Anda di halaman 1dari 7

See discussions, stats, and author profiles for this publication at: https://www.researchgate.

net/publication/318277170

Peripheral Nerve Block

Article · December 2013

CITATIONS READS

0 2,554

1 author:

Hendry Irawan
Fakultas Kedokteran Universitas Udayana
25 PUBLICATIONS   22 CITATIONS   

SEE PROFILE

All content following this page was uploaded by Hendry Irawan on 09 April 2019.

The user has requested enhancement of the downloaded file.


TEKNIK

Blok Saraf Perifer


Hendry Irawan
Dokter Internship RSUD Datu Sanggul, Tapin, Kalimantan Selatan, Indonesia

ABSTRAK
Blok saraf perifer merupakan suatu teknik anestesi yang cocok untuk operasi superfisial pada ekstremitas. Selain untuk anestesi, teknik ini dapat
digunakan untuk analgesia setelah operasi dan tatalaksana nyeri kronik. Keberhasilan anestesi perifer ditentukan berdasarkan posisi ujung
jarum yang tepat di selubung perineural. Saat ini digunakan berbagai macam teknik blok saraf perifer.

Kata kunci: teknik, anestesi, blok saraf

ABSTRACT
Peripheral nerve block is one of anesthetic technique which is suitable for superficial procedures in limbs. This technique can also be used for
postoperative analgesia and treatment of chronic pain. Its effectiveness depends on the right position of needle tip in perineural sheath. Various
peripheral nerve block techniques are commonly used. Hendry Irawan. Peripheral Nerve Block

Key words: technique, anesthesia, nerve block

PENDAHULUAN terdapat monitor, alat, dan obat jika terdapat atau menggunakan pendekatan transarterial.
Blok saraf perifer merupakan teknik anestesi reaksi obat anestesi lokal yang tidak diinginkan Karena adanya risiko kerusakan arteri atau
yang cocok untuk operasi superfisial pada (adverse reactions). Selain itu kateter intravena saraf permanen, maka berkembang suatu
ekstremitas. Keuntungan blok saraf perifer harus terpasang sebelum melakukan blok. teknologi baru berupa alat stimulasi saraf
adalah tidak menganggu kesadaran dan refleks Obat-obatan sedasi atau anestesi umum untuk membantu menentukan letak ujung
saluran napas atas. Teknik ini menguntungkan dapat disiapkan, jika sewaktu-waktu perlu jarum. Penggunaan alat stimulasi saraf ini
bagi pasien penyakit pulmoner kronik, digunakan. Pemilihan obat anestetik lokal memiliki risiko meningkatkan morbiditas,
gangguan jantung berat, atau gangguan untuk blok saraf perifer tergantung pada sehingga dilakukan pengembangan alat baru
fungsi ginjal. Akan tetapi pencapaian efek onset, durasi, dan derajat blok konduksi. yang lebih optimal, seperti ultrasonografi,
anestetik yang adekuat pada teknik ini Lidokain dan mepivakain, 1-1,5% untuk Doppler, dan stimulasi saraf sensorik. Saat
kurang dapat diprediksi sehingga dapat operasi 10-20 menit dan 2-3 jam, sedangkan ini cara terbaik menentukan letak ujung
mempengaruhi jalannya operasi. Keberhasilan ropivakain 0,5% dan bupivakain 0,375-0,5% jarum berdasarkan respon motorik terhadap
teknik blok ini sangat dipengaruhi oleh memiliki onset lebih lambat dan kurang stimulasi saraf. Respon motorik pada 0,5
keterampilan petugas/dokternya. Pasien juga memblok sistem motorik, akan tetapi efek mA/0,1 ms menunjukkan bahwa ujung jarum
harus kooperatif untuk mendapatkan hasil anestesi dapat bertahan 6-8 jam. Pemberian berada pada letak yang tepat dan anestesi
blok saraf perifer yang efektif.1 epinefrin 1:200.000 (5μg/ml) intravena dapat lokal dapat diinjeksi.2
meningkatkan durasi blok konduksi1, beberapa
Blok saraf perifer selain untuk anestesi, dapat klinisi menggunakan dosis 3 ml anestesi lokal Gambaran ultrasonografi dengan resolusi
digunakan untuk analgesia setelah operasi dengan 1:200.000 (5μg/mL) atau 1:400.000 tinggi akan menghasilkan visualisasi saraf
dan tatalaksana nyeri kronik. Pada saat (2,5μg/mL) epinefrin untuk mendeteksi letak perifer, letak jarum blok, dan distribusi larutan
evaluasi preoperatif perlu diperiksa dengan intravaskular jarum atau kateter. Peningkatan anestesi lokal sehingga meningkatkan
teliti adanya infeksi kulit di lokasi blok, selain denyut jantung lebih dari 20% dari keadaan keberhasilan blok dan meminimalkan
itu perlu memastikan fungsi koagulasi yang awal menunjukkan injeksi ke intravaskular. pemberian obat anestesi lokal. Selain itu
normal. Setiap pemberian 5 ml obat anestesi lokal ultrasonografi dapat mengetahui letak
dilakukan aspirasi untuk meminimalkan risiko pembuluh darah agar dapat mengurangi
PERSIAPAN injeksi intravaskular.2 risiko komplikasi. Ultrasonografi frekuensi
Pasien dievaluasi seperti halnya teknik tinggi menghasilkan gambaran yang bagus
anestesi lainnya dan pemberian obat berguna Keberhasilan anestesi perifer berdasarkan akan tetapi penetrasi ke dalam jaringan jelek.1
untuk mengurangi rasa sakit selama jarum posisi yang tepat dari ujung jarum di selubung
dimasukkan untuk melakukan blok saraf perineural. Dahulu pengerjaan ini dengan Kontraindikasi blok saraf perifer adalah pasien
perifer. Ruang tempat melakukan blok harus membuat parestesia dengan ujung jarum tidak kooperatif (anak-anak, demensia, dan

