Beranda ▼
Beranda ▼
Jumat, 08 November 2013
A. LATAR BELAKANG
Kesehatan jiwa merupakan suatu kebutuhan tiap individu yang sangat penting. Oleh karena itu
kesehatan jiwa harus juga diperhatikan. Selain hal ini merupakan peran petugas kesehatan, tetapi
merupakan hal yang menuntut adanya keselarasan dan kerja sama dari berbagai pihak selain individu itu
sendiri, keluarga maupun lingkungan.
Dari berbagai masalah kesehatan jiwa, gangguan konsep diri dengan harga diri rendah banyak
mengiringi penyakit-penyakit gangguan jiwa. Bila hal ini terjadi, terkadang dapat menimbulkan dampak
yang buruk pada diri pasien sendiri maupun orang lain di sekitarnya. Oleh karena itu kami mencoba
untuk melakukan Asuhan Keperawatan Pada Tn. Y Dengan Gangguan Konsep Diri : Harga Diri
Rendah agar mengalami perubahan yang di harapkan
B. TUJUAN PENULISAN
a) Tujuan khusus
Tujuan utama dari penulisan makalah ini yaitu untuk memenuhi tugas individu mata kuliah
Keperawatan jiwa
b) Tujuan umum
- Menerapkan teori dan lebih menekankan dalam mempraktekan proses keperawatan yang terdiri dari
pengkajian, perencanaan, tindakan dan evaluasi
C. METODE PENULISAN
a. Wawancara : Dilakukan pada pada klien, keluarga klien dan perawat ruangan
b. Observasi : Pengamatan pasien selama proses keperawatan
c. Perpustakaan : Catatan medis dan mata kuliah keperawatan jiwa
BAB II
KONSEP DASAR
A. MASALAH UTAMA
1. Pengertian
Haraga diri adalah penilaian individu tentang nilai personal yang diperoleh dengan menganalisa
seberapa baik perilaku seseorang sesuai dengan diri sendiri tanpa syarat, walaupun melakukan
kesalahan, kekalahan dan kegagalan, tetap merasa sebagai seseorang yang penting dan berharga.
Harga diri rendah adalah evaluasi diri dan perasaan tentang diri sendiri atau kemampuan diri
yangnegatif yang dapat secara langsung atau tidak langsung diekspresikan. (Towsend, 1998).
Harga diri rendah adalah menolak dirinya sebagai sesuatu yang berharga dan tidak dapat
bertanggung jawab atas kehidupan sendiri, gagal menyesuaikan tingkah laku dancita – cita. (Fk.UNDIP ,
2001 )
Kesimpulan harga diri rendah adalah perasaan negatif terhadap diri sendiri, hilang percayaan diri,
harga diri serta menolak dirinya. Tidak dapat bertanggung jawab atas kehidupan sendiri serta gagal
dalam menyesuaikan tingkah laku dan cita-cita.
2. Tanda-tanda klien dengan harga diri rendah adalah :
a. Perasaan malu terhadap diri sendiri adalah akibat penyakit dan akibat tindakan terhadap penyakit.
c. Merendahkan martabat
f. Menciderai diri
3. Faktor-faktor
a. Faktor predisposisi
b. Faktor presipitasi
2. Keluhan fisik
C. POHON MASALAH
D. MASALAH KEPERAWATAN
Data :
b. Komunikasi verbal menurun atau tidak ada. Klien tidak bercakap-cakap dengan klien lain atau perawat
f. Aktifitas menurun
Data :
c. Merendahkan martabat
d. Gangguan hubungan sosial : menarik diri
f. Menciderai diri
E. DIAGNOSA KEPERAWATAN
§ Tujuan umum
Klien tidak menarik diri dan mampu berhubungan dengan orang lain secara optimal
§ Tujuan khusus
o Kriteria hasil
Ekspresi wajah bersahabat, tidak acuh, ada kontak mata, mau berjabat tangan, mau menyebutkan
nama, mau bercakap-cakap dan mengutarakan masalah yang dihadapi
o Intervensi
3. Tanyakan nama lengkap klien dan nama panggialan yang disukai klien
o Kriteria hasil
o Intervensi
4. Identifikasi stresor yang relevan dan penilaian klien terhadap stresor tersebut
7. Tingkatkan keterlibatan keluarga dan kelompok untuk memberikan dukungan untuk mempertahankan
kemajuan dan perkembangan klien
o Kriteria hasil
o Intervensi
2. Rencanakan kegiatan bersama klien, aktivitas yang dapat dilakukan setiap hari sesuai kemampuan
(kegiatan sendiri, kegiatan dengan bantuan sebagian, kegiatan dengan bantuan total)
3. Tingkatkan kegiatan sesuai dengan toleransi kondisi klien
TUK 5 : Klien dapat melakukan kegiatan sesuai kondisi dan kemampuannya
o Kriteria hasil
o Intervensi
1. Beri kesempatan pada klien untuk mencoba kegiatan yang telah direncanakan
3. Beri dukungan yang sesuai dan positif untuk mempertahankan kemajuan dan pertumbuhannya
o Kriteria hasil
o Intervensi
1. Berikan pendidikan kesehatan kepada keluarga tentang cara merawat klien dengan harga diri rendah
1. Orientasi :
- Kontrak :
Topik :“Bagaimana, kalau kita bercakap-cakap tentang bagaimana cara membina hubungan saling
percaya? Tn. Bisa menyebutkannya.?nanti setelah itu kita lakukan bersama.”
