Anda di halaman 1dari 12

NEGARA HUKUM DAN HAM

OLEH :
TITIE SYAHNAZ N, S.H., M.H.
Konsep dan Ciri Negara Hukum :

• Negara hukum, negara yang penyelenggaraan kekuasaan


pemerintahaannya didasarkan atas hukum. Kekuasaan
menjalankan pemerintahan berdasarkan kedaulatan hukum
(supremasi hukum), dan bertujuan menyelenggarakan
ketertiban hukum.
• Hukum ditempatkan diposisi tertinggi (supreme), supremasi
hukum tidak boleh mengabaikan 3 (tiga) ide dasar hukum
yaitu:
• Kepastian
• Keadilan
• Kemanfaatan
Negara Hukum Indonesia
• Negara Indonesia adalah Negara Hukum (Ps.1(3) UUD
1945), merupakan istilah rechtsstaat yg dipengaruhi oleh
konsep hukum Belanda yang berada di wilayah Eropa
Kontinental, perumusan negara hukum Indonesia adalah:
• Negara berdasar atas hukum (rechtsstaat), bukan
berdasar atas kekuasaan belaka (machtsstaat)
• Pemerintahan negara berdasar atas suatu konstitusi
kekuasaan pemerintahan terbatas, tidak absolut/mutlak.

• Konsepsi negara hukum Indonesia termasuk dalam konsep


negara hukum materil, tercermin dalam pada perumusan
tujuan negara dalam Pembukaan UUD alinea ke-4
• Negara hukum Indonesia yang dinamis (negara hukum materil)
atau negara kesejahteraan (walfarestate), penyelenggaraan
negara dituntut untuk berperan luas demi kepentingan dan
kesejahteraan rakyat. Menurut UUD 1945 mengandung prinsip-
prinsip sebagai berikut:
• Norma hukum berjenjang/hierarki
• Sistem konstitusi yang diwujudkan pd UUD 1945
• Kedaulatan rakyat (prinsip demokrasi), tertuang dalam
Pancasila dan UUD 1945 Ps.2 ayat (2)
• Prinsip persamaan kedudukan dlm hukum dan
pemerintahan (Ps.27 (1) UUD 1945)
• Adanya organ pembentuk UU, (Presiden - Legislatif)
• Sistem pemerintahan menganut sistem presidensil
• Kekuasaan kehakiman independent yang bebas dari
kekuasaan lain (yudikatif)
• Tujuan Negara Hukum (Pembukaan UUD 1945 alinea ke-4)
• Adanya jaminan HAM
HAKIKAT HAM
• HAM merupakan hak dasar yg melekat dan dimiliki setiap
manusia sebagai anugerah Tuhan YME. HAM ada karena
manusia ada. Melekat sejak manusia berada dalam
kandungan, Melepas ketika manusia berada dalam kubur.
• Didasarkan pada pengakuan bahwa semua manusia
sebagai mahluk tuhan YME memiliki derajat- martabat yang
sama. HAM memiliki 2 landasan:
• Kodrat manusia, sama sederajat tanpa dibedakan.
• Tuhan YME menciptakan manusia, sama dihadapannya
yang membedakan nanti pada amalnya
• UU No.39 Th 1999 Tentang HAM, seperangkat hak yang
melekat pada hakikat dan keberadaan manusia sebagai
mahluk Tuhan yang Maha Esa dan merupakan anugerah-
Nya yang wajib dihormati, dijunjung tinggi, dan dilindungi
oleh negara hukum, pemerintahan, dan setiap orang demi
kehormatan serta perlindungan harkat dan martabat
manusia.
HAM meliputi berbagai bidang, yaitu :
• Personal Rights, hak merdeka, hak menyatakan pendapat,
hak meyakini agama
• Political Rights, hak memilih-dipilih, hak berserikat-
berkumpul
• Property Rights, hak bekerja, hak memiliki sesuatu, hak
mendapat kehidupan yang layak
• Social and Cultural Rights, hak mendapatkan pendidikan,
hak berekspresi, hak pensiun, hak santunan
• Rights of Legal Equality, hak mendapatkan perlakuan yang
sama dalam hukum dan pemerintahan
• Procedural Rights, hak mendapatkan perlakuan yang sama
dalam tata cara peradilan, administrasi, bisnis, dan
perlindungan
Pengakuan HAM di Indonesia
• HAM di Indonesia tercantum dalam UUD 1945, ini lebih
dahulu ada dari Deklarasi Universal PBB 10 Desember
1945. Pengakuan HAM di Indonesia secara yuridis tertuang
dalam:

• Pembukaan UUD 1945 alinea pertama, dan alinea


keempat, batang tubuh Ps UUD 1945;

• Ketetapan MPR, Tap MPR No.XVII/MPR/1998 ttg HAM

• Undang-undang Nomor 39 Tahun 1999 tentang HAM


NKRI dalam menjaminan HAM, memerlukan
lembaga penegakan HAM, antara lain :

• Komnas HAM (UU no.39/99)


lembaga mandiri yang kedudukannya setingkat dgn lembaga
negara lainnya yang berfungsi melaksanakan pengkajian,
penelitian, penyuluhan, pemantauan, dan mediasi HAM
• Pengadilan HAM (UU no.26/2000)
pengadilan HAM adalah pengadilan khusus HAM yang berada
di lingkungan pengadilan umum dan khusus menangani
pelanggaran HAM yang berat oleh WNI baik di dalam maupun
di luar negeri
• Komisi Kebenaran dan Rekonsiliasi (UU
no.26/2000)memberikan alternatif penyelesaian pelanggaran
HAM berat di luar pengadilan HAM
• Tanggungjawab dan menghormati atas berbagai konvensi
internasional tentang HAM diwujudkan dengan keikutsertaan
Indonesia untuk meratifikasi berbagai instrumen internasional.

• Meratifikasi suatu perjanjian berarti suatu negara mengikatkan diri


untuk melaksanakan ketentuan-ketentuan yang ada dalam perjanjian
dan ketentuan-ketentuan internasional tersebut menjadi bagian dari
hukum nasional.

• Dengan meratifikasi instrument-instument internasional, maka


negara yang meratikasinya sewaktu-waktu harus siap mendapat
pengawasan dari dunia internasional mengenai praktik-praktik
pelaksanaan ataupun pelanggaran HAM yang terjadi negara yang
meratifikasi instrument-instrument internasional yang terkait dengan
HAM.
Beberapa instrumen internasional tentang HAM
yang teladan sudah diratifikasi Indonesia, yaitu:

• Konvensi Jenewa 12 Agustus 1949 (diratifikasi dengan UU


no.59/1958)
• Convention on the Political Rights of Women – Konvensi
tentang hak Politik kaum Perempuan (diratifikasi dengan UU
no.68/1958)
• Convention on the elimination of discrimination against women
– konvensi terhadap segala bentuk diskriminasi terhadap
perempuan (diratifikasi dengan UU no.7/1984)
• Convention on the rights of the child – konvensi hak anak
(diratifikasi dengan UU no.36/1990)
• Convention on the prohibition of the development, production,
and stockpiling of bacteriological (biological) and toxic
weapons and on their destruction (diratifikasi dengan UU
no.58/1991)
Lanjutan…
• International convention againts apartheid in sport – konvensi internasional
tentang antiapartheid dalam olahraga (diratifikasi dengan UU no.48/1993)
• Torture convention – konvensi tentang penyiksaan dan perlakuan atau
penghukuman lain yang kejam, tidak manusiawi, atau merendahkan
martabat manusia (diratifikasi dengan UU no.5/1998)
• ILO convention number 87 concerbing freedom of association and
proctection on the rights to organise – konvensi organisasi buruh
internasional nomor 87 tahun 1998 tentang kebebasan berserikat dan
perlindungan hak untuk berorganisasi (diratifikasi dengan UU no.83/1998)
• Convention on the elimination of racial discrimination – konvensi tentang
penghapusan semua bentuk diskriminasi rasial (diratifikasi dengan UU
no.29/1999)
• International covenant on economic, social, and cultural rights - kovenan
internasioal tentang hak-hak ekonomi, sosial, dan budaya (diratifikasi
dengan UU no.11/2005)
• International covenant on civil and political rights – kovenan international
tentang hak-hak sipil dan politik (diratifikasi dgn UU no.12/2005)
TERIMA KASIH

Anda mungkin juga menyukai