Anda di halaman 1dari 21

REFERAT

NEVUS PIGMENTOSUS

Disusun Oleh:
Fiqa Tinfitriya Alkasie
1102015080

Pembimbing:
dr. Evy Aryanti, Sp.KK

KEPANITERAAN KLINIK ILMU PENYAKIT KULIT DAN KELAMIN


RUMAH SAKIT UMUM DAERAH KABUPATEN BEKASI
FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS YARSI
PERIODE NOVEMBER-DESEMBER 2019

2
Tugas Refarat Divisi Dermatologi &Venerologi

Nama/NPM : Fiqa Tinfitriya Alkasie / 1102015080


Judul : Nevus Pigmentosus
Tempat/Waktu : RSUD Kab. Bekasi/ 28 November 2019
Pembimbing : dr. Evy Aryanti, Sp.KK

BAB I
PENDAHULUAN
Nevus pigmentosus adalah neoplasma jinak atau hamartoma yang terdiri dari
melanosit. Melanosit merupakan pigmen yang memproduksi sel-sel yang terdapat di
epidermis.1,2 Frekuensi distribusi nevus pigmentosus pada kebanyakan kasus
menunjukkan prevalensi yang hampir sama pada pria dan wanita. Pada orang berkulit
terang memiliki lebih banyak nevus dibandingkan orang yang berkulit gelap.2,3 Nevus
pigmentosus berkembang setelah lahir, membesar perlahan secara simetris, stabil dan
setelah waktu tertentu dapat mengecil. 2,3
Nevus pigmentosus merupakan tumor jinak yang sangat sering ditemukan.
Bentuknya berupa makula, papul, atau nodul berpigmen yang berukuran kecil (biasanya
<1cm), berbatas tegas. Hampir setiap orang mempunyai nevus, sedangkan nevus yang
mengalami perubahan mempunyai risiko 400 kali lebih tinggi untuk menjadi ganas.3
Tujuan pembuatan referat ini adalah untuk mengetahui mengenai definisi, etiologi,
pathogenesis, manifestasi klinis, diagnosis, penatalaksanaan juga prognosis dari nevus
pigmentosus.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1. Definisi
Nevus pigmentosus (nevus nevomelanositik, nevus nevoselular, nevus
nevositik, soft nevus, neuronevus, pigmented mole, common mole, hairy nevus, nevus
selular dan melanositoma benigna) adalah neoplasma jinak atau hamartoma yang terdiri
dari melanosit. Melanosit merupakan pigmen yang memproduksi sel-sel yang terdapat di
epidermis.1,2
Nevus pigmentosus adalah suatu nevus yang mengandung melanin, sedangkan
definisi nevus sendiri adalah setiap lesi kongenital kulit; tanda lahir, atau suatu bentuk
hamartoma (nodul jinak menyerupai tumor yang terdiri dari sel-sel dan jaringan matur
yang tumbuh berlebih, normal terdapat pada bagian yang terkena, tetapi tidak beraturan
dan sering didominasi oleh salah satu elemen) berupa malformasi berbatas tegas yang
stabil pada kulit dan kadang pada selaput lendir mulut, yang bukan disebabkan oleh
penyebab eksternal dan karenanya diduga berasal dari keturunan. Kelebihan (atau
kekurangan) jaringan dapat melibatkan unsur epidermis, jaringan penyambung, adneksa,
saraf, atau elemen vaskular.1
2.2. Epidemiologi
Prevalensi internasional nevus pigmentosus pada kelompok etnis dengan kulit
gelap lebih rendah daripada yang diamati pada individu dengan kulit putih. 1 Perbedaan
dalam prevalensi ini sebagian disebabkan oleh fakta bahwa mengidentifikasi tahi lalat
pada pasien berkulit gelap seringkali sulit, terutama jika lesi bersifat makula (datar).
Beberapa ahli menyatakan bahwa nevi melanosit sebagian dirangsang oleh paparan sinar
matahari. Jika demikian, maka individu dengan kulit gelap mungkin memiliki nevi yang
lebih sedikit karena sifat perlindungan melanin.1
Sedikit perbedaan mungkin ada dalam prevalensi nevi melanosit antara wanita
dan pria. Tidak terdapat kecenderungan jenis kelamin yang jelas dilaporkan. Namun
terdapat temuan terkait dengan nevi melanosit selama kehamilan yaitu umumnya
menggelap dan atau membesar selama masa kehamilan. Melanosit telah terbukti
memiliki reseptor sitosolik untuk estrogen dan androgen, dan melanogenesis responsif
terhadap hormon steroid. Beberapa melanoma tampaknya merespons hormon, suatu
pengamatan yang mungkin dijelaskan oleh reseptor sitosol. Menilai insiden dan
prevalensi berdasarkan data biopsi yang tersedia adalah sulit karena wanita mungkin
lebih memerhatikan kondisi medis daripada pria. 1,2
Nevus pigmentosus kongenital dapat terjadi sewaktu baru lahir atau setelahnya
dan nevus pigmentosus didapat terjadi bukan sewaktu lahir dan insidennya meningkat
pada tiga dekade pertama kehidupan. Insiden puncak nevus pigmentosus adalah pada
dekade empat dan dekade lima kehidupan, dan insidennya berkurang dengan
berkurangnya setiap dekade, dengan insiden terendah pada orang lansia. Insiden nevus
didapat meningkat sewaktu masa anak – anak sehingga dewasa muda, dan secara
perlahan mengalami involusi, dan akhirnya menjadi sangat jarang pada usia lanjut.1
2.3. Etiologi
Etilogi nevus pigmentosus masih belum diketahui. Tidak ada pengaruh genetik
atau lingkungan yang diketahui berkontribusi terhadap pengembangan nevi congenital.
Namun, setelah mempelajari 144 anak-anak di Naples, para peneliti menyimpulkan
bahwa perkembangan nevus pigmentosus pada awal kehidupan adalah hasil dari
hubungan rumit antara evolusi nevus, lokasi anatomi, dan faktor lingkungan dan
konstitusional. Faktor genetik spesifik yang berkontribusi pada pengembangan nevi
melanosit yang didapat juga masih belum diketahui. Namun, data menunjukkan bahwa
kecenderungan untuk mengembangkan nevi dalam jumlah besar, seperti beberapa nevi
displastik, mungkin diwariskan sebagai sifat dominan autosom.4
Pasien dengan familial atypical multiple mole dan sindrom melanoma (sindrom
nevus displastik) mempunyai pertumbuhan puluhan hingga ratusan nevus pigmentosus
dan memiliki risiko tinggi seumur hidup untuk berkembang menjadi melanoma. Diyakini
bahwa gangguan ini diturunkan.4
Berdasarkan populasi menunjukkan bahwa penyinaran ultraviolet dapat memicu
perkembangan nevus pigmentosus. Jumlah nevi melanosit di masa kanak-kanak
berbanding terbalik dengan tingkat pigmentasi kulit dan beresiko tinggi pada anak-anak
dengan toleransi sinar matahari yang rendah. Mekanisme induksi ini belum diselidiki
secara adekuat, tetapi induksi semacam itu bisa menjadi contoh tumor yang diakibatkan
oleh sinar ultraviolet.4

