Anda di halaman 1dari 14

SATUAN ACARA PENYULUHAN

MANAJEMEN STRES DI RUANG WIJAYA KUSUMA RSJ MENUR


SURABAYA

Disusun Oleh : Kelompok 5


Moh. Fairus S 20194663059
Sulastri Ningsih 20194663071
Ana yusliana 201946630
Rizqi Indah 201946630
Sofatul Ula 201946630

PROGRAM STUDI PROFESI NERS


FAKULTAS ILMU KESEHATAN
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURABAYA
2019

| 1
SATUAN ACARA PENYULUHAN
MANAJEMEN STRES
Bidang Studi : Keperawatan Jiwa
Topik : Manajemen Stres
Sasaran : Pasien dan keluarga.
Tempat : Ruang Wiajya Kusuma RSJ Menur Surabaya
Hari / Tanggal :
Waktu : 30 menit

A. Latar Belakang
Setiap orang berbicara tentang stres. Kita mendengar topik ini
sebagai bahan pembicaraan sehari-hari, baik di radio, televisi, surat
kabar dan diberbagai konferensi maupun di kalangan Universitas.
Sayangnya hanya sedikit saja orang yang mengerti konsep stres yang
benar. Manager menganggap stres sebagai frustasi atau ketegangan
emosi; pengatur lalu lintas pesawat berpendapat sebagai problem
konsentrasi; seorang remaja yang kandas cita-citanya dan para atlit
yang gagal berprestai karena ketegangan otot. Secara umum pengertian
stres adalah suatu bentuk ketegangan yang mempengaruhi fungsi alat-
alat tubuh. Kalau ketegangan itu berlebihan sehingga menggangu
fungsi alat-alat tubuh tadi, maka keadaan demikian disebut dengan
istilah distres. Stres dalam kehidupan tidak dapat dihindarkan.
Masalahnya adalah bagaimana manusia hidup dengan stres tanpa harus
mengalami distress
Menurut data WHO (2016), terdapat sekitar 35 juta orang terkena
depresi, 60 juta orang terkena bipolar, 21 juta terkena skizofrenia, serta
47,5 juta terkena dimensia. Di Indonesia, dengan berbagai faktor
biologis, psikologis dan sosial dengan keanekaragaman penduduk;
maka jumlah kasus gangguan jiwa terus bertambah yang berdampak
pada penambahan beban negara dan penurunan produktivitas manusia
untuk jangka panjang. Data Riskesdas 2013 memunjukkan prevalensi

| 2
ganggunan mental emosional yang ditunjukkan dengan gejala-gejala
depresi dan kecemasan untuk usia 15 tahun ke atas mencapai sekitar 14
juta orang atau 6% dari jumlah penduduk Indonesia. Sedangkan
prevalensi gangguan jiwa berat, seperti skizofrenia mencapai sekitar
400.000 orang atau sebanyak 1,7 per 1.000 penduduk.
Stres dan keadaan tegang yang berkepanjangan, tanpa adanya
penyelesaian yang adekuat, akan mengganggu kesehatan fisik dan/atau
mental pekerja yang muncul dalam bentuk keluhan-keluhan
psikosomatik. Selanjutnya, gangguan kesehatan tersebut akan menjadi
suatu stres baru, dan membentuk suatu lingkaran setan. Pada
gilirannya, kesehatan yang terganggu tersebut juga akan menggangu
tampilan kerja individu. Perhatian pekerja menjadi kurang dapat
dipusatkan, motivasi kerja menurun, dan tingkat keterampilannya
menurun. Selain itu, biaya pemeliharaan kesehatanpun menjadi
meningkat. Hal ini tentu akan mengganggu proses produksi secara
umum.
Perubahan-perubahan sosial yang cepat sebagai konsekuensi
modernisasi mempunyai dampak pada kehidupan. Tidak semua orang
dapat menyesuaikan diri dengan perubahan-perubahan tersebut, pada
gilirannya dapat menimbulkan ketegangan atau stres pada dirinya.
Stres sendiri merupakan hasil dari perkembangan teknologi yang
demikian cepatnya dalam abad ke duapuluh satu ini, suatu ironi
kehidupan. Manusia menciptakan berbagai macam produk untuk
meningkatkan taraf hidupnya, untuk hidup lebih efisien, namun dalam
proses memproduksi berbagai macam produksi, manusia harus
menghadapi berbagai macam kondisi, yang dapat menimbulkan stres
yang lebih banyak.
Seorang yang menderita stres, selain terwujud dalam berbagai
macam penyakit, dapat pula terungkap melalui ketidak mampuannya
untuk menyesuaikan diri dengan lingkungannya, sehingga menderita
gangguan kecemasan, depresi dan gangguan psikosomatik. Penderitaan

