Anda di halaman 1dari 11

HUBUNGAN TINGKAT PENGETAHUAN DENGAN PENCEGAHAN

HIV/AIDS PADA SISWA KELAS IX DI SMPN 1 JATIGEDE


KABUPATEN SUMEDANG TAHUN 2019

JURNAL PENELITIAN KEPERAWATAN

Oleh :
DEDI SULAEMAN
NIM. 1714201077

SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN YPIB MAJALENGKA


PROGRAM STUDI S-1 KEPERAWATAN
TAHUN 2019
HUBUNGAN TINGKAT PENGETAHUAN DENGAN PENCEGAHAN
HIV/AIDS PADA SISWA KELAS IX DI SMPN 1 JATIGEDE
KABUPATEN SUMEDANG TAHUN 2019

Dedi Sulaeman
Prodi S1 Keperawatan STIKes YPIB Majalengka
Email : dedisule@gmail.com

ABSTRAK

HIV adalah penyebab utama kematian di kalangan perempuan usia


reproduksi di seluruh dunia. AIDS juga dapat menimbulkan komplikasi penyakit
lainnya, seperti penyakit paru-paru, saluran pencernaan, saraf dan kejiwaan, tumor
ganas (malignan) dan infeksi oportunistik lainnya. Hasil studi pendahuluan di
SMPN 1 Jatigede Kabupaten Sumedang terhadap 20 siswa kelas VIII didapatkan
sebanyak 11 orang kurang baik dalam pencegahan HIV/AIDS dan 9 orang sudah
baik dalam pencegahan HIV AIDS. Tujuan penelitian ini adalah untuk
mengetahui hubungan tingkat pengetahuan dengan pencegahan HIV/AIDS pada
siswa kelas VIII di SMPN 1 Jatigede Kabupaten Sumedang tahun 2019. Penelitian
ini menggunakan metode penelitian kuantitatif dengan menggunakan pendekatan
desain cross sectional. Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh siswa kelas 8
SMPN 1 Jatigede Kabupaten Sumedang tahun 2019 sebanyak 148 siswa, sampel
sebanyak 148 orang atau total populasi. Analisis yang digunakan univariat dan
bivariat dengan menggunakan uji Chi Square dengan α = (0,05). Hasil penelitian
menunjukkan kurang dari setengahnya remaja berpengetahuan kurang tentang
HIV/AIDS di SMPN 1 Jatigede Kabupaten Sumedang tahun 2019. Sebagian kecil
(23,6%) siswa yang pencehannya baik tentang HIV/AIDS di SMPN 1 Jatigede
Kabupaten Sumedang tahun 2019. Hasil uji chi square didapatkan nilai p value =
0,000 < 0,05, artinya ada hubungan tingkat pengetahuan dengan pencegahan
HIV/AIDS pada siswa kelas VIII di SMPN 1 Jatigede Kabupaten Sumedang
tahun 2019. Saran diajukan bagi petugas kesehatan agar lebih meningkatkan
pemberian informasi mengenai HIV/AIDS remaja dengan metode yang tepat &
efektif. mengadakan kegiatan-kegiatan mengenai pemberian informasi tentang
HIV/AIDS.

Kata Kunci : Tingkat Pengetahuan, Pencegahan HIV/AIDS Pada Siswa


Kepustakaan : 39 (2009 – 2017)

