Anda di halaman 1dari 40

WRAP UP SKENARIO 2

BLOK REPRODUKSI DAN TUMBUH KEMBANG


“KEHAMILAN”

KELOMPOK B-05

KETUA : Tamara Ramadhan Suharto 1102015236


SEKRETARIS : Puteri Kemala Indah Fedina 1102015179
ANGGOTA : Mutiara Permata Sari 1102015151
Mutia Hayu 1102014176
Natasha Mita Dwidita 1102015160
Natasya Puspita Dewi 1102015162
Nurul Astrid Rumbia
1102013219
Rizkiyah Juniarti 1102012252
Tittania Safitri Krisandi 1102015240

FAKULTAS KEDOKTERAN
UNIVERSITAS YARSI
JAKARTA
2017/2018

0
DAFTAR ISI
Skenario....................................................................................................................................2
Kata sulit...................................................................................................................................2
Pertanyaan.................................................................................................................................2
Jawaban.....................................................................................................................................3
Hipotesa....................................................................................................................................3
1. Memahami dan menjelaskan fisiologi kehamilan...............................................................4
1.1 Proses Kehamilan..........................................................................................................4
1.2 Fisiologi Ibu Hamil.......................................................................................................10
1.3 Fisiologi Janin...............................................................................................................12
2. Memahami dan menjelaskan Persalinan Normal................................................................19
2.1 Mekanisme....................................................................................................................19
2.2 Pimpinan persalinan......................................................................................................21
3. Memahami dan menjelaskan Anemia pada Kehamilan......................................................28
3.1 Klasifikasi.....................................................................................................................28
3.2 Pengaruh terhadap Ibu dan Janin..................................................................................30
4. Memahami dan menjelaskan Penting Zat Gizi pada Janin dan Ibu....................................31
4.1 Peran tiap Gizi pada fase kehamilan.............................................................................31
4.2 Masalah Nutrisi dan Penanganan..................................................................................34
5. Memahami dan menjelaskan pandangan islam terhadap puasa Ramadhan terhadap ibu
hamil ..................................................................................................................................35
Daftar pustaka...........................................................................................................................39

1
SKENARIO
KEHAMILAN

Seorang pasien 27 tahun, G1P0A0H0 datang ke RSUD pada 12 September 2014 dengan
keluhan keluar air-air yang banyak dari kemaluan sejak 8 jam yang lalu tanpa disertai mules.
Pasien mengaku HPHT nya 15 September 2013. Pasien belum pernah memeriksakan
kehamilannya. Dari pemeriksaan fisik didapatkan status generalis dalam batas normal, hanya
konjungtiva yang ditemukan anemis. Pada palpasi abdomen didapatkan tinggi fundus uteri 32cm,
his masih hilang timbul. Dilakukan pemeriksaan dalam didaptkan portio lunak, medial,
pembukaan 1-2cm, selaput ketuban (-), sisa jernih, kepala H1-2. Pada pemeriksaan laboratorium
darah rutin didapatkan Hb 9,2gr%. Direncanakan dilakukan induksi persalinan. Pasien mengaku
saat ini sedang berpuasa Ramadhan dan bertanya apakah puasanya boleh diteruskan atau tidak.

KATA SULIT
1. His : Kontraksi otot Rahim
2. HPHT : Hari pertama haid terakhir
3. Induksi persalinan normal : Cara mencoba merangsang agar memudahkan persalinan
4. H1-2 : Keadaan janin dimana kepala janin telah masuk pintu atas
panggul sebanyak 1/5 - 2/5 bagian.
5. Status generalis : Penilaian keadaan umum, kesadaran, komunikasi, tanda
vital.
PERTANYAAN
1. Apa penyebab his hilang timbul?
2. Mengapa dilakukan induksi persalinan?
3. Berapa kadar Hb pada ibu hamil?
4. Berapa kira-kira usia kehamilan ibu? Kapan tafsiran partus?
5. Apakah pengaruh Hb rendah pada janin?
6. Apa saja indikasi persalinan normal?
7. Apa yang sebaiknya dokter lakukan pada skenario ini?
8. Mengapa bisa terjadi pecah ketuban?
9. Mengapa pada ibu hamilHb rendah?
10. Bagaimana perubahan fisiologis terhadap ibu hamil?
11. Apa saja klasifikasi anemia pada ibu hamil?
12. Apa hukum puasa ramadhan pada ibu hamil?
13. Apa akibat yang dapat timbul jika ibu tidak memeriksakan kehamilan?
14. Bagaimana asupan gizi yang baik untuk ibu hamil?

2
JAWABAN
1. Karena ibu anemia, kontraksi terus terganggu sehingga hisnya hilang timbul dan
pembukaannya lambat
2. Karena ketuban pecah tapi pembukaan masih kecil
3. Kadar Hb normal ibu hamil : 11 gr%
Kadar Hb normal ibu tidak hamil : 12 gr%
4. Tafsiran partus :22 september 2014 (tanggal+7, bulan-3, tahun disesuaikan)
Usia kehamilan : 39 minggu
5. - Kekurangan oksigen sehingga denyut jantung janin meningkat
- BB janin kecil daripada normal
- Kematian
6. 3P : - Power  kontraksi, mengedan, status ibu baik untuk melakukan kontraksi
- Passage  pintu panggul tidak sempit
- Passenger  posisi bayi normal
7. Diberikan parenteral
8. Dorongan dari bayi, kontraksi dari uterus, dan trauma
9. Asupan zat besi kurang, gangguan reapsorpsi zat besi, hemodilusi
10. Uterus  Hipertrofi otot polos, endometrium desidua
Serviks  HIpervaskularisasi dan estrogen meningkat, serviks lendir meningkat,
konsistensi lunak
11. Anemia normositik normokrom : Perdarahan
Anemia makrositik : anemia defisiensi asam folat
Anemia mikrositik : anemia defisiensi besi
Anemia hipoplastik : keganasan
12. Pada ibu hamil, tidak wajib puasa Ramadhan dan ada keringanan: bayar fidyah
13. Abortus spontan, tidak bisa memantau kondisi janin, dapat terjadi kecatatan
14. Cukup B12, asam folat, kalsium, zat besi, dan vitamin

HIPOTESA
Perubahan fisiologis terhadap kehamilan yaitu uterus mengalami hipertrofi otot polos dan
endometrium desidua, serviks mengalami hipervaskularisasi dan estrogen meningkat, lendir
meningkat, dan konsistensi lunak. Kehamilan dengan usia 39 minggu dengan tafsiran persalinan
22 september 2014. Persalinan normal dibutuhkan power, passage, dan passenger. Terdapat
pecah ketuban karena dorongan dari bayi, kontraksi dari uterus, dan trauma dan his hilang timbul
karena ibu anemia, kontraksi terus terganggu dan pembukaannya lambat. Pada kehamilan karena
asupan zat besi kurang, gangguan reapsorpsi zat besi dan hemodilusi dan bisa menyebabkan
kematian. Klasifikasi anemia pada kehamilan yaitu anemia normositik normokrom, anemia
makrositik, dan anemia mikrositik. Tindakan yang dilakukan dengan pemberian parenteral.
Apabila tidak dilakukan pemeriksaan kehamilan dapat terjadi abortus spontan. Asupan gizi yang
baik banyak mengandung asam folat, zat besi dn vitamin. Hukum puasa pada ibu hamil tidak
wajib untuk melaksanakan puasa Ramadhan.

3
SASARAN BELAJAR
1. Memahami dan menjelaskan fisiologi kehamilan
1.1 Proses Kehamilan
A. Fertilisasi
Fertilisasi (pembuahan) adalah penyatuan ovum (oosit sekunder) dan spermatozoa yang
biasanya berlangsung di ampula tuba,fertilisasi meliputi penetrasi spermatozoa ke dalam ovum,
fusi spermatozoa dan ovum, diakhiri dengan fusi materi genetik,hanya satu spermatozoa yang
telah mengalami proses kapisitasi mampu melakukan penetrasi membran sel ovum,untuk
mencapai ovum sperma harus melewati korona radiate (lapisan sel di luar ovum) dan zona
pleusida (suatu bentuk glikoprotein ekstraselular), yaitu dua lapisan yang menutupi dan
mencegah ovum mengalami fertilisasi lebih dari satu spermatozoa.
Suatu komplemen khusus di permukaaan kepala spermatozoa kemudian mengikat
glikoprotein di zonapelusida, pengikatan ini memicu akrosom melepaskan enzim yang
membantu spermatozoa menembuas zona pelusida. Pada saat spermatozoa menembus zona
pelusida terjadi reaksi korteks ovum. Granula korteks di dalam ovum berfusi dengan membrane
plasma sel, sehingga enzim di dalam granula-granula dikeluarkan secara eksositosis ke zona
pelusida. Spermatozoa yang telah masuk ke vitelus kehilangan membrane nukleusnya yang
tinggal hanya pronukleusnya, sedangkan ekor spermatozoa dan mitokondrianya berdegenerasi,
masuknya spermatozoa membangkitkan nukleus ovum yang masih dalam metafase untuk proses
pembelahan selanjutnya (pembelahan meiosis kedua), ovum sekarang hanya mempunyai
pronukleus yang haploid, pronukleus spermatozoa juga telah mengandung jumlah kromosom
yang haploid.
Kedua pronukleus saling mendekati dan bersatu membentuk zigot yang terdiri atas bahan
genetikdari perempuan dan laki-laki.
Dari penyatuan itu mungkin menghasilkan:
1) XX – zigot akan menghasilkan bayi perempuan
2) XY – zigot akan menghasilkan bayi laki-laki
Dalam beberapa jam setelah pembuahan, mulailah pembelahan zigot yang berjalan lancar
dan dalam 3 hari sampai dalam stadium morula, hasil konsepsi ini dengan ukuran tetap bergerak
kearah rongga rahim oleh arus dan getaran silia serta kontraksi tuba, selama dalam perjalanan ke
kavum uteri morula mengalami pembelahan -pembelahan menjadi blastula.

4
Gambar 1.1 Fertilisasi
B. Nidasi
Nidasi adalah peristiwa tertanamnya atau bersarangnya sel telur yang telah dibuahi ke
dalam endometrium, sel telur yang telah dibuahi (zigot) akan segera menjadi blastomer, rada hari
ketiga 16 blastomer disebut morula. Pada hari keempat di dalam morula akan terbentuk rongga,
bangunan ini disebut blastula.
Dua struktur penting di dalam blastula adalah:
1) Lapisan luar disebut trofoblast, yang akan menjadi plasenta
2) Emblastu (inner cell mass) yang akan menjadi janin
Pada hari ke-4 blastula masuk kedalam endrometrium dan pada hari ke-6 menempel pada
endrometrium, pada hari ke-10 seluruh blastula sudah terbenam dalam endometrium dengan
demikian nidasi sudah selesai tempat nidasi biasanya pada dinding belakang didaerah fundus
uteri.

Gambar 1.2 Proses Nidasi

5
Gambar 1.3 Nidasi
Pada saat terjadi nidasi sel-sel endometrium telah berubah menjadi sel-sel desidua.
Pertumbuhan dan perkembangan desidua sejak terjadi konsepsi karena pengaruh hormon terus
tumbuh sehingga makin lama menjadi tebal. Desidua adalah mukosa rahim pada kehamilan yang
terbagi atas:
1. Desidua basalis
Terletak diantara hasil konsepsi dan dinding rahim, disini plasentater bentuk
2. Desidua kapsularis
Meliputi hasil konsepsi ke arah rongga rahim yang lama kelamaan bersatu dengan desidua vera
kosena obliterasi.
3. Desidua vera (parietalis)
Meliputi lapisan dalam dinding rahim lainnya.
Setelah implantasi, sel– sel trofoblas yang tertanam di dalam endometrium terus berkembang
membentuk jaringan bersama dengan sistem pembuluh darah maternal untuk menjadi plasenta,
yang kemudian berfungsi sebagai sumber nutrisi dan oksigenasi bagi jaringan embrioblas yang
akan tumbuh menjadi janin.
1. Pembuatan Lapisan Lembaga
Setelah hari ke-12, tampak dua lapisan jaringan di sebelah luar disebut ektoderm, di
sebelah dalam endoderm. Endoderm tumbuh ke dalam blastosoel membentuk bulatan penuh.
Dengan demikian terbentuklah usus primitif dan kemudian terbentuk pula kantung kuning telur
(Yolk Sac) yang membungkus kuning telur. Pada manusia, kantung ini tidak berguna, maka tidak
berkembang, tetapi kantung ini sangat berguna pada hewan ovipar (bertelur), karena kantung ini
berisi persediaan makanan bagi embrio.
Di antara lapisan ektoderm dan endoderm terbentuk lapisan mesoderm. Ketiga lapisan
tersebut merupakan lapisan lembaga (Germ Layer). Semua bagian tubuh manusia akan dibentuk
oleh ketiga lapisan tersebut. Ektoderm akan membentuk epidermis kulit dan sistem saraf,

6
endoderm membentuk saluran pencernaan dan kelenjar pencernaan, mesoderm membentuk
antara lain rangka, otot, sistem peredaran darah, sistem ekskresi dan sistem reproduksi.

