Anda di halaman 1dari 4

15 Hal – Hal Yang Menghapus Amal Ibadah

Oleh :
Nama : Krisna riantika
Profesi : Bidan
Unit : Ar-rahman

Materi :

Setiap mukmin tentu menginginkan amal ibadah yang selama ini mereka lakukan bisa diterima
Allah SWT dan mendapatkan pahala dari-Nya. Adapun syarat diterimanya amal ibadah adalah apabila
hal tersebut kita lakukan dengan ikhlas serta mengikuti tuntunan dari Rosulullah Sholallahu Alaihi
Wassalam.

Akan tetapi, terkadang tanpa disadari amalan-amalan tersebut tidak mendapatkan balasan pahala
apapun dan malah justru mendapatkan keburukan disisi Allah SWT. Tentu saja hal itu memiliki sebab,
salah satunya adalah karena kita melakukan hal-hal yang menghapus amal ibadah kita tersebut, seperti
:

1. Berbuat syirik

Syirik dianggap sebagai suatu kezoliman yang besar dan perbuatan tersebut merupakan
penghinaan terhadap Allah SWT. Mengapa? Karena perbuatan tersebut telah menyamakan Allah
SWT dengan makhluk ciptaan-Nya. Allah SWT akan memberikan balasan bagi mereka yang berbuat
syirik yaitu dengan tidak menerima amal ibadah yang mereka perbuat. Bahkan Allah SWT tidak akan
mengampuni umat-Nya yang mati dalam keadaan belum bertaubat dari perbuatan syirik tersebut.

Hal itu sebagaimana Firman Allah SWT berikut :

َ‫َولَوْ أَ ْش َر ُكوا لَ َحبِطَ َع ْنهُ ْم َما َكانُوا يَ ْع َملُون‬

 Artinya “Seandainya mereka menyekutukan Allah, niscaya lenyaplah dari mereka amalan yang telah
mereka kerjakan.” (QS. Al-An’am ayat 88)

2. Keluar dari Islam (Murtad)

Allah SWT telah menjanjikan suatu balasan bagi mereka yang berbuat murtad, sebagaimana
firman-Nya dalam ayat Al-Qur’an berikut :

ُ َ ِ‫ت َوهُ َو َكافِ ٌر فَأُولَئ‬


ِ َّ‫ت أَ ْع َمالُهُ ْم فِي ال ُّد ْنيَا َواآْل َ ِخ َر ِة َوأولَئِكَ أَصْ َحابُ الن‬
َ‫ار هُ ْم فِيهَا خَ الِ ُدون‬ ْ َ‫ك َحبِط‬ ْ ‫َو َم ْن يَرْ تَ ِد ْد ِم ْن ُك ْم ع َْن ِدينِ ِه فَيَ ُم‬

Artinya:

“Barangsiapa di antara kalian yang murtad dari agamanya kemudian mati dalam keadaan kafir
maka mereka itulah orang-orang yang terhapus amalannya di dunia dan akhirat. Dan mereka itulah
penghuni neraka. Mereka kekal berada di dalamnya.” (QS. Al-Baqarah ayat 217)

3. Riya’

Riya’ disebut sebagai melakukan suatu amalan dengan tujuan untuk mendapatkan pujian dari
orang lain, dan Allah SWT sangat tidak menyukai perbuatan tersebut. Perbuatan tersebut telah
digolongkan ke dalam jenis syirik kecil. Sebuah hadist qudsi telah meriwayatkan firman Allah SWT
tentang betapa bencinya Dia terhadap perbuatan riya’ :

َ ‫ك َم ْن َع ِم َل َع َمالً أَ ْش َر‬
ُ‫ك فِي ِه َم ِعى َغي ِْرى تَ َر ْكتُهُ َو ِشرْ َكه‬ ِ ْ‫أَنَا أَ ْغنَى ال ُّش َر َكا ِء َع ِن ال ِّشر‬

1
Artinya:

“Aku paling tidak butuh pada sekutu-sekutu, barangsiapa yang beramal sebuah amal kemudian dia
menyekutukan-Ku di dalamnya maka Aku tinggalkan dia dan syiriknya.” (HR. Muslim)

4. Mengungkit-ungkit amalan (sedekah) yang telah dilakukan serta menyakiti perasaan si


penerima ketika sedang bersedekah

Sebagaimana Firman Allah SWT :

َ ‫اس َوال ي ُْؤ ِمنُ بِاهَّلل ِ َو ْاليَوْ ِم اآل ِخ ِر فَ َمثَلُهُ َك َمثَ ِل‬
‫ص ْف َوا ٍن َعلَ ْي ِه‬ ِ َّ‫ق َمالَهُ ِرئَا َء الن‬ُ ِ‫ص َدقَاتِ ُك ْم بِ ْال َمنِّ َواأل َذى َكالَّ ِذي يُ ْنف‬
َ ‫يَا أَيُّهَا الَّ ِذينَ آ َمنُوا ال تُ ْب ِطلُوا‬
َ‫ص ْلدًا ال يَ ْق ِدرُونَ َعلَى َش ْي ٍء ِم َّما َك َسبُوا َوهَّللا ُ ال يَ ْه ِدي القَوْ َم ال َكافِ ِرين‬
ْ ْ َ َ ‫تُ َرابٌ فَأ‬
َ ُ‫صابَهُ َوابِ ٌل فَت ََر َكه‬

