c )
bisa lebih panjang atau pendek dari kedua sumbu lainnya.
 ü   Sudut : semuanya memiliki sudut 90o.
 ü  Bentuk Umum : tetragonal trapezohedron, ditetragonal prism, tetragonal prism,
tetragonal dipyramid, dan basal pinakoid.
 ü  Mineral yang Umum : wardit dan kristobalit.
3) Kelas Ditetragonal Pyramidal
 ü  Kelas : ke-25, Simetri : 4 mm
 ü  Elemen Simetri : terdapat 1 sumbu putar empat dan 4 bidang simetri.
 ü  Sumbu Kristal : dua sumbu a dan a’ keduanya sama, dengan satu sumbu (sumbu c )
bisa lebih panjang atau pendek dari kedua sumbu lainnya.
 ü   Sudut : semuanya memiliki sudut 90o.
 ü  Bentuk Umum : ditetragonal pyramid, ditetragonal prism, tetragonal prism,
tetragonal pyramid, dan pedion.
 ü  Mineral yang Umum : diaboleit, diomignit, fresnoit, hematophanit, dan routhierit.
4) Kelas Tetragonal Scalahedral
 ü  Kelas : ke-24, Simetri : 4bar 2 m
 ü  Elemen Simetri : terdapat 1 sumbu putar empat, 2 sumbu putar dua, dan 2 bidang
simetri.
 ü  Sumbu Kristal : dua sumbu a dan a’ keduanya sama, dengan satu sumbu (sumbu c )
bisa lebih panjang atau pendek dari kedua sumbu lainnya.
 ü  Sudut : semuanya memiliki sudut 90o.
 ü  Bentuk Umum : tetragonal scalahedron, disphenoid, ditetragonal prism, tetragonal
prism, tetragonal dipyramid, dan pinakoid.
 ü   Mineral yang Umum : kalkopirit dan stannit termasuk akermanit, hardistonit,
melilit, urea, luzonit, pirquitasit, renierit, dan tetranatrolit.
5) Kelas Tetragonal Dipyramidal
 ü  Kelas : ke-23, Simetri : 4/m
 ü   Elemen Simetri : terdapat 1 sumbu putar empat dan 1 bidang simetri.
 ü  Sumbu Kristal : dua sumbu a dan a’ keduanya sama, dengan satu sumbu (sumbu c )
bisa lebih panjang atau pendek dari kedua sumbu lainnya.
 ü  Sudut : semuanya memiliki sudut 90o.
 ü  Bentuk Umum : tetragonal dipiramid, tetragonal prism, dan pinakoid.
 ü  Mineral yang Umum : scapolit, wulfenite, vesuvianit, powellit, narsarsukit, meta-
zeunerit, leucit, fergusonit, dan scheelit. 
6) Kelas Tetragonal Disphenoidal
 ü  Kelas : ke-22,  Simetri : 4bar
 ü  Elemen Simetri : terdapat 1 sumbu putar empat.
 ü  Sumbu Kristal : dua sumbu a dan a’ keduanya sama, dengan satu sumbu (sumbu c )
bisa lebih panjang atau pendek dari kedua sumbu lainnya.
 ü  Sudut : semuanya memiliki sudut 90o.
 ü  Bentuk Umum : tetragonal disphenoidal, tetragonal prism, dan pinakoid.
 ü  Mineral yang Umum : cahnit, minium, nagyagit, tugtupit, dan beberapa yang jarang
seperti krookesit, meliphanit, schreibersit, dan vincentit.
7) Kelas Tetragonal Pyramidal
 ü  Kelas : ke-21, Simetri : 4
 ü  Elemen Simetri : terdapat 1 sumbu putar empat.
 ü  Sumbu Kristal : dua sumbu a dan a’ keduanya sama, dengan satu sumbu (sumbu c )
bisa lebih panjang atau pendek dari kedua sumbu lainnya.
 ü  Sudut : semuanya memiliki sudut 90o.
 ü  Bentuk Umum : tetragonal piramid, tetragonal prism, dan pedion.
 ü  Mineral yang Umum : wulfenit (diragukan), pinnoit, piypit dan richelit