2. Membran (Lapisan Embrio)


Terdapat 4 macam membran embrio, yaitu :
a. Kantung Kuning Telur (Yolk Sac)
Kantung kuning telur merupakan pelebaran endodermis berisi persediaan makanan bagi
hewan ovipar, pada manusia hanya terdapat sedikit dan tidak berguna.
b. Amnion
Amnion merupakan kantung yang berisi cairan tempat embrio mengapung, gunanya
melindungi janin dari tekanan atau benturan.
c. Alantois
Pada alantois berfungsi sebagai organ respirasi dan pembuangan sisa metabolisme. Pada
mammalia dan manusia, alantois merupakan kantung kecil dan masuk ke dalam jaringan
tangkai badan, yaitu bagian yang akan berkembang menjadi tali pusat.
d. Korion
Korion adalah dinding berjonjot yang terdiri dari mesoderm dan trofoblas. Jonjot korion
menghilang pada hari ke-28, kecuali pada bagian tangkai badan, pada tangkai badan jonjot
trofoblas masuk ke dalam daerah dinding uterus membentuk ari-ari (plasenta). Setelah
semua membran dan plasenta terbentuk maka embrio disebut janin/fetus. Chorion terdiri dari
dua lapisan: yang luar dibentuk oleh primitif ektoderm atau trofoblas , dan dalam dibentuk
oleh somatik mesoderm , amnion yang bersentuhan dengan yang terakhir ini. Trofoblas ini
terdiri dari lapisan internal atau prismatik sel kubus, yang sitotrofoblas atau lapisan
Langhans, dan lapisan bagian luar dari bernukleus protoplasma kaya tanpa batas sel,
sinsitiotrofoblas. Chorion yang mengalami proliferasi cepat dan berbagai bentuk proses , vili
chorionic, yang menyerang dan menghancurkan desidua uterus dan pada saat yang sama
menyerap dari itu bahan-bahan gizi untuk pertumbuhan embrio.
C. Plasentasi
Plasentasi adalah proses pembentukan struktur dan jenis plasenta. setelah nidasi embrio
kedalam endometrium, plasentasi dimulai,pada manusia plasentasi berlangsung sampai 12 -18
minggu setelah fertilisasi.
Terjadinya implantasi mendorong sel blastula mengadakan deferensiasi, sel yang dekat
dengan ruang eksoderm membentuk “endoderm” dan yolk sac (kantung yolk) sedangkan sel
yang lain membentuk ”ectoderm” dan ruangan amnion. Plat embrio (embryonal plate) terbentuk
diantara dua ruangan yaitu ruangan amnion dan kantung yolk, plat embrio terdiri dari unsur
ectoderm, endoderm, dan mesoderm, ruangan amnion dengan cepat mendekati korion sehingga
jaringan yang terdapat antara amnion dan embrio padat dan berkembang menjadi tali pusat.
Pada permulaan kantung yolk berfungsi sebagai pembentuk darah bersama dengan hepar,
limfe, dan sumsum tulang, pada minggu kedua sampai ketiga terbentuk bakal jantung dengan
pembuluh darahnya yang menuju body stalk (bakal tali pusat), jantung bayi mulai dapat
dideteksipada minggu keenam sampai delapan dengan mempergunakan ultrasonografi atau

7
doppler, pembuluh darah pada body stalk terdiri dari arteri umbilikalis dan vena
umbilikalis.Cabang arteri dan vena umbilikalis masuk ke vili korialis sehingga dapat melakukan
pertukaran nutrisi dan sekaligus membuang hasil metabolisme yang tidak diperlukan.
Perkembangan desidua kapsularis secara bertahap memangkas sirkulasi yang melaluinya.
Hal ini akan menyebabkan atrofi dan hilangnya viili yang bersangkutan. Permukaan blastosis
menjadi halus dan bagian korion ini disebut Chorion Laeve. Pada sisi yang berlawanan, villi
mengalami pertumbuhan dan pembesaran dan disebut sebagai Chorion Frondusum. Dengan
semakin luasnya ekspansi blastosis, desidua kapsularis menempel dengan desidua vera dan
cavum uteri menjadi obliterasi
Trofoblas primitif chorion frondusum melakukan invasi desidua. Pada proses ini, kelenjar
dan stroma akan rusak dan pembuluh darah maternal yang kecil akan mengalami dilatasi
membentuk sinusoid.
Trofoblas mengembangkan lapisan seluler yang disebut sitotrofoblas dan lapisan
sinsitium yang disebut sinsitiotrofoblas. Struktur yang disebut villi chorialis ini terendam dalam
darah ibu. Dengan kehamilan yang semakin lanjut, struktur viili chorialis menjadi semakin
komplek dan viili membelah dengan cepat untuk membentuk percabangan-percabangan dimana
cabang vasa umbilkalis membentuk percabangan yang berhubungan erat dengan permukaan
epitel trofoblas. Sebagian besar cabang villi chorialis yang disebut sebagai villi terminalis
mengapung dengan bebas dalam darah ibu sehingga memungkinkan terjadinya tarnsfer nutrien
dan produk sisa metabolisme. Sejumlah villi melekat pada jaringan maternal dan disebut sebagai
anchoring villi. Dengan semakin lajutnya kehamilan, hubungan antara vaskularisasi
trofoblas dan maternal menjadi semakin erat. Trofoblas mengalami migrasi kedalam arteri
spiralis maternal yang berasal dari ruang intervillous
Perubahan fisiologi yang berakibat dilatasi arteri maternal 1/3 bagian dalam miometrium.
Perubahan ini berakibat konversi pasokan darah uteroplasenta kedalam vaskularisasi yang
bersifat “ low resistance – high flow vascular bed” yang diperlukan untuk tumbuh kembang janin
intra uterin.

Gambar 1.4 Dilatasi Arteri Maternal

8
Dengan semakin lanjutnya kehamilan maka transfer nutrien – sisa metabolisme – hormon
dan CO serta O2 plasenta akan semakin meningkat dimana struktur pemisah antara sirkulasi ibu
dan anak menjadi semakin tipis.
Tidak ada hubungan langsung antara kedua jenis sirkulasi dan “placental barrier” pada
akhir kehamilan terletak di microvilli sinsitiotrofoblas yang memperluas permukaan transfer
nutrien dan lain lain. Selanjutnya, sinsitiotrofoblas dan mesoderm janin akan semakin tipis dan
vas dalam villus mengalami dilatasi.
Plasenta yang sudah terbentuk sempurna berbentuk cakram yang berwarna merah dengan
tebal 2 -3 cm pada daerah insersi talipusat. Berat saat aterm ± 500 gram
Tali pusat berisi dua arteri dan satu vena dan diantaranya terdapat ‘Wharton Jelly’yang
bertindak sebagai pelindung arteri dan vena sehingga talipusat tidak mudah tertekan atau terlipat,
umumnya berinsersi di bagian parasentral plasenta.

Gambar 1.5 Tali pusat

 Hormon-hormon plasenta
a. Human Chorionic Gonadotropin (hCG) - hCG adalah hormon plasenta pertama. Hormon ini
hanya diproduksi oleh tubuh wanita saat dia hamil. hCG dapat memastikan bahwa wanita itu
terus memproduksi progesteron dan estrogen, dua hormon penting untuk menjaga bayi di
selama 9 bulan. hCG juga menekan respon imunologi ibu yang bayi dan plasenta adalah
benda asing dan menolak mereka. hCG berfungsi mempertahankan korpus luteum
kehamilan.
b. Human Placental Lactogen (hPL)/Human chorionic somatomammotropin. Hormon ini
memiliki sifat mempromosikan pertumbuhan. Ini mendorong pertumbuhan kelenjar susu
dalam persiapan untuk laktasi pada ibu. Hal ini juga yang mengatur glukosa ibu, protein,
lemak sehingga ini selalu tersedia untuk janin.
c. Estrogen. 'Hormon wanita' ini memberikan kontribusi terhadap pembangunan kelenjar susu
wanita dalam persiapan untuk menyusui dan merangsang pertumbuhan rahim (miometrium)
untuk mengakomodasi pertumbuhan janin. Hormon ini juga meningkatkan kekuatan uterus
unuk persalinan.
d. Progesterone. Hormon ini diperlukan untuk menjaga lapisan endometrium rahim selama
kehamilan. Hormon ini mencegah persalinan prematur oleh kontraksi dan membentuk
sumbat mukus di serviks untuk mencegah kontaminasi uterus. Mempersiapkan kelenjar
mamaria untuk laktasi.

9
e. Relaxin. Melunakkan serviks sebagai persiapan untuk dilatasi serviks saat persalinan dan
melemaskan jaringan ikat antara tulang-tulang panggul.

1.2 Fisiologi Ibu Hamil


Perubahan dalam kehamilan meliputi perubahan fisik dan perubahan psikologis Ibu diantaranya:
a. Perubahan fisik.
Menurut Sarwono (1999), pada kehamilan terdapat perubahan pada seluruh tubuh wanita
baik anatomik maupun fisiologik yang dipengaruhi oleh hormon seperti somatomammotropin,
estrogen dan progesteron diantaranya perubahan uterus yang semakin membesar sesuai dengan
pembesaran janin. Pada masa kehamilan kelenjar serviks akan berfungsi lebih dan akan
mengeluarkan sekret lebih banyak sehingga banyak wanita hamil yang mengeluh mengeluarkan
cairan pervaginam lebih banyak, adanya hipervaskularisasi mengakibatkan vulva dan vagina
tampak lebih merah agak kebiru-biruan. Pada trimester pertama: wanita hamil mengalami
keluhan mual muntah karena kadar estrogen meningkat, anoreksia (tidak nafsu makan), sering
kencing, obstipasi karena tonus otot menurun yang disebabkan oleh pengaruh hormon steroid,
terjadi salivasi yaitu pengeluaran air liur berlebihan dari biasanya, sakit kepala dan pusing.

Pada trimester kedua: payudara pada ibu hamil akan membesar, lebih tegang disebabkan
pengaruh hormon yang merangsang duktuli dan alveoli dimamma. Biasanya pada kehamilan 12
minggu keatas putting susu akan mengeluarkan cairan colostrum. Pada usia kehamilan ini terjadi
pigmentasi kulit, pipi, hidung dan dahi kadang-kadang tampak deposit pigmen yang berlebihan
dikenal dengan kloasma gravidarum, linea alba digaris tengah abdomen menjadi lebih hitam atau
dikenal juga dengan linea grisea. Gerakan janin juga mulai dirasakan oleh ibu pada akhir
trimester kedua.

Pada trimester ketiga: wanita hamil mengalami rasa sesak dan pendek napas, hal ini
disebabkan karena usus-usus tertekan oleh uterus yang membesar, gerakan janin mulai terasa
jelas, keram kaki, varises, edema, sering buang air kecil, mengalami kesulitan tidur, rahim mulai
mengalami kontraksi ringan disebut Braxton Hicks.

