Anda di halaman 1dari 14

Implementasi Pancasila dalam Menjawab Tantangan Revolusi Industri 4.

Belakangan ini kita sering mendengar dan melihat berbagai berita mengenai revolusi industri
4.0. Bahkan, pemerintah saat ini juga sedang gencar-gencarnya membahas mengenai revolusi
industri 4.0, yaitu dengan diresmikannya roadmap yang disebut Making Indonesia 4.0 oleh
bapak Joko Widodo. Namun, apakah kita sudah mengerti apa itu revolusi industri 4.0 dan
dampaknya bagi Negara kita? Nyatanya tak banyak dari kita yang benar-benar memahami
arti dari revolusi industri 4.0 itu sendiri.

Sebelum membahas lebih dalam mengenai revolusi industri keempat, ada baiknya kita untuk
melihat kembali sejarah berkembangnya revolusi industri dari masa ke masa. Dilihat dari
sejarahnya, revolusi industri bermula pada abad ke-18 ketika mesin bertenaga uap ditemukan
pertama kalinya. Dilanjutkan dengan revolusi industri kedua dengan digunakannya mesin
yang menggunakan bahan bakar minyak dan listrik. Lalu dunia mulai berevolusi lagi menjadi
revolusi industri ketiga yang ditandai dengan dikenalkannya mesin dengan beberapa
otomatisasi, membuat pekerjaan menjadi lebih efektif dan efisien. Dan pada hari ini, kita
telah memasuki era revolusi industri keempat yang ditandai dengan munculnya sistem cyber-
physical dimana industri mulai menyentuh dunia virtual, berbentuk konektivitas manusia,
mesin dan data, yang dikenal dengan istilah Internet of things.

Kehadiran internet di era revolusi industri 4.0 telah merubah banyak hal. Salah satunya
adalah perkembangan internet sendiri yang berevolusi dari tahun ke tahun. Seperti yang telah
kita  ketahui, bahwa dulunya internet sebatas digunakan sebagai media informasi dan
berkirim pesan singkat, namun seiring berkembanganya waktu, internet telah berubah
menjadi Internet of things, robot hingga self-driving car.

Tak dapat dipungkiri, perkembangan teknologi salah satunya ditunjukkan dengan


diciptakannya Artificial Intelligent (AI) atau robot yang mirip dengan manusia sudah banyak
digunakan oleh perusahaan-perusahaan besar sehingga menggeser peran manusia dalam
melakukan pekerjaan. Perkembangan teknologi yang semakin pesat ini pastinya
menguntungkan dunia industri namun juga memberikan dampak yang cukup signifikan
terhadap pasar tenaga kerja. Hal ini disebabkan karena teknologi dirasa lebih efisien dan
efektif dibanding tenaga atau kompetensi manusia yang terbatas serta untuk memangkas
beban Sumber Daya Manusia yang menuntut kenaikan upah buruh tapi tidak diikuti dengan
kenaikan produktivitasnya. Akhirnya, banyak perusahaan yang melakukan PHK secara besar-
besaran dan menyebabkan terjadinya pengangguran teknologi.

Fakta dari International Federation of Robotics menyebutkan bahwa pada tahun 2009, tingkat
otomatisasi Indonesia ialah sebesar 39 unit robot per 10 ribu pekerja, masih lebih rendah
dibanding rata-rata otomatisasi global yang mencapai 66 unit robot per 10 ribu pekerja.
Walau tergolong kecil, angka ini akan terus meningkat seiring kebutuhan industri untuk
berproduksi dan bertumbuh sehingga tenaga otomatisasi sangat dibutuhkan.