Alamat korespondensi email: hexin_01@yahoo.com

930 CDK-211/ vol. 40 no. 12, th. 2013


TEKNIK

Gambar 1 Pelengkapan blok saraf perifer3


Keterangan: A. Penggaris dan pulpen untuk mengukur dan
menentukan lokasi dan titik injeksi; B. Alkohol usap dan 1%
lidokain siring 25G untuk anestesi kulit; C. Khlorheksidin
glukonat sebagai antimikroba kulit; D. Siring untuk sedasi
(5mg midazolam dan 250μg fentanyl untuk sedasi); E.
Anestesi lokal; F. Stimulator saraf perifer; G. Jarum stimulator;
H. Sarung tangan steril

Gambar 3 ersarafan pleksus brakialis2

pasien memberontak), kecenderungan Penggunaan blok ini untuk operasi di


perdarahan (antikoagulan, hemofilia, dan daerah leher seperti endarterektomi karotis.
koagulasi intravaskular diseminata), infeksi Penggunaan blok ini kurang efektif jika tidak
di lokasi blok, toksisitas anestesi lokal, dan dikombinasikan dengan blok pleksus servikalis
neuropati perifer.2 profunda.1,2

TEKNIK Blok Pleksus Brakialis


Blok Pleksus Servikalis Pleksus brakialis dibentuk oleh rami anterior
Pleksus ini dibentuk oleh empat saraf servikal C5-C8 dan T1. Rami tersebut akan bergabung
pertama. Kepala pasien dimiringkan ke membentuk tiga trunkus di rongga antara
sisi berlawanan sehingga pleksus servikal muskulus skalene anterior dan media kemudian
superfisial dapat diblok dengan infiltrasi melewati kosta pertama dan berjalan di bawah
obat anestesi lokal sedalam muskulus klavikula untuk memasuki daerah aksila.
platysma dan di titik tengah dari batas lateral Trunkus akan membentuk divisi anterior dan
Gambar 2 Lokasi blok saraf servikal superfisial2,4 posterior muskulus sternokleidomastoideus. posterior lalu akan membentuk tiga fasikulus
Alamat korespondensi email: hexin_01@yahoo.com

CDK-211/ vol. 40 no. 12, th. 2013 931


TEKNIK

kulit hingga tercapai respon motorik. Pleksus


brakialis berada di atas arteri aksilaris. Setelah
teridentifikasi, kecilkan stimulasi < 0,5 mA
dan repson motorik berkurang, lalu aspirasi,
jika tidak ada darah maka masukkan 30-40
ml anestesi lokal. Adanya aktivitas nervus
muskulokutaneus (kontraksi bisep atau
brakialis) menandakan blok tidak sempurna,
karena nervus muskulokutaneus dapat
bercabang lebih awal dari pleksus brakialis.1,2
Gambar 4 Blok interskalene2,4