Artinya:

“Hai orang-orang yang beriman, janganlah kamu menghilangkan (pahala) sedekahmu dengan
menyebut-nyebutnya dan menyakiti (perasaan si penerima), seperti orang yang menafkahkan
hartanya karena riya’ kepada manusia dan dia tidak beriman kepada Allah dan hari kemudian. Maka
perumpamaan orang seperti itu bagaikan batu licin yang di atasnya ada tanah, kemudian batu itu
ditimpa hujan lebat, lalu menjadilah dia bersih (tidak bertanah). Mereka tidak menguasai sesuatu
pun dari apa yang mereka usahakan; dan Allah tidak memberi petunjuk kepada orang-orang yang
kafir.” (QS. Al-Baqarah ayat 264)

5. Melakukan amalan dengan niat duniawi semata

Perbuatan ini bisa dikaitkan dengan riya’, di mana seseorang melakukan amalan hanya karena
ingin mendapatkan kenikmatan atau balasan yang bersifat duniawi semata, bukan karena
mengharapkan ridho dari Allah SWT.

Oleh karena itu, Allah SWT berfirman :

َ ‫)أُولَئِكَ الَّ ِذينَ لَي‬15( َ‫َم ْن َكانَ ي ُِري ُد ْال َحيَاةَ ال ُّد ْنيَا َو ِزينَتَهَا نُ َوفِّ إِلَ ْي ِه ْم أَ ْع َمالَهُ ْم فِيهَا َوهُ ْم فِيهَا اَل يُبْخَ سُون‬
‫ْس لَهُ ْم فِي اآْل ِخ َر ِة إِاَّل النَّا ُر َو َحبِطَ َما‬
َ‫صنَعُوا فِيهَا َوبَا ِط ٌل َما َكانُوا يَ ْع َملُون‬ َ

Artinya:

“Barangsiapa yang menghendaki kehidupan dunia dan perhiasannya, niscaya Kami berikan kepada
mereka balasan pekerjaan mereka di dunia dengan sempurna dan mereka di dunia itu tidak akan
dirugikan. Itulah orang-orang yang tidak memperoleh di akhirat, kecuali neraka dan lenyaplah di
akhirat itu apa yang telah mereka usahakan di dunia dan sia-sialah apa yang telah mereka
kerjakan.” (QS. Huud ayat 15-16)

6. Sibuk dengan aib orang lain

Karena terlalu sibuk mengurusi aib orang lain menjadikan seseorang lupa akan aib dirinya sendiri.
Ini juga merupakan salah satu hal yang dapat menghapuskan amal ibadah orang tersebut. Rasulullah
Shalallahu Alaihi Wassalam pernah berkata:

“jauhilah olehmu buruk sangka karena buruk sangka itu perkataan paling dusta, janganlah kamu
memata-matai dan mencari-cari kesalahan orang lain…”

7. Berucap atas nama Allah SWT bahwa seseorang tidak akan diampuni dosanya

Ampunan yang berasal dari Allah SWT adalah merupakan hal yang ghoib. Tak satu pun makhluk
dapat mengetahuinya. Jadi ketika seseorang berkata atau bersumpah atas nama Allah SWT bahwa
Allah SWT tidak akan mengampuni dosa saudaranya, maka itu dianggap sebagai ucapan tanpa ilmu,
dan Allah SWT sangat membenci hal itu.

2
َ َ‫ت َع َمل‬
‫ك‬ ْ َ‫ت لِفُاَل ٍن َوأَحْ ب‬
ُ ‫ط‬ ُ ْ‫ي أَ ْن اَل أَ ْغفِ َر لِفُاَل ٍن فَإِنِّي قَ ْد َغفَر‬
َّ َ‫َم ْن َذا الَّ ِذي يَتَأَلَّى َعل‬

Artinya:

“Siapakah yang bersumpah atas nama-Ku, bahwa Aku tidak akan mengampuni Si Fulan,
sesungguhnya Aku telah mengampuni Si Fulan, dan Aku menggugurkan amalmu”. (HR Muslim)

8. Bersuka ria dengan terbunuhnya saudara sesama muslim

Dalam sebuah hadist yang diriwayatkan oleh Abu Dawud, Rosulullah Sholallahu Alaihi Wassalam
bersabda:

“Barangsiapa membunuh seorang mukmin dan berharap akan terbunuhnya maka Allah tidak akan
menerima darinya penolakan (adzab) ataupun penebusan.”