Tempat :“Tn. mau kita bicara dimana? Bagaimana kalau di ruang tamu? Berapa lama?
2. Kerja :
“Tn. Y, apa saja cara membina hubungan saling percaya Tn.? Bagus, apa lagi? Apa saja yang Tn.
Lakukan selain itu yang biasa Tn. lakukan? Bagaimana dengan berjabat tangan? Menanyakan nama?
Menanyakan alamat……..dst.”. “Wah, bagus sekali ada lima cara untuk membina hubungan saling
percaya yang Tn. lakukan.”
“Tn. Y, dari lima cara ini, yang mana yang Tn. bisa lakukan di rumah sakit? Coba kita lihat, yang pertama
bisakah, yang kedua……sampai yang kelima (misalnya masih tiga yang masih bisa dilakukan). Bagus
sekali masih ada tiga cara yang masih bisa lakukan di rumah sakit ini.
“Sekarang, coba Tn. Y pilih satu cara yang bisa dilakukan di rumah sakit ini”. “O, ya nomor satu,berjabat
tangan? Kalau begitu, bagaimana kalau sekarang kita berlatih berjabat tangan Tn.”. Mari kita lakukan
dengan saya Tn. Y. coba, sudah bisa kan berjabat tangan / memperkenalkan diri?”
“Nah kalau kita mau berjabat tangan, mari kita dekati orang yang ingin Tn. ingin berjabat tangan dan
memperkenalkan diri. Bagus! Sekarang duduk berdampingan, ya Bagus! Nah sekarang kita ucap salam,
ya Bagus! Sekarang kita sebut nama dan alamat. ya bagus!.”
“Tn. Y sudah bisa berjabat tangan dan memperkenalkan diri dengan baik sekali. Sekarang bedakan
dengan sebelum Tn. mengenalinya? Bagus!”
3. Terminasi :
- Evaluasi Subjektif
“Bagaimana perasaan Tn. Y setelah bercakap-cakap dan berjabat tangan / memperkenalkan diri? Yah,
Tn. ternyata banyak yang dapat dilakukan di rumah sakit ini. Salah satuny memperkenalkan diri, yang
sudah Tn. praktekan dengan sekali.
- Evaluasi Objektif
”Bagaimana kalau kegiatan itu Tn. lakukan selama disini dan nanti kegiatan tersebut tetap Tn. lakukan
dirumah, kalau begitu kita buat jadwalnya saja ya Tn?biar Tn. tidak lupa.
- Kontrak
Topik : “Besok kita akan membicarakan tentang kemampuan dan aspek positif yang Tn. miliki.
Waktu : “Mau berapa lama Tn.?”bagaimana kalu 15 menit?setuju?“ sampai jumpa ya”
Melatih pasien melakukan kegiatan lain yang sesuai dengan kemampuan pasien
1. Orientasi :
- Validasi :“ Bagaimana perasaan Tn. Y pagi ini? Apakah masih ingat tentang apa yang kita lakukan
kemarin?Bagus! Coba diulang lagi? Bagus sekali!
- Kontrak :
Topik :“Sekarang kita akan lakukan kegiatan kedua. Masih ingat apa kegiatan itu Tn?”
“Ya banar, kita akan membicarakan kemampuan dan aspek positif yang Tn. miliki.”
2. Kerja :
“Tn. Y, tadi telah mengungkapkan hal hal yang dapat Tn. lakukan?, masih ada yang lain? Sekarang kita
coba pilih kemampuan bapak yang dapat Tn. lakukan disini.”.
3. Terminasi :
- Validasi Subjekti :
“Bagaimana perasaan Tn. setelah tahu dan mencoba kegiatan yang dapat Tn. lakukan disini?