PENDAHULUAN
Para remaja baik laki-laki (26,1%) dan 40-49 tahun (16,5%).
maupun perempuan di seluruh dunia Perbandingan antara laki-laki dan
mengalami berbagai masalah perempuan. Faktor risiko atau cara
kesehatan reproduksi seperti penularan HIV melalui hubungan
kehamilan yang tidak diinginkan, seksual tidak aman (tidak memakai
penyakit menular seksual (PMS) kondom) pada heteroseksual
termasuk HIV/AIDS dan masalah (50,5%), penggunaan jarum suntik
kesehatan reproduksi serius lainnya. berganti-ganti pada penyalahguna
HIV (Human Immunodeficiency narkoba (8,4%), dan LSL/Lelaki
Virus) adalah virus yang Seks Lelaki (7,6%) (Departemen
memperlemah kekebalan tubuh Kesehatan RI, 2018).
manusia. HIV menyerang tubuh Kasus HIV/AIDS di Jawa
manusia dengan cara membunuh Barat pada tahun 2018 jumlah
atau merusak sel-sel yang berperan kumulatif kasus HIV sebanyak 7.621
dalam kekebalan tubuh sehingga kasus, dan jumlah kumulatif kasus
kemampuan tubuh untuk melawan AIDS sebanyak 4.131 kasus. Jumlah
infeksi dan kanker menurun drastis kasus HIV/AIDS secara keseluruhan
(Sunaryati, 2014). sebanyak 11.752 kasus (Dinkes
AIDS (Acquired Immuno Jabar, 2018). Berdasarkan data Dinas
Deficiency Syndrome) adalah Kesehatan kabupaten Sumedang
sekumpulan gejala dan infeksi selama periode 2001 s/d 2013
sindrome yang timbul karena ditemukan 59 kasus HIV positif dan
rusaknya sistem kekebalan tubuh. 29 kasus AIDS an yang terkena
Selain itu AIDS juga dapat penyakit ini sebagian besar adalah
menimbulkan komplikasi penyakit golongan usia produktif. Sebaran
lainnya, seperti penyakit paru-paru, kasus AIDS berdasarkan jenis
saluran pencernaan, saraf dan kelamin selama periode 2017-2018
kejiwaan, tumor ganas (malignan) diapatkan sebanyak 30% penderita
dan infeksi oportunistik lainnya AIDS perempuan dan sebanyak 70%
(Sunaryati, 2014). Menurut World penderita AIDS laki-laki.
Health Organization (WHO) Menurut Profil SMPN 1
memperkirakan 0,8% masyarakat di Jatigede Kabupaten Sumedang
seluruh dunia usia 15-49 tahun hidup jumlah siswa keseluruhan sebanyak
dengan HIV (WHO, 2014). Di Asia 470 siswa, yang terdiri dari kelas 7
diperkirakan 3.9 juta orang hidup sebanyak 146 siswa, kelas 8
dengan HIV pada tahun 2012, sekitar sebanyak 148 siswa dan kelas 9
220.000 ribu orang meninggal karena sebanyak 176 siswa. Berdasarkan
penyakit AIDS (UNAIDS, 2012). Di data Dinkes Kab. Sumedang terdapat
Asia Tenggara tahun 2014 penduduk 1 siswa di SMPN 1 Jatigede
Indonesia dengan usia 15-49 tahun Kabupaten Sumedang yang positif
terjangkit virus HIV mencapai 0,5 mengalami HIV/AIDS. Hasil studi
dari 1.000 populasi, tertinggi pendahuluan di SMPN 1 Jatigede
dibanding negara anggota ASEAN Kabupaten Sumedang terhadap 20
lainnya. siswa kelas VIII didapatkan
Pada tahun 2018 kasus AIDS sebanyak 11 orang kurang baik
yang baru terdeteksi sebanyak 460. dalam pencegahan HIV/AIDS dan 9
Terdeteksi pada kelompok umur 30- orang sudah baik dalam pencegahan
39 tahun (39,1%), 20-29 tahun HIV AIDS. Di SMPN 1 Jatigede
Kabupaten Sumedang siswa yang mereka mengerti tentang masalah
berpengetahuan kurang sebesar 80% tersebut” (Yahman, 2015).
dari 20 siswa yang diberikan Factor pengetahuan
kuesioner. memegang peranan penting dalam
HIV adalah penyebab utama upaya pencegahan HIV/AIDS. Hasil
kematian di kalangan perempuan wawancara secara umum
usia reproduksi di seluruh dunia, menunjukkan bahwa pengetahuan
perempuan di Afrika sub-Sahara juga siswa kurang baik. Siswa kurang
mengalami kematian ibu yang memahami tentang bahaya penyakit
tertinggi. Dampak HIV pada HIV/AIDS ini dan menyadari bahwa
kehamilan dan sebaliknya masih dirinya sebagai objek termasuk orang
kurang dipahami. Bukti yang kurang yang beresiko tinggi tertular penyakit
untuk mendukung argumen bahwa HIV/AIDS. Pengetahuan remaja