(cord) dan akhirnya akan membentuk cabang Blok Supraklavikular


terminal yang mempersarafi sensorik dan Keuntungan blok ini adalah dapat dilakukan
motorik seluruh ekstremitas superior kecuali pada berbagai posisi lengan. Blok ini dapat
bagian bahu yang dipersarafi oleh pleksus dilakukan dengan cara pasien berbaring
servikalis dan lengan atas medial dipersarafi telentang, lengan ipsilateral blok di sisi
oleh nervus interkostobrakial dan kutaneus samping, dan leher mengarah ke sisi
brakial medial.1,2,4 berlawanan. Jarum dimasukkan di sisi lateral
muskulus sternokleidomastoideus yang Gambar 6 Blok infraklavikular2
Blok Interskalene berbatasan dengan klavikula dari anterior ke
Blok ini dilakukan dengan memberikan 25- posterior hingga menemukan trunkus pleksus Blok Aksilaris
40 ml anestetik lokal ke celah interskalene brakialis yang berada di antara muskulus Blok ini dapat digunakan untuk anestesi
yang berdekatan dengan prosesus skalene anterior dan media dan berada di tangan, lengan, dan bahu. Pasien posisi
transversus C6 (area vena jugularis eksterna). atas arteri subklavia. Blok dilakukan dengan berbaring, lengan abduksi 90°, rotasi eksternal,
Lokasi ini terletak di lateral dari kartilago 25-40 ml anestesi lokal. Komplikasi tersering dan siku fleksi 90°. Identifikasi arteri aksilaris
krikoid yang berpotongan dengan celah blok ini adalah pneumotoraks dengan gejala dan muskulus coracobrachialis, lalu tusukkan
interskalene setinggi C6. Respon motorik batuk, dispnea, dan nyeri dada. Paralisis jarum paralel di celah dua marker tersebut, di
stimulator saraf ekstremitas superior dapat nervus phrenikus dapat terjadi (50% tindakan) atas arteri aksilaris ke arah proksimal dengan
dibangkitkan sebelum pemberian anestesi meskipun tidak menunjukkan gejala klinis sudut 30-40° dari kulit, kedalaman jarum kira-
lokal, dan perlu diingat bahwa pleksus bermakna, oleh karena itu blok supraklavikular kira 2,5-3,75 cm. Risiko blok ini jika jarum terlalu
brakialis berada di superfisial (1-2 cm dari bilateral tidak direkomendasikan, terutama dalam akan mengenai arteri aksilaris, tarik
kulit). Pemberian 40 ml anestesi lokal akan pada pasien penyakit paru obstruktif kronik.1,2 jarum perlahan hingga darah tidak teraspirasi
memblok pleksus servikal dan brakial lagi. Hal ini menunjukkan bahwa posisi jarum
sehingga dapat dilakukan operasi daerah berada superfisial dari arteri aksilaris dan
akromioklavikular walaupun saraf yang masih berada di dalam selubung saraf, lalu
mempersarafi daerah ulna (C8-T1, trunkus masukkan larutan anestesi lokal.1,2,4
inferior) mungkin tidak terblok.1,2,4

Pneumotoraks jika pasien batuk atau nyeri


dada saat mencari pleksus brakialis dan
blok saraf phrenikus ipsilateral (hemiparesis
diafragma) merupakan efek samping blok
ini karena nervus phrenikus berada di Gambar 7 Blok aksilari2,4
muskulus skalene anterior. Pasien normal
dapat mentoleransi paralisis unilateral Blok Saraf Distal Ekstremitas Superior
diafragma tanpa gejala (asimptomatik), akan Anestesi di daerah tangan dapat dengan
tetapi berbahaya bagi penderita insufisiensi Gambar 5 Blok supraklavikular2 anestesi lokal di nervus medianus, ulnaris,
respirasi atau kelumpuhan kontralateral dan radialis. Teknik ini digunakan dalam
nervus phrenikus. Blok nervus laringeal Blok Infraklavikular operasi tangan, sehingga tidak memerlukan
rekuren jarang terjadi, dapat menyebabkan Blok ini dilakukan dengan posisi lengan torniket untuk mengontrol perdarahan.
obstruksi total jalan napas pada pasien bebas; lengan abduksi dapat mempermudah Blok ini juga dapat membantu blok pleksus
dengan kelumpuhan pita suara kontralateral menentukan lokasi anatomi dan menggunakan brakialis yang tidak merata memblok sensorik
(vocal cord palsy). Riwayat preoperatif sesak marker prosesus coracoid. Lokasi blok 2 cm daerah distal. Saat ini blok saraf daerah tangan
napas atau operasi daerah leher perlu medial dari prosesus coracoid lalu 2 cm lebih baik dilakukan di pergelangan tangan
diperhatikan.1,2,4 kaudal, jarum 18-22G dimasukkan tegak lurus dibandingkan di siku.1,2,4

