Combiphar
Dong-A. Proyek ini terdiri dari pengontrolan Air Handling Unit (AHU),
Chiller, Boiler, Cooling Tower dan monitoring suhu, tekanan, kelembaban
udara pada ruangan. Pada laporan ini, penulis lebih fokus tentang kontrol
AHU berbasis PLC karena penulis ingin memperdalam ilmu tentang kontrol
PLC pada sistem AHU dan penulis akan menjelaskan proses pembuatan
program salah satu AHU.
3.3.1 I/O Point list dan Schematic Diagram (salah satu contoh terlampir)
Dalam membuat progam, I/O Point list dan schematic diagram selalu
menjadi acuan engineer. Dokumen ini dibuat olehsales engineer kepada
engineer untuk mempermudah dalam membuat deskripsi kerja dan
merancang program yang akan diterapkan ke masing-masing mesin dan
equipments.
27
contoh untuk laporan ini, modul yang dipakai adalahdirectdigital inputtipe
LX40C6, output LY10R2dan modul master CC-Linktipe LJ61BT11untuk
analog.
3.3.2.2 Deskripsi Kerja
Pada Air Handling Unit (AHU) terdapat beberapa komponen yang
bekerja saling berurutan atau disebut sequence. Komponen-komponen
tersebut yaitu:
a. Motor Fan
Motor berfungsi untuk menghisap udara yang ada di luar
ruangan atau disebut dengan outside air. Lalu udara disalurkan
melalui ducting ke ruangan. Selain itu, udara dari ruangan dihisap
juga dengan motor ke AHU melalui ducting yang berbeda. Motor
ini apabila diberi perintah Start maka motor ON, ketika diberi
perintah Stop motor akan OFF. Namun, ada syarat yang harus
dipenuhi sebelum motor ON, yaitu damper harus terbuka dahulu
agar udara yang didorong oleh motor dapat mengalir ke ruangan.
b. Motorized Damper
Motorized Damper adalah sebuah motor yang memiliki range
dari 0% hingga 100%, motor ini diberikan perintah dari PLC
sebesar 0 – 10VDC. Motorized damper berfungsi membuka
damper pada AHU.
c. Cooling Coil Valve
Secara komponen, Cooling Coil Valve merupakan alat yang
sama dengan Motorized Damper dan Heating Coil Valvenamun
alat ini berfungsi sebagai katup air dingin dari Chiller untuk
mendinginkan udara yang mengalir di AHU.Cooling Coil Valve
bekerja berdasarkan suhu pada ruangan.
d. Heating Coil Valve
28
Cara kerja dari Heating Coil Valve sama dengan Cooling Coil
Valve tetapi alat ini sebagai katup air panas dari Boiler untuk
memanaskan udara agar sesuai dengan user inginkan. Heating Coil
Valve bekerja berdasarkan sensor suhu pada ducting yang menuju
ruangan.
29
b. Pilih New, lalu isi pengaturan pada bagian Series LCPU, Type
L06/L06-P, Project Type Structured Project dan bahasa yang
digunakan Structured Ladder/FBD lalu klik OK;
30
Gambar 3.4L Parameter Setting
e. Pilih I/O Assignment;
31
Gambar 3.6Setting I/O Assignment
h. Setelah itu klik Device, kemudian isi pada LatchRelay dengan
nilai yang diinginkan, pada proyek ini diisi 1000 dan 5000.
Pada bawah tampilan Device terdapat baris Extended Data, isi
nilai pada Latch(2) dengan batas nilai tertera pada kolom
Device No.Start dan Device No. End yaitu mulai dari D12288
hingga D143359, penulis isi dari D20000 hingga D40000.
Latch Relay dan Extended Data berfungsi sebagai penyimpan
status dari relay L1000 – L5000 dan nilai di register D20000 –
D40000 pada saat PLC mati;
Gambar 3.7PengaturanDevice
i. Kemudian klik pada PLC System. Pada bagian Remote Reset
centang Allow. Fungsinya agar PLC dapat melakukan reset
program dari komputer atau PLC itu sendiri;
32
Gambar 3.8 Pengaturan PLC System
j. Selanjutnya klik Built-inEthernetPortSetting, isi pada kolom
IPAddressyang diinginkan, sebagai contoh isi dengan alamat
192.168.0.30. Pemberian alamat ini fungsinya agar ketika
disambung ke komputer atau HMI dapat terhubung dengan
sempurna;
33
Gambar 3.10Setting CC-Link
Isi Number of Module dengan nilai 1 Boards karena hanya 1
modul CC-Link masterLJ61BT11yang terpasang. Nilai pada
Start I/O No. harus sama dengan setting parameter PLC. Lalu,
isi pula berapa modul yang tersambung di kotak Total Module
Connected, start remote input (RX), start remote output (RY),
start remote register write (RWw) dan start remote register
read (Rwr);
l. Untuk info dari modul slave, dapat diatur di station
information.