kehamilan meningkatkan pada hakekatnya merupakan segenap
perkembangan HIV dan sebaliknya apa yang kita ketahui tentang suatu
bahwa risiko komplikasi kebidanan objek tertentu, termasuk didalamnya
di antara perempuan yang terinfeksi adalah ilmu.
HIV meningkat (Widyastuti, 2016). Upaya mencegah penularan
Beberapa dampak HIV / AIDS HIV AIDS pada PSK merupakan
bagi remaja adalah adanya stigma suatu bentuk perilaku. Faktor yang
masyarakat terhadap penderita mempengaruhi perilaku menurut
HIV/AIDS masih negatif. Hal ini L.Green dalam Notoatmodjo (2016)
juga yang mendorong banyak diantaranya adalah pengetahuan,
perempuan penderita HIV/AIDS sikap, kepercayaan, keyakinan, dan
secara langsung menyingkir dari nilai-nilai dan sebagainya.
lingkungannya. Salah satu efek Pengetahuan atau kognitif
jangka panjang endemi HIV dan merupakan domain yang sangat
AIDS yang telah meluas adalah penting dalam membentuk tindakan
dampak  pada indikator demografi. seseorang, karena dari pengalaman
Karena tingginya proporsi kelompok dan penelitian ternyata perilaku yang
umur yang lebih muda terkena didasari oleh ilmu pengetahuan akan
penyakit yang membahayakan ini, lebih baik daripada perilaku yang
dapat diperkirakan nantinya akan tidak didasari oleh pengetahuan.
menurunkan angka harapan hidup Berdasarkan latar belakang
(Depkes RI, 2017). diatas pengetahuan tentang
Keingintahuan remaja HIV/AIDS penting diketahui oleh
tentang masalah seks adalah remaja, karena kelompok umur
merupakan kebutuhan yang wajar. remaja termasuk tinggi jumlahnya
“Masalah seks memang harus mengidap HIV/AIDS. Sehingga
diketahui oleh remaja. Sebab tanpa penulis tertarik untuk melakukan
pemahaman yang benar tentang seks penelitian dengan judul “Hubungan
ini maka para remaja akan mudah Tingkat Pengetahuan dengan
tergelincir dan melakukan perilaku Pencegahan HIV/AIDS pada siswa
seks menyimpang sehingga kelas VIII di SMPN 1 Jatigede
menimbulkan kerugian bagi dirinya. Kabupaten Sumedang tahun 2019”.
Untuk itu maka remaja harus Rumusan masalah dalam penelitian
mempunyai pengetahuan yang baik ini adalah apakah ada hubungan
tentang kesehatan reproduksi agar tingkat pengetahuan dengan
pencegahan HIV/AIDS pada siswa Pengetahuan f %
kelas VIII di SMPN 1 Jatigede Tidak Tahu 65 43.9
Kabupaten Sumedang tahun 2019?. Tahu 83 56.1
Adapun tujuan umum peenlitian ini Total 148 100.0
adalah diketahuinya hubungan
tingkat pengetahuan dengan Berdasarkan tabel 4.1
pencegahan HIV/AIDS pada siswa didapatkan siswa yang tidak tahu
kelas VIII di SMPN 1 Jatigede tentang HIV/AIDS sebanyak 65
Kabupaten Sumedang tahun 2019 orang (43,9%) dan siswa yang tahu
tentang HIV/AIDS sebanyak 83
METODOLOGI PENELITIAN orang (56,1%). Hasil tersebut
Jenis penelitian ini adalah menunjukkan bahwa kurang dari
penelitian kuantitatif dengan setengahnya siswa tidak tahu tentang
menggunakan pendekatan desain HIV/AIDS di SMPN 1 Jatigede
cross sectional. Adapun cross Kabupaten Sumedang tahun 2019.
sectional menurut (Notoatmodjo,
2012) yaitu suatu penelitian untuk
mempelajari dinamika korelasi Tabel 4.4 Distribusi Pencegahan
antara faktor-faktor resiko dengan HIV/AIDS
efek, dengan cara pendekatan,
observasi atau pengumpulan data Pencegahan HIV/AIDS f %
sekaligus pada suatu saat. Populasi Kurang Baik 35 23.6
dalam penelitian ini adalah seluruh Baik 113 76.4
siswa kelas IX SMPN 1 Jatigede
Total 148 100.0
Kabupaten Sumedang tahun 2019
sebanyak 148 siswa. Sampel
Berdasarkan tabel 4.4
sebanyak 148 siswa atau total
didapatkan siswa yang
populasi. Instrumen dalam penelitian
pencegahannya kurang baik
ini menggunakan data primer yaitu
sebanyak 35 orang (23,6%) dan
berupa kuesioner untuk mengukur
siswa yang pencegahannya baik
pengetahuan remaja tentang
sebanyak 113 orang (76,4%). Hasil