2.4. Klasifikasi
Klasifikasi berdasarkan tempat berkumpulnya melanosit yang abnormal8:
A. Nevus pigmentosus kongenital
B. Nevus pigmentosus didapat
 Nevus junctional
 Nevus compound
 Nevus intradermal
 Nevus Spitz
 Nevus biru (blue naevus)
 Atypical melanocytic naevus
2.5. Manifestasi klinis
Nevus pigmentosus dapat terjadi di semua bagian kulit tubuh, termasuk
membrana mukosa dekat permukaan tubuh. Lesi dapat datar, papuler. atau papilomatosa,
biasanya berukuran 24 mm, namun dapat bervariasi dari sebesar peniti sampai sebesar
telapak tangan. Pigmentasinya juga bervariasi dari warna kulit sampai coklat kehitaman. 2
Nevus pigmentosus kongenital.
Nevus yang ada sejak lahir didefisinikan sebagai nevus pigmentosus kongenital.
Beberapa ilmuwan juga memasukkan nevus pigmentosus dalam kategori kongenital jika
nevus timbul sebelum 6 bulan setelah kelahiran. Menurut ukurannya dapat dibagi
menjadi 2 kelompok : lesi kecil bila diameter nevus lebih kecil dari 1,5 cm sampai
dengan 20 cm, dan lesi luas (giant) bila bergaris tengah lebih dari 20 cm. 2

Gambar 1. Gambaran nevus pigmentosus kongenital raksasa (>20cm) 5


Nevus pigmentosus didapat biasanya berukuran kurang dari 1 cm (sering <6mm),
dengan permukaan yang halus dan teratur. bergantung pada ukuran dan elevasi, nevus
pigmentosus yang didapat bisa terlihat sebagai makula, papul atau nodul. Secara
histologis nevus pigmentosus dapat dibagi menjadi nevus intradermal; nevus junctional;
dan nevus campuran. Secara klinis bentuk-bentuk ini susah dibedakan. Nevus junctional
biasanya berwarna coklat kehitaman berbentuk makula. Lesi yang sedikit menonjol,
warna coklat, dan berbentuk papul atau nodul merupakan nevus campuran, sedangkan
nevus intradermal hampir selalu mempunyai tangkai hampir dan tidak memiliki warna
yang spesifik.6
Nevus junctional
Secara umum tidak berambut, makula terang sampai coklat kehitaman, ukuran
bervariasi dari 1 mm sampai 1 cm (diameter), permukaan halus dan rata. Lesi biasanya
berbentuk bulat, elips, ada yang berbentuk kecil, irregular. Lokasi sering di telapak
tangan, telapak kaki dan genitalia. Nevus junctional jarang didapatkan setelah lahir dan
biasanya berkembang setelah berumur 2 tahun.