932 CDK-211/ vol. 40 no. 12, th. 2013


TEKNIK

Blok Saraf Interkostal


Blok ini dapat dilakukan dalam berbagai posisi,
akan tetapi lebih optimal dalam posisi pronasi.
Masing-masing kostae yang akan diblok,
dipalpasi terlebih dahulu, dan diberi tanda 5-7
cm dari midline punggung. Kostae 6 hingga
11 dapat mudah dipalpasi, sedangkan kostae
di atasnya terhalang skapula dan muskulus
paraspinous. Jarum ditusukkan dengan sudut
80° hingga mengenai kostae, lalu jarum
diarahkan ke kaudal sehingga berada di sisi
Gambar 8 Blok saraf medianus2,4 inferior kostae. Kedalaman jarum 3-5 mm dan
diberikan 3-5 ml anestetik lokal.1,2

Gambar 9 Blok saraf ulnaris2,4


Gambar 11 Blok saraf interkostal2

Blok Saraf Ilioinguinal dan


Iliohipogastrik
Blok ini digunakan untuk operasi daerah
inguinal dan genital, seperti herniorafi inguinal
atau orchidopexy. Nervus ini merupakan
cabang akhir pleksus lumbal L1 dan beberapa
cabang dari T12. Lokasi blok ini 2 cm medial
di atas spina iliaka anterior superior dan
tusuk tegak lurus hingga di bawah fasia, lalu
masukkan 10-20 ml anestetik lokal. Cabang
genital nervus genitofemoral diblok dengan
Gambar 10 Blok saraf radialis2,4 2-3 ml anestetik lokal lateral dari tuberkel pubis
dan cabang femoral dapat diblok dengan 3-5
Blok Saraf Medianus radialis di daerah dorsal tangan, oleh karena ml anestetik lokal subkutan di bawah ligamen
Nervus medianus mempersarafi sensorik itu blok nervus radialis dapat dilakukan inguinal.1,2
terbanyak di telapak tangan. Di pergelangan dengan infiltrasi subkutan 3-5 cm proksimal
tangan nervus medianus diblok dengan sendi pergelangan tangan.1,4 Selain dengan
memberi 3-5 ml anestesi lokal antara tendon infiltrasi subkutan, dapat dilakukan blok
palmaris longus dan fleksor karpi radialis.1,2,4 cabang sensorik ke arah sisi lateral ibu jari
yang berada di antara arteri radialis dan
Blok Saraf Ulnaris tendon fleksor karpi radialis. Kemudian
Blok saraf ini dilakukan dengan memasukkan masukkan 1-2 ml anestetik lokal di daerah
jarum 3-4 cm ke arah medial antara tendon tersebut, pada beberapa orang nervus ini
fleksor karpi ulnaris dan arteri ulnaris 3-5 ml dapat terpalpasi dari volar ke dorsal, maka
anestetik lokal.1,2,4 dapat diberikan 2-3 ml anestetik lokal
langsung ke nervus di lateral radius. Anestesi
Blok Saraf Radialis ini akan memblok punggung tangan 3½ jari
Banyak pasien dominan sensasi nervus lateral.2 Gambar 12 Blok saraf ilioinguinal dan iliohipogastrik2

