Anda di halaman 1dari 1

CHAPTER 7

Family reunion

Abang tertua berkata padaku bahwa Ye ye, bibi Baba, abang nomor 3 dan adik perempuan
akan tiba di Shanghai hari Minggu di bulan Oktober. Aku mulai menghitung hari. Adik
perempuan telah terpisah dengan Niang sejak dia berumur 6 bulan. Sekarang dia berumur
hampir dua tahun dan bibi Baba berkata dalam suratnya adik perempuan sudah mulai
mengoceh bahasa Mandarin aksen Tianjin. Sangat menakjubkan!

Ayah dan kusir bertemu mereka di stasiun. Aku sangat girang karena akan melihat bibi Baba
dan Ye ye kembali. Abang ketiga telihat lebih tinggi dan kurus tetapi adik perempuan sangat
berbeda. Bibi Baba memakaikan nya pakaian berwarna merah muda dengan pita di pinggang
dengan jaket yang serasi serta sepatu yang cantik dan lucu. Rambutnya ditata menggunakan
jaring dengan pita merah muda. Dia seperti boneka dengan mata yang bulat dan besar, pipi
yang gemas dan berlari ke arah bibi Baba untuk mengambil permen, kacang, permen jahe dan
asinan plum.

Berulang kali Niang memanggil bayinya untuk datang padanya. Tetapi, untuk adik
perempuan, ibunya adalah orang asing baginya. Niang mengenakan baju terausan berwarna
cokelat tua, dilengkapi dengan anting mutiara dan kalung mutiara yang menghiasi lehernya.
Dalam jarak 5 meter, aku masih bisa mencium bau parfum Niang.

Mencoba membantu, bibi Baba membuka bungkusan permen dan melambai ke arah adik
perempuan. Adik perempuan berlari kearah bibi. Bibi menyerahkan permen ke Niang, yang
melambai kearah adik perempuan. Merasa terganggu, adik perempuan berlari dan mengambil
wadah yang berisi permen lalu melemparkan ke karpet.

Niang yang menjadi tidak sabar, Niang mencekeram adik perempuan saat kami sedang
membereskan kekacauan yang dibuat adik perempuan. “anak nakal!” adik lelaki nomor 4
berteriak kepada adik perempuan.

“kau tidak harus melakukan itu!”

Anda mungkin juga menyukai