Gambar 2. Nevus Junctional 6


Nevus Campuran
(Compound)
Hampir sama dengan nevus
junctional tetapi sedikit menonjol dan
ada yang berbentuk
papilomatous. Warnanya seperti warna kulit sampai berwarna coklat. Permukaan halus,
lokasi banyak di wajah dan biasanya ditumbuhi rambut. Sel nevusnya barada pada
epidermis dan dermis.

Gambar 3. Nevus campuran (compound) 6


Nevus intradermal
Bentuk papul (kubah), ukuran bervariasi dari beberapa mm hingga 1 cm atau
lebih (diameter). Lokasi dimana-man tetapi paling banyak di kepala, leher dan biasanya
diumbuhi rambut kasar, berwarna coklat kehitaman. Sel nevusnya berada pada dermis.

Gambar 4. Nevus Intradermal6


Pada dasarnya nevus pigmentous tidak memberikan gejala-gejala apabila nevus tersebut
jinak, terkecuali jika nevus pigmentous tersebut bersifat ganas maka akan timbul gejala-
gejala seperti ;
 Lesi di kulit kepala, mukosa, anogenital;
 Tumbuh cepat;
 Warna bervariasi;
 Tepi ireguler;
 Erosi di lesi tanpa trauma mayor;
 Gatal persisten, sakit, berdarah;
 Dermoskopi: melanoma atau displastik. 2
Nevus pigmentosus yang didapat mengikuti aturan nevus ABCD (A symetry, B order
irregularity, C olor variation, size/D iameter, dan E vulationary change). Adanya
penyimpangan dari petunjuk ini maka perlu mendapat perhatian. Dalam hal ini perlu
dilakukan biopsi untuk pemeriksaan histopatologi.6
Nevus Pigmentosus Displastik (Atypical Melanocytic Nevi)
Nevus pigmentosus displastik adalah nevus pigmentosus didapat yang
berproliferasi di kulit dengan tampilan klinis dan histologik yang berbeda. Ukuran nevus
displastik bervariasi, tetapi biasanya lebih besar dibanding dengan nevus biasa. Tetapi
menurut pengalaman, nevus displastik ada yang berukuran kurang dari 3 mm dan bentuk
ini mencapai 30% dari keseluruhan nevus displastik.
Nevus pigmentosus displastik berbentuk makula, dan/atau papul yang ireguler,
batas yang tidak jelas, bervariasi dari warna coklat hingga hitam kecoklatan dengan
dasar yang eritematous. Pemeriksaan lesi berpigmen menggunakan lampu Wood atau
dermoskopy (mikroskop epiluminens) dapat mempertajam deteksi klinik dan membantu
diagnosis lesi berpigmen jinak, suspek, dan lesi yang ganas. 5

Gambar 5. Nevus displastik8


Blue nevi
Disebut nevus biru karena warnanya yang abu-kebiruan menyolok. Nevus biru
biasanya muncul pada masa kanak-kanak dan remaja di ekstremitas, bokong, dan
punggung bawah. Biasanya tunggal. Pada umumnya nevus biru berukuran kecil (<1 cm).
Berbentuk makula, papul, atau plak, biasanya berlokasi di kepala, leher, regio presakral,
atau distal ekstremitas.

Gambar 6. Blue nevi 8


Nevus Spitz
Nevus spitz merupakan varian nevus pigmentosus yang yang secara klinis dan
histologi berbeda, terdiri dari kumparan (spindle) dan/atau epiteloid melanosit. Gambaran
nevus spitz meliputi varian junctional, compound/campuran, dan intradermal. Nevus spitz
pada umumnya muncul pada kulit kepala dan leher atau pada ekstremitas (lebih sering
pada ektremitas bawah). Biasanya nevus spitz tampak tunggal, lunak, batas jelas, tidak
ada luka (non-ulcerted), papul berbentuk kubah, biasanya berukuran kurang dari 6-10mm
(diameter) (sangat jarang sampai 3 cm) dan berisi gambaran warna merah muda-merah-
coklat-coklat terang-coklat kehitaman didalamnya. 7