Selain itu, penyebab dari banyaknya pengangguran dalam revolusi industri 4.0 adalah
masalah kompetensi SDM di Indonesia yang didukung dengan rendahnya kemampuan
berbahasa inggris tenaga kerja dan lulusan perguruan tinggi di Indonesia. Padahal sejak MEA
(Masyarakat Ekonomi Asean) diberlakukan pada tanggal 1 Maret 2015, permintaan akan
tenaga kerja semakin meningkat. Sehingga persaingan kerja juga semakin ketat. Oleh karena
itu, setiap individu harus memiliki kompetensi yang baik terutama kemampuan berbahasa
asing agar dapat bersaing dalam pasar tenaga kerja internasional. Hal ini tak jauh berbeda
dengan revolusi industri 4.0 yang menuntut para pemuda untuk tak hanya memiliki
kemampuan dalam berbahasa asing namun juga harus memiliki kemampuan dalam bahasa
pemrograman.

Revolusi industri 4.0 akan mengancam pekerjaan masyarakat. Mereka yang tidak memiliki
keahlian lebih dan khusus akan menjadi pengangguran. Oleh karena itu, dalam persaingan
bebas tenaga kerja di Era Masyarakat Ekonomi Asean (MEA) yang saat ini tengah kita jalani,
menuntut para jobseekers (pencari kerja) untuk membekali diri semaksimal mungkin untuk
menguasai teknologi modren terutama teknologi digital. Namun banyak orang lupa, ada sisi
lain yang lebih penting untuk dimiliki yaitu karakter dan integritas.

Karakter dimaknai sebagai budi pekerti yang tumbuh dan tercermin dalam sikap, tingkah laku
dan pola kerja seseorang yang akan membedakan satu dengan yang lainnya. Sedangkan
Integritas merupakan salah satu atribut kunci yang harus dimiliki seorang pekerja.Di saat
persaingan global yang sangat ketat dengan berbagai negara di dunia yang hanya melihat dari
sisi penguasaan teknologi,

Maka, pancasila lah yang dapat menjadi jawaban tentang kekhasan sumber daya manusia
Indonesia. Pancasila sebagai ideologi negara Republik Indonesia merupakan hasil pemikiran
yang dituangkan dalam suatu rumusan rangkaian kalimat dengan mengandung satu pemikiran
bermakna untuk dijadikan dasar, azas, pedoman hidup dan kehidupan bersama dalam negara
Indonesia merdeka.

Pancasila sebagai sumber etika dalam konsep dan pelaksanaan kerja profesional sumber daya
manusia Indonesia harus menjadi ruh utama dalam perumusan Kode Etik Profesi yang
meliputi aspek etika, moral dan hukum. Dengan begitu, SDM Indonesia akan memiliki
kekhasan sebagai manusia yang adaptif terhadap teknologi dengan keunggulan karakter dan
integritas pancasila. Dengan konsep ini bargaining position SDM Indonesia akan menguasai
TANTANGAN DAN MASA DEPAN IDEOLOGI PANCASILA DI ERA REVOLUSI INDUSTRI
4.0 CHALLENGE AND FUTURE OF PANCASILA IDEOLOGY IN ERA OF INDUSTRIAL
REVOLUTION 4.0
ideologi itu adalah

kiri radikal, kiri moderat, kanan konservatif, kanan liberal, kapitalisme dan islamisme

15

 Tidak jauh berbeda dari p

endapat As’sad Said Ali,

Jimmly Assiddiqie memberikan gambaran mengenai tantangan yang dihadapi Pancasila Pasca-Reformasi,
beliau membagi dalam tiga macam kelompok,

 Pertama,

kelompok fundamentalisme pasar bebas,

 Kedua

, fundamentalisme agama yang radikal, dan

 Ketiga,

fundamentalisme etnis dan feudalisme.