kesehatan reproduksi. Kuesioner
tersebut menunjukkan bahwa
pengetahuan dan pencegahan
sebagian kecil siswa pencegahannya
HIV/AIDS telah dilakukan uji
kurang baik tentang HIV/AIDS di
validitas dan reliabilitas pada siswa
SMPN 1 Jatigede Kabupaten
kelas VIII di SMPN 2 Tomo
Sumedang tahun 2019.
Kabupaten Sumedang sebanyak 20
responden. Analisis data dalam
Tabel 4.5 Hubungan Tingkat
penelitian ini menggunakan analisis
Pengetahuan dengan
univariat menggunakan distribusi
Pencegahan HIV/AIDS
frekuensi dan bivariat menggunakan
uji chi square. Pencegahan
p
HIV/AIDS Jumlah
HASIL PENELITIAN Pengetahuan value
Kurang Baik
Tabel 4.1 Distribusi Frekuensi n % n % n %
Pengetahuan Remaja Tidak Tahu 26 40.0 39 60.0 65 100
Tentang HIV/AIDS Tahu 9 10.8 74 89.2 83 100 0,000
Jumlah 35 23.6 113 76.4 148 100
kurang aktif dalam pencarian
Dari tabel 4.5 hasil penelitian informasi. Pada remaja yang
didapatkan siswa yang tidak tahu dan berpengetahuan kurang akan
pencegahan HIV/AIDS kurang baik berdampak pada kurang baiknya
sebesar (40,0%), sedangkan siswa dalam upaya pencegahan
yang tahu dan pencegahannya HIV/AIDS dan buruknya perilaku
kurang baik sebesar (10,8%). Hasil remaja dalam seks bebas.
tersebut menunjukan bahwa proporsi Mengakhiri kehamilan yang tidak
siswa yang pencegahannya kurang diinginkan dengan cara-cara yang
baik lebih tinggi pada siswa yang tidak aman dan yang harus
tidak tahu dibandingkan dengan dilakukan untuk menghindari
siswa yang tahu tentang HIV/AIDS. penyakit menular seksual.
Perbedaan proporsi tersebut Salah satu faktor yang
menunjukan hasil yang bermakna menyebabkan perilaku seks bebas
dapat dilihat dari hasil uji chi square pada remaja adalah kurangnya
dengan α = 0,05 didapatkan nilai p pengetahuan remaja tentang
value = 0,000 menunjukan nilai p HIV/AIDS (Mubarak, 2007).
value kurang dari nilai alpha (ρ < α). Oleh sebab itu diperlukan upaya
Hal ini berarti hipotesis nol (Ho) untuk meningkatkan pengetahuan
ditolak. Dengan demikian secara remaja tentang hal tersebut.
statistik dapat dikatakan bahwa ada Secara umum, pengetahuan
hubungan tingkat pengetahuan seseorang tentang kesehatan dapat
dengan pencegahan HIV/AIDS pada dipengaruhi oleh beberapa faktor,
siswa kelas IX di SMPN 1 Jatigede menurut Notoatmodjo (2003),
Kabupaten Sumedang tahun 2019. pengetahuan seseorang dapat
dipengaruhi oleh beberapa faktor,
yaitu “pengalaman, tingkat
pendidikan, keyakinan, fasilitas,
penghasilan dan sosial budaya”.
PEMBAHASAN Faktor-faktor yang mempengaruhi
1. Gambaran Pengetahuan Remaja pengetahuan menurut Mubarok
Tentang HIV/AIDS di SMPN 1 (2007) adalah “Pendidikan,
Jatigede Kabupaten Sumedang pekerjaan, umur, minat,
tahun 2019 pengalaman, kebudayaan
Berdasarkan hasil lingkungan sekitar dan
penelitian terhadap remaja pada informasi”. Pengetahuan
faktor pengetahuan tentang merupakan domain yang sangat
HIV/AIDS dapat digambarkan penting untuk membentuk
bahwa kurang dari setengah tindakan seseorang atau perilaku
responden remaja berpengetahuan (overt behavior). Dari
kurang baik tentang HIV/AIDS di pengalaman dan penelitian
SMPN 1 Jatigede Kabupaten terbukti bahwa perilaku yang
Sumedang tahun 2019. didasari oleh pengetahuan akan
Kurangnya pengetahuan lebih langgeng dari pada perilaku
disebabkan materi tentang yang tidak didasari dengan
HIV/AIDS tidak dipelajari pengetahuan.
disekolah, kurangnya sosialisasi Hasil penelitian Suyanto
dari pihak sekolah dan remaja (2010) tentang faktor-faktor yang
berhubungan dengan pengetahuan intensif dan ditujukan untuk
kesehatan reproduksi pada remaja mengubah perilaku seksual
di SMP Negeri 4 Madiun masyarakat tertentu sehingga
menunjukkan bahwa : remaja mengurangi kemungkinan
yang berpengetahuan kurang penularan HIV sehingga
tentang kesehatan reproduksi diharapkan pengetahuan yang