Gambar 7. Nevus Spitz 8


Sindrom Nevus Epidermal
Sindrom nevus epidermal (SNE) atau disebut juga organois nevus phakomatosis,
Schimmelpenning, sindrom Feuerstein dan Mini serta sindrom Solomon merupakan suatu
sindrom kongenital didapat yang diturunkan secara autosomal dominan. Penyakit ini
ditandai adanya kelainan kulit berupa nevus epidermal yang berhubungan dengan
berbagai kelainan pada sistem organ lain yaitu susunan saraf pusat, skeletal,
kardiovaskular, mata dan urogenital.2
Penyebab SNE belum diketahui dengan pasti, namun diduga karena adanya kesalahan
migrasi dan perkembangan jaringan embrionik atau terjadinya kesalahan pada proses
pemisahan ektoderin dari neural tube. 2
Penyakit ini lebih sering disertai dengan kelainan skeletal, saraf dan mata.
Kelainan skeletal ditemukan pada 15-70% pasien, kelainan neurologik ditemukan pada
15-50% pasien dan kelainan mata ditemukan pada 9-30% pasien. Sindrom nevus
epidermal merupakan suatu kasus yang jarang ditemukan. Angka kejadiannya hanya 16%
dari seluruh kasus nevus epidermal. Penyakit ini dapat ditemukan sejak lahir hingga usia
40 tahun dengan perbandingan yang sama antara laki-laki dan perempuan. 2
2.6. Patofisiologis
Melanosit berada dalam lapisan basal epidermis. Non neoplastik melanosit biasanya
menunjukkan inhibisi kontak satu sama lain, dan dengan demikian sel melanosit biasanya
tidak ditemukan bersebelahan. Dengan bentuk-bentuk stimulasi tertentu, seperti radiasi
ultraviolet, kepadatan melanosit di epitel normal dapat meningkat. Melanosit normal
mungkin juga melibatkan epitel adneksa, terutama ujung papila folikel.1
Nevus pigmentosus merupakan proliferasi melanosit yang berdekatan, membentuk
kumpulan kecil sel-sel yang dikenal sebagai sarang. Nevus pigmentosus biasanya
terbentuk pada usia dini. Salah satu faktor pemicu yang diyakini adalah paparan sinar
matahari (ultraviolet). Namun, faktor genetik juga jelas terlibat dalam perkembangan
3
beberapa jenis nevus pigmentosus. Beberapa generasi (keturunan) mengekspresikan
kondisi dominan autosomal (yang disebut sindrom nevus displastik atau familial atypical
multiple mole dan sindrom melanoma), di mana anggota keluarga memiliki banyak nevus
yang berukuran besar, kadang-kadang ratusan, tersebar di kulit. 1
Nevus pigmentosus yang didapat (acquired melanocytic nevi) dianggap neoplasma
jinak. Sebaliknya, nevus pigmentosus kongenital kemungkinan dapat diartikan sebagai
cacat congenital. Melanosit berasal dari neural crest, dan nevus congenital mungkin
merupakan bentuk kesalahan dalam pengembangan dan migrasi unsur neuroectodermal.
Bukti kesalahan migrasi embriologis dapat dilihat secara histopatologi pada nevus
pigmentosus kongenital raksasa. Dalam hal ini, melanosit dapat didistribusikan ke
seluruh dermis, sekitar dan di dalam dinding pembuluh darah, sekitar struktur adneksa
seperti folikel rambut, dalam subkutis, dan kadang-kadang dalam otot lurik, otot polos,
saraf, atau kelenjar sebaseus. 1
2.7. Diagnosis
2.7.1.Anamnesis
Nevi melanosit adalah lesi umum yang dapat ditemukan pada integumen hampir
semua individu. Beberapa pasien datang dengan beberapa lesi, sementara yang lain
memiliki ratusan. Jumlah individu tertentu meningkat dalam proporsi kasar ke tingkat
pigmentasi kulit.
Nevi melanosit dapat secara luas dibagi menjadi jenis congenital dan didapat.
Menentukan apakah lesi kongenital atau didapat umumnya mudah dilakukan dengan
menanyakan langsung kepada pasien, meskipun, seperti disebutkan di atas, sebagian kecil
nevus pigmentosus kongenital dapat dirasakan oleh pasien yang didapat.
Ketika mengevaluasi sifat lesi melanositik, beberapa hal harus dinilai lebih lanjut.
Apakah terdapat gejala pada lesi (misalnya, gatal, nyeri, iritasi, atau perdarahan)
dianggap sebagai indikator penting dari perubahan yang potensial kearah keganasan.
Tidak semua nevus pigmentosus berubah menjadi ganas, terutama jika perubahan
tersebut tercatat pada seseorang yang lebih muda dari 40 tahun. Namun, perubahan yang
tampak dalam waktu singkat adalah indikator potensi menuju keganasan dan merupakan
lesi yang layak untuk biopsi. Sebuah penelitian di Australia menemukan bahwa terdapat
perubahan pada 16% lesi jinak (diukur dengan sequential digital dermoscopic imaging)
selama interval 2,5-4,5 bulan. Proporsi lesi jinak yang berubah lebih tinggi pada orang
berusia 0-35 tahun dibandingkan pada mereka yang berusia 36-65 tahun tetapi meningkat