Bagus!”
- Validasi Objektif :
- Kontrak :
Topik :“Tn. pertemuan ini sampai disini dulu, besok kita mengobrol lagi dengan keluarga apabila datang.”
Waktu :“Biasanya keluarga Tn. jenguk jam berapa? Baiklah kita diskusikan nanti ya. Sampai jumpa.”
BAB III
TINJAUAN KASUS
Ruang : Perkasa
I. PENGKAJIAN
A. Identitas Klien
Nama : Tn. Y
Umur : 31 Tahun
Alamat : Klaten
Agama : Islam
Pendidika : SMP
Pekerjaan : Petani
No. CM : 01xxxx
B. Penanggung Jawab
Nama : Ny. P
Alamat : Klaten
II. KELUHAN UTAMA
Klien mengatakan disuruh ibunya untuk melanjutkan berobat, sering menyendiri dikamar, bicara sedikit,
sulit komunikasi.
III. ALASAN MASUK
2 bulan sebelum masuk RSJ klien sering menyendiri, membakar barang, bicara sedikit, sulit kominikasi,
bicara sendiri dan sulit tidur.
IV. FAKTOR PREDISPOSISI
1. Klien pernah mengalami gangguan jiwa ±3 tahun yang lalu, pernah rawat jalan di RSJD.SOEDJARWADI
KLATEN.
3. Klien mengatakan bahwa didalam keluarganya tidak ada anggota keluarga yang mengalami gangguan
jiwa.
4. Klien mempunyai pengalaman masalalu yang tidak menyenangkan yaitu ia jatuh dari sepeda.
V. PEMERIKSAAN FISIK
ü Nadi : 84 x/menit
ü Suhu : 36,5 ºC
ü Pernafasan : 26 x/menit
B. Ukuran :
ü Berat badan : 62 Kg
C. Kondisi Fisik :
Klien tidak mengeluh sakit apa – apa, tidak ada kelainan fisik.
VI. PSIKOSOSIAL
A. Genogram
ü Citra Tubuh : Klien mengatakan bagian tubuh yang paling disukai adalah mata karena bisa melihat.
ü Harga diri : Klien mengatakan malu berhadapan langsung dengan orang lain selain ibu dan adiknya,klien
merasa tidak pantas jika berada diantara orang lain, kurang interaksi sosial.
C. Hubungan Sosial
ü Peran serta kelompok / masyarakat : sebelum klien sakit sering mengikuti gotong royong didesanya.
ü Hambatan dalam hubungan dengan orang lain: selama klien rawat jalan / berobat jalan temannya
berkurang karena klien malu berkomunikasi.
D. Spiritual
Klien mengatakan jarang sholat dalam 5x sehari, jika sholat klien shabis sholat klien berdoa agar cepat
sembuh.
VII. STATUS MENTAL
A. Penampilan : Penampilan klien kurang rapi, rambut jarang disisir, klien menggunakan baju yang
disediakan diRSJ.
B. Pembicaraan : Klien berbicara lambat tetapi dapat tercapai dan dapat dipahami.
D. Alam perasaan : Klien mengatakan bosan diRSJ ingin cepat sembuh dan pulang, klien sedih belum bisa
bertemu ibu.
I. Tingkat kesadaran : Klien sadar hari, tanggal dan waktu saat pengkajian, hari jum’at tanggal 11 januari
2013 jam 16.30 WIB,hari berikutnya juga klien sadar hari sabtu tanggal 12 januari 2013.
J. Memori : Daya ingat jangka panjang klien masih ingat masa lalunya.
L. Kemampuan Penilaian : Klien mampu menilai antara masuk kamar setelah makan atau membiarkan
kursi tidak rapi, klien memilih membereskan kursi.
M. Daya Tilik Diri : Klien tahu dan sadar bahwa dirinya dirumah sakit jiwa.
VIII. KEBUTUHAN PERSIAPAN PULANG
1. Makan
Klien makan 3x sehari, pagi, siang, sore, minum ± 6 gelas / hari, mandiri.
2. BAB / BAK
3. Mandi
Klien mandi 2x sehari, pagi dan sore, gosok gigi setiap kali mandi, mandiri.
4. Berpakaian / berhias
Klien lebih banyak tiduran, tidur siang 12.30 WIB15.00 WIB,tidur malam jam 20.00WIB 04.30 WIB.
6. Penggunaan obat
Klien minum obat 3x sehari setelah makan. Haloperidol 2x5 mg, trihexiperidine 2x2 mg.