sebanyak 43,5% dan remaja yang diterima nantinya mampu
berpengetahuan baik sebanyak merubah sikap dan perilaku untuk
65,5% di SMP Negeri 4 Madiun. mencegah HIV/AIDS.
Sedangkan menurut penelitian Remaja merupakan
Yuniarti (2013) di SMK Perwira kelompok yang rentan terhadap
Jakarta Selatan diperoleh hasil IMS (Infeksi Menular Seksual)
sebagian besar (81,5%) remaja dengan jumlah terbesar mengidap
berpengetahuan baik tentang HIV HIV/AIDS. Masa remaja sangat
AIDS dan sebagian kecil (19,5%) erat kaitannya dengan
remaja berpenegtahuan kurang perkembangan psikis pada
tentang HIV AIDS periode pubertas dan diiringi
Berdasarkan hasil tersebut dengan perkembangan seksual.
dapat dilihat bahwa pengetahuan Remaja juga mengalami
remaja tentang HIV/AIDS masih perubahan yang mencangkup
kurang dan perlu ditingkatkan perubahan fisik dan emosional
lagi. Upaya sekolah dalam hal ini yang kemudian tercermin dalam
UKS agar bekerja sama dengan sikap dan prilaku. Kondisi ini
petugas kesehatan agar menyebabkan remaja menjadi
mengadakan pendidikan rentan terhadap masalah prilaku
kesehatan tentang HIV/AIDS. beresiko dalam penularan
HIV/AIDS (Soetjiningsih, 2014).
2. Gambaran Pencegahan Sikap responden yang
HIV/AIDS di SMPN 1 Jatigede cukup terhadap pencegahan
Kabupaten Sumedang tahun 2019 HIV/AIDS akan berdampak pada
Berdasarkan hasil tindakan responden dalam
penelitian terhadap remaja pada melakukan pencegahan terhadap
faktor pencegahan HIV/AIDS HIV/AIDS, hal ini sesuai dengan
dapat digambarkan bahwa siswa yang dikemukakan oleh Azwar
yang pencegahannya kurang baik (2013) bahwa perilaku kesehatan
sebanyak 35 orang dan siswa dapat dipengaruhi oleh sikap
yang pencehannya baik sebanyak seseorang karena sikap
113 orang. Hasil tersebut merupakan prilaku yang
menunjukkan bahwa sebagian tersembunyi sehingga tindakan
kecil (23,6%) siswa yang seseorang akan sejalan dengan
pencegahannya kurang baik sikapnya.
tentang HIV/AIDS di SMPN 1 Sejalan dengan hasil
Jatigede Kabupaten Sumedang penelitian Nur Kumalasari (2017)
tahun 2019. diperoleh hasil penelitian
Menurut Juliastika (2012) menunjukan perilaku pencegahan
pencegahan penularan HIV penularan HIV/AIDS terdapat
memerlukan 68,38% memiliki perilaku baik
pendidikan/penyuluhan yang dan yang berperilaku kurang
4,41%. Hal ini tergambarkan dari maupun kelompok salah satunya
hasil jawaban kuisioner yang adalah pengetahuan yang
diberikan bahwa mayoritas tergolong sebagai faktor yang
responden melakukan cara mempermudah (presdisposing
pencegahan penularan HIV. factor). Pengetahuan juga
Upaya sekolah dalam merupakan domain koginitif yang
meningkatkan pencegahan sangat penting dalam
HIV/AIDS agar mengadakan terbentuknya tindakan seseorang.
program pendidikan kesehatan Apabila penerimaan perilaku baru
dan bekerja sama dengan petugas didasari pengetahuan maka akan
kesehatan dalam pelaksanaan bersifat langgeng, sebaliknya jika
pendidikan kesehatan, serta dalam perilaku tidak didasari oleh
pelaksanaan pendidikan kesehatan pengetahuan maka tidak akan
tidak membedakan tingkatan berlangung lama.
kelas. Sejalan dengan hasil
penelitian Nur Kumalasari (2017)
3. Hubungan Tingkat Pengetahuan dengan hasil penelitian
dengan Pencegahan HIV/AIDS menunjukkan bahwa responden
pada siswa kelas IX di SMPN 1 yang memiliki pengetahuan baik
Jatigede Kabupaten Sumedang dan berperilaku baik sebanyak 81
tahun 2019 orang (87,10%) dan
Berdasarkan hasil berpengetahuan kurang dengan
penelitian menunjukan ada perilaku kurang 6 orang
hubungan tingkat pengetahuan (100,00%) dengan nilai p value
dengan pencegahan HIV/AIDS sebesar 0,000 dan kekuatan
pada siswa kelas IX di SMPN 1 hubungan sebesar 0,814. Ada
Jatigede Kabupaten Sumedang korelasi yang positif antara
tahun 2019 dengan p value pengetahuan dengan perilaku