lagi pada orang tua (usia> 65 tahun).
Nevus pigmentosus yang didapat biasanya berdiameter kurang dari satu
sentimeter dan berwarna merata. Melanocytic nevi paling umum adalah cokelat hingga
coklat, tetapi warnanya bisa bervariasi, mulai dari warna kulit nonpigmented hingga
hitam legam. Pigmentasi dalam yang terkait dengan nevus pigmentosus gelap seringkali
berasal dari pigmentasi intrakornea. Spektrum nevus pigmentosus "hypermelanotic"
meliputi lesi dengan pigmentasi epidermal berat.
2.7.2. Pemeriksaan Fisik
Nevus pigmentosus yang didapat biasanya berdiameter kurang dari satu
sentimeter dan berwarna merata. Melanocytic nevi paling umum adalah cokelat hingga
coklat, tetapi warnanya bisa bervariasi, mulai dari warna kulit nonpigmented hingga
hitam legam. Pigmentasi dalam yang terkait dengan nevus pigmentosus gelap seringkali
berasal dari pigmentasi intrakornea. Spektrum nevus pigmentosus "hypermelanotic"
meliputi lesi dengan pigmentasi epidermal berat.
Pemeriksaan fisik setidaknya melibatkan inspeksi visual yang hati-hati terhadap
lesi tersebut; dalam beberapa kasus, pemeriksaan seluruh permukaan kulit harus
dilakukan. Yang penting, dokumentasikan dimensi dan warna dari setiap lesi yang
dievaluasi dan catat lokasi pastinya. Gambar sederhana dari lesi dan topografi
keseluruhan dapat membantu. Banyak dokter kulit menggunakan grafik topografi untuk
mencatat lokasi beberapa lesi yang dipantau dari kunjungan ke kunjungan. Beberapa ahli
dermatologi menyebutkan lesi individual untuk memudahkan tindak lanjut. Untuk
beberapa pasien, terutama mereka yang memiliki banyak nevus pigmentosus,
dokumentasi foto lesi (termasuk kedua pandangan jauh yang menunjukkan topografi dan
pandangan dekat yang menangkap fitur halus dari lesi tertentu) dapat berharga. Saat
memeriksa nevus pigmentosus, dokter harus memeriksa kulit kepala (mungkin dengan
bantuan pengering rambut), telapak tangan, telapak kaki, di antara jari kaki, dan genitalia.
a. Nevus pigmentosus congenital
Nevus pigmentosus congenital bervariasi dalam ukuran dan umumnya
diklasifikasikan sebagai kecil (<1 cm), sedang (1-3 cm), atau besar / raksasa (> 3 cm).
Nevus pigmentosus congenital pada umumnya relatif berpigmen dan berwarna cokelat
atau cokelat, terutama yang tipis. Dalam beberapa nevi kongenital, sel-sel membentang
dari tingkat epidermis ke lemak subkutan. Lesi ini dapat memiliki berbagai warna, dan,
kadang-kadang, mereka tidak dapat dengan mudah dibedakan dari melanoma hanya
berdasarkan temuan dari evaluasi klinis.
Nevus pigmentosus congenital bersifat hamartomalike; yaitu, mereka
mengandung dominasi melanosit tetapi juga tampaknya memiliki aksentuasi simultan
dari elemen kulit lainnya. Dengan demikian, peningkatan jumlah folikel rambut, adanya
folikel dengan ukuran yang meningkat, atau peningkatan pelengkap lainnya dapat
diamati.
b. Nevus pigmentosus yang didapat secara konvensional atau umum
Nevus pigmentosus yang didapat secara konvensional atau umum umumnya
berdiameter kurang dari 1 cm dan berpigmen merata. Beberapa nevus pigmentosus
atipikal (nevus pigmentosus dari apa yang disebut Clark atau tipe displastik) melebihi
ukuran 1 cm, terutama ketika lesi tersebut terjadi pada batang tubuh.
Nevus pigmentosus fungsional adalah makula atau papula tipis. Lesi fungsional
biasanya berkisar dari coklat hingga hitam kecoklatan. Warna yang lebih gelap dari nevus
pigmentosus fungsional berasal dari fakta bahwa epidermis permukaan sering secara
bersamaan mengalami hiperpigmentasi.
Tampilan nevus pigmentosus majemuk dan intradermal relatif terhadap kulit yang
tidak terlibat di sekitarnya. Nevus pigmentosus majemuk seringkali berwarna lebih terang
daripada nevi fungsional dan berkisar dari cokelat hingga coklat muda. Beberapa
senyawa melanocytic nevi memiliki area pigmentasi gelap, khususnya yang baru-baru ini
teriritasi atau mengalami trauma. Banyak nevus pigmentosus sepenuhnya intradermal
tidak menunjukkan pigmentasi yang signifikan.
Perkembangan area baru pigmentasi dalam senyawa nonpigmented atau
berpigmen ringan atau nevus pigmentosus intradermal, seperti yang ditunjukkan pada
gambar di bawah, merupakan alasan yang perlu diperhatikan. Sementara perubahan
pigmen bisa karena peradangan insidental atau iritasi atau trauma baru-baru ini,
kemungkinan melanoma yang berkembang juga menjadi pertimbangan dalam diagnosis
banding. Secara umum, biopsi untuk pemeriksaan mikroskopis diperlukan dalam konteks
ini.