Sistem Darah
Volume darah semakin meningkat dimana jumlah serum darah lebih banyak dari
pertumbuhan sel darah, sehingga terjadi semacam pengenceran darah (hemodilusi) dengan
puncaknya pada umur hamil 32 minggu. Serum darah (volume darah) bertambah sebesar 25%
sampai 30% sedangkan sel darah bertambah sekitar 20%.
Sistem Pernapasan

10
Pada kehamilan terjadi juga perubahan sistem respirasi untuk dapat memenuhi kebutuhan
oksigen (O2). Disamping itu juga terjadi desakan diafragma, karena dorongan rahim yang
membesar pada umur kehamilan 32 minggu.
Sistem Pencernaan
Karena pengaruh estrogen pengeluaran asam lambung meningkat, dapat menyebabkan
terjadinya mual dan sakit atau pusing kepala pada pagi hari, yang disebut morning sickness,
muntah yang disebut emesis gravidarum, sedangkan muntah yang berlebihan sehingga
mengganggu kehidupan sehari-hari disebut hiper emisis progesteron juga menimbulkan gerak
usus makin berkurang dan dapat menyebabkan obstipasi.
Uterus
a. Ukurannya membesar akibat hiprttrofi dan hyperplasia otot polos rahim 30x25x20cm dan
kapasitasnya > 4000cc.
b. Berat: dari 30gr menjadi 1000gr pada akhir kehamilan.
c. Bulan pertama kehamilan seprti buah alpukat , bulan ke-4 bulat, dan akhir kehamilan
seperti bujur telur.
d. Konsistensi lunak akibat hipertrofi ismus “tanda hegar”

Posisi Rahim : letak anteflexi / retroflexi, pada awal kehamilan posisi rahim masih di rongga
pelvis dan mulai bulan ke-4 sampai di rongga perut sampai batas hati. Serviks Uteri :
Vaskularisasi meningkat dan lunak yg disebut “tanda goodell” , dan warna menjadi livid yg
disebut “tanda Chadwick”.

b. Perubahan psikologis.
Menurut Sarwono (1999), penyakit dan komplikasi obstetri tidak semata-mata
disebabkan oleh gangguan organik tapi juga dapat diperberat oleh gangguan psikologis. Latar
belakang timbulnya penyakit atau komplikasi dapat dijumpai dalam pelbagai tingakat
ketidakmatangan dalam perkembangan emosional dan psikoseksual dalam rangka kesanggupan
seseorang untuk menyesuaikan diri dengan situasi yang sedang dihadapi khususnya kehamilan
dan persalinan.

Pada trimester pertama: Beberapa wanita mengalami reaksi psikologis dan emosional
pertama terhadap kehamilan dan segala akibatnya berupa kecemasan, dan perasaan panik. Pada
trimester kedua: dalam masa ini wanita sudah dapat menyesuaikan diri dengan kenyataan, ibu
mulai merasakan senang terhadap gerakan janin dan perut menjadi lebih besar. Pada trimester
ketiga: kehidupan psikologik-emosional dikuasi oleh perasaan dan pikiran cemas mengenai
persalinan yang akan datang dan tanggung jawab sebagai ibu yang akan mengurus anaknya,
biasanya pengalaman yang tidak menyenangkan dalam kehamilan atau riwayat persalinan lalu
berpengaruh terhadap emosional ibu.

11
1.3 Fisiologi Janin
 Minggu pertama  8 hari selepas proses persenyawaan berlaku, blastocyst (kini
mengandungi 200 sel) merembeskan mukus untuk memberitahu kehadirannya di dalam
rahim.
 Minggu ke-2  Blastocyst menggelembung dan sel-sel mula berkembang dan terbahagi
kira-kira 2 kali sehari sehinggalah pada hari yang ke-12 jumlahnya telah bertambah dan
membantu blastocyst terpaut atau disauh dengan kukuh pada endometrium.
 Minggu ke-3  Saiz embrio terbentuk dan saiznya hanyalah sepanjang 0.08 inci/2 mm.
Gen janin mula hendak membentuk dalam 3 lapisan benih (sel) daripada organ badan
yang akan bergabung.
 Minggu ke-4  Janin sudah mulai membentuk struktur asas manusia dimana sel-sel
mula bergabung dan pada masa itu embrio sudah mulai memanjang kira-kira 1/4 inci (6
mm = sebesar biji tembikai). Pada masa ini sudah kelihatan pembentukan otak dan tulang
belakang serta anggota lain seperti jantung yang mengepam darah ke paru-paru dan aorta
(urat besar yang membawa darah daripada jantung).
 Minggu ke-5  Embrio akan terus membesar. Terdapat 3 lapisan iaitu ectoderm,
mesoderm dan endoderm. Ectoderm adalah lapisan yang paling atas. Ianya akan
membentuk sistem saraf pada janin tersebut yang seterusnya membentuk otak, tulang
belakang, kulit serta rambut. Manakala lapisan mesoderm pula yang berada pada lapisan
tengah akan membentuk organ penting yang asas iaitu jantung, buah pinggang, tulang
dan organ reproduktif. Sistem peredaran darah adalah yang pertama terbentuk dan
berfungsi. Akhir sekali ialah lapisan endoderm iaitu lapisan paling dalam yang akan
membentuk organ dalaman seperti usus, hati, pankreas dan pundi kencing.
 Minggu ke-6  Sekiranya pemeriksaan secara ultrasound dilakukan, kita akan dapat
melihat janin sudah membentuk kepada dan badan. Biasanya getaran jantungnya juga
sudah dapat dikesan.
 Minggu ke-7  Pembentukan bayi semakin jelas terbentuk. Kepala bayi seolah-olah
tertunduk dan berada dalam cecair (air ketuban atau amnotic sac) yang akan memberikan
keperluan tumbesaran bayi semasa dalam kandungan.
 Janin usia 8 Minggu  Seluruh organ tubuh utama bayi telah terbentuk meskipun
belum berkembang sempurna. Mata dan telinga mulai terbentuk. Jantung berdetak kuat.
Dengan ultrasound kita dapat melihat jantung janin berdenyut.

12
 Minggu ke-9  Telinga bagian luar mulai terbentuk, kaki dan tangan terus berkembang
berikut jari kaki dan tangan mulai tampak. Ia mulai bergerak walaupun Anda tak
merasakannya. Dengan Doppler, Anda bisa mendengar detak jantungnya. Minggu ini,
panjangnya sekitar 22-30 mm dan beratnya sekitar 4 gram.

 Minggu ke-10  Semua organ penting yang telah terbentuk mulai bekerjasama.
Pertumbuhan otak meningkat dengan cepat, hampir 250.000 sel saraf baru diproduksi setiap
menit. Ia mulai tampak seperti manusia kecil dengan panjang 32-43 mm dan berat 7 gram.

 Minggu ke-11  Panjang tubuhnya mencapai sekitar 6,5 cm. Baik rambut, kuku jari tangan
dan kakinya mulai tumbuh. Sesekali di usia ini janin sudah menguap.
Gerakan demi gerakan kaki dan tangan, termasuk gerakan menggeliat, meluruskan tubuh
dan menundukkan kepala, sudah bisa dirasakan ibu. Bahkan, janin kini sudah bisa mengubah
posisinya dengan berputar, memanjang, bergelung, atau malah jumpalitan yang kerap terasa
menyakitkan sekaligus memberi sensasi kebahagiaan tersendiri.

13
 Janin usia 12 Minggu  Panjang janin sekarang sekitar 6,5 cm dan bobotnya sekitar 18
gram. Kepala bayi menjadi lebih bulat dan wajah telah terbentuk sepenuhnya. Jari-jari tangan
dan kaki terbentuk dan kuku mulai tumbuh. Bayi mulai menggerak-gerakkan tungkai dan
lengannya, tetapi ibu belum dapat merasakan gerakan-gerakan ini.

 Minggu ke-13  Pada akhir trimester pertama, plasenta berkembang untuk menyediakan
oksigen, nutrisi dan pembuangan sampah bayi. Kelopak mata bayi merapat untuk melindungi
mata yang sedang berkembang. Janin mencapai panjang 76 mm dan beratnya 19 gram.
Kepala bayi membesar dengan lebih cepat daripada yang lain. Badannya juga semakin
membesar untuk mengejar pembesaran kepala.

 Minggu ke-14  Tiga bulan setelah pembuahan, panjangnya 80-110 mm dan beratnya 25
gram. Lehernya semakin panjang dan kuat. Lanugo, rambut halus yang tumbuh di seluruh
tubuh dan melindungi kulit mulai tumbuh pada minggu ini. Kelenjar prostat bayi laki-laki
berkembang dan ovarium turun dari rongga perut menuju panggul.Detak jantung bayi mulai
menguat tetapi kulit bayi belum tebal karena belum ada lapisan lemak

14
 Minggu ke-15  Tulang dan sumsum tulang di dalam sistem kerangka terus berkembang.
Jika bayi Anda perempuan, ovarium mulai menghasilkan jutaan sel telur pada minggu ini.
Kulit bayi masih sangat tipis sehingga pembuluh darahnya kelihatan. Akhir minggu ini,
beratnya 49 gram dan panjang 113 mm. Bayi sudah mampu menggenggam tangannya dan
mengisap ibu jari. Kelopak matanya masih tertutup
 Janin usia 16 Minggu

Panjang janin sekarang sekitar 16 cm dan bobotnya sekitar 35 gram. Dengan bantuan
scan, kita dapat melihat kepala dan tubuh bayi, kita juga dapat melihatnya bergerak-gerak. Ia
menggerak-gerakkan seluruh tungkai dan lengannya, menendang dan menyepak. Inilah tahap
paling awal di mana ibu dapat merasakan gerakan bayi. Rasanya seperti ada seekor kupu-
kupu dalam perutmu. Tetapi, ibu tidak perlu khawatir jika belum dapat merasakan gerakan
ini. Jika si bayi adalah anak pertama, biasanya ibu agak lebih lambat dalam merasakan
gerakannya.
 Minggu ke-17  Dengan panjang 12 cm dan berat 100 gram, bayi masih sangat kecil.
Lapisan lemak cokelat mulai berkembang, untuk menjada suhu tubuh bayi setelah lahir. Saat
dilahirkan, berat lemak mencapai tiga perempat dari total berat badannya. Rambut, kening,
bulu mata bayi mulai tumbuh dan garis kulit pada ujung jari mulai terbentuk. Sidik jari sudah
mulai terbentuk.
 Minggu ke-18  Mulailah bersenandung sebab janin sudah bisa mendengar pada minggu
ini. Ia pun bisa terkejut bila mendengar suara keras. Mata bayi pun berkembang. Ia akan
mengetahui adanya cahaya jika Anda menempelkan senter yang menyala di perut.
Panjangnya sudah 14 cm dan beratnya 140 gram. Bayi sudah bisa melihat cahaya yang
masuk melalui dinding rahim ibu. Hormon Estrogen dan Progesteron semakin meningkat.

15
 Minggu ke-19  Tubuh bayi diselimuti vernix caseosa, semacam lapisan lilin yang
melindungi kulit dari luka. Otak bayitelah mencapai jutaan saraf motorik karenanya ia
mampu membuat gerakan sadar seperti menghisap jempol. Beratnya 226 gram dengan
panjang hampir 16 cm.

 Janin usia 20 Minggu

Bayi masih berenang-renang dalam lautan air ketuban. Ia tumbuh dengan pesat, baik
dalam bobot maupun panjangnya yang sekarang telah mencapai 25 cm, yaitu separuh dari
panjangnya ketika ia dilahirkan nanti dan bobotnya sudah sekitar 340 gram. Bayi membuat
gerakan-gerakan aktif yang dapat dirasakan ibu. Mungkin ibu memperhatikan ada saat-saat di
mana bayi tampaknya tidur, dan saat-saat lain di mana ia melakukan banyak gerak.
 Minggu ke-21  Usus bayi telah cukup berkembang sehingga ia sudah mampu menyerap
atau menelan gula dari cairan lalu dilanjutkan melalui sistem pencernaan manuju usus besar.
Gerakan bayi semakin pelan karena beratnya sudah 340 gram dan panjangnya 20 cm

16
 Minggu ke-22  Indera yang akan digunakan bayi untuk belajar berkembang setiap hari.
Setiap minggu, wajahnya semakin mirip seperti saat dilahirkan. Perbandingan kepala dan
tubuh semakin proporsional

 Minggu ke-23  Meski lemak semakin bertumpuk di dalam tubuh bayi, kulitnya masih
kendur sehingga tampak keriput. Ini karena produksi sel kulit lebih banyak dibandingkan
lemak. Ia memiliki kebiasaaan “berolahraga”, menggerakkan otot jari-jari tangan dan kaki,
lengan dan kaki secara teratur. Beratnya hampir 450 gram. Tangan dan kaki bayi telah
terbentuk dengan sempurna, jari juga terbentuk sempurna.
 Janin usia 24 Minggu

Sekarang panjang bayi sekitar 32 cm dan bobotnya 500 gram. Ibu dapat merasakan
bagian-bagian tubuh bayi yang berbeda yang menyentuh dinding perutnya. Otot rahim ibu
meregang dan terkadang ibu merasakan sakit di bagian perutnya.
 Minggu ke-25  Bayi cegukan, apakah Anda merasakannya? Ini tandanya ia sedang latihan
bernafas. Ia menghirup dan mengeluarkan air ketuban. Jika air ketuban yang tertelan terlalu
banyak, ia akan cegukan.