(0,000). pencegahan penularan HIV/AIDS.
Faktor yang Masa remaja sangat erat
mempengaruhi perilaku menurut kaitannya dengan perkembangan
L.Green dalam Notoatmodjo psikis pada periode pubertas dan
(2016) diantaranya adalah diiringi dengan perkembangan
pengetahuan, sikap, kepercayaan, seksual. Remaja juga mengalami
keyakinan, dan nilai-nilai dan perubahan yang mencangkup
sebagainya. Pengetahuan atau perubahan fisik dan emosional
kognitif merupakan domain yang yang kemudian tercermin dalam
sangat penting dalam membentuk sikap dan prilaku. Kondisi ini
tindakan seseorang, karena dari menyebabkan remaja menjadi
pengalaman dan penelitian rentan terhadap masalah prilaku
ternyata perilaku yang didasari beresiko dalam penularan
oleh ilmu pengetahuan akan lebih HIV/AIDS (Soetjiningsih, 2004).
baik daripada perilaku yang tidak Oleh karena itu disarankan
didasari oleh pengetahuan. pada responden dapat lebih aktif
Menurut Lawrence Green untuk mencari informasi baik dari
dalam Notoatmodjo (2012) ada 3 media cetak, media elektronik,
faktor yang mempengaruhi tenaga kesehatan dan lain-lain,
perubahan perilaku individu tentang bahaya HIV/AIDS dan
cara untuk mencegah HIV/AIDS seksual yang tidak sehat dapat
sehingga dapat meningkatkan dihindari.
pemahaman tentang HIV/AIDS
dan mengetahui cara melakukan DAFTAR PUSTAKA
pencegahan yang benar. Arikunto, 2015. Prosedur Penelitian
Suatu Pendekatan Praktik,
KESIMPULAN Ed Revisi VI,. Penerbit PT
1. Kurang dari setengahnya remaja Rineka Cipta, Jakarta
berpengetahuan kurang tentang
HIV/AIDS di SMPN 1 Jatigede BKKBN. 2017. Keluarga Berencana
Kabupaten Sumedang tahun 2019 dan Kesehatan
2. Sebagian kecil siswa Reproduksi:Kebijakan
pencegahannya kurang baik Program dan Kegiatan.
tentang HIV/AIDS di SMPN 1 Jakarta : BKKBN
Jatigede Kabupaten Sumedang
tahun 2019 Dewi. 2016. Penelitian Perilaku
3. Ada hubungan tingkat Seksual Remaja 99
pengetahuan dengan pencegahan Responden. PKBI Jawa
HIV/AIDS pada siswa kelas IX Tengah.
di SMPN 1 Jatigede Kabupaten Departemen Kesehatan RI, 2018.
Sumedang tahun 2019 (p value = Indikator Indonesia Sehat
0,000). 2018 dan Pedoman
Penetapan. Indikator
SARAN Provinsi Sehat dan
1. Bagi Institusi Sekolah (SMPN 1 Kabupaten/Kota Sehat.
Jatigede) Jakarta : Depkes RI
Sekolah diharapkan dapat
sebagai bahan pertimbangan Depkes RI, 2017. Profil Kesehatan
untuk lebih meningkatkan Indonesia 2017. Jakarta :
pemberian informasi mengenai Depkes RI
HIV/AIDS remaja dengan
metode yang tepat & efektif. Dinkes Jabar, 2018. Profil
mengadakan kegiatan-kegiatan Kesehatan Jawa Barat.
mengenai pemberian informasi Bandung : Dinkes Jabar.’
tentang HIV/AIDS remaja di
seluruh sekolah-sekolah. Sekolah Hidayat. 2012. Riset Keperawatan
dalam hal ini sangat vital dalam dan Teknik Penu lisan
mengarahkan remaja dalam Ilmiah. Jakarta : Salemba
pencarian informasi, melalui Medika.
pendidikan kesehatan, konseling
ataupun bimbingan Hanwari, D. 2014. Global effect HIV
2. Bagi Remaja /AIDS Dimensi
Remaja agar dapat memahami Psikoreligi. Jakarta :
pentingnya pengetahuan tentang FKUI.
HIV/AIDS dan menggali
informasi yang positif tidak KPA Nasional, 2015. Pedoman
berbau pornografi tentang Nasional Pencegahan
HIV/AIDS, sehingga perilaku Penularan HIV. Jakarta :
Kementrian Kesehatan Notoatmodjo, 2012. Metodologi
Indonesia. penelitian kesehatan.
Jakarta: Rineka Cipta
Kumalasari & Andhyantoro. 2013.
Kesehatan Reproduksi Nursalam. 2012. Asuhan
Untuk Mahasiswa Keperawatan Pada Pasien
Kebidanan dan HIV/ AIDS. Jakarta :
Keperawatan. Jakarta: Salemba Medika.
Salemba Medika.
Syamsuridjal, 2015. Respons Imun
Kusmiran, 2015. Kesehatan Infeksi HIV. Buku Ajar
Reproduksi Remaja Dan Ilmu Penyakit Dalam
Wanita. Jakarta: Salemba Jilid I Edisi IV. Jakarta:
Medika FK UI