Gambar 8 . Nevus pigmentosus (papular) konvensional yang terjadi di kulit akral. Catat sedikit
ketidakteraturan batas, fitur yang umum dalam hubungan dengan acral nevi.
Nevi displastik atau atipikal
Dysplastic atau atipikal nevi (juga dikenal sebagai Clark nevi) adalah varian yang
diperoleh relatif datar, papular tipis, dan relatif luas. Seringkali, lesi tersebut
menunjukkan morfologi seperti telur target atau goreng, seperti yang disebutkan di atas,
dengan zona papula pusat dan daerah sekitarnya makula dengan pigmentasi yang
berbeda.
Dysplastic nevi sering terjadi secara kekeluargaan. Individu yang terkena
mungkin hadir dengan puluhan atau ratusan lesi seperti itu. Hampir selalu, individu
dengan nevi displastik adalah keturunan Eropa utara dari Inggris, Belanda, Jerman, atau,
kadang-kadang, Polandia atau Rusia. Sebagian besar dari orang-orang ini memiliki kulit
putih dan fitur Celtic lainnya. Beberapa individu hanya memiliki sedikit nevi atipikal, dan
risiko melanoma mereka mungkin tidak jauh lebih tinggi daripada orang tanpa nevi
tersebut. Orang dengan jumlah besar nevi (> 100) memiliki risiko melanoma seumur
hidup yang tinggi yang mendekati kesatuan. Orang dengan jumlah besar nevi dan riwayat
keluarga melanoma (terdiri dari ≥ 2 anggota keluarga primer dengan melanoma) memiliki
risiko yang sangat tinggi untuk mengembangkan melanoma dan layak mendapatkan
pemantauan klinis yang waspada.
Nevi displastik umumnya tumbuh melalui ekstensi lateral komponen
intraepidermal lesi; oleh karena itu, lesi ini sering mengasumsikan konfigurasi klinis telur
goreng, dengan zona papula sentral dan area makula sekitarnya dari pigmentasi yang
berbeda. Batas tepi sering dianggap kabur atau tidak jelas karena ekstensi lateral
melanosit superfisial ini.
Beberapa pihak berwenang telah mendalilkan bahwa Clark (displastik) nevi
(ditunjukkan di bawah) adalah prekursor signifikan atau umum untuk melanoma.
Displastik penunjukan dipilih untuk menunjukkan bahwa lesi ini mewakili bentuk
menengah (tidak stabil) antara nevi konvensional dan melanoma. Konsep ini tetap
kontroversial. Mereka mungkin mewakili lesi prekursor, penanda peningkatan risiko de
novo melanoma, atau keduanya. Beberapa data menunjukkan bahwa sebagian besar
melanoma pada pasien dengan sindrom nevus displastik terjadi secara de novo.
Sementara pengangkatan semua nevi displastik dari seorang individu dengan melanoma
umumnya tidak diindikasikan, penghapusan lesi dengan penampilan yang sangat atipikal
diindikasikan untuk memastikan bahwa melanoma tidak ada.
Gambar 9.Sebuah nevus Clark (displastik) dengan variasi sederhana dalam pigmentasi dan batas
tidak teratur. Biopsi lesi membuktikan tidak ada bukti melanoma.