17
Tulang bayi semakin mengeras dan bayi menjadi bayi yang semakin kuat. Saluran darah
di paru-paru bayi sudah semakin berkembang. Garis disekitar mulut bayi sudah mulai
membentuk dan fungsi menelan sudah semakin membaik. Indera penciuman bayi sudah
semakin membaik karena di minggu ini bagian hidung bayi (nostrils) sudah mulai berfungsi.
Berat bayi sudah mencapai 650-670 gram dengan tinggi badan 34-37 cm.
 Minggu ke-26  Bayi sudah bisa mengedipkan matanya selain itu retina matanya telah
mulai terbentuk. Aktifitas otaknya yang berkaitan dengan pendengarannya dan
pengelihatannya sudah berfungsi. Berat badan bayi sudah mencapai 750-780gram, sedangkan
tingginya 35-38 cm.
 Minggu ke-27  Minggu pertama trimester ketiga, paru-paru, hati dan sistem kekebalan
tubuh masih harus dimatangkan. Namun jika ia dilahirkan, memiliki peluang 85% untuk
bertahan. Indra perasa mulai terbentuk. Bayi juga sudah pandai mengisap ibu jari dan
menelan air ketuban yang mengelilinginya. Berat umum bayi seusia si kecil 870-890 gram
dengan tinggi badan 36-38 cm.
 Minggu ke-28  Minggu ini beratnya 1100 gram dan panjangnya 25 cm. Otak bayi semakin
berkembang dan meluas. Lapisan lemak pun semakin berkembang dan rambutnya terus
tumbuh.
Lemak dalam badan mulai bertambah. Walaupun gerakan bayi sudah mulai terbatas
karena beratnya yang semakin bertambah, namun matanya sudah mulai bisa berkedip bila
melihat cahaya melalui dinding perut ibunya. Kepalanya sudah mengarah ke bawah. Paru-
parunya belum sempurna, namun jika saat ini ia terlahir ke dunia, si kecil kemungkinan besar
telah dapat bertahan hidup.
 Minggu ke-29  Kelenjar adrenalin bayi mulai menghasilkan hormon seperti androgen dan
estrogen. Hormon ini akan menyetimulasi hormon prolaktin di dalam tubuh ibu sehingga
membuat kolostrum (air susu yang pertama kali keluar saat menyusui).
Sensitifitas dari bayi semakin jelas, bayi sudah bisa mengidentifikasi perubahan suara,
cahaya, rasa dan bau. Selain itu otak bayi sudah bisa mengendalikan nafas dan mengatur
suhu badan dari bayi. Postur dari bayi sudah semakin sempurna sebagai seorang manusia,
berat badannya 1100-1200 gram, dengan tinggi badan 37-39 cm.
 Janin usia 30 Minggu  Kepala bayi sekarang sudah proporsional dengan tubuhnya. Ibu
mungkin mengalami tekanan di bagian diafrakma dan perut. Sekarang bobot bayi sekitar
1700 gram dan panjangnya sekitar 40 cm.
 Minggu ke-31  Plasenta masih memberikan nutrisi yang dibutuhkan bayi. Aliran darah di
plasenta memungkinkan bayi menghasilkan air seni. Ia berkemih hampir sebanyak 500 ml
sehari di dalam air ketuban, Perkembangan fisik bayi sudah mulai melambat pada fase ini,
hanya berat badan bayilah yang akan bertambah. Selain itu lapisan lemak akan semakin
bertambah dibawah jaringan kulitnya. Tulang pada tubuh bayi sudah mulai mengeras,
berkembang dan mulai memadat dengan zat-zat penting seperti kalsium, zat besi, fosfor.
Berkebalikan dengan perkembangan fisiknya, pada fase ini perkembangan otaknyalah yang
berkembang dengan sangat pesat dengan menghasilkan bermilyar sel. Apabila

18
diperdengarkan musik, bayi akan bergerak. Berat badan bayi 1550-1560 gram dengan tinggi
41-43 cm.
 Minggu ke-32  Jari tangan dan kaki telah tumbuh sempurna, begitu pula dengan bulu
mata, alis dan rambut di kepala bayi yang semakin jelas. Lanugo yang menutupi tubuh bayi
mulai rontok tetapi sebagian masih ada di bahu dan punggung saat dilahirkan. Dengan berat
1800 gram dan panjang 29 cm, kemampuan untuk bertahan hidup di luar rahim sudah lebih
baik apabila di dilahirkan pada minggu ini.
Kulit bayi semakin merah, kelopak matanya juga telah terbuka dan system pendengaran
telah terbentuk dengan sempurna. Kuku dari jari mungil tangan dan kaki si kecil sudah
lengkap dan sempurna. Rambutnya pun semakin banyak dan semakin panjang. Bayi sudah
mulai bisa bermimpi .
 Minggu ke-33  Bayi telah memiliki bentuk wajah yang menyerupai ayah dan ibunya. Otak
bayi semakin pesat berkembang. Pada saat ini juga otak bayi sudah mulai bisa berkoordinasi
antara lain, bayi sudah menghisap jempolnya dan sudah bisa menelan. Walaupun tulang-
tulang bayi sudah semakin mengeras tetapi otot-otot bayi belum benar-benar bersatu. Bayi
sudah bisa mengambil nafas dalam-dalam walaupun nafasnya masih di dalam air. Apabila
bayinya laki-laki maka testis bayi sudah mulai turun dari perut menuju skrotum. Berat badan
bayi 1800-1900 gram, dengan tinggi badan sekitar 43-45 cm.
 Minggu ke-34  Bayi berada di pintu rahim. Bayi sudah dapat membuka dan menutup mata
apabila mengantuk dan tidur, bayi juga sudah mulai mengedipkan matanya. Tubuh bunda
sedang mengirimkan antibodi melalui darah bunda ke dalam darah bayi yang berfungsi
sebagai sistem kekebalan tubuhnya dan proses ini akan tetap terus berlangsung bahkan lebih
rinci pada saat bunda mulai menyusui. Berat Badan bayi 2000-2010 gram, dengan tinggi
badan sekitar 45-46 cm.
 Minggu ke-35  Pendengaran bayi sudah berfungsi secara sempurna. Lemak dari tubuh
bayi sudah mulai memadat pada bagian kaki dan tangannya, lapisan lemak ini berfungsi
untuk memberikan kehangatan pada tubuhnya. Bayi sudah semakin membesar dan sudah
mulai memenuhi rahim bunda. Apabila bayi bunda laki-laki maka di bulan ini testisnya telah
sempurna. Berat badan bayi 2300-2350 gram, dengan tinggi badan sekitar 45-47 cm.
 Janin usia 36 Minggu  Bayi sudah hampir sepenuhnya berkembang. Sewaktu-waktu ia
dapat turun ke rongga pinggul ibu. Kulit bayi sudah halus sekarang dan tubuhnya montok.
Apabila ia bangun, matanya terbuka dan ia dapat membedakan antara terang dan gelap.
Sekarang panjang bayi sekitar 50 cm dan bobotnya berkisar antara 2500 hingga 4500 gram.
 Janin usia 37 hingga 42 Minggu  Kepala bayi turun ke ruang pelvik. Bentuk bayi
semakin membulat dan kulitnya menjadi merah jambu. Rambutnya tumbuh dengan lebat dan
bertambah 5cm. Kuku terbentuk dengan sempurna. Bayi sudah bisa melihat adanya cahaya
diluar rahim. Bayi pada saat ini sedang belajar untuk mengenal aktifitas harian, selain itu
bayi juga sedang belajar untuk melakukan pernafasan walaupun pernafasannya masih
dilakukan di dalam air. Berat badan bayi di minggu ini 2700-2800 gram, dengan tinggi 48-49
cm

19
2. Memahami dan menjelaskan Persalinan Normal
2.1 Mekanisme
KEBERHASILAN SUATU PERSALINAN PERSALINAN DITENTUKAN OLEH 3
FAKTOR “P” UTAMA
a) Power 
His (kontraksi ritmis otot polos uterus), kekuatan mengejan ibu, keadaan kardiovaskular
respirasi metabolik ibu.
b) Passage
Keadaan jalan lahir
c) Passanger 
Keadaan janin (letak, presentasi, ukuran/berat janin, ada/tidak kelainan anatomik mayor)
(ditambah dengan faktor-faktor “P” lainya : Psikologi, Penolong dan Posisi). Dengan
adanya keseimbangan / kesesuaian antara faktor-faktor “P” tersebut, persalinan normal
diharapkan dapat berlangsung.
HIS / KONTRAKSI UTERUS
His adalah gelombang kontraksi ritmis otot polos dinding uterus yang dimulai dari daerah
fundus uteri pada daerah di mana tuba falopii memasuki dinding uterus, awal gelombang tersebut
didapat dari ‘pacemaker’ yang terdapat di dinding uterus daerah tersebut. Resultante efek gaya
kontraksi tersebut dalam keadaan normal mengarah ke daerah lokus minoris yaitu daerah kanalis
servikalis (jalan laihir) yang membuka, untuk mendorong isi uterus ke luar. His dapat terjadi
sebagai akibat dari :
1. Kerja hormon oksitosin
2. Regangan dinding uterus oleh isi konsepsi
3. Rangsangan terhadap pleksus saraf Frankenhauser yang tertekan massa konsepsi.
His dikatakan baik dan ideal apabila :
1. Kontraksi simultan simetris di seluruh uterus
2. Kekuatan terbesar (dominasi) di daerah fundus
3. Terdapat periode relaksasi di antara dua periode kontraksi
4. Terdapat retraksi otot-otot korpus uteri setiap sesudah his
5. Serviks uteri yang banyak mengandung kolagen dan kurang mengandung serabut
otot,akan tertarik ke atas oleh retraksi otot-otot korpus, kemudian terbuka secara pasif
dan mendatar (cervical effacement). Ostium uteri eksternum dan internum pun akan
terbuka.
Faktor-faktor yang mempengaruhi timbulnya nyeri saat his berlangsung adalah :
1. Iskemia dinding korpus uteri yang menjadi stimulasi serabut saraf di pleksus
hipogastrikus diteruskan ke sistem saraf pusat menjadi sensasi nyeri
2. Peregangan vagina, jaringan lunak dalam rongga panggul dan peritoneum, menjadi
rangsang nyeri.

20
3. Keadaan mental pasien (pasien bersalin sering ketakutan, cemas/ anxietas, atau
eksitasi).
4. Prostaglandin meningkat sebagai respons terhadap stress
Hal yang penting dinilai mengenai His adalah :
1. Amplitudo : intensitas kontraksi otot polos : bagian pertama peningkatan agak cepat,
bagian kedua penurunan agak lambat.
2. Frekuensi : jumlah his dalam waktu tertentu (biasanya per 10 menit)
3. Satuan his : unit Montevide (intensitas tekanan / mmHg terhadap frekuensi)

2.2 Pimpinan persalinan

CARA MEMIMPIN PERSALINAN NORMAL


A. Persiapan
1. Pasien
2. Instrumen dan medikamentosa
3. Bayi
4. Penolong
B. Pengenalan kala II
1. His datang 4-5 kali dalam 10 menit
2. Ibu mengedan terus menerus,anus membuka, perinium menonjol
3. Pada periksa dalam (PD) didapatkan :
- Pembukaan lengkap, porsiotidak teraba
- Penurunan Hodge III (+)
- Denominator UUK kiri atau kanan atas
- Selaput ketuban masih utuh atau sudah pecah
C. Pimpinan kala II

21
1. Setiap ada his, pimpin ibu mengedan pada fase akme atau puncak his dan minta
ibuuntuk menarik lipat sendi lutut dengan mengaitkan pada lipat siku agar tekanan
abdomen menjadi efektif.
2. Istirahatkan ibu apabila his menghilang, letakan kemnbali tungkai ibu di atas ranjang
persalinan dan dengar denyut jantung bayi pada waktu terdebut (tiap 5 menit).
3. Pimpin berulang- ulang sampai bayi maju kearah vulva (bila langka episiotomi
diperlukan, lanjutkan ke langkah D dan bila episiotomi tidak diperlukan, lanjutkan ke
langkah E )

D. EPISIOTOMI
Episiotomy adalah sebuah irisan bedah melalui perineum yang dilakukan unuk
memperlebar vagina dengan maksud untuk membantu proses kelahiran bayi. Perlebaran
ini dapat dilakukan di garis tengah ("midline") atau dari sebuah sudut dari ujung belakang
dari vulva, dijahit kembali setelah melahirkan.Ini merupakan suatu prosedur umum dalam
kedokteran yang dilakukan kepada wanita.