| 3
fisik dan/atau psikik menyebabkan orang tak dapat berfungsi secara
wajar, tak mampu berprestasi tinggi dan sering menjadi masalah bagi
lingkungannya (di rumah, di tempat kerja atau lingkungan sosial lain),
merupakan akibat dari stres yang berkelanjutan.
B. Tujuan Intruksional
a. Tujuan Instruksional Umum (TIU)
Tujuan umum dari penyuluhan ini adalah agar keluarga mampu
melakukan manajemen stress yang dialami.
b. Tujuan Instruksional Khusus (TIK)
Setelah mengikuti penyuluhan diharapkan peserta akan mampu :
1. Mengembangkan dan meningkatkan kemampuan keluarga dalam
manajemen stres dalam keluarga tersebut.
2. Menekankan kepada keluarga bahwa keluarga merupakan sistem
pendukung utama yang memberikan perawatan langsung pada
setiap keadaan sehat maupun sakit pasien.
C. Sub Pokok Bahasan
- Pengertian Manajemen Stress
- Penyebab Stress
- Gejala Stress
- Dampak Stress
- Strategi Mengatasi Stres
- Manajemen Stress
D. Pelaksanaan Kegiatan
a. Topik Pendahuluan
Manajemen stres
b. Sasaran
Pasien dan keluarga
c. MetodePenyuluhan
a) Ceramah
b) Diskusidan Tanya jawab

| 4
d. Media danPeralatan
a) Leaflet
b) Lembar Balik
e. Tempat
Penyuluhan akan dilaksanakan di ruang wijaya kusuma RSJ Menur
Surabaya.
f. Waktu
a) Hari/tanggal : Kamis 24 Oktober 2019
b) Jam : 11.30 – 11.50 WIB

g. Pengorganisasian
Pembimbing
: Uswatun Hasanah.,S.Kep.Ns.,M.Kep.,Sp.J
Akademik
Isti Wahyuningsih.,S.Kep.Ns
Pembimbing Klinik :
Abdul Habib .,S.Kep.Ns
Moderator : Herlinda Astoria
Penyaji : Vika Ramadhana Fitriyani
Ardhy Igo Sanggar
Fasilitator :
Rifma Yuniar M.W
Observer : Moh. Ridwan Helmi

h. Setting TempatPenyuluhan

| 5
Keterangan :
: Moderator

: Penyaji

: Pembimbing

: Pasien, keluarga, danpengunjung

: Media

: Fasilitator

E. Kegiatan Penyuluhan
Kegiatan
No Tahap Waktu Med
Penyuluh Peserta
1. Pra 3 menit  Penyuluh mengucapkan salam  Menyambut salam  Lem
Interaksi dan perkenalan diri dan mendengarkan
Pembukaan  Menyampaikan tujuan  Mendengarkan
penyuluhan  Mendengarkan
 Melakukan kontrak waktu  Mendengarkan
 Menyebutkan materi yang
diberikan
2. Interaksi 10 Menjelaskan tentang: 1. Mendengarka  Le
Pelaksanaa menit  Pengertian Manajemen Stress n &
n  Penyebab Stress memperhatikan

 Gejala Stress 2. Mendengarka

 Tingkatan Stress n &


memperhatikan
 Strategi Mengatasi Stres
3. Merespon
 Manajemen Stress

| 6
Memberikan kesempatan pada (sambil
peserta untuk menanyakan materi mengacungkan
yang kurang dipahami. tangan) &
mengajukan
pertanyaan
4. Mendengarka
n, memberi
masukan /
sanggahan /
tanggapan
3. Evaluasi 5 menit  Menanyakan kembali kepada  Menjawab dan  Lem
peserta tentang materi yang menjelaskan
telah disampaikan. pertanyaan
4. Terminasi 2 menit  Menyimpulkan hasil kegiatan  Membalas  Lem
Penutup penyuluhan. ucapan terima  Lea
 Mengucapkan terima kasih kasih
kepada peserta.  Menjawab salam
 Mengucapkan salam
 Membagikan Leaflet