9. Bid’ah

Bid’ah merupakan suatu amalan yang tidak disyariatkan oleh ajaran agama islam. Jadi seseorang
yang melakukan perbuatan ini, sudah pasti amalan tersebut tidak akan diterima oleh Allah SWT.

Rosulullah Sholallahu Alaihi Wassalam bersabda :

‫من عمل عمال ليس عليه أمرنا فهو رد‬

Artinya “Barangsiapa yang beramal tanpa ada perintah dari kami, maka tertolak.” (HR. Muslim)

10. Melakukan perbuatan-perbuatan yang dilarang ketika dalam keadaan sepi

Makna dari point ini adalah, seseorang yang selalu melakukan amalan kebajikan tatkala ia berada
dihadapan orang lain, akan tetapi ketika ia sedang sendiri, maka ia melakukan perbuatan yang dilarang
Allah SWT.

Dalam sebuah hadist yang diriwayatkan oleh Ibnu Majjah, Rosulullah Sholallahu Alaihi Wassalam
bersabda:

“Sungguh saya telah mengetahui bahwa ada suatu kaum dari ummatku yang datang pada hari
Kiamat dengan membawa kebaikan sebesar gunung Tihamah yang putih, lantas Allah menjadikannya
sia-sia.” Tsauban berkata; “Wahai Rasulullah, sebutkanlah ciri-ciri mereka kepada kami, dan
jelaskanlah tentang mereka kepada kami, supaya kami tidak menjadi seperti mereka sementara kami
tidak mengetahuinya.” Beliau bersabda: “Sesungguhnya mereka adalah saudara-saudara kalian dan
dari golongan kalian, mereka shalat malam sebagaimana kalian mengerjakannya, tetapi mereka
adalah kaum yang jika menyepi (tidak ada orang lain yang melihatnya) dengan apa-apa yang di
haramkan Allah, maka mereka terus (segera) melanggarnya.”

11. Membenci Al-Qur’an

Allah SWT telah berfirman :

‫َذلِكَ بِأَنَّهُ ْم َك ِرهُوا َما أَ ْن َز َل هَّللا ُ فَأَحْ بَطَ أَ ْع َمالَهُ ْم‬

Artinya:

“Yang demikian itu adalah karena sesungguhnya mereka benci kepada apa yang diturunkan Allah
(Al-Qur’an) lalu Allah menghapuskan (pahala-pahala) amal-amal mereka.” (QS. Muhammad ayat 9)

12. Mendatangi dukun dan paranormal

3
Dukun atau paranormal merupakan golongan pelayan setan. Dan jika seseorang yang mengunjungi
mereka, maka Allah tidak akan menerima amal ibadah yang ia kerjakan. Sebagaimana sabda
Rosulullah Sholallahu Alaihi Wassalam yang artinya:

“Barangsiapa mendatangi tukang ramal kemudian menanyakan tentang sesuatu, maka tidak diterima
darinya shalat selama 40 hari.” (HR. Muslim)

13. Memelihara hewan peliharaan seperti anjing dengan tujuan selain untuk menjaga kebun
dan ternak

Hal ini sebagaimana sabda Nabi Sholallahu Alaihi Wassalam yang artinya:

“Barangsiapa memelihara anjing, maka akan berkurang amalannya setiap hari sebear satu qiroth
(dalam riwayat lain dua qiroth), kecuali anjing untuk menjaga kebun atau anjing penjaga ternak.”
(HR. Muslim)

14. Durhaka terhadap orang tua

Rasulullah Shalallahu Alaihi Wassalam pernah berkata:

“Tiga golongan yang Allah tidak akan terima dari mereka penolakan atau penebusan yaitu orang
yang durhaka kepada kedua orang tua, pengungkit pemberian, dan pendusta takdir.”

15. Mendustakan takdir

Hal ini sebagaimana sabda Rosulullah Sholallahu Alaihi Wassalam pada point 14 di atas. Selain
itu, dalam hadist yang lain Beliau Sholallahu Alaihi Wassalam juga bersabda:

“Kalau seandainya Allah mengadzab penduduk langit dan bumi niscaya dia akan mengadzabnya
sedang Dia tidak sedikit pun berbuat dzalim terhadap mereka, dan seandainya Dia merahmati
mereka niscaya rahmat-Nya lebih baik dari amalan-amalan mereka. Seandainya seseorang
menginfaqkan emas di jalan Allah sebesar Gunung Uhud, tidaklah Allah akan menerima infaq
tersebut darimu sampai engkau beriman dengan takdir, dan ketahuilah bahwa apa yang
(ditakdirkan) menimpamu tidak akan menyelisihimu, sedang apa yang (ditakdirkan) tidak
menimpamu maka tida akan menimpamu, kalau seandainya engkau mati dalam keadaan mengimanai
selalin ini (tidak beriman dengan takdir), niscaya engkau masuk neraka.”  (HR. Abu Dawud, Ibnu
Majah, dan Ahmad)

Anda mungkin juga menyukai