E. EKSPULSI KEPALA
1. Pada his berikut minta pasien untuk untuk mengait lipat lutut, pimpin untuk mengedan
sekuat mungkin.
2. Dengan satu tangan, tahan belakang kepala (untuk mengatur defleksi kepala), letakkan
telapak tangan lain pada perineum dengan membentangkan telunjuk dan ibu jari sehingga
bagian di antara kedua jari tersebut, dapat mendorong perineum untuk membantu lahirnya
berturut-turut UUB, mata,hidung, mulut dan dagu (hilangkan tahanan pada belakang
kepala secara bertahap).
3. Lepaskan pegangan pada belakang kepala dan perineum, perhatikan proses putaran paksi
luar (UUK kembali kearah punggung bayi).
4. Ambil kain/handuk bersi, seka muka, mulut, hidung dan kepala bayi dari dara, air
ketuban atau ferniks kaseosa. Bersikan pula lipat paha, perineum dan daerah di sekitar
bokong ibu.

F. MELAHIRKAN BAYI.
1. Dengan tangan kiri dan kanan, pegang kepala bayi  secara biparietal (ibu jari pada pipi
depan, jari telunjuk dan tengah pada bawah dagu, jari manis dan kelingking pada
belakang leher dan bawah kepala). Sambil meminta ibu untuk mengedan, gerakan bayi
kebawah sehingga lahir bahu depan.
2. Gerakan bayi keatas sehingga lahir bahu belakang.

22
Kembalikan bayi pada posisi sejajar lantai, lahirkan berturut-turut dada dan lengan, perut,
pinggul dan tungkai.
Perhatikan:
Pada pertolongan persalinan dengan meja/ranjang persalinan yang dapat dilepas atau
meja ginokologi (bagian bokong atau kaki), setelah kedua bahu lahir, topangkan badan
bayi pada lengan bawa kanan, tangan kiri memegang bagian belakang tubuh bayi).
Letakan bayi di antara kedua paha ibu (untuk ranjang atau meja ginekologi, letakan bayi
di atas perut ibu dan minta asisten untuk memegangnya agar tidak terjatuh).

G. MANAJEMEN AKTIF KALA III (lihat prosedur manajemen aktif kala III).
Bila plasenta telah lepas, lahirkan plasenta secara BRANDT –ANDREW:
1. Penolong pada sisi kanan ibu.
2. Regangkan tali pusat dengan menarik klem penjepit dengan salah satu tangan.
3. Dengan 4 jari tangan lain, dorong korpus uteri ke dorsokranial hingga plasenta masuk
ke segmen bawah rahim dan lumen vagina.
4. Regangkan lagi tali pusat,tekan suprasimfisis secara simultan agar plasenta terdorong
keluar.
5. Lahirkan plasenta dengan menarik tali pusat. Tampung plasenta dengan tangan kiri
(atau mangkok logam).

Penegangan Tali Pusat Terkendali


1. Memindahkan klem pada tali pusat.
2. Meletakan satu tangan di atas kain yang ada di perut ibu, tepat diatas tulang pubis dan
menggunakan tangan ini untuk melakukan palpasi kontraksi dan menstabilkan uterus.
Memegang tali pusat dan klem dengan tangan yang lain.
3. Menunggu uterus berkontraksi dan kemudian melakukan penegangan ke arah bawah pada
tali pusat dengan lembut. Lakukan tekanan yang berlawanan arah pada bagian bawah
uterus dengan cara menekan uterus ke arah atas dan belakang (dorso kranial) dengan hati-
hati untuk membantu mencegah terjadinya inversio uteri. Jika plasenta tidak lahir setelah
30-40 detik, hentikan penegangan tali pusat dan menunggu hingga kontraksi berikut
mulai.
 Jika uterus tidak berkontraksi, meminta ibu atau seseorang anggota keluarga untuk
melakukan rangsangan puting susu.

Mengeluarkan Plasenta
1. Setelah plasenta terlepas, meminta ibu untuk meneran sambil menarik tali pusat ke arah
bawah dan kemudian ke arah atas, mengikuti kurva jalan lahir sambil meneruskan
tekanan berlawanan arah pada uterus.
 Jika tali pusat bertambah panjang, pindahkan klem hingga berjarak sekitar 5-10 cm dari
vulva.
 Jika plasenta tidak lepas setelah melakukan penegangan tali pusat selama 15 menit:
 Mengulangi pemberian oksitosin 10 unit I.M
 Menilai kandungan kemih dan lakukan kateterisasi kandung kemih dengan
menggunakan teknik aseptik jika perlu.
 Meminta keluarga untuk menyiapkan rujukan.
 Mengulangi penegangan tali pusat selama 15 menit berikutnya.

23
 Merujuk ibu jika plasenta tidak lahir dalam waktu 30 menit sejak kelahiran bayi.
2. Jika plasenta terlihat di introitus vagina, melanjutkan kelahiran plasenta dengan
menggunakan kedua tangan. Memegang plasenta dengan dua tangan dan dengan hati-hati
memutar plasenta hingga selaput ketuban terpilin. Dengan lembut perlahan melahirkan
selaput ketuban tersebut.
 Jika selaput ketuban robek, memakai sarung tangan disinfeksi tingkat tinggi atau steril
dan memeriksa vagina dan serviks ibu dengan seksama. Menggunakan jari-jari tangan
atau klem atau forseps disinfeksi tingkat tinggi atau steril untuk melepaskan bagian
selaput yang tertinggal.

Pemijatan Uterus
Segera setelah plasenta dan selaput ketuban lahir, lakukan masase uterus, meletakkan
telapak tangan di fundus dan melakukan masase dengan gerakan melingkar dengan
lembut hingga uterus berkontraksi (fundus menjadi keras).

Menilai pendarahan
1. Memeriksa kedua sisi plasenta baik yang menempel ke ibu maupun janin dan selaput
ketuban untuk memastikan bahwa plasenta dan selaput ketuban lengkap dan utuh.
Meletakkan plasenta di dalam kantung plastik atau tempat khusus.
 Jika uterus tidak berkontraksi setelah melakukan masase selama 15 detik mengambil
tindakan yang sesuai.
2. Mengevaluasi adanya laserasi pada vagina dan perineum dan segera menjahit laserasi
yang mengalami pendarahan aktif.

H. PENJAHITAN LUKA EPISIOTOMI


MENJAHIT LASERASI PERINEUM ATAU EPISIOTOMI
Tujuan menjahit laserasi atau episiotomi adalah untuk menyatukan kembali
jaringan tubuh (mendekatkan) dan mencegah kehilangan darah yang tidak perlu
(memastikan hemostasis). Ingat bahwa setiap kali jarum masuk ke dalam jaringan tubuh,
jaringan akan terluka dan menjadi tempat yang potensial untuk timbulnya infeksi. Oleh
sebab itu pada saat menjahit laserasi atau episiotomi gunakan benang yang cukup panjang
dan gunakan sesedikit mungkin jahitan untuk mencapai tujuan pendekatan dan
hemostasis.

Keuntungan-keuntungan teknik penjahitan jelujur:


 Mudah dipelajari (hanya perlu belajar satu jenis penjahitan dan satu atau dua jenis
simpul)
 Tidak terlalu nyeri karena lebih sedikit benang yang digunakan
 Menggunakan lebih sedikit jahitan

 Mempersiapkan penjahitan:
 Bantu ibu mengambil posisi litotomi sehingga bokongnya berada di tepi tempat tidur
atau meja. Topang kakinya dengan alat penopang atau minta anggota keluarga untuk
memegang kaki ibu sehingga ibu tetap berada dalam posisi litotomi.
 Tempatkan handuk atau kain bersih di bawah bokong ibu.

24
 Jika mungkin, tempatkan lampu sedemikian rupa sehingga perineum bisa dilihat dengan
jelas.
 Gunakan teknik aseptik pada saat memeriksa robekan atau episiotomi, memberikan
anestesi lokal dan menjahit luka (Lihat Bab 1).
 Cuci tangan menggunakan sabun dan air bersih yang mengalir.
 Pakai sarung tangan disinfeksi tingkat tinggi atau yang steril.
 Dengan menggunakan teknik aseptik, persiapkan peralatan dan bahan-bahan disinfeksi
tingkat tinggi untuk penjahitan (peralatan dan bahan-bahan ini tercantum di lampiran 5)
 Duduk dengan posisi santai dan nyaman sehingga luka bisa dengan mudah dilihat dan
penjahitan bisa dilakukan tanpa kesulitan.
 Gunakan kain/kasa disinfeksi tingkat tinggi atau bersih untuk menyeka vulva, vagina
dan perineum ibu dengan lembut, bersihkan darah atau bekuan darah yang ada sambil
menilai dalam dan luasnya luka.
 Periksa vagina, serviks dan perineum secara lengkap. Pastikan bahwa laserasi/sayatan
perineum hanya merupakan derajat satu atau dua (lihat Bab 5). Jika laserasinya dalam
atau episiotomi telah meluas, periksa lebih jauh untuk memeriksa bahwa tidak terjadi
robekan derajat tiga atau empat. Masukkan jari yang bersarung tangan ke dalam anus
dengan hati-hati dan angkat jari tersebut perlahan-lahan untuk mengidentifikasi sfingter
ani. Raba tonus atau ketegangan sfingter. Jika sfingter terluka, ibu mengalami laserasi
derajat tiga atau empat dan harus dirujuk segera. Ibu juga dirujuk jika mengalami
laserasi serviks.
 Ganti sarung tangan dengan sarung tangan disinfeksi tingkat tinggi atau steril yang baru
setelah melakukan pemeriksaan rektum.
 Berikan anestesia lokal (kajilah teknik untuk memberikan anestesia lokal di bawah ini.
 Siapkan jarum (pilih jarum yang batangnya bulat, tidak pipih) dan benang. Gunakan
benang kromik 2-0 atau 3-0. Benang kromik bersifat lentur, kuat, tahan lama dan paling
sedikit menimbulkan reaksi jaringan.
 Tempatkan jarum pada pemegang jarum dengan sudut 90 derajat, jepit dan jepit jarum
tersebut.

Memberikan anestesia local


Berikan anestesia lokal pada setiap ibu yang memerlukan penjahitan laserasi atau
episiotomi.Penjahitan sangat menyakitkan dan menggunakan anestesia lokal merupakan
asuhan sayang ibu.Jika ibu dilakukan tindakan episiotomi dengan anestesia lokal, lakukan
pengujian pada luka untuk mengetahui bahwa bahan anestesia masih bekerja.Sentuh luka
dengan jarum yang tajam atau cubit dengan forseps atau cunam.Jika ibu merasa tidak
nyaman, ulangi pemberian anestesia lokal.

Gunakan tabung suntik steril sekali pakai dengan jarum ukuran 22 panjang 4 cm.
Jarum yang lebih panjang atau tabung suntik yang lebih besar bisa digunakan, tapi, jarum
harus berukuran 22 atau lebih kecil tergantung pada tempat yang memerlukan anestesia.
Obat standar untuk anestesia lokal adalah 1% lidokain tanpa epinefrin (silokain). Jika
lidokain 1% tidak tersedia, gunakan lidokain 2% yang dilarutkan dengan air steril atau
normal salin dengan perbandingan 1:1 (sebagai contoh, larutkan 5 ml lidokain 2% dengan
5 ml air steril atau normal salin untuk membuat larutan lidokain 1%).

25
- Jelaskan pada ibu apa yang akan anda lakukan dan bantu ibu merasa santai.
- Hisap 10 ml larutan lidokain 1% ke dalam alat suntik sekali pakai ukuran 10 ml (tabung
suntik yang lebih besar boleh digunakan, jika diperlukan). Jika lidokain 1 % tidak
tersedia, larutkan 1 bagian lidokain 2% dengan 1 bagian normal salin atau air steril yang
sudah disuling.
- Tempelkan jarum ukuran 22 sepanjang 4 cm ke tabung suntik tersebut.
- Tusukkan jarum ke ujung atau pojok laserasi atau sayatan lain tarik jarum sepanjang tepi
luka (ke arah bawah di antara mukosa dan kulit perineum).
- Aspirasi (tarik pendorong tabung suntik) untuk memastikan bahwa jarum tidak berada di
dalam pembuluh darah. Jika darah masuk ke tabung suntik, jangan suntikkan lidokain dan
tarik jarum seluruhnya. Pindahkan posisi jarum dan suntikkan kembali.

Alasan:Ibu bisa mengalami kejang dan kematian bisa terjadi jika lidokain disuntikkan ke
dalam pembuluh darah.