CDK-211/ vol. 40 no. 12, th. 2013 933


TEKNIK

Blok Saraf Ekstremitas Inferior Blok Saraf Kutaneus Femoral Lateral saraf skiatik, sekitar 2 cm lebarnya ketika
Ekstremitas bawah dipersarafi oleh pleksus Saraf ini merupakan saraf sensorik yang keluar dari pelvis. Pasien diposisikan lateral
lumbal dan sakral yang berdistribusi luas mempersarafi bagian lateral femur, memiliki dekubitus (Sim’s position) ke arah berlawanan
ketika memasuki daerah femoral. Oleh karena banyak percabangan dan bervariasi tiap dengan saraf yang akan diblok. Batasan
itu pada operasi ekstremitas bawah perlu individu. Blok dilakukan dengan menginfiltrasi yang digunakan adalah trokanter mayor,
dilakukan beberapa blok saraf perifer.1,2,4 5-10 ml anestetik lokal di 2 cm medial dan 2 spina iliaka posterior superior, dan hiatus
cm distal dari spina iliaka anterior superior. sakral. Garis pertama dibuat dari trokanter
Blok Saraf Femoral Blok ini untuk anestesi operasi superfisial, mayor dan spina iliaka posterior superior
Blok ini mempengaruhi bagian anterior seperti biopsi dan dapat membantu blok lain dan garis kedua dari trokanter mayor
dan medial tungkai atas. Ligamen inguinal untuk operasi di atas lutut. Blok saraf femoral dan hiatus sakral. Titik tengah dari garis
diidentifikasi lalu membuat garis antara dengan jumlah anestetik lokal yang banyak, trokanter mayor dan spina iliaka posterior
spina iliaka anterior superior dan tuberkel dapat memblok saraf ini.1,2 superior diberi tanda dan dibuat garis tegak
pubis. Di pertengahan garis tersebut arteri lurus dengan titik tengah itu ke arah kaudal
femoralis diidentifikasi dengan palpasi, lokasi hingga bersilangan dengan garis trokanter
penusukan tegak lurus kulit di 2 cm lateral mayor dan hiatus sakral (kurang lebih 5
dari arteri femoralis dan 2 cm distal dari garis cm), titik persilangan itu merupakan lokasi
ligamen inguinal dengan kedalaman 2-3 cm. blok. Jarum dimasukkan tegak lurus hingga
Identifikasi kontraksi muskulus kuadriseps terdapat respon motorik muskulus gluteal,
atau patellar snap, lalu turunkan < 0,5 mA, lalu pergelangan kaki, kaki, dan jari kaki. Setelah
injeksi 20-30 ml anestetik lokal.1,2 semua respon motorik didapat, turunkan
stimulator hingga < 0,5 mA, lalu masukkan
20-30 ml anestetik lokal.2

Gambar 15 Blok saraf kutaneus femoral lateral2

Blok Saraf Obturator


Saraf ini dapat bervariasi mempersarafi femur,
ada yang sisi medial (20%), posterior (23%),
atau tidak mempersarafi (57%). Blok saraf ini
dengan menusukkan jarum 1-2 cm lateral dan
Gambar 13 Blok saraf femoral2 distal dari tuberkel pubis. Jika telah menyentuh
tulang, jarum diarahkan ke lateral dan kaudal
Blok Saraf Safenus dengan kedalaman 2-4 cm memasuki foamen
Saraf ini merupakan cabang nervus femoralis obturator sehingga terdapat respon motorik
yang mempersarafi tungkai di bawah lutut. aduktor. Setelah itu menurunkan stimulator <
Saraf ini berjalan bersamaan dengan vena 0,5 mA dan aspirasi untuk memastikan tidak
safenus di medial tungkai. Lokasi blok di mengenai vaskular, lalu masukkan 10-20 ml Gambar 17 Blok saraf skiatik2
sekitar vena safenus setinggi tuberositas tibia. anestetik lokal.2
Vena ini sulit dipalpasi, dapat dibantu dengan Blok Saraf Poplitea
ultrasonografi. Blok ini biasanya dikombinasi Blok saraf poplitea memberi anestesi daerah
dengan blok saraf poplitea. Dilakukan dengan proksimal sebelum saraf skiatik bercabang
infiltrasi subkutan 7-10 ml anestetik lokal mulai menjadi nervus peroneus komunis dan tibialis
dari tuberositas tibia dan menuju medial di fosa poplitea. Blok ini dapat dilakukan dari
hingga mendekati bagian posterior tungkai.1,2 lateral ataupun posterior. Keuntungan blok
dari lateral adalah pasien tetap dalam posisi
supinasi, sedangkan jika dari posterior pasien
posisi pronasi atau lateral dekubitus. Pada
blok dari lateral, palpasi celah intertendinous
antara muskulus vastus lateralis dan biseps
femoris, kurang lebih 10-12 cm dari proksimal
patela, kemudian jarum ditusukkan dengan
sudut distal 20°-30° dan sudut posterior
Gambar 16 Blok saraf obturator2 30°-45° hingga ditemukan respon motorik
pergelangan kaki, kaki, dan jari kaki (kedalaman
Blok Saraf Skiatik 6-9 cm), lalu masukkan 30-40 ml anestetik
Gambar 14 Blok saraf safenus2 Pleksus sakralis (L4-5, S1-3) membentuk lokal.2,4

