A. Pengertian
Luka bakar adalah suatu luka yang terjadi karena adanya kontak antara kulit
dengan panas kering, panas basah, bahan kimia, arus listrik dan radiasi (Long, 1996).
Luka bakar adalah suatu luka yang disebabkan karena adanya perpindahan energi
dari sumber panas ketubuh, dan panas tersebut bisa dihantarkan melalui konduksi atau
radiasi elektromagnetik (Effendy, 1999).
B. Etiologi
Di sebabkan oleh perpindahan energy dan sumber panas ke tubuh melalui
konduksi atau radiasi elektro magnetic
C. Patofisiologi
Akibat dari luka bakat tersebut kulit akan mengalami kerusakan pada epidermis,
dermis maupun jaringan subkutan, hal itu tergantung dari faktor penyebab dan lamanya
kontak dengan sumber panas. Dalamnya luka bakar akan mempengaruhi itegritas kulit
dan kematian- kematian sel. Luka bakar dapat dibedakan menjadi 3 menurut
kedalamannya :
1. Luka bakar derajat I
Luka bakar derajat I merusak bagian kulit yaitu epidermis, ini biasa dikarenakan
akibat terjemur matahari. Pada awalnya terasa nyeri dan kemudian gatal akibat
stimulasi reseptor sensoris dan biasanya akan sembuh dengan spontan tanpa
meninggalkan jaringan parut.
2. Luka bakar derajat II
Luka bakar ini mengenai kulit bagian epidermis dan dermis, termasuk kelenjar
keringat dan sebasea, saraf sensoris ddan motorik, kapiler dan folikel rambut. Luka ini
akan sembuh dalam waktu berkisar 3 sapai 35 hari. Namun bila luka ini mengalami
infeksi atau suplai darahnya mengalami gangguan maka luka ini dapat berubah
menjadi luka bakar dengan kedalamannya penuh.
3. Luka bakar derajat III
Yang terkena dalam luka bakar derajat III adalah bagian lapisan lemak. Pada lapisan
ini banyak mengandung kelenjar keringat dan akar folikel rambut. Luka akan tampak
berwarna putih , coklat, merah atau hitam. Luka ini tidak akan menimbulkan rasa
nyeri karena semua reseptor sensoris telah mengalami kerusakan total.
Pathways
Luka bakar
Epidermis dan
Stimulasi reseptor dermis Resti infeksi
sensoris
Permeabilita
Nyeri s pembuluh
Lepuh dan
darah
oedem
Cemas Gangguan
keseimbangan
cairan elektrolit
F. Analisa Data
No Data Etiologi Problem
1 Ds: Luka bakar Gangguan
Do: kebutuhan
Terdapat luka bakar derajat 2 Biologis cairan kurang
Kulit terlihat kering dari kebutuhan
TD : 80/60
Pengguapan
Suhu : 38,5 `c
Peningkatan
Nadi : 120/menit pembuluh darah
Membran mukosa terlihat
Ekstravasasi cairan
kering (H2O2, elektrolit)
Tekanan onkotik
menurun
Cairan intravaskuler
menurun
Hipopolemia dan
hemokonsentrasi
Kekurangan volume
cairan
DO:
- Pasien tampak menahan nyeri
- Pasien tampak merengek
kesakitan
3. Ds: Luka bakar Resiko infeksi
-
Do : Biologis
- Adanya luka bakar
- Adanya tanda-tanda infeksi kerusakan kulit
(kalor, dolor, tumor, rubor dan
fungsiolaesa) resiko infeksi
- Leukosit lebih dari normal
- Tampak ada luka insisi
G. Diagnosa Keperawatan
1. Kekurangan volume cairan b/d kehilangan volume cairan aktif
( sumber : Nanda, NIC, dan NOC )
2. Nyeri akut b/d saraf yang terbuka, kesembuhan luka dan penanganan luka
bakar.
- Agen pencedera fisiologis (mis. Inflamasi, iskemia, neoplasma)
- Agen pencedera kimiawi (mis. Terbakar, bahan kimia iritan)
- Agen pencedera fisik (mis. Abses, amputasi, terbakar, terpotong,
mengangkat berat, prosedur operasi, trauma, latihan fisik berlebihan)
( sumber : SDKI, Nanda, NIC, dan NOC )
3. Resiko infeksi b/d hilangnya barier kulit dan tergangguya respon imun.
- Penyakit kronis (mis. Diabetes melitus)
- Efek prosedur invasif
- Malnutrisi
- Peningkatan paparan organisme patogen lingkungan
- Ketidakadekuatan pertahanan tubuh primer :
o Gangguan peristaltik
o Kerusakan integrasi kulit
o Perubahan sekresi pH
o Penurunan kerja siliaris
o Ketuban pecah lama
o Ketuban pecah sebelum waktunya
o Merokok
o Statis cairan tubuh
- Ketidakadekuatan pertahanan tubuh sekunder :
o Penurunan hemoglobin
o Imunosupresi
o Leukopenia
o Supresi respon inflamasi
o Vaksinasi tidak adekuat
( sumber : SDKI, Nanda, NIC, dan NOC )
H. Intervensi
No Diagnosa keperawatan Tujuan Intervensi
1. Kekurangan volume NOC NIC
cairan: o Fluid balance Fluid management
Definisi: penurunan o Hydration o Timbang
cairan intravaskular, o Nutritional status: popok/pembalutj
interstisial, dan/ atau food and fluid ika diperlukan
intraseluler. Ini o Intake o Pertahankan
mengacu pada Kriteria hasil catatan intake
dehidrasi, kehilangan o Mempertahankan dan output yang
cairan pada saat tanpa akurat
urine output sesuai
perubahan pada o Monitor status
dengan usia dan BB,
natrium. hidrasi
BJ urine normal, HT
Batasan (kelembaban
normal
karakteristrik: membran
o Tekanan darah,
Perubahan status mukosa, nadi
nadi, suhu tubuh
mental adekuat, tekanan
dalam batas normal
Penurunan darah ortostatik),
o Tidak ada tanda-
tekanan darah jika diperlukan
tanda dehidrasi
Penurunan o monitor vital
o Elastisitas turgor
tekanan nadi sgin
kulit baik, membran
Penurunan o monitior
mukosa lembab,
volume nadi tidak ada rasa haus masukan makan/
Penurunan yang berlebihan cairan dan hitung
turgor kulit intake kalori
Penurunan harian
turgor lidah o kolaborasikan
Penurunan pemberian cairan
saluran urin IV
Membran o monitor status
mukosa kering nutrisi
Kulit kering o dorong masukan
Haus oral
konsentrasi o atur
urin kemungkinan
Peningkatan tranfusi
Peningkatan transfusi
frekuwensi Hypovolemia
nadi Management
o monitor status
Peningkatan
hematokrit cairan termasuk
berhubungan cairan
o pelihara IV line
Kehilangan
cairan aktif o monitor tanda
Kegagalan vital
regulasi Hb dan
mematokrit
o monitor respon
pasien terhadap
penambahan
cairan
o dorong pasien
untuk menambah
intake oral
o pemberian cairan
IV monitor
adanya tanda dan
gejala kelebihan
volume cairan
Nurrif Amin Huda & Hardhi Kusuma. (2015). Nanda Nic-Noc jilid 2.
Jogyakarta : Mediaction
Tim Pokja SDKI DPP PPNI. (2017). Standar diagnosa keperawatan indonesia,
Definisi dan indikator diagnostik, Edisi 1. Jakarta: Dewan Pengurus Pusat
PPNI