34
program, label yang akan digunakan dibagi menjadi 4 tempat agar
mempermudah apabila ada penambahan ataupun perubahan pada
program. Label tersebut adalah EQUIP, FIELD, DEVICE_D, dan
DEVICE_L. Arti dari masing-masing label adalah:
a. EQUIP adalah label yang berisi function block atau relay yang
digunakan pada program selain yang tertera pada label lainnya.
Dalam proyek PT. Combiphar Dong-AEQUIP berisi function
block scaling analoginput,scaling analog ouput, start motor dan
PID.
b. FIELD adalah label yang berisi alamat input dan output dari
perangkat di luar PLC. Pengalamatan pada PLC Mitsubishi
menggunakan awalan X untuk digital input, Y untuk digital
ouput dan D untuk analog.
35
Berdasarkan standard PT. TIM, pembuatan program telah
dipermudah dengan adanya function block khusus yang dimiliki
PT. TIM. Karena program-program antar proyek memiliki tipikal
yang sama, engineer dapat copy paste function block dan
mengubah tag sesuai dengan permintaan owner.
Grup program dibuat dengan cara klik folder POU dan klik
kanan folder program pada kolom project. Akan muncul popup dan
pilih add new data.
36
Gambar 3.14 Contoh Program Scaling Analog Input
37
Gambar 3.16 Grafik Konversi Sinyal ke Digital
38
Gambar 3.18 Contoh Program Scaling Analog Output
39
Gambar 3.21 Grafik Konversi Digital ke Sinyal
Sedikit berbeda dengan FB AI, pada input raw dimasukkan
nilai pembukaan damper 0% - 100% dan nilai digital 800 – 4000
dimasukkan pada input EU. Sehingga, nilai SCL_OUT berupa nilai
digital dan PLC mengubah nilai digital menjadi sinyal analog 0 –
10VDC.
40
Gambar 3.22Contoh Function Block Start/Stop Motor
Input auto manual berfungsi memberi mode kerja motor
manual atau auto. Mode manual, motor akanberoperasi apabila
input startcmd diberi nilai 1 dan motor akan mati apabila stopcmd
diberi nilai 1. Mode auto, motor akan beroperasi secara sequence
jika input Autocmd diberi nilai 1 dan motor mati bila status
Autocmd bernilai 0.Function block ini memiliki pula input status
run dari aktuator jika bekerja dengan baik dan input alarm apabila
terjadi kesalahan di alarm.
Secara default, function block menggunakan 2 output yaitu
CMD dan automanual. Output CMD berfungsi sebagai sinyal
keluar dari FB ke aktuator dan output automanual sebagai status
modekerja motor.
d. Function Block PID
Function block ini bekerja untuk mengendalikan nilaicooling
coil valve atau heating coil valve, nilai frekuensi VSD dan damper.
Berdasarkan salah satu deskripsi kerja, VSD motor bekerja karena
sensor flow meter sensor. Pada function block terdapat setpoint
sebagai nilai acuan kerja FB. Apabila nilai dari sensor lebih besar
dari setpoint, maka function block PID akan menurunkan output
frekuensi ke VSD. Jika nilai dari sensor lebih kecil dari setpoint,
maka function block PID meningkatkan nilai frekuensi dan PID
mempertahankan nilai PV sama dengan nilai Setpoint.
41
Gambar 3.23 Contoh Function Block PID
42
Terdapat pengaturan nilai P, I dan D, nilai-nilai ini
mempengaruhi karakteristik dari kerja PID. Semakin besar nilai P,
maka kecepatan function block untuk mencapai target semakin
cepat. Input I untuk mempengaruhi ketepatan sistem mencapai
target dan input D mereduksi oscillating pada sistem PID. Namun,
besaran ketiga nilai PID saling mempengaruhi terhadap hasil PID
tersebut, sehingga ketepatan ketiga nilai sangat diperlukan. Secara
standard PT. TIM, nilai P sebesar 10, I sebesar 5 dan D sebesar 3.
43
Gambar 3.25Setup Connection
Pilih Ethernet Board pada baris PC Side I/F karena komunikasi
menggunakan kabel Ethernet. Lalu pilih PLC Module untuk sisi
PLC dan pilih No Specification untuk Other Station Setting.
Kemudian klik tombol PLC Direct Coupled Setting untuk memilih
kabel yang dipakaidan pilih Ethernet. Terakhir, tes koneksi kabel
dengan klik Connection Test, software akan memberi tanda apabila
PC dan PLC tersambung.
44
Gambar 3.27 Proses Download Program
45
3.4.1 Kendala Selama Praktik Kerja Lapangan
1. Baru pertama kali menggunakan software PLC Mitsubishi GX Works
2 sehingga cukup sulit menggunakannya.
46