- Suntikkan anestesia sejajar dengan permukaan luka pada saat jarum suntik ditarik
perlahan-lahan.
- Tarik jarum hingga sampai ke bawah tempat di mana jarum tersebut disuntikkan.
- Arahkan lagi jarum ke daerah di atas tengah luka dan ulangi langkah ke-4. Tusukkan
jarum untuk ketiga kalinya seperti yang ditunjukkan di Gambar L-4.1 dan sekali lagi
ulangi langkah ke-4 sehingga tiga garis di satu sisi luka mendapatkan anestesia lokal.
Ulangi proses ini di sisi lain dari luka tersebut. Setiap sisi luka akan memerlukan kurang
lebih 5 ml lidokain 1% untuk mendapatkan anestesia yang cukup.
- Tunggu selama dua menit dan biarkan anestesia tersebut bekerja dan kemudian uji daerah
yang dianestesia dengan cara dicubit dengan forseps atau disentuh dengan jarum yang
tajam. Jika ibu merasakan jarum atau cubitan tersebut, tunggu dua menit lagi dan
kemudian uji kembali sebelum mulai menjahit luka.

Penjahitan laserasi pada perineum

- Cuci tangan secara seksama dan gunakan sarung tangan disinfeksi tingkat tinggi atau
steril. Ganti sarung tangan jika sudah terkontaminasi, atau jika tertusuk jarum maupun
peralatan tajam lainnya.
- Pastikan bahwa peralatan dan bahan-bahan yang digunakan untuk melakukan penjahitan
sudah didisinfeksi tingkat tinggi atau steril.
- Setelah memberikan anestesia lokal dan memastikan bahwa daerah tersebut sudah di
anestesi, telusuri dengan hati-hati menggunakan satu jari untuk secara jelas menentukan
batas-batas luka. Nilai kedalaman luka dan lapisan jaringan mana yang terluka. Dekatkan
tepi laserasi untuk menentukan bagaimana cara menjahitnya menjadi satu dengan mudah.
- Buat jahitan pertama kurang lebih 1 cm di atas ujung laserasi di bagian dalam vagina.
Setelah membuat tusukan pertama, buat ikatan dan potong pendek benang yang lebih
pendek dan ikatan.
- Tutup mukosa vagina dengan jahitan jelujur, jahit ke bawah ke arah cincin himen.
- Tepat sebelum cincin himen, masukkan jarum ke dalam mukosa vagina lalu ke bawah
cincin himen sampai jarum ada di bawah laserasi. Periksa bagian antara jarum di
perineum dan bagian atas laserasi. Perhatikan seberapa dekat jarum ke puncak luka.

26
- Teruskan ke arah bawah tapi tetap pada luka, menggunakan jahitan jelujur, hingga
mencapai bagian bawah laserasi. Pastikan bahwa jarak setiap jahitan sama dan otot yang
terluka telah dijahit. Jika laserasi meluas ke dalam otot, mungkin perlu untuk melakukan
satu atau dua lapis jahitan terputus-putus untuk menghentikan perdarahan dan/atau
mendekatkan jaringan tubuh secara efektif.
- Setelah mencapai ujung laserasi, arahkan jarum ke atas dan teruskan penjahitan,
menggunakan jahitan jelujur untuk menutup lapisan subkutikuler. Jahitan ini akan
menjadi jahitan lapis ke dua Periksa lubang bekas jarum. Jahitan lapis kedua ini akan
meninggalkan luka yang tetap terbuka berukuran 0,5 cm atau kurang. Luka ini akan
menutup dengan sendirinya pada saat penyembuhan luka.
- Tusukkan jarum dan robekan perineum ke dalam vagina. Jarum harus keluar dari
belakang cincin himen.
- Ikat benang dengan membuat simpul di dalam vagina. Potong ujung benang dan sisakan
sekitar 1,5 cm. Jika ujung benang dipotong terlalu pendek, simpul akan longgar dan
laserasi akan membuka.
- Ulangi pemeriksaan vagina dengan lembut untuk memastikan bahwa tidak ada kasa atau
peralatan yang tertinggal di dalam.
- Dengan lembut masukkan jari paling kecil ke dalam anus. Raba apakah ada jahitan pada
rektum. Jika ada jahitan yang teraba, ulangi pemeriksaan rektum enam minggu
pascapersalinan. Jika penyembuhan belum sempurna (misalkan jika ada fistula
rektovaginal atau jika ibu melaporkan inkontinensia alvi atau feses), ibu segera dirujuk ke
fasilitas kesehatan rujukan.
- Cuci daerah genital dengan lembut dengan sabun dan air disinfeksi tingkat tinggi,
kemudian keringkan. Bantu ibu mencari posisi yang lebih nyaman.
- Nasehati ibu untuk:
 menjaga perineumnya selalu bersih dan kering
 hindari penggunaan obat-obatan tradisional pada perineumnya
 cuci perineumnya dengan sabun dan air bersih yang mengalir tiga sampai empat kali per
hari
 kembali dalam seminggu untuk memeriksa penyembuhan lukanya. Ibu harus kembali
lebih awal jika ia mengalami demam atau mengeluarkan cairan yang berbau busuk dari
daerah lukanya atau jika daerah tersebut menjadi lebih nyeri.
Ingat:
- Tidak usah menjahit laserasi derajat satu yang tidak mengalami perdarahan dan men-
dekat dengan baik.
- Gunakan sesedikit mungkin jahitan untuk mendekatkan jaringan dan memastikan
hemostasis.
- Selalu gunakan teknik aseptik.
- Jika ibu mengeluh sakit pada saat penjahitan dilakukan, berikan lagi anestesia lokal untuk
memastikan kenyamanan ibu, inilah yang disebut asuhan sayang ibu.

Penjahitan episiotomy
Secara umum prosedur untuk menjahit episiotomi sama dengan menjahit laserasi perineum.
Jika episiotomi sudah dilakukan, lakukan penilaian secara hati-hati untuk memastikan
lukanya tidak meluas.Sedapat mungkin, gunakan jahitan jelujur.Jika ada sayatan yang

27
terlalu dalam hingga mencapai lapisan otot, mungkin diperlukan penjahitan secara
terputus untuk merapatkan jaringan.

I. PEMANTAUAN KALA IV.


- Ganti baju ibu dengan baju bersi dan kering. Pasang pispot datar dan lebar  pada bagian 
bokong untuk memantau dara yang keluar.
- Tutup perut bawah dan tungkai dengan selimut.
- Pantau tanda vital, kontraksi uterus dan perdarahan tiap 15 menit hingga 2 jam pasca kala
III.
- Beri obat-obatan yang di perlukan dan minum secukupnya.
- Bila setelah 2 jam kondisi ibu stabil dan tidak ada komplikasi, pasangkan kasa penyerap
dan celana. Pakaikan kain dan selimut ibu. Bawa keruang perawatan dan lakukan rawat
gabung sesegera mungkin.

3. Memahami dan menjelaskan Anemia pada Kehamilan


3.1 Klasifikasi
Berdasarkan kadar MCV dalam tubuh (ukuran) 
MCV kurang dari80 fL atau anemia microcytic anemia, etiologinya adalah:
a. Defisiensi besi
b. Thalassemia
c. Anemia karena penyakit kronik
d. Sideroblastic anemia
e. Anemia karena defisiensi tembaga (copper)
f. Anemia karena keracunan

MCV 80-100 fL atau anemia normocytic anemia etiologinya adalah:


a. Hemorrhagic anemia
b. Anemia defisiensi awal
c. Anemia karena penyakit kronik 
d. Anemia berhubungan dengan supresi sumsum tulang Anemia associated with chronic
renal insufficiency
e. Anemia berhubungan dengan disfungsi endokrin
f. Autoimmune hemolytic anemia
g. Anemia berhubungan dengan hipotiroid atau hipopituitarisme
h. Hereditary spherocytosis
i. Hemolytic anemia berhubungan dengan paroxysmal nocturnal hemoglobinuria

MCV lebih dari 100 fL atau anemia macrocytic etiologinya adalah:


a. Folic acid deficiency anemia
b. Vitamin B-12–deficiency anemia
c. Drug-induced hemolytic anemia (eg, zidovudine)
d. Anemia berhubungan dengan reticulocytosis
e. Anemia berhubungan dengan penyakit liver 
f. Anemia berhubungan dengan ethanol abuse
g. Anemia berhubungan dengan acute myelodysplastic syndrome

28
Berdasarkan penyebabnya:
Anemia Defisiensi Besi
Merupakan anemia yang paling sering ditemukan. Dapat disebabkan karena kurang
asupan besi dalam makanan, gangguan resorpsi, gangguan penggunaan, atau karena pengeluaran
besi terlalu banyak dari tubuh misalnya pada perdarahan. Jika terjadi defisiensi besi, maka suplai
ke sumsum tulang juga berkurang sehingga tidak dapat memenuhi kebutuhan basal produksi Hb.
Hal ini menyebabkan setiap sel darah merah yang terbentuk mengandung sedikit Hb sehingga
menjadi mikrositosis dan hipokrom. Proliferasi prekursor eritroid juga terhambat pada saat
defisiensi besi.
Keperluan besi bertambah dalam kehamilan terutama dalam trimester terakhir. Apabila
masuknya besi tidak ditambah dalam kehamilan maka mudah terjadi defisiensi besi, lebih-lebih
pada kehamilan kembar. Lagi pula di daerah khatulistiwa besi lebih banyak ke luar melalui air
peluh dan kulit. Di Indonesia asupan besi per hari untuk wanita tidak hamil (12 mg), wanita
hamil (17 mg), wanita menyusui (17 mg).

Anemia Megaloblastik
Disebabkan karena defisiensi asam folat, jarang sekali karena defisiensi vitamin B12.
Diagnosis dibuat bila ditemukan megaloblas atau promegaloblas dalam darah atau sumsum
tulang. Sifat khas sebagai anemia makrositer dan hiperkrom tidak selalu dijumpai kecuali anemia
berat. Seringkali anemia bersifat normositer dan normokrom karena defisiensi asam folat sering
berdampingan dengan defisiensi besi dalam kehamilan. Perubahan-perubahan dalam leukopoesis
seperti metamielosit datia dan sel batang datia yang kadang-kadang disertai vakuolisasi dan
hipersegmentasi granulosit, terjadi lebih dini pada defisiensi asam folat dan vitamin B12 bahkan
sebelum terdapat megaloblastosis. Diagnosis pasti baru dapat dibuat dengan percobaan
penyerapan dan pengeluaran asam folik. Pada pengobatan percobaan asam folat menunjukkan
naiknya jumlah retikulosit dan kadar Hb.
Pada anemia ini, terjadi hambatan sintesis DNA menyebabkan pertumbuhan sel yang
tidak seimbang. Namun ketika pembelahan sel terhambat, sintesis RNA tidak terpengaruh.
Hasilnya adalah komponen sitoplasma terutama hemoglobin disintesis dalam jumlah berlebihan
selama penundaan pembelahan sel. Akhirnya terjadi peningkatan dalam ukuran sel. 

Anemia Hipoplastik
Disebabkan karena sumsum tulang kurang mampu membuat sel-sel darah baru. Sumsum
tulang bersifat normoblastik dengan hipoplasia eritropoesis yang nyata. Dapat disebabkan karena
kerusakan sumsum tulang, defisiensi besi, atau stimulus eritropoetin yang inadekuat. Hal terakhir
dapat disebabkan karena supresi EPO oleh sitokin misalnya IL-1, gangguan fungsi ginjal, atau
penurunan kebutuhan O2 jaringan akibat penyakit metabolik seperti hipotiroid. Perbandingan
mielosit : eritrosit yang diluar kehamilan 5 : 1 dan kehamilan 3 : 1 atau 2 : 1 berubah menjadi
10 : 1 atau 20 : 1. Ciri lain ialah bahwa pengobatan dengan segala macam obat penambah darah
tidak memberi hasil. Satu-satunya cara memperbaiki keadaan penderita adalah transfusi darah
yang sering perlu diulang sampai beberapa kali.