F. Evaluasi

1. Evaluasi Struktur
- Tempat dan alat tersedia sesuai perencanaan.
- Pre Planning telah disetujui
- Kesiapan materi
- Kesiapan SAP
- Semua peserta hadir di tempat penyuluhan tepat waktu
- Penyuluhan dilaksanakan di Ruang Wijaya Kusuma Jiwa RSJ Menur
Surabaya.
- Pengorganisasian penyelenggara penyuluhan dilakukan sebelumnya
2. Evaluasi Proses
- Penyuluhan dimulai dengan waktu yang telah direncanakan

| 7
sebelumnya
- Peserta penyuluhan antusias mengikuti materi penyuluhan
- Peserta penyuluhan terlibat aktif dalam kegiatan penyuluhan
- Peserta mengajukan pertanyaan dan menjawab pertanyaan benar
- Suasana penyuluhan berjalan dengan tertib
- Peserta tidak meninggalkan tempat penyuluhan.
3. Evaluasi Hasil
Peserta dapat memahami materi yang disampaikan dan dapat
melakukan bagaimana manajemen stres

| 8
Lampiran 1
MATERI PENYULUHAN
MANAJEMEN STRES DI RUANG WIJAYA KUSUMA RSJ MENUR
SURABAYA

A. Pengertian Manajemen Stress


Pengertian Stress adalah suatu tanggapan atau respon seseorang pada
kondisi yang diterima seseorang sebagai suatu tantangan atau ancaman
posisinya. Orang yang mengalami stress pada umumnya merasakan khawatir,
tekanan, letih, ketakutan, elated, depresi, cemas dan marah. Ada tiga aspek
gangguan seseorang mengalami stress. Yakni gangguan dari aspek fisik, aspek
pemikiran atau kognitif dan aspek emosi.
Manajemen stress merupakan suatu kemampuan menggunakan sumber
daya dengan efektif dalam mengatasi ganguan atau kekacauan mental dan
emosional yang timbul karena tanggapan atau respon. Memanajemen stress
bertujuan untuk memperbaiki kualitas hidup sesoerang agar menjadi lebih
baik.
B. Penyebab Stres
Hal-hal yang membuat stress disebut dengan stressor. Ancaman, peristiwa atau
berubah adalah yang membuat stress. Ada dua penyebab seseorang mengalami
stress, yaitu:
- External Stressors
Kondisi ruangan seperti kebisingan, cahaya yang berlebih, dan suhu udara
yang panas dan keadaan ruangan yang sempit.

 Social Interation seperti mengalami perlakuan yang kasar, korban sikap


yang berkuasa, menerima perlakuan yang agresif dari orang lain dan
mengalami kekerasan.

 Organisational seperti kondisi organisasi yang bisa membuat muncul stress


yaitu terdapat peraturan yang terlalu red tape, dan tekanan date line yang
harus dipenuhi.

| 9
 Peristiwa penting dalam hidup seperti kelahiran, kematian, kehilangan
pekerjaan, promosi, dan berubahnya status perkawinan.

 Kecerobohan aktivitas sehari-hari, seperti keseharian bepergian dengan


jarah jauh, lupa menyimpan kunci dan rusaknya alat-alat atau mesin.

- Internal Stressors

 Stressors internal bisa dikarenakan terdapat pemilihan dari gaya hidup


yang diikuti seperti kecanduan minum-minuman yang memiliki
kandungan kafein, berkurangnya tidur, dan jadwal yang selalu padat.

 Pembicaraan pribadi yang negatif, hal ini bisa muncul dengan tanda
pemikiran yang pesimis, sering mengkritik diri sendiri dan menjalankan
analisis yang berlebih.

 Jebakan fikiran seperti mengharapkan yang tidak kunjung terwujud, terlalu


banyak yang dipikirkan atau tidak berpikir sama sekali, atau berpikiran
kaku.

