I. Pendahuluan
Nevus pigmentosus (melanocytic nevi, tahi lalat) adalah tumor jinak yang
tersusun dari melanosit yaitu sel yang memroduksi pigmen yang berkolonisasi
kejadian antara pria dan wanita adalah sama, dan lebih sering terjadi pada individu
berkulit terang dibandingkan dengan individu berkulit gelap, hal ini dikaitkan
merupakan tumor jinak yang sangat umum ditemukan, dapat berupa makula, papul
atau nodul berpigmen dengan ukuran kecil (<1cm) berbatas tegas, umumnya tidak
bergejala, rasa gatal yang persisten dirasakan pada nevus dapat merupakan
II. Etiologi
Sel-sel nevus kulit berasal dari neural crest, sel-sel ini membentuk
sarang-sarang kecil pada lapisan sel basal epidermis dan pada dermo-epidermal.
dermis. 3
1
III. Epidemiologi
a. Ras
dan dikatakan bahwa individu dengan kulit lebih gelap memiliki nevus yang
b. Jenis kelamin
wanita dibanding laki-laki, hal ini dikaitkan dengan melanosit yang dapat
c. Usia
lahir, sementara nevus pigmentosus yang didapat tidak terdapat pada saat
kelahiran, namun mulai meningkat pada saat tiga dekade awal kehidupan, dan
puncaknya pada dekade keempat dan kelima. Insidensi jarang didapatkan pada
umur tua.1,2, 5
2
IV. Patofisiologi
sama lain dan membentuk sekumpulan melanosit yang disebut nests (sarang).
Nevus pigmentosus umumnya terbentuk pada awal masa anak, onset ini
seperti pada luka bakar derajat dua, sengatan matahari yang berat dan toxic
epidermal necrosis atau pada individu dengan genetik penyakit kulit melepuh
seperti epidermolysis bullosa, nevus biasa didapatkan pada daerah sekitar kulit
yang melepuh.1
dapat diartikan sebagai cacat bawaan. Melanosit berasal dari neural crest, dan
3
nevus kongenital dapat merupakan bentuk kesalahan dalam perkembangan dan
hal ini, melanosit dapat didistribusikan ke seluruh dermis, sekitar dan di dalam
dinding pembuluh darah, sekitar struktur adneksa seperti foliker rambut, dalam
subkutis,dan kadang-kadang dalam otot lurik, otot polos, dan saraf atau kelenjar
sebaseus.1,4,5
pigmentosus kongenital dan blue nevi sering dijumpai mutasi NRAS dan
GNAQ, sementara Spitz dan atyipical nevi sering menampilkan mutasi HRAS
V. Gambaran Klinis
membran mukasa dekat permukaan tubuh. Lesi dapat datar, papuler, atatu
Pigmentasinya juga dapat bervariasi dari warna kulit sampai coklat kehitaman.2
Nevus pigmentosus yang didapat sejak lahir dapat didefinisikan sebagai nevus
terbatas di kutan dengan lesi tunggal atau multiple dan nevus ekstrakutan atau
4
Nevus pigmentosus didapat biasanya berukuran kurang dari 1 cm (sering
<6mm), dengan permukaan yang halus dan teratur, berdasarkan pada ukuran
dan elevasi, nevus pigmentosus yang didapat bisa terlihat sebagai makula,
papul atau nodul. Secara histologist nevus pigmentosus dapat dibagi menjadi
Nevus junctional
permukaan relatif rata. Lesi dapat berupa makula dengan sangat sedikit
peninggian, bentuk teratur, berwarna cokelat, cokelat gelap atau bahkan hitam.
Bentuk bulat atau oval dengan tepi yang lembut dan teratur. Lesi tidak pernah
berukuran lebih dari 1 cm, jika > 1cm dapat berupa nevus kongenital atau
melanoma.2,7
5
Gambar 2. Nevus pigmentosus junctional (dikutip dari kepustakaan no.2)
6
Nevus Compound
Menginvasi pada pars papilaris dermis dan pada tahap ini sarang sel
nevus cell yang memiliki kapasitas untuk membentuk melanin, tetapi nevus
dibandingkan tipe junction. Baik tipe junction dan tipe compound keduanya
Lesi dapat berupa papul atau nodul kecil. Warna nevi dapat berupa
coklat gelap dan terkadang hitam, berbentuk kubah, lembut, atau menyerupai
batu bulat (cobblestone-like), dengan tepi regular dan tajam. Terkadang dapat
berupa papilomatous atau hyperkeratosis. Tidak pernah berukuran > 1cm, dan
bisa keras atau lembut. Warna bisa menjadi bercorang sejalan dengan
7
Gambar 3. Nevus compound (dikutip dari kepustakaan no.2)
Nevus Dermal
melalin. Lesi berupa papul atau nodul. Warna lesi biasanya menyerupai warna
bulat, kubah, permukaan lembut, diameter < 1cm. Biasanya belum muncul
sebelum decade kedua atau ketiga. Lesi yang lebih tua, terutama di daerah bada,
8
Gambar 4. Nevus dermal (dikutip dari kepustakaan no.2)
Nevus Displastik/Atypical.