5. Sistem Orthorombik
Pada sistem orthorombik, sumbu kristalnya berjumlah tiga buah yang kesemuanya tidak
sama panjang dan ketiganya saling berpotongan tegak lurus. Satu sumbu memanjang vertical,
yang disebut sumbu c. Sumbu satunya memanjang kearah pengamat yang disebut sumbu a,
juga disebut brachyaxis. Sumbu ketiganya melintang dari kanan ke kiri yang disebut sumbu b
atau macroaxis. Tidak ada sumbu utama dalam sistem ini, karena itu setiap sumbu dapat
dipilih sebagai sumbu vertical atau c.
Sistem orthorombik dibagi menjadi tiga kelas simetri, yaitu :
1) Kelas orthorombik dipiramidal
2) Kelas orthorombik disphenoidal
3) Kelas orthorombik piramidal
1) Orthorombik Dipiramidal
 ü  Kelas : ke-8, Simetri : 2/m 2/m 2/m
 ü  Elemen Simetri : ada 3 sumbu putar dua dengan sebuah bidang simetri yang
berpotongan tegak lurus dengan ketiga sumbu dan sebuah pusat.
 ü  Sumbu : semuanya tidak sama panjang.
 ü  Sudut : sudut antara ketiganya = 90o.
 ü  Bentuk Umum : orthorombik dipiramid, prisma, dan pinakoid silang.
 ü  Mineral yang Umum : kelompok barit, termasuk belerang, olivine, staurolit,
andalusit, kelompaok aragonite, marcasit, topas, brookit, enstatit, anthrophilit,
sillimanit, zoisit, adamit, danburit, kordierit, wavilit, dan lain-lain.
2) Kelas Orthorombik Disphenoidal
 ü  Kelas : ke-7, Simetri : 2 2 2
 ü  Elemen Simetri : ada 3 sumbu putar.
 ü  Sumbu : semuanya tidak sama panjang.
 ü  Sudut : sudut antara ketiganya = 90o.
 ü  Bentuk Umum : orthorombik disphenoid, orthorombik prisma, dan pinakoid silang.
 ü  Mineral yang Umum : epsomit
3) Kelas Orthorombik Piramidal
 ü  Kelas : ke-6, Simetri : 2 m m
 ü  Elemen Simetri : ada 1 sumbu putar dua dan 2 bidang.
 ü  Sumbu : semuanya tidak sama panjang.
 ü  Sudut : sudut antara ketiganya = 90o.
 ü  Bentuk Umum : piramid, prisma, kubah, dan pedion.
 ü  Mineral yang Umum : hemimorfit, bertrandit, enargit, natrolit, dan prehnit.
6. Sistem Monoklin
Sistem monoklin merupakan sistem simetri terbesar dengan hampir satu banding tiga dari
seluruh mineral termasuk kedalam salah satu kelas dalam sistem ini. Sistem ini terdiri dari
dua sumbu tak sama panjang (a dan b) yang saling berpotongan tegak lurus dan sebuah
sumbu c yang condong terhadap sumbu a. Sumbu a dan c melintang pada satu bidang.
Keduanya tidak saling tegak lurus.
Sistem monoklin dibagi menjadi tiga kelas, yaitu :
1) Kelas prismatic
2) Kelas sphenoidal
3) Kelas domatik

1) Prismatic
 ü  Kelas : ke-5, Simetri : 2/m, Elemen Simetri : 1 sumbu putar dua dengan sebuah
bidang simetri yang berpotongan tegak lurus, Sumbu : tidak ada yang sama panjang,
Sudut : a dan b = 90o, tapi a dan c tidak saling tegak lurus.
 ü  Bentuk Umum : monoklin prisma dan pinakoid.
 ü  Mineral yang Umum : akanthit, aktinolit, aegirin, azurite, allamit, annabergit,
arsenopyrit, biotit, borak, boulangerit, brazilianit, brochantit, butlerit, calaverit,
carnotit, catapleit, caledonit, celsian, klinoklas, kriolit, datolit, diopside, gypsum,
manganit, olivenit, psilomelan, rosasit, talc, wolframit, titanit, dan lain-lain.
2) Kelas Sphenoidal
 ü  Kelas : ke-4, Simetri : 2, Elemen Simetri : 1 sumbu putar.
 ü  Sumbu : tidak ada yang sama panjang, Sudut : a dan b = 90o, tapi a dan c tidak
saling tegak lurus.
 ü  Bentuk Umum : sphenoid, pedion, dan pinakoid.
 ü  Mineral yang Umum : boltwoodit, halotrichit, franklinfurnaceit, goosekrecit,
mesolit, rinkit, wollastonit-2M dan lain-lain.
3) Kelas Domatik
 ü  Kelas : ke-3, Simetri : m, Elemen Simetri : 1 bidang simetri.
 ü  Sumbu : tidak ada yang sama panjang, Sudut : a dan b = 90o, tapi a dan c tidak
saling tegak lurus.
 ü  Bentuk Umum : kubah, pedion, dan pinakoid.
 ü  Mineral yang Umum : alamosit, antigorit (serpentin), klinohedrit, natron, neptunit,
skolosit, dan lain-lain.

7. Sistem Triklin
Pada sistem ini, semua kristalnya memiliki tiga sumbu kristal tak sama panjang dan saling
berpotongan tetapi tidak saling tegak lurus. Sumbu tersebut dinamai seperti pada sistem
orthorombik yaitu a, brachyaxis; b, makroaxis; dan c, vertical axis. Sumbu c membujur
vertical, sumbu b melintang dari kiri ke kanan, dan sumbu a melintang menuju pengamat.
Sistem triklin terbagi menjadi dua kelas, yaitu :
1) Kelas pinakoid
2) Kelas pedial

1) Kelas Pinakoid
 ü  Kelas : ke-2, Simetri : 1bar
 ü  Elemen Simetri : hanya sebuah pusat.
 ü  Sumbu Kristal : tiga sumbu tak sama panjang.
 ü  Sudut : tak ada satupun yang tegak lurus.
 ü  Bentuk Umum : pinakoid.
 ü  Mineral yang Umum : albit, ambligonit, anapait, andesine, babingtonit, bustamit,
colinsit, inesit, jamesit, labradorit, rhodonit, dan lain-lain.
2) Kelas Pedial
 ü  Kelas : ke-1, Simetri : 1
 ü  Elemen Simetri : hanya sebuah pusat.
 ü  Sumbu Kristal : tiga sumbu tak sama panjang.
 ü  Sudut : tak ada satupun yang tegak lurus.
 ü  Bentuk Umum : pedion.
 ü  Mineral yang Umum : axinit, amesit, tundrit, kaolinit, epistolit, dan lain-lain.
DAFTAR PUSTAKA

http://phiin.wordpress.com/2010/10/11/penggolongan-mineral-berdasarkan-bentuk-kristal-yang-
membangunnya/
http://hadiwijayatambang.blogspot.com/2011/03/kristal.html

Anda mungkin juga menyukai