16

 Ketiga fundamentalisme inilah yang menjadi ancaman disamping ideologi gerakan yang telah mengakar di
Indonesia. Pancasila sebagai ideologi bangsa sudah sering dibenturkan atau bahkan mendapatkan ancaman
dari paham-paham ideologi tersebut, namun posisi dan nilai  pada setiap sila sudah dengan tegas
diakui serta disepakati secara kolektif oleh para

 Founding Father 

 dan segenap elemen bangsa yakni bersifat tetap dan final. Bahkan efektivitas Pancasila dalam mengatasi
berbagai tantangan dari beberapa macam  paham ideologi diatas dikatan berhasil dan
dimenangkan oleh Pancasila meski masih ada paham-paham ideologi yang belum sepenuhnya mau
tunduk dan mengalah kepada kesaktian Pancasila namun hal tersebut tidak terlalu mempengaruhi
eksistensi Pancasila sebagai ideologi negara yang paripurna. Kemenangan ini masih bersifat sementara
karena kedepan masih muncul potensi kemungkinan-kemungkinan yang tumbuh dan berkembangnya
ideologi diatas atau mungkin malah ideologi dan paham yang sama sekali baru serta melampaui semua
ideologi dan paham-paham ideologi konvensional tersebut. Maka oleh karena itu untuk memproteksi
ideologi Pancasila dari ideologi dan paham fundamentalisme yang akan muncul dikemudian hari, diperlukan
yang na

manya “radikalisasi Pancasila”.

17

 Selain itu, urgensi untuk memposisikan Pancasila sebagai kontrak

15

 Muhammad Aziz Hakim,

Op.Cit,

 hal. 144

16

Jimmly Asshiddiqie, “Aktualisasi Nilai

-Nilai Pancasila Dan Tantangan Revolusi Biru

Indonesia”, ]

www.jimly.com/makalah/namafile/194/

REVOLUSI

 _ 

BIRU

 _LEMHANAS.pdf, di unduh 17 Juni 2019, hal. 4

17

 Radikalisasi dalam arti ini adalah revolusi gagasan, demi membuat Pancasila tegar, efektif
dan menjadi petunjuk bagaimana negara ini ditata-kelola dengan benar. Radikalisasi ini
dimaksudkan adalah (1) mengembalikan Pancasila sebagai ideologi negara, (2)
mengembangkan Pancasila sebagai ideologi menjadi Pancasila sebagai ilmu, (3)
mengusahakan Pancasila mempunyai konsisensi dengan  produk-produk perundang-
undangan, koherensi antarsial, dan korespodensi dengan realistas sosial, (4) Pancasila yang
semula hanya melayani kepentingan vertikal (negara) menjadi Pancasila yang melayani
kepentingan horizontal, dan (5) menjadikan Pancasila sebagai kritik kebijakan negara.
(Muhamamad Aziz Hakim,
Op.Cit,

hal. 157)

sosial dan bukan sebagai ideologi. Dengan diletakkan sebagai kontrak sosial, Pancasila tidak mungkin
berbenturan dengan ideologi-ideologi atau pandangan dunia,  baik yang bersifat sekuler ataupun
keagamaan.

18

Dengan begitu maka kedepan Pancasila tidak lagi terjebak pada “kiri” dan “kanan”, komunis atau kapitalis,
utara atau selatan, tetapi sudah jelas Indonesia

memiliki cita-cita politik dan ideologi bangsa sendiri, yang merupakan derivasi dari kutub-kutub ideoloi dunia,
yakni Pancasila. Pancasila mengakui indivualisme sekaligus kolektifisme, Pancasila mengakui kebebasan
individu dengan tetap menghormati dan menghargai kebersamaan. Bahwa liberalisme dan sosialisme, atau
marxisme dan kapitalisme sebagai ideologi masing-masing memiliki pandangan dunianya sendiri.

19

 Terlepas mau meradikalisasi Pancasila ataupun menempatkan Pancasila sebagai kontrak sosial bukan
ideologi atau sebaliknya, yang jelas bahwa Pancasila adalah suatu ideologi tidak bersifat kaku dan tertutup,
namun bersifat terbuka, reformatif dan dinamis. Hal ini dimaksudkan bahwa ideologi Pancasila adalah
bersifat aktual, dinamis, antisipatif dan senantiasa mampu menyesuaikan dengan perkembangan zaman,
pengetahuan dan teknologi serta dinamika perkembangan aspirasi masyarakat. Keterbukaann ideologi
Pancasila bukan berarti mengubah nilai-nilai dasar yang terkandung di dalamnya, namun mengekplisitkan
wawasannya secara lebih konkrit, sehingga miliki kemampuan yang reformatif untuk memecahkan
masalah-masalahh aktual yang senantiasa berkembang seiring kemajuan zaman dan aspiras masyarakat.