 Hambatan secara pribadi seperti terlalu sibuk kerja (workhaholic) atau


terlalu menginginkan segala sesuatu menjadi sempurna (ingin terlihat
perfeksionis).

C. Tanda dan Gejala Stress


Gejala stress digolongkan menjadi 2 yakni golongan fisik dan spiksis.
- Gejala fisik diantaranya ditandai dengan sakit kepala, sakit lambung
(mag), hipertensi( Darah tinggi), sakit jantung atau sakit berdebar-debar,
imsomnia( sulit tidur), mudah lelah, keluar kringat dingin, kurang selera
makan, sering buang air kecil.
- Sedangkan gejala psikis stress meliputi rasa gelisah, cemas kurang
konsentrasi dalam belajar maupun bekerja, sikap apatis ( masa bodoh).
Sikap pesimis, hilang humor, bungkam seribu bahasa, malas belajar atau
bekerja, sering melamun dan sering marah-marah atau berikap agresif

| 10
( baik secara verbal seperti kata-kata kasar, menghina, maupun non verbal
seperti manmapar, emnemdang, emmbanding pintu dan memecahkanm
barag-barang.
D. Dampak Stres
Dampak fisik dari stres meliputi:

- Berkeringat

- nyeri di punggung atau dada\

- kram atau kejang otot

- Disfungsi ereksi dan hilangnya libido

- Pingsan

- sakit kepala

- penyakit jantung

- tekanan darah tinggi

- kekebalan rendah terhadap penyakit

- nyeri otot, gugup gelisah

- kesulitan tidu

- sakit perut

Dampak stres terhadap reaksi emosional meliputi:

 marah

 kegelisahan

 masalah konsentrasi

 depresi

 kelelahan

 perasaan tidak aman

 lupa

| 11
 sifat lekas marah

 menggigit kuku

 kegelisahan

 kesedihan

Dampak perilaku yang terkait dengan stres meliputi :

 makan terlalu banyak atau terlalu sedikit

 ledakan marah yang tiba-tiba

 penyalahgunaan narkoba dan alkohol

 merokok lebih sering

 menjauh diri dari lingkungan sosial

 sering menangis

 masalah hubungan

Strategi Mengatasi Stres

Goliszek (2005) menyatakan terdapat usaha dalam memecahkan kebiasaan


stress yang menjadikan kualitas hidup menjadi lebih baik yaitu:

 Mengenal masalah stres

 Mengenali gejalan stress yang ada dalam diri

 Merubah pola tingkah laku

 Memanfaatkan serangkaian cara dan relaksasi dari manajemen stress yang


cepat dan sederhana.

Selain itu terdapat teknik manajemen stress seperti:

 Signal Breath

| 12
 Mendengarkan musik sebagai relaksasi

 Visualisasi diri

 Streching

Untuk mengurangi stress pada lingkungan bisa dengan mengorganisir lingkungan


dengan baik dan menyenankan agar bisa membantu mengurangi stres serta
membuat produktivitas meningkat. Sebagian orang yang mengalami stress
membutuhkan lingkungan yang tenan tetapi orang lain membutuhkan lingkungan
yang ramai dalam mengatasi stress.

E. Manajemen stress
o Dukungan Sosial adaalh pemberian bantuan atau pertolongan pada
seseorang yang mengalami stress dari orang terdekat. Tujuanya yaitu
semangai support emosional, support informasi, support materil
o Dorongan pribadi (Pendekatan Individual) Strategi individu yang
sudah terbukti efektif meliputi menjalankan teknik-teknik manajemen
waktu, melakukan latihan fisik, melatih relaksasi dan memperluas jaringan
dukungan sosial.
o Terapi emosional : Meditasi, relaksasi, Mengamalkan ajaran agama
sebagai wujud keimanan kepada tuhan

| 13
DAFTAR PUSTAKA
Mashudi,Farid.2013.Psikologi Konseling. Yogyakarta:IRCiSod
Dale Carnegie & Associates,Overcoming Worry and Stress.2016. Jakarta : PT
Gramedia Pustaka Utama

| 14

Anda mungkin juga menyukai