Gambar 10. Suatu nevus senyawa Clark (displastik) dengan morfologi klinis seperti telur goreng,
dengan papula hitam sentral diapit oleh zona makula yang berpigmen lebih eksentrik.
Spitz nevi
Spitz nevi (diperlihatkan di bawah) bervariasi dalam ukuran, tetapi mereka
umumnya lebih kecil dari 1 cm. Banyak Spitz nevi memiliki kualitas seperti keratosis
karena hiperplasia epidermal dan hiperkeratosis yang terkait, dan beberapa memiliki
penampilan seperti angiomal karena terkait ectasia vaskular.
Tingkat pigmentasi Spitz nevi juga bervariasi; varian sel gelendong berpigmen
berat, kecil pada kaki wanita telah disebut sebagai "nevus sel gelendong berpigmen" atau
"Reed nevus" karena varian sel gelendong berpigmen dijelaskan oleh Richard Reed.

Gambar 11. Spitz nevus junctional berpigmen tinggi, juga dikenal sebagai nevus sel gelendong
berpigmen. Perhatikan bahwa banyak Spitz nevi nonpigmented dan mungkin memiliki penampilan klinis
yang mirip angiomal.
Blue nevi
Blue nevi tidak selalu biru, dan mereka bahkan tidak selalu berpigmen. Sebutan
nevus biru, meskipun cacat, telah dipertahankan karena alasan sejarah.
Nevi biru terkadang lebih besar dari nevus pigmentosus lainnya, kadang-kadang
berdiameter 2 cm atau lebih besar. Ini terutama berlaku untuk lesi seluler (nevi sel biru)
yang terjadi di tempat yang terlindung dari sinar matahari, seperti bokong.
Blue nevi sering keras karena terkait dengan stroma sclerosis, dan mereka sering
memiliki kualitas nodular, yang mencerminkan posisi mereka yang lebih dalam di dalam
kulit.Blue nevi berpigmen berat bermanifestasi klinis sebagai lesi biru, hitam, atau abu-
abu, sedangkan nevi biru dengan derajat pigmentasi yang lebih rendah mungkin cokelat
atau cokelat atau warna kulit sehat di sekitarnya.
Blu nevi hiposeluler yang mencakup distribusi klinis yang luas telah disebut
sebagai "hamartoma melanositik dermal" oleh beberapa penulis. Spektrum ini mencakup
entitas nevus of Ito, nevus of Ota, and nevus of Sun.
2.7.3 Pemeriksaan Penunjang
Melanoma adalah salah satu peniru klinis yang hebat dan dapat bermanifestasi
klinis yang sangat beragam sehingga dapat terjadi kegagalan untuk dalam identifikasi lesi
yang mencurigkan dan dapat terjadi pula kegagalan untuk mengevaluasi lesi baru atau
lesi yang berubah menjadi tidak jinak secara jelas melalui biopsi, dengan interpretasi
selanjutnya oleh dokter spesialis kulit yang kompeten dan bersertifikat.
Overdiagnosis histopatologis mengacu pada interpretasi lesi jinak sebagai
melanoma, yang merupakan kecenderungan beberapa ahli patologi. Overdiagnosis dapat
memicu penyelidikan klinis pasien secara terperinci dan tidak beralasan, dapat memicu
kecemasan pasien sehubungan dengan usia yang panjang, dan dapat memicu pembedahan
yang tidak perlu, termasuk pengambilan sampel ulang dan pengambilan kelenjar getah
bening. Pembedahan yang tidak perlu dapat menyebabkan komplikasi seperti limfedema
kronis dapat terjadi.
Underdiagnosis histopatologis mengacu pada interpretasi melanoma sebagai lesi
jinak. Underdiagnosis dapat menghasilkan penundaan yang cukup besar yang
memungkinkan penyebaran metastasis sebelum extirpation yang tepat dan seharusnya
dilakukan.
Dokter dan pasien dapat menghindari misdiagnosis klinis dan histopatologis
dengan mematuhi praktik standar dalam evaluasi neoplasma melanositik dan dengan
mencari konsultasi yang sesuai dengan rekan yang berpengalaman.
Biopsi eksisi sederhana adalah prosedur pilihan untuk mengangkat dan
mendiagnosis nevus pigmentosus. Semua nevi melanosit yang dihilangkan harus
diserahkan untuk evaluasi mikroskopis. Lebih optimal bila mengusahakan dilakukannya
eksisi lengkap dari lesi yang yang dicurigai diagnosis bandingnya melanoma. Biopsi
eksisi lengkap memungkinkan semua kriteria histopatologis yang tersedia untuk
diterapkan pada lesi dan dengan demikian memungkinkan diagnosisnya lebih tepat.
Sedagkan pada sampel dari biopsi parsial kadang-kadang dapat menyebabkan
misdiagnosis karena kesalahan pengambilan sampel dan kriteria penting tidak mencakupi
untuk di interpetasi.
Histopatologi
Secara histopatologi dikenal nevus junctional, nevus compound dan nevus dermal.
Seperempat sampai sepertiga kasus melanoma maligna dikatakan berasal dari nevus
pigmentosus. Tipe nevus penting diketahui untuk menentukan prognosis. Dari ketiga tipe
nevus, dikatakan bahwa nevus junctional lebih mempunyai potensi untuk menjadi ganas.
2

Pada nevus junctional didapatkan sarang-sarang sel nevus pada epidermis bagian
bawah atau menonjol ke dermis. Sel nevus berbentuk kuboid, tersebar difus. Pada nevus
campuran, terdapat sel nevus sedikit pada epidermis dan beberapa sel nevus sudah mulai
turun kedalam dermis (dropping off). Pada nevus intradermal, sel-sel nevus tampak
kompak di dalam dermis, bergerombol membentuk pulau-pulau sel nevus. 9

Gambar 12. Nevus pigmentosus junctional dengan sarang-sarang melanosit yang halus/lunak 10

Gambar 13. Nevus pigmentosus campuran dengan sarang-sarang melanosit yang halus/lunak di zona taut
dermo-epidermal 10
Gambar 14. Nevus pigmentosus intradermal dengan sarang-sarang melanosit berada di dalam dermis10