Anemia Hemolitik
Pada anemia ini terjadi penghancuran sel darah merah berlangsung lebih cepat dari
pembuatannya. Wanita dengan anemia hemolitik sukar menjadi hamil, apabila hamil maka

29
anemia menjadi lebih berat. Sebaliknya mungkin bahwa kehamilan menyebabkan krisis
hemolitik pada wanita yang sebelumnya tidak menderita anemia.Gejala-gejala yang lazim
dijumpai ialah gejala proses hemolitik seperti anemia, hemoglobinemia, hemoglobinuria,
hiperbilirubinemia, hiperurobilinuria, dan sterkobilin lebih banyak dalam feses. Disamping itu
terdapat tanda regenerasi darah seperti retikulositosis dan normoblastemia serta hiperplasia
eritropoesis sumsum tulang. Pada hemolisis yang berlangsung lama dijumpai pembesaran limpa
dan pada kasus herediter kadang disertai kelainan radiologis pada tengkorak dan tulang lain.
Perbandingan mielosit: eritrosit biasanya 3 : 1 atau 2 : 1 dalam kehamilan berubah menjadi 1 : 1
atau 1 : 2. Frekuensi pada kehamilan tidak tinggi, biasanya terjadi pada sel sabit dan thalasemia.

Etiologi Anemia:
Kebanyakan anemia dalam kehamilan disebabkan oleh defisiensi besi dan perdarahan akut
bahkan tidak jarang keduannya saling berinteraksi (Safuddin, 2002). Menurut Mochtar (1998)
penyebab anemia pada umumnya adalah sebagai berikut:
1. Kurang gizi (malnutrisi)
2. Kurang zat besi dalam diet
3. Malabsorpsi
4. Kehilangan darah banyak seperti persalinan yang lalu, haid dan lain-lain
5. Penyakit-penyakit kronik seperti TBC paru, cacing usus, malaria dan lain-lain.

3.2 Pengaruh terhadap Ibu dan Janin


Darah akan bertambah banyak dalam kehamilan yang lazim disebut Hidremia atau
Hipervolemia. Akan tetapi, bertambahnya sel darah kurang dibandingkan dengan bertambahnya
plasma sehingga terjadi pengenceran darah. Perbandingan tersebut adalah sebagai berikut:
plasma 30%, sel darah 18% dan haemoglobin 19%. Bertambahnya darah dalam kehamilan sudah
dimulai sejak kehamilan 10 minggu dan mencapai puncaknya dalam kehamilan antara 32 dan 36
minggu (Wiknjosastro, 2002). Secara fisiologis, pengenceran darah ini untuk membantu
meringankan kerja jantung yang semakin berat dengan adanya kehamilan.
Kebanyakan anemia dalam kehamilan disebabkan oleh defisiensi besi dan perdarahan
akut bahkan tidak jarang keduannya saling berinteraksi (Safuddin, 2002). Menurut Mochtar
(1998) penyebab anemia pada umumnya adalah sebagai berikut:
1. Kurang gizi(malnutrisi)
2. Kurang zat besi dalam diit
3. Malabsorpsi
4. Kehilangan darah banyak seperti persalinan yang lalu, haid dan lain-lain
5. Penyakit-penyakit kronik seperti TBC paru, cacing usus, malaria dan lain-lain
Gejala Klinis
Gejala anemia pada kehamilan yaitu ibu mengeluh cepat lelah, sering pusing, mata berkunang-
kunang, malaise, lidah luka, nafsu makan turun (anoreksia), konsentrasi hilang, nafas pendek
(pada anemia parah) dan keluhan mual muntah lebih hebat pada hamil muda.

30
Efek Anemia
Anemia dapat terjadi pada setiap ibu hamil, karena itulah kejadian ini harus selalu
diwaspadai. Anemia yang terjadi saat ibu hamil Trimester I akan dapat mengakibatkan: Abortus,
Missed Abortus dan kelainan kongenital. Anemia pada kehamilan trimester II dapat
menyebabkan: Persalinan prematur, perdarahan antepartum, gangguan pertumbuhan janin dalam
rahim, asfiksia aintrauterin sampai kematian, BBLR, gestosis dan mudah terkena infeksi, IQ
rendah dan bahkan bisa mengakibatkan kematian. Saat inpartu, anemia dapat menimbulkan
gangguan his baik primer maupun sekunder, janin akan lahir dengan anemia, dan persalinan
dengan tindakan yang disebabkan karena ibu cepat lelah. Saat post partum anemia dapat
menyebabkan: tonia uteri, rtensio placenta, pelukaan sukar sembuh, mudah terjadi febris
puerpuralis dan gangguan involusio uteri.
Tatalaksana Anemia:
Apabila pada pemeriksaan kehamilan hanya Hb yang diperiksa dan Hb itu kurang dari 10
g / 100 ml, maka wanita dapat dianggap sebagai menderita anemia defisiensi besi, baik yang
murni maupun yang dimorfis, karena tersering anemia dalam kehamilan anemia defisiensi besi.
Pengobatan dapat dimulai dengan preparat besi per os. Biasanya diberikan garam besi sebanyak
600 – 1000 mg sehari, seperti sulfas – ferrosus atau glukonas ferrosus. Hb dapat dinaikan sampai
10 g / 100 ml atau lebih asal masih ada cukup waktu sampai janin lahir. Peranan vitamin C
dalam pengobatan dengan besi masih diragukan oleh beberapa penyelidik. Mungkin vitamin C
mempunyai khasiat untuk mengubah ion ferri menjadi ion ferro yang lebih mudah diserap oleh
selaput usus.
Terapi perenteral baru diperlukan apabila penderita tidak tahan akan obat besi per os, ada
gangguan penyerapan, penyakit saluran pencernaan, atau apabila kehamilannyasudah tua. Besi
parenteral diberikan dalam bentuk ferri. Secara intramuskulus dapatdisuntikan dekstran besi
(imferon) atau sorbitol besi (Jectofer). Hasilnya lebih cepat dicapai, hanya penderita merasa
nyeri di tempat suntikan. Juga secara intravena perlahan – lahan besi dapat diberikan, seperti
ferrumoksidum sakkaratum (Ferrigen, Ferrivenin, Proferrin, Vitis), sodium diferrat
(Ferronascin), dan dekstran besi (imferon). Akhir – akhir ini Imferon banyak puladiberikan
dengan infus dalam dosis total antara 1000 – 2000 mg unsur besi sekaligus, dengan hasil yang
sangat memuaskan. Walaupun besi intravena dan dengan infus kadang – kadang menimbulkan
efek sampingan, namun apabila ada indikasi yang tepat, cara ini dapat dipertanggungjawabkan.
4. Memahami dan menjelaskan Penting Zat Gizi pada Janin dan Ibu
4.1 Peran tiap Gizi pada fase kehamilan
A.  Kebutuhan Nutrisi pada Ibu Hamil Trimester I
Minggu 1 sampai minggu ke-4
Selama trimester 1 (hingga minggu ke-12), ibu harus mengonsumsi berbagai jenis makanan
berkalori tinggi untuk mencukupi kebutuhan kalori yang bertambah 170 kalori (setara 1 porsi

31
nasi putih). Tujuannya, agar tubuh menghasilkan cukup energi, yang diperlukan janin yang
tengah terbentuk pesat. Konsumsi minimal 2000 kilo kalori per hari.
Penuhi melalui aneka sumber karbohidrat (nasi, mie, roti, sereal, dan pasta), dilengkapi
sayuran, buah, daging-dagingan atau ikan-ikanan, susu dan produk olahannya.
Minggu ke-5
Agar asupan kalori terpenuhi, meski dilanda mual dan muntah, makan dalam porsi kecil
tapi sering. Konsumsi makanan selagi segar atau panas. Contoh porsi yang dapat dikonsumsi
untuk memenuhi kebutuhan zat gizi per hari pada trimester 1, antara lain roti, sereal, nasi 6 porsi,
buah 3 - 4 porsi, sayuran 4 porsi, daging, sumber protein lainnya 2 - 3 porsi, susu atau produk
olahannya 3 - 4 porsi, camilan 2 - 3 porsi
Minggu ke-7
Konsumsi aneka jenis makanan sumber kalsium untuk menunjang pembentukan tulang
kerangka tubuh janin yang berlangsung saat ini. Kebutuhan kalsium Anda 1000 miligram/hari.
Didapat dari keju 3/4 cangkir, keju Parmesan atau Romano 1 ons, keju cheddar 1,5 ons, custard
atau puding susu 1 cangkir, susu (full cream, skim) 8 ons, yoghurt 1 cangkir.
Minggu ke-9
Jangan lupa penuhi kebutuhan asam folat 0,6 miligram per hari, diperoleh dari hati, kacang
kering, telur, brokoli, aneka produk whole grain, jeruk, dan jus jeruk. Konsumsi juga vitamin C
untuk pembentukan jaringan tubuh janin, penyerapan zat besi, dan mencegah pre-eklampsia.
Sumbernya: 1 cangkir stroberi (94 miligram), 1 cangkir jus jeruk (82 miligram), 1 kiwi sedang
(74 miligram), 1/2 cangkir brokoli (58 miligram).
Minggu ke-10
Saatnya makan banyak protein untuk memperoleh asam amino bagi pembentukan otak
janin, diitambah kolin dan DHA untuk membentuk sel otak baru. Sumber kolin; susu, telur,
kacang-kacangan, daging sapi dan roti gandum. Sumber DHA: ikan, kuning telur, produk
unggas, daging, dan minyak kanola.
Minggu ke-12
Sejumlah vitamin yang harus Anda penuhi kebutuhannya adalah vitamin A, B1, B2, B3,
dan B6, semuanya untuk membantu proses tumbuh-kembang, vitamin B12 untuk membentuk sel
darah baru, vitamin C untuk penyerapan zat besi, vitamin D untuk pembentukan tulang dan gigi,
vitamin E untuk metabolisme. Jangan lupa konsumsi zat besi, karena volume darah Anda akan
meningkat 50%. Zat besi berguna untuk memroduksi sel darah merah. Apalagi jantung janin siap
berdenyut.

B.   Kebutuhan Nutrisi pada Ibu Hamil Trimester II

32
Di trimester dua, ibu dan janin mengalami lebih banyak lagi kemajuan dan
perkembangan. Kebutuhan gizi juga semakin meningkat seiring dengan semakin besarnya
kehamilan.
   Minggu ke-13
Kurangi atau hindari  minum kopi. Sebab kafeinnya (juga terdapat di teh, kola dan cokelat)
berisiko mengganggu perkembangan sistem saraf pusat janin yang mulai berkembang.
 Minggu ke-14
Ibu perlu menambah asupan 300 kalori per hari untuk tambahan energi yang dibutuhkan
untuk tumbuh-kembang janin. Penuhi antara lain dari 2 cangkir nasi atau penggantinya. Juga
perlu lebih banyak ngemil, 3-4 kali sehari porsi sedang.

Minggu ke-17
Makan sayur dan buah serta cairan untuk mencegah sembelit. Penuhi kebutuhan cairan
tubuh yang meningkat. Pastikan minum 6-8 gelas air setiap hari. Selain itu, konsumsi sumber zat
besi (ayam, daging, kuning telur, buah kering, bayam) dan vitamin C untuk mengoptimal
pembentukan sel darah merah baru, karena jantung dan sistem peredaran darah janin sedang
berkembang.
Minggu ke-24
Batasi garam, karena memicu tekanan darah tinggi dan mencetus kaki  bengkak akibat
menahan cairan tubuh. Bila ingin jajan atau makan di luar, pilih yang bersih, tidak hanya kaya
karbohidrat tapi bergizi lengkap, tidak berkadar garam dan lemak tinggi (misal, gorengan
dan junk food). Bila mungkin pilih yang kaya serat.
Minggu ke-28
Konsumsi aneka jenis seafood untuk memenuhi kebutuhan asam lemak omega-3  bagi
pembentukan otak dan kecerdasan janin. Vitamin E sebagai antioksidan harus dipenuhi pula.
Pilihannya, bayam dan buah kering.

C. Kebutuhan Nutrisi Ibu Hamil Pada Trimester III


Di trimester ke III, ibu hamil butuh bekal energi yang memadai. Selain untuk mengatasi
beban yang kian berat, juga sebagai cadangan energi untuk persalinan kelak.
Itulah sebabnya pemenuhan gizi seimbang tidak boleh dikesampingkan baik secara
kualitas maupun kuantitas. Pertumbuhan otak janin akan terjadi cepat sekali pada dua bulan
terakhir menjelang persalinan. Karena itu, jangan sampai kekurangan gizi.
Berikut ini sederet zat gizi yang sebaiknya lebih diperhatikan pada kehamilan trimester ke
III ini, tentu tanpa mengabaikan zat gizi lainnya:

1.      Kalori
Kebutuhan kalori selama kehamilan adalah sekitar 70.000 -80.000 kilo kalori (kkal),
dengan pertambahan berat badan sekitar 12,5 kg. Pertambahan kalori ini diperlukan terutama
pada 20 minggu terakhir. Untuk itu, tambahan kalori yang diperlukan setiap hari adalah sekitar
285-300 kkal.
33
Tambahan kalori diperlukan untuk pertumbuhan jaringan janin dan plasenta dan menambah
volume darah serta cairan amnion (ketuban). Selain itu, kalori juga berguna sebagai cadangan
ibu untuk keperluan melahirkan dan menyusui.
Agar kebutuhan kalori terpenuhi, Anda harus menggenjot konsumsi makanan dari sumber
karbohidrat dan lemak. Karbohidrat bisa diperoleh melalui serelia (padi-padian) dan produk
olahannya, kentang, gula, kacang-kacangan, biji-bijian dan susu. Sementara untuk lemak, Anda
bisa mengonsumsi mentega, susu, telur, daging berlemak, alpukat dan minyak nabati.