Maryatun 2012. Hubungan Sunaryati, 2014. 14 Penyakit Paling


Pengetahuan dan Peran Sering Menyerang Dan
Keluarga Dengan Sangat Mematikan.
Perilaku Seksual Pranikah Yogyakarta: FlashBooks
Pada Remaja Anak
Jalanan di Kota Sekaran Uma. 2012. Research
Surakarta. Sekolah Tinggi Methods for Business.
Ilmu Kesehatan Aisyiyah United Kingdom: Jhon
Surakarta Wiley & Sons Ltd.

Mubarak. W I. 2015. Promosi UNAIDS, 2012. Global Report:


Kesehatan Sebuah UNAIDS report on the
Pengantar Proses. Belajar global AIDS epidemic.
Mangajar dalam dalam UNAIDS; 2012
Pendidikan. Yogyakarta:
Graha Ilmu. Wawan & Dwi. 2014. Teori dan
Nasronudin, W. 2014. HIV & AIDS Pengukuran Pengetahuan,
Pendekatan Biologis Sikap, dan Perilaku
Molekuler, Klinis Manusi.Cetakan II.
danSosial. Surabaya : Yogyakarta : Nuha
Airlangga University Medika
Press.
WHO. 2013. Schistosomiasis and
Noviana. 2013. Kesehatan soil transmitted helminths
Reproduksi & HIV/AIDS. country profile: Indonesia.
Jakarta: CV Trans Info.
Media Widyastuti, 2016. Kesehatan
Reproduksi. Yogyakarta:
Notoatmodjo. 2016. Pendidikan Dan Fitramaya
Perilaku Kesehatan.
Rineka. Cipta. Jakarta. Wong, D L. 2009. Buku Ajar
Keperawatan Pediatrik.
Jakarta: EGC.
Timur: CV. Trans Info
Yahman, 2015. Epidemiologi Media
Penyakit Menular. Jakarta

Anda mungkin juga menyukai