Revolusi Industri 4.0: Kemajuan dan Ancaman

Istilah Industri 4.0 lahir dari ide revolusi industri ke empat.

 European  Parliamentary Research Service

 menyampaikan bahwa revolusi industi terjadi empat kali. Revolusi industri pertama terjadi di Inggris pada
tahun 1784 dimana penemuan mesin uap dan mekanisasi mulai menggantikan pekerjaan manusia.
Revolusi industri yang kedua terjadi pada sekitar abad ke-19 dimana mesin-mesin produksi yang ditenagai
oleh listrik digunakan untuk kegiatan produksi secara massal. Penggunaan teknologi komputer untuk
otomasi manufaktur mulai tahun 1970 menjadi tanda
18

 Ibid.

19

 Asmanaeny Aziz,

Op.Cit,

hal. 58

revolusi industri ketiga. Saat ini, perkembangan pesat dari teknologi sensor, interkoneksi dan analisis data
memunculkan gagasan untuk mengintergrasikan seluruh teknologi tersebut kedalam berbagai bidang
industri. Gagasan inilah yang diprediksi akan menjadi revolusi industri yang berikutnya.

20

 Industri 4.0 merupakan fenomena yang unik jika dibandingkan dengan tiga revolusi industri yang
mendahuluinya,. Industri 4.0 diumumkan secara apriori karena  peristiwa nyatanya belum terjadi dan
masih dalam bentuk gagasan.

21

 Era revolusi industri 4.0 ini diwarnai oleh kecerdasan buatan (

articial intelligence

),

22

 Advanced  Robotics,

23

 Internet Of Things

(IoT),

24
 rekayasa genetika, teknologi nano serta, mobil otomatis dan inovasi lainnya. Perubahan tersebut terjadi
dalam kecepatan eksponensial yang akan berdampak terhadap ekonomi, industri, pemerintahan dan
politik. Pada era ini semakin terlihat wujud dunia yang telah menjadi kampung global
Meskipun revolusi industri 4.0 belum sebagian besar terjadi dan masih menghadirkan prognosis masa
depan, revolusi industri 4.0 memilki potensi untuk memberdayakan individu dan masyarakat, karena ia
dapat menciptakan peluang baru  bagi ekonomi, sosial, pemerintahan maupun pengembangan
pribadi. Tetapi ia juga  bisa menyebabkan pengkerdilan dan marjinalisasi beberapa
kelompok, memperburuk ketimpangan sosial, menciptakan resiko keamanan yang baru, serta dapat
merusak hubungan antar manusia bahkan mendisrupsi ideologi suatu bangsa. Disrupsi pada awalnya
merupakan fenomena yang terjadi dalam dunia ekonomi, khususnya di bidang bisnis. Disrupsi sendiri
merupakan kondisi ketika sebuah bisnis dituntut untuk terus berinovasi mengikuti perkembangan, sehingga
bisnis tidak hanya

20

 Hoedi Prasetyo

dan Wahyudi Sutopo, “Industri 4.0: Telaah Klasifikasi Aspek Dan Arah Perkembangan Riset”,

 Jurnal Teknik Industri,

(volume 13, Nomor 1, Januari 2018), hal. 17

21

 Ibid.

22

 Artifcial Intelligence (AI) adalah sistem mesin berteknologi komputer yang mampu
mengadopsi kemampuan manusia. Ini dimaksudkan untuk meningkatkan kinerja dan
produktivitas, sekaligus meminimalisir resiko kesalahan yang bisa dilakukan oleh tenaga
kerja manusia.