7. Pemeliharaan Kesehatan
Klien sudah pernah periksa diRSJD SOEDJARWADI KLATEN tetapi rawat jalan.
IX. MEKANISME KOPING
C. Klien mampu jika ada masalah tidak menceritakan kepada orang lain,lebih suka diam.
C. Masalah dengan perumahan :Klien tinggal dengan kedua orang tua dan 2 saudaranya.
A. Diagnosa Medis
Schizofrenia
B. Terapi
- Haloperidol 2x5 mg
- Trihexiperidine 2x2 mg
XII. MASALAH KEPERAWATAN
B. Menarik Diri
XIII. POHON MASALAH
XIV. DIAGNOSA KEPERAWATAN
XV. ANALISA DATA
No Data Etiologi Problem
Klien
mengatakan sering menunduk,
kurangnya interaksi sosial
Do “
Klien
malu dengan teman karena
klien merasa tidak pantas diantara
mereka
Do :
XVI. RENCANA KEPERAWATAN
TUK 1
Klien dapat
membina · Klien ekspresi wajah1. Beri salam / panggil
hubungan bersahabat. nama
saling percaya· Klien menunjukan
rasa senang. 2. yang disukai
2. Tingkatkan kegiatan
sesuai dengan
toleransi kondisi
klien
TUK 1
Klien dapat
menbina · Klien mampu duduk1. Lakukan pendekatan
hubungan berdampingan dengan baik,
terapeutik dengan perawat menerima klien apa
dengan adanya dan bersikap
· Klien mampu
perawat empati
berbincang - bincang
dengan perawat 2. Cepat
mengendalikan
· Klien mampu perasaan dan reaksi
merespon tindakan perawatan diri
perawat sendiri misalnya rasa
marah ,empati.
3. Sediakan waktu
untuk berdiskusi dan
bina hubungan yang
sopan.
4. Berikan kesempatan
kepada klien untuk
merespon.
4. Bantu klien
mengidentifikasikan
situasi kehidupan
yang tidak berada
dalam kemampuan
dan mengontrolnya
5. Dorong untuk
menyatakan secara
verbal perasaan –
perasaan yang
berhubungan
dengan ketidak
mampuannya.
3. Evaluasi ketetapan
persepsi logika dan
kesimpulan yang
dibuat klien
4. Kurangi penilaian
klien yang negatif
terhadap dirinya
5. Bantu klien
menerima nilai yang
dimilikinya atau
perilakunya atau
perubahan yang
terjadi pada dirinya.
4. Berikan
reinsforcement
posotif tentang
pencapaian kegiatan
yang telah sesuai
dengan keputusan
yang ditentukannya
A : SP 1 tercapai
Pp :
Pk :
Pk :
Anjurkan klien mampu
berkomunikasi,mampu memulai
berbicara dan tidak janggung.
16 3. Mengidentifikasi kemampuan S:
Januari dan aspek positif yang dimiliki
· Klien mengatakan cara penilaian
2013 dengan :
positif tidak boleh berfikir jelek
Jam · Membantu mengidentifikasi terhadap orang lain,sopan santun
17.00 dengan aspek yang positif dan ramah yang diutamakan.
Pp :
lanjutkan SP 1 keluarga
Pk :
PENUTUP
A. KESIMPULAN
Setelah penulis melakukan pengkajian dan perawatan pada Tn. Y dengan gangguan konsep diri :
harga diri rendah di Ruang perkasa Rumah Sakit Jiwa Daerah Klaten selama 2 minggu penulis dapat
menarik kesimpulan bahwa dalam malakukan perawatan jiwa sangat penting sekali membina hubungan
saling percaya dan juga membutuhkan kolaborasi yang baik dengan tenaga medis (dokter dan
perawata), keluarga dan juga lingkungan (tetangga dan masarakat) terapeutik, agar semua maksud dan
tujuan klien dirawat maupun perawat yang merawat tercapai.
B. SARAN
1. Klien
2. Keluarga
3. Perawat
- Memberi reinforcement
DAFTAR PUSATAKA
Stuart, G.W. dan Sudeen, S.J. (1995). “Principles And Practice Of Psychiatric Nursing”. (6th ed). St. Louis :
Mosby year book
Town send, M.C. (1998). “Diagnosa Keperawatan Psikiatri : Pedoman untuk pembuatan rencana
keperawatan”. Jakarta : EGC (terjemahan).
Afrizal Mustaqim di 19.37
Berbagi
Diberdayakan oleh Blogger.
Mi perfil
Afrizal Mustaqim
Lihat profil lengkapku