DISUSUN OLEH :
JURUSAN FARMASI
FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
UNIVERSITAS TADULAKO
PALU
2017
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa karena atas berkat dan
izinnyalah kami dapat menyelesaikan makalah ini . Penulisan makalah ini
merupakan tugas kelompok yang diberikan dalam mata pelajaran metodologi
farmakologi. Dalam penyusunan makalah ini, kami mengucapkan terimah
kasih kepada Dosen yang telah memberikan kami kesempatan untuk
menyelesaikan makalah ini. Kami berharap dengan dibuatnya makalah ini dapat
memberi sedikit ilmu dan pengetahuan kepada pembaca. kami mohon maaf
apabila dalam penulisan makalah ini masih terdapat banyak kekurangan, untuk
itu kami mengharapkan kritik dan saran dari pembaca untuk dapat
menyempurnakan makalah ini. Terimah Kasih.
Penulis
DAFTAR ISI
1. Eksperimen eksploratif
Eksperimen ini bermaksud untuk mempertajam masalah dan perumusan
hipotesa tentang hubungan sebab akibat antara dua variabel atau lebih.
Untuk itu eksperimen eksploratif biasanya mempergunakan binatang atau
benda percobaan. Penggunaan manusia percobaan dalam eksperimen ini
sangat terbatas karena mengandung resiko yang cukup besar.
2. Eksperimen pengembangan
Eksperimen ini dilakukan untuk menguji/ mengetes atau membuktikan
hipotesa dalam rangka menyusun generalisasi yang berlaku umum.
1. IN VITRO
In vitro (dalam kaca) mengacu prosedur perlakuan yang diberikan
dalam lingkungan terkendali di luar organisme hidup. Banyak Studi
eksperimen biologi seluler melakukan treatmen di luar organisme atau
sel.
Teknik in vitro mudah dilakukan. Kadang-kadang peneliti memiliki
keterbatasan dalam mengakses organisme hidup dan pendekatan vitro
menjadi solusi dalam hal ini.
Salah satu kelemahan in vitro adalah kegagalan meniru kondisi
selular secara tepat terutama mikroba. Penelitian in vitro dapat
menghasilkan kesimpulan yang tidak sesuai dengan keadaan organisme
hidup.
Stefan Tunev mengatakan bahwa pertanyaan rumit tentang ekspresi
protein spirochetes tidak sepenuhnya menyerupai Borrelia dalam host
yaitu kegunaan lisat protein bakteri terbatas ketika menganalisis sumber
antigen.
Sampai beberapa tahun terakhir upaya untuk mendeteksi dan
mengidentifikasi mikroorganisme dalam tubuh manusia telah bergantung
hampir secara eksklusif menggunakan penelitian in vitro.
Akibatnya banyak pemahaman patogen pada penyakit sering mewakili
bakteri minoritas dalam tubuh manusia. Spesies-spesies mikrobiota
manusia luput diketahui melalui teknik in vitro.
2. IN VIVO
In vivo (dalam hidup) mengacu pada eksperimen menggunakan
keseluruhan organisme hidup. In vivo berusaha menghindari penggunaan
organisme secara parsial atau organisme mati.
Penelitian pada hewan dan uji klinis adalah salah satu penerapan in
vivo. Pendekatan ini biasanya dilakukan untuk menguji hasil temuan in
vitro karena lebih cocok untuk mengamati efek keseluruhan pada subjek
hidup.
In vivo menawarkan wawasan konklusi tentang sifat obat dan
penyakit. Tapi pendekatan ini tak luput dari sesat kesimpulan. Misalnya
terapi hanya menawarkan manfaat jangka pendek dan bahaya dalam
jangka panajang.
3. IN SILICO
In silico adalahpenggunan ekspresi yang berarti dilakukan pada
komputer atu melalui simulasi. Ungkapan in silico pertama kali pada
tahun 1989 di Los Alamos, New Mexico.
In silico merupakan pendekatan relatif baru dalam penelitian, tapi
mulai digunakan secara luas dalam studi untuk memprediksi bagaimana
obat berinteraksi dalam tubuh dan patogen.
4. IN SITU
Metode Uji Ins Situ adalah metode tes yang dilakukan pada organ
target tertentu yang masih dalam sistem organisme hidup. Perbedaan
dengan uji in vivo adalah karena tes dalam organ target in situ
dibudidayakan tidak dipengaruhi oleh organ-organ lainnya sehingga
profil dari obat yang diamati hanya didasarkan pada sebuah proses yang
terjadi pada organ-organ ini tanpa dipengaruhi oleh proses-proses yang
terjadi di organ lainnya. Sementara berbeda dalam uji in vitro untuk
menguji organ di situ masih menyatu dengan sistem organisme hidup,
masih mendapat pasokan darah dan suplai oksigen.
1. Pre-experimental design
Desain ini dikatakan sebagai pre-experimental design karena belum
merupakan eksperimen sungguh-sungguh karena masih terdapat variabel
luar yang ikut berpengaruh terhadap terbentuknya variabel dependen.
Rancangan ini berguna untuk mendapatkan informasi awal terhadap
pertanyaan yang ada dalam penelitian. Bentuk Pre- Experimental Designs
ini ada beberapa macam antara lain :
a. One – Shoot Case Study (Studi Kasus Satu Tembakan)
Dimana dalam desain penelitian ini terdapat suatu kelompok diberi
treatment (perlakuan) dan selanjutnya diobservasi hasilnya
(treatment adalah sebagai variabel independen dan hasil adalah
sebagai variabel dependen). Dalam eksperimen ini subjek disajikan
dengan beberapa jenis perlakuan lalu diukur hasilnya.
b. One – Group Pretest-Posttest Design (Satu Kelompok Prates-Postes)
Kalau pada desain “a” tidak ada pretest, maka pada desain ini
terdapat pretest sebelum diberi perlakuan. Dengan demikian hasil
perlakuan dapat diketahui lebih akurat, karena dapat
membandingkan dengan keadaan sebelum diberi perlakuan.
c. Intact-Group Comparison
Pada desain ini terdapat satu kelompok yang digunakan untuk
penelitian, tetapi dibagi dua yaitu; setengah kelompok untuk
eksperimen (yang diberi perlakuan) dan setengah untuk kelompok
kontrol (yang tidak diberi perlakuan).
4. Factorial Design
Desain Faktorial selalu melibatkan dua atau lebih variabel bebas
(sekurang-kurangnya satu yang dimanipulasi). Desain faktorial secara
mendasar menghasilkan ketelitian desain true-eksperimental dan
membolehkan penyelidikan terhadap dua atau lebih variabel, secara
individual dan dalam interaksi satu sama lain. Tujuan dari desain ini
adalah untuk menentukan apakah efek suatu variabel eksperimental dapat
digeneralisasikan lewat semua level dari suatu variabel kontrol atau
apakah efek suatu variabel eksperimen tersebut khusus untuk level
khusus dari variabel kontrol, selain itu juga dapat digunakan untuk
menunjukkan hubungan yang tidak dapat dilakukan oleh desain
eksperimental variabel tunggal.
III.1 Kesimpulan
III.2 Saran
DAFTAR PUSTAKA
Sugiyono, Dr. 2010. Metode penelitian Kuantitatif Kualitatif dan R&D, Penerbit
Alfabeta