23

 Advanced robotics (AR) merupakan peralatan yang digunakan secara mandiri, yang mampu
berinteraksi secara langsung dengan manusia, serta menyesuaikan perilaku berdasarkan
sensor data yang diberikan . Fungsi utamanya adalah untuk memperpendek waktu tunggu
dann layanan, sehingga menghasilkan efisiensi.

24
 Internet of things (IoT) merupakan teknologi yang memungkinkan setiap instrumen
terkoneksi satu sama lain secara virtual, sehingga mampu mendukung kinerja operasional
usaha, pengawasan terhadap perfoma menajamen, serta peningkatan nilai guna output.

untuk memenuhi kebutuhan-kebutuhan sekarang, namun dapat mengantisipasi kebutuhan dimasa


mendatang.

25

 Fenomena disrupsi tidak hanya terjadi dalam dunia bisnis saja, namun telah meluas dalam bidang lainnya
seperti pendidikan, pemerintahan, budaya, politik, hukum, dan ideologi. Pada bidang politik, misalnya,
gerakan-gerakan politis untuk mengumpulkan masa melalui konsentrasi masa telah digantikan dengan
gerakan  berbasis media sosial. Bidang pemerintahan pun kini juga ditantang untuk
melaksanakan birokrasi secara efektif efisien berbasis

e governance

26

 Sektor budaya pun juga ikut terdisrupsi. Perkembangan media sosial yang masif, telah merekontruksi
struktur budaya masyarakat. Relasi sosial hubungan masyarakat kini lebih erat terbangun dalam dunia
maya, sehingga hubungan dalam dunia nyata  justru menjadi relatif. Singkatnya dalam disrupsi
akan terjadi

disrupsi peraturan, disrupsi budaya, disrupsi pemikiran, disrupsi sumber daya manusia, disrupsi pasar
dan disrupsi ideologi.

 Meski revolusi industri 4.0 dianggap merupakan sebagai kemajuan zaman yang menawarkan berbagai
kemudahan dan menyajikan efisiensi dari segi waktu dan sumber daya manusia namun prototipe revolusi
industri seperti

 AI, AR, IoT 

 dan lain sebagainya secara tidak langsung telah memberikan sebuah pesan nubuwat kepada manusia dan
negara bahwa sains atau revolusi industri 4.0 adalah ancaman masif atas ideologi, sistem sosial, hukum dan
manusia. Maka karena itu pemerintah perlu menyusun upaya-upaya yang harus dilakukan untuk menjawab
tantangan di era revolusi industri 4.0, antara lain:

27

 1.
 

Mengidentifikasi area strategis dalam rangka meningkatkan kecepatan, fleksibilitas, produktivitas, dan
kualitas output.

25

 Banu Prasetyo dan Umi Trisyan

ti, “Revolusi Industri 4.0 Dan Tantangan Perubahan Sosial”,

B Prasetyo, U Trisyanti - IPTEK Journal of Proceedings Series, 2018 - iptek.its.ac.id, di Unduh


18 Juni 2019 

26

 Ibid.

27

Murti Ningsih, “Pengaruh Perkembangan Revolusi Industri 4.0 Dalam Dunia Teknologi
Indonesia”,

https://osf.io/pswmu/download/?format=pdf, di unduh 1 Juli 2019, hal 10

2.

Menganalisa dampak pemanfaatan teknologi dalam jangka panjang, terutama terhadap serapan tenaga
kerja dan lingkungan hidup. 3.

Mempersiapkan infrastruktur, serta progam pelatihan dan keterampilan, sehingga mampu meningkatkan
kapasitas sumber daya manusia dalam  penguasaan teknologi. Walapun konsep revolusi industri 4.0
masih sangat awal, namun konsep ini tidaklah premature. Laju perkembangan teknologi yang
mendorongnya, membuat  para penggagasnya tidak bisa bersantai-santai. Hal ini membuat
pemerintah AS dan Uni Eropa membuat suatu kebijakan sebagai langkah untuk menghadapi tantangan
revolusi industri 4.0 yang disarikan oleh Prof. Sadiyoko sebagai berikut:
28

 1.