2.      Vitamin B6 (Piridoksin)
Vitamin ini dibutuhan untuk menjalankan lebih dari 100 reaksi kimia di dalam tubuh yang
melibatkan enzim. Selain membantu metabolisma asam amino, karbohidrat, lemak dan
pembentukan sel darah merah, juga berperan dalam pembentukan neurotransmitter (senyawa
kimia penghantar pesan antar sel saraf). Semakin berkembang otak jianin, semakin meningkat
pula kemampuan untuk mengantarkan pesan.
Angka kecukupan vitamin B6 bagi ibu hamil adalah sekitar 2,2 miligram sehari. Makanan
hewani adalah sumber yang kaya akan vitamin ini.

3.      Yodium
Yodium dibutuhkan sebagai pembentuk senyawa tiroksin yang berperan mengontrol setiap
metabolisma sel baru yang terbentuk. Bila kekurangan senyawa ini, akibatnya proses
perekembagan janin, termasuk otaknya terhambat dan terganggu. Janin akan tumbuh kerdil.
Sebaliknya, jika tiroksin berlebih, sel-sel baru akan tumbuh secara berlebihan sehingga
janin tumbuh  melampaui ukuran normal. Karenanya, cermati asupa yodium ke dalam tubuh saat
hamil. Angka yang ideal untuk konsumsi yodium adalah 175 mikrogram perhari.

4.      Tiamin (vitamin B1), Riboflavin (B2) dan Niasin (B3)


Deretan vitamin ini akan membantu enzim untuk mengatur metabolisma sistem
pernafasan dan enerji. Ibu hamil dianjurkan untuk mengonsumsi Tiamin sekitar 1,2 miligram per
hari, Riboflavin sekitar 1,2 miligram perhari dan Niasin 11 miligram perhari. Ketiga vitamin B
ini bisa Anda konsumsi dari keju, susu, kacang-kacangan, hati dan telur.

5.      Air
Kebutuhan ibu hamil di trimester III ini bukan hanya dari makanan tapi juga dari cairan.
Ari sangat penting untuk pertubuhan sel-sel baru, mengatur suhu tubuh, melarutkan danmengatur
proses metabolisma zat-zat gizi, serta mempertahankan volume darah yang meningkat selama
masa kehamilan.
Jika cukup mengonsumsi cairan, buang air besar akan lancar sehingga terhindar dari
sembelit serta risiko terkena infeksi saluran kemih.  Sebaiknya minum 8 gelas air putih sehari.
Selain air putih, bisa pula dibantu dengan jus buah, makanan berkuah dan buah-buahan. Tapi
jangan lupa, agar bobot tubuh tidak naik berlebihan, kurangi minuman bergula seperti sirop dan
softdrink. 
34
4.2 Masalah Nutrisi dan Penanganan

Zat-zat gizi yang perlu mendapat perhatian dalam konsumsi ibu hamil adalah sebagai berikut:

1. Sumber tenaga, digunakan untuk tumbuh kembang janin dan proses perubahan biologis yang
terjadi dalam tubuh yang meliputi, pembentukan sel- sel baru, pemberian makanan dari ibu ke
bayi melalui plasenta, serta pembentukan enzim dan hormon penunjang pertumbuhan janin.
Kekurangan energi dalam asupan makanan yang dikonsumsi menyebabkan tidak tercapainya
penambahan berat badan ideal dari ibu hamil yaitu sekitar 11 - 14 kg. Kekurangan itu akan
diambil dari persediaan protein yang dipecah menjadi energi.

2. Protein, diperlukan sebagai pembentuk jaringan baru janin. Kekurangan asupan protein dapat
berpengaruh terhadap pertumbuhan janin, keguguran, bayi lahir dengan berat badan kurang,
serta tidak optimalnya pertumbuhan jaringan tubuh dan jaringan pembentuk otak.

3. Vitamin, dibutuhkan untuk memperlancar proses biologis yang berlangsung dalam tubuh ibu
dan janin. Misalnya, vitamin A diperlukan untuk pertumbuhan, vitamin B1 dan B2 sebagai
penghasil energi, vitamin B6 sebagai pengatur pemakaian protein tubuh, vitamin B12
membantu kelancaran pembentukan sel-sel darah merah. Vitamin C membantu penyerapan
zat besi guna mencegah anemia, dan vitamin D untuk membantu penyerapan kalsium.

4. Mineral, antara lain :

a) Kalsium, digunakan untuk menunjang pembentukan tulang dan gigi serta persendian
janin. Jika ibu hamil kekurangan kalsium, maka kebutuhan kalsium akan diambilkan dari
cadangan kalsium pada tulang ibu. Ini akan mengakibatkan tulang keropos atau
osteoporosis. Untuk itu, si ibu perlu mengkonsumsi susu, telur, keju, kacang-kacangan,
atau tablet kalsium yang dapat diperoleh saat periksa ke Puskesmas atau klinik.

b) Zat besi, erat berkaitan dengan anemia atau kekurangan sel darah merah sebagai adaptasi
adanya perubahan fisiologis selama kehamilan, yang disebabkan oleh :

35
 Meningkatnya kebutuhan zat besi untuk pertumbuhan janin.

 Kurangnya asupan zat besi pada makanan yang dikonsumsi sehari-hari.

 Adanya kecenderungan rendahnya cadangan zat besi pada wanita, sehingga tidak
mampu menyuplai kebutuhan zat besi dan mengembalikan persediaan darah yang
hilang akibat persalinan sebelumnya.

5. Memahami dan menjelaskan pandangan islam terhadap puasa Ramadhan terhadap ibu hamil
a. Ibu Hamil dan Menyusui yang Mengkhawatirkan Keadaan Dirinya Saja Bila Berpuasa
Bagi ibu, untuk keadaan ini maka wajib untuk mengqadha (tanpa fidyah) di hari yang lain
ketika telah sanggup berpuasa. Keadaan ini disamakan dengan orang yang sedang sakit
dan mengkhawatirkan keadaan dirinya. Sebagaimana dalam ayat;

“Maka jika di antara kamu ada yang sakit atau dalam perjalanan (lalu ia berbuka),
maka wajib baginya berpuasa) sebanyak hari yang ditinggalkan itu pada hari-hari yang
lain.”(Qs. Al Baqarah[2]:184)

Berkaitan dengan masalah ini, Ibnu Qudamah rahimahullah mengatakan, “Kami tidak
mengetahui ada perselisihan di antara ahli ilmu dalam masalah ini, karena ked keduanya
seperti orang sakit yang takut akan kesehatan dirinya.” (al-Mughni: 4/394)
b. Ibu Hamil dan Menyusui yang Mengkhawatirkan Keadaan Dirinya dan Buah Hati Bila
Berpuasa
Sebagaimana keadaan pertama, sang ibu dalam keadaan ini wajib mengqadha
(saja) sebanyak hari-hari puasa yang ditinggalkan ketika sang ibu telah sanggup
melaksanakannya.
Imam Nawawi rahimahullah mengatakan, “Para sahabat kami (ulama Syafi‟iyah)
mengatakan, „Orang yang hamil dan menyusui, apabila keduanya khawatir dengan
puasanya dapat membahayakan dirinya, maka dia berbuka dan mengqadha. Tidak ada

36
fidyah karena dia seperti orang yang sakit dan semua ini tidak ada perselisihan (di antara
Syafi‟iyyah). Apabila orang yang hamil dan menyusui khawatir dengan puasanya akan
membahayakan dirinya dan anaknya, maka sedemikian pula (hendaklah) dia berbuka dan
mengqadha, tanpa ada perselisihan (di antara Syafi‟iyyah).‟” (al-Majmu’: 6/177, dinukil
dari majalah Al Furqon)
c. Untuk Ibu Hamil dan Menyusui yang Mengkhawatirkan Keadaan si Buah Hati saja
Dalam keadaan ini, sebenarnya sang ibu mampu untuk berpuasa. Oleh karena
itulah, kekhawatiran bahwa jika sang ibu berpuasa akan membahayakan si buah hati
bukan berdasarkan perkiraan yang lemah, namun telah ada dugaan kuat akan
membahayakan atau telah terbukti berdasarkan percobaan bahwa puasa sang ibu akan
membahayakan. Patokan lainnya bisa berdasarkan diagnosa dokter terpercaya – bahwa
puasa bisa membahayakan anaknya seperti kurang akal atau sakit -. (Al Furqon, edisi 1
tahun 8)
Untuk kondisi ketiga ini, ulama berbeda pendapat tentang proses pembayaran
puasa sang ibu. Berikut sedikit paparan tentang perbedaan pendapat tersebut.
Dalil ulama yang mewajibkan sang ibu untuk membayar qadha saja.
Dalil yang digunakan adalah sama sebagaimana kondisi pertama dan kedua, yakni sang
wanita hamil atau menyusui ini disamakan statusnya sebagaimana orang sakit. Pendapat ini
dipilih oleh Syaikh Bin Baz dan Syaikh As-Sa‟di rahimahumallah
Dalil ulama yang mewajibkan sang Ibu untuk membayar fidyah saja.
Dalil yang digunakan adalah sama sebagaimana dalil para ulama yang mewajibkan qadha
dan fidyah, yaitu perkataan Ibnu Abbas radhiallahu’anhu, “Wanita hamil dan menyusui, jika
takut terhadap anak-anaknya, maka mereka berbuka dan memberi makan seorang miskin.” ( HR.
Abu Dawud) dan perkataan Ibnu „Umar radhiallahu’anhu ketika ditanya tentang seorang wanita
hamil yang mengkhawatirkan anaknya, maka beliau berkata, “Berbuka dan gantinya memberi
makan satu mud gandum setiap harinya kepada seorang miskin.” (al-Baihaqi dalam Sunan dari
jalan Imam Syafi‟i, sanadnya shahih)
Dan ayat Al-Qur‟an yang dijadikan dalil bahwa wanita hamil dan menyusui hanyaf
membayar fidyah adalah, “Dan wajib bagi orang yang berat menjalankannya (jika mereka tidak
berpuasa) membayar diyah (yaitu) membayar makan satu orang miskin.” (Qs. Al-Baqarah [2]:
184)
Hal ini disebabkan wanita hamil dan menyusui yang mengkhawatirkan anaknya dianggap
sebagai orang yang tercakup dalam ayat ini. Pendapat ini adalah termasuk pendapat yang dipilih
Syaikh Salim dan Syaikh Ali Hasan hafidzahullah.

37
DAFTAR PUSTAKA
Depkes. RI 1995. Sekitar kelahiran bayi yang perlu anda ketahui

Guyton dan Hall.2007.Buku Ajar Fisiologi Kedokteran Edisi 11.Jakarta: EGC.

Manuaba, I.B.G.1998. Ilmu Kebidanan Penyakit Kandungan dan Keluarga Berencana. Jakarta:
EGC

Manuaba, I.B.G. 2001. Kapita Selekta Penatalaksanaan Rutin Obstetri Ginekologi dan Keluarga
Berencana. Jakarta: EGC

Mochtar, R. 1998. Sinopsis Obstetri. Edisi 2. Jakarta: EGC

Notobroto. 2003. Insiden Anemia. http://adln.lib.unair.ac.id. diperoleh 24 Februari, 2006.

Sherwood. L.2004. Fisiologi Manusia: Dari sel ke Sistem

Snell, RS, 1997, Anatomi Klinik untuk Mahasiswa Kedokteran.EGC, Jakarta.

38
Prawirohardjo S.Ilmu kebidanan edisi 4.PT Bina Pustaka Prawiro Rahardjo.

Prof Rustam. Synopsis obstetric Jilid 1. Jakarta : EGC.

Luis, Juncqueira, Jose Carneiro, 1991. Histologi Dasar, ed.3. EGC, Jakarta.

39

Anda mungkin juga menyukai