Pemeriksaan histopatologi selain memerlukan waktu, juga tidak semua pasien


setuju untuk dibiopsi. Pada keadaan biopsi tidak dapat dilaksanakan, diperlukan suatu
cara untuk lebih mendekati diagnosis histopatologi. Berdasarkan hal tersebut maka
dikembangkan alat yang disebut surface microscopy dengan menggunakan tehnik
mikroskop epiluminesen. Tehnik ini non invasive yang memungkinkan untuk melihat
secara in vivo gambar histomorfologi kulit dan memberikan harapan bagi para klinisi
untuk membuat diagnosis kelainan pigmentasi kulit secara lebih akurat. Apabila
gambaran klinis nevus bisa dipertajam dengan tehnik epiluminesen, maka banyak
manfaat yang akan didapat.2
2.8. Diagnosis Banding
1. Melanoma maligna
2. Nevus sel epiteloid dan atau nevus spindel
3. Keratosis seboroika: permukaan licin, lebih hitam,
4. Nevus keratosis: permukaan tidak rata, warna agak coklat 6
2.9. Tatalaksana
Penatalaksanaan nevus biasanya sehubungan dengan segi kosmetik, ataupun
adanya kemungkinan nevus berubah menjadi suatu keganasan. Kebanyakan lesi
melanositik tidak membutuhkan terapi khusus. Pengangkatan nevus melalui teknik biopsi
eksisi ataupun shave eksisi electro dessication atau ekstipasi elips komplit (tergantung
pada ukuran, bantuk dan lokasi lesi).1 Pengangkatan dan penghilangan komplit dari nevus
yang terbaik untuk nevus adalah dengan eksisi komplit. Meninggalkan sebagian dari
nevus dapat menyebabkan pertumbuhan kembali atau pigmentasi kembali .2
2.10. Prognosis
Pada umumnya baik. Tetapi pada nevus junctional dan nevus compound harus
mendapat perhatian karena ada kemungkinan berubah menjadi ganas.2
2.11. Pencegahan
Bukti awal menunjukkan bahwa paparan radiasi ultraviolet pada masa kanak-
kanak berkorelasi dengan jumlah nevi melanosit yang berkembang pada tahun-tahun
berikutnya. Jika ini dianggap benar, maka langkah-langkah untuk membatasi paparan
sinar ultraviolet (misalnya, memakai tabir surya, memberikan edukasi tentang sinar
matahari) dapat menghasilkan pengurangan insiden nevus pigmentosus dan melanoma
dari waktu ke waktu.1
BAB III
KESIMPULAN
Nevus pigmentosus adalah neoplasma jinak atau hamartoma yang terdiri dari
melanosit. Melanosit merupakan pigmen yang memproduksi sel-sel yang terdapat di
epidermis.1,2 Frekuensi distribusi nevus pigmentosus pada kebanyakan kasus
menunjukkan prevalensi yang hampir sama pada pria dan wanita. Pada orang berkulit
terang memiliki lebih banyak nevus dibandingkan orang yang berkulit gelap.2,3 Nevus
pigmentosus berkembang setelah lahir, membesar perlahan secara simetris, stabil dan
setelah waktu tertentu dapat mengecil. 2,3
Pada gambaran klinis dapat kita jumpai permukaan yang homogen, berbentuk
bulat atau oval, dengan batas regular, dapat pula berbentuk kubah, papilomatous,
pedunkulasi dan biasanya berwarna seperti daging, merah muda atau coklat. Lesi yang
meninggi biasanya lebih terang, mempunyai komponen intradermal lebih banyak.
Sedangkan lesi yang lebih datar biasanya lebih gelap, mempunyai komponen melanositik
dan nevomelanositik junctional lebih banyak.2
Secara umum nevus pigmentosus tidak memerlukan pengobatan yang khusus.
Indikasi untuk penghilangan dari lesi jinak termasuk adanya gangguan kosmetik, iritasi
terus menerus dan kekhawatiran dari potensi biologisnya. 1 Pengangkatan dan
penghilangan komplit dari nevus yang terbaik untuk nevus adalah dengan eksisi komplit.
Meninggalkan sebagian dari nevus dapat menyebabkan pertumbuhan kembali atau
pigmentasi kembali.
DAFTAR PUSTAKA
1. McCalmot T MD. 2019. Melanocytic Nevi. Diunduh dari:
http://emedicine.medscape.com/article/1058445-print. Tanggal diunduh 26
November 2019.
2. Grichik JM, Rhodes AR, Sober AJ. Benign Neoplasia and Hyperplasia
Melanocytes. Dalam: Wolff K, Goldsmith LA, Katz SI, Gilchrest BA, Paller AS,
Leffell, eds. Fitzpatrick’s Dermatology in General Medicine. 9th ed. New York:
McGraw-Hill; 2019. h.1054-1122.
3. Andrews. Melanocytic Nevi and Neoplasms. Dalam: Disease of the skin. 12th ed.
Philadelpia. WB Saunders Co; 2016, h.685-701.
4. Patruno C, Scalvenzi M, Megna M, Russo I, Gaudiello F, Balato N. Melanocytic
Nevi in Children of Southern Italy: Dermoscopic, Constitutional, and
Environmental Factors. Pediatr Dermatol. 2013 May 31. [Medline].
5. Viana ACL, Gontijo B, Bittencourt F. Giant congenital melanocytic nevus. AN
Bras Dermatol. 2013; 88 (6):863-78
6. Wolff K, Johnson RA, Suurmond D. 2007. Fitzpatrick’s Dermatology Atlas.
McGraw-Hill’s.
7. Fung MA. Pathology of spitz nevi: overview, pathophysiology and etiology,
epidemiology. http://emedicine.medscape.com/article/1963323-overview. 2015
December 09.
8. Weller R, Hunter J, Savin J, Dahl M. 2008. Clinical Dermatology . 4th Edition.
Australia: p297-294.
9. Siregar, RS. 2013. Atlas Berwarna Saripati Penyakit Kulit, E/2. Jakarta: EGC.
10. Leleux TM. Pathology of Benign Melanocytic Nevi: overview, pathophysiology,
and etiology, epidemiology. Medscape Reference. 2013

Anda mungkin juga menyukai