Berikan ruang dan investasi bagi konsep revolusi industri 4.0 untuk  berkembang. Pemerintah harus
percaya bahwa perkembangan revolusi industri 4.0 akan memberikan dampak yang besar dan positif
kepada  pertumbugan produktivitas nasional apabila disikapi dengan penuh hikmat dan
kebijaksanaan. Dukungan pemerintah pada lembaga penelitian dan juga  perguruan tinggi akan sangat
membantu dalam proses perkembangan revolusi industri 4.0 yang selaras dengan kondisi nasional. 2.

Berikan pendidikan dan latihan bagi para pekerja dan calon pekerja,  pekerjaan masa depan. Revolusi
industri 4.0 akan mengubah hampir semua  pola kerja dan keterampilan yang dibutuhkan
oleh pasar tenaga kerja. Semua  pekerja dan juga calon pekerja perlu diberikan pelatihan
yang sesuai sehingga mereka mampu menyelaraskan diri dengan kemajuan teknologi. Sikap untuk terus
mau belajar harus ditanamkan dari dini sehingga mereka tidak merasa bosan pada
pekerjaan/keahlihaannya. 3.

Pada masa transisi perubahan teknologi, pemerintah harus menyiapkan  bantuan bagi pekerja yang
terkena imbas perkembangan teknologi ini. Para  pembuat kebijakan harus memastikan
bahwa para pekerja dan pencari kerja, keduanya mampu mengejar kesempatan kerja yang terbaik
dan posisi terbaik  bagi mereka sesuai dengan kemampuannya. Juga harus dipastikan bahwa

28

Sadiyoko, “ Industri 4.0: Ancama, Tantangan, atau Kesempatan? Sebuah Intropeksi

Menyambut Kemajuan Teknologi

Saat Ini,”,

Orasi Ilmiah Dies Natalis XXIIV Teknologi Industri Universitas Katolik Parahyangan,

Bandung: Universitas Parahyangan, 20 April 2017, hal. 31

Related Papers
Anisa Nur Chandra

By dindapratiwi cinditia

PANCASILA SBG IDEOLOGI BANGSA INDONESIA

By grace cixey

BAB II PANCASILA SEBAGAI IDEOLOGI NASIONAL

By Rezha Pahlevi

Makalah b.indo bener insya allah berkah

By Anis Widayani

Ahmad

By Ahmad Mustadi

READ PAPER

Log In

or

Email:

Password:

Remember me on this computer

or reset password

Enter the email address you signed up with and we'll email you a reset link.

Need an account? Click here to sign up

 About
 Press
 Blog
 People
 Papers
 Job Board
 Advertise

  We're Hiring!

  Help Center

 Find new research papers in:


 Physics
 Chemistry
 Biology
 Health Sciences
 Ecology
 Earth Sciences
 Cognitive Science
 Mathematics
 Computer Science

 Terms
 Privacy
 Copyright
 Academia ©2019

i pasar dunia.

Puji syukur alhamdulillah kami panjatkan ke hadirat Tuhan Yang Maha Esa, karena telah
melimpahkan rahmat-Nya berupa kesempatan dan pengetahuan sehingga makalah ini bisa
selesai pada waktunya.

Kami berharap semoga makalah ini bisa menambah pengetahuan para pembaca. Namun
terlepas dari itu, kami memahami bahwa makalah ini masih jauh dari kata sempurna,
sehingga kami sangat mengharapkan kritik serta saran yang bersifat membangun demi
terciptanya makalah selanjutnya yang lebih baik lagi. Selayaknya kalimat yang menyatakan
bahwa tidak ada sesuatu yang sempurna.

Anda mungkin juga menyukai