934 CDK-211/ vol. 40 no. 12, th. 2013


TEKNIK

Gambar 20 Blok saraf pergelangan kaki2

Gambar 18 Blok saraf poplitea dari lateral4


kemudian lokasi jarum 1 cm dari ujung dan arah maleolus lateralis untuk memblok nervus
1 cm ke lateral dengan sudut posterior 30°- peroneus superfisialis yang mempersarafi
45°, kedalaman 4-6 cm hingga menemukan dorsum kaki. Setelah itu, dari lokasi yang
kontraksi pergelangan kaki, kaki, dan jari kaki, sama arahkan jarum ke maleolus medialis
lalu berikan 30-40 ml anestetik lokal.2,4 infiltrasi subkutan 5-8 ml anestetik lokal untuk
memblok nervus safenus yang mempersarafi
Blok Saraf Pergelangan Kaki bagian medial kaki.2
Saraf perifer yang mempersarafi kaki ada lima
dan semuanya dapat diblok setinggi maleolus. SIMPULAN
Nervus tibialis merupakan saraf utama telapak Blok saraf perifer merupakan suatu teknik
kaki, terletak di posterior arteri tibialis posterior anestesi yang cocok untuk operasi superfisial
dan diblok dengan infiltrasi 5-8 ml anestetik ekstremitas. Keuntungan blok saraf perifer
lokal. Nervus suralis mempersarafi bagian adalah kesadaran pasien tidak terganggu dan
Gambar 19 Blok saraf poplitea dari posterior4 lateral kaki dan diblok dengan 5-8 ml anestetik adanya proteksi refleks saluran napas atas.
lokal di celah antara maleolus lateralis dan Penggunaan ultrasonografi dapat membantu
Blok saraf poplitea dari posterior dengan kalkaneus. Nervus peroneus profunda visualisasi saraf perifer, pembuluh darah, letak
mengidentifikasi fosa poplitea sebagai segitiga mempersarafi jari kaki pertama dan kedua, jarum blok, dan distribusi larutan anestesi
dengan batas lateral muskulus biseps femoris, diblok dengan identifikasi celah proksimal lokal. Saat ini berbagai teknik blok saraf perifer
batas medial muskulus semitendinous dan antara tendon ekstensor halikus longus dan telah dikembangkan seperti blok pleksus
semimembranous, dan batas inferior garis tendon ekstensor digitorum longus, lalu servikalis, blok pleksus brakialis, blok saraf distal
poplitea. Pada titik tengah garis poplitea injeksi subkutan 5-8 ml anestetik lokal hingga ekstremitas superior, blok saraf interkostal,
tarik garis tegak lurus hingga bersilangan mengenai periosteum. Kemudian dari lokasi blok saraf ilioinguinal dan iliohipogastrik, dan
pada ujung segitiga poplitea (8-10 cm), ini infiltrasi subkutan 5-8 ml anestetik lokal ke blok saraf ekstremitas inferior.

DAFTAR PUSTAKA
1. Stoelting RK, Miller RD. Basics of Anesthesia, 5th ed. Philadelphia: Churchill Livingstone Elsevier; 2007.
2. Morgan GE Jr., Mikhail MS, Murray MJ. Clinical Anesthesiology, 4th ed. USA: McGraw-Hill Co.; 2006.
3. Buckenmaier III C, Bleckner L. Military Advanced Regional Anesthesia and Analgesia Handbook. Washington: Borden Institute Walter Reed Army Medical Center; 2008.
4. Meier G, Büttner J. Regional Anesthesi: Pocket Compendium of Peripheral Nerve Blocks [English version revised by Selander D]. Munich: Arcis Publ. Co.; 2004.

CDK-211/ vol. 40 no. 12, th. 2013 935

View publication stats

Anda mungkin juga menyukai