Nevus displastik adalah nevus pigmentosus yang didapat yang berproliferasi dikulit
dengan tampilan klinis dan histologist yang berbeda. Ukuran nevus displastik
bervariasi, tetapi biasanya lebih besar dibanding nevus biasa. Nevus umumnya
dianggap atipikal jika memiliki diameter > 15 mm. Nevus displastik berbentuk
9
makula, dan/atau papul yang ireguler, batas tidak jelas, bervariasi dari waena cokelat
hingga hitam kecoklatan dengan dasar yang eritematous. Nevus displastik memiliki
Nevus biru
Disebut nevus biru karena memiliki warna lesi yang abu-kebiruan mencolok. Nevus
biru biasanya muncul pada masa anak-anak dan remaja, di ekstremitas, bokong, dan
punggung bawah. Biasanya tunggal. Pada umumnya nevus biru berukuran kecil
10
Gambar 6. Nevus biru (dikutip dari kepustakaan no.2)
Nevus Spitz
Nevus spitz merupakan varian nevus pigmentosus yang secara klinis dan histologist
nevus spitz meliputi varian junctional, compound dan dermal. Nevus spitz pada
umumnya muncul pada kulit kepala dan leher atau pada ekstremitas (lebih sering
ekstremitas bawah). Biasanya nevus spitz tampak tunggal, lunak, batas jelas, tidak
ada luka (non-ulcered), papul berbentuk kubah, biasanya berukuran 6-10 mm dan
berisi gambaran warna merah muda, merah kecoklatan, coklat terang, coklat
kehitaman didalamnya.2,7
11
Gambar 7. Nevus Spitz. (dikutip dari kepustakaan no.2)
VI. Dermoskopi
pigmentosus. Dengan dermoskopi kita bisa melihat lebih jelas struktur kulit
yang lebih dalam dan karateristik dari nevus tersebut, dengan demikian kita
nevus congenital atau didapat dengan tipe dermal maupun compound dan
memiliki risiko rendah terjadinya melanoma. Tipe retikular, berasal dari lapisan
basal seperti pada junctional nevi, umumnya terjadi pada orang dewasa dan
12
terjadi involusi. Tipe starburst, secara klinis mirip dengan nevus Spitz, dapat
mengalami involusi.11
Referensi Kasus
13
3. Starburst Gambaran dermoskopi Korelasi histopatologi
Klinis, nevus Suatu bentukan pseudopodia dan Suatu sarang melanosit junctional
berwarna coklat radial streaming, Mereka adalah berbatas tegas. Bentuk
kehitaman, datar proyeksi bulat dan sering kinked longitudinal dari melanositik
atau sedikit atau jari-seperti yang terlihat di tepi junctional membentuk untai,
meninggi,simetris. lesi. seperti struktur paralel ke
Dapat di berbagai permukaan kulit surface
lokasi. Umumnya
didapat, berasal dari
epidermal, terjadi
pada anak, maupun
dewasa. Sebagai
stimulator
melanoma.
Referensi Kasus
4.Homogenous blue Gambaran dermoskopi Korelasi histopatologi
Dapat congenital Suatu struktur berwarna biru Infiltrasi difus dari dendritic
atau didapat. Terjadi homogen karena tidak adanya melanocytes dan melanofag pada
pada anak maupun jaringan pigmen. papillary dan/atau reticular
dewasa, beasal dari dermis
dermal, bersifat
persisten. Berupa
plak atau nodul
sedikit meninggi
biru kehitaman
dengan ukuran
bervariasi.Stimulator
terjadinya
melanoma.
Referensi Kasus
VII. Histopatologi
melanoma dari varian bentuk dari nevus pigmentosus, termasuk nevus spitz.
14
Hymbridization (CGH) atau Fluorescene in situ Hybridization (FISH) juga
junction, dimana letak normal dari melanosit adalah dilapisan terdalam dari
dermal termasuk kelompok lesi yang di kategorikan sebagai nevus blue. Nevus
Bagaimanapun, melanosit adalah sel yang secara morfologi cepat berubah yang
15
Penilaian arsitektur dari berbagai neoplasma melanositik adalah penting
kecil, sering simetris, dan sering menunjukan batas yang cukup tegas.
(nest) dan fasikula sel, yang selalu memiliki bentuk dan ukuran yang relatif
seragam. Pada pemberian kontras, variasi bentuk dan ukuran dari sarang (nest)
sebuah nevus khas muncul lebih kecil secara mikroskopis, dengan awalan pada
16
dermis, dalam dermis advetisial sekitar unsur adneksa, dan terkadang di
dari epidermis, dan lesi yang dihasilkan di sebut nevus pigmentosus junctional.
“junction” , tetapi juga dapat ditemukan dalam dermis superficial, yang di sebut
17
dermoepidermal junction dan adanya melanosut serupa di dalam sarang-
sarang dan sycntia terletak di bawah dermis. (dikutip dari kepustakaan no.1)
sel yang berkembang pada sekat subkutan. Nevus congenital dengan melanosit
terbatas pada bagian atas dari retikular dermis disebut nevus congenital
junctional, compound atau intradermal. Seperti nevus jinak lainnya, nevus spitz
umumnya berukuran kecil dan simetris dengan batas tegas, tetapi nevus spitz
terdapat di beberapa lesinya. Nevus spitz dengan nukleus besar dapat berupa
18
Gambar 10. nevus spitz menunjukan melanosit berukuran besar dengan
no.1)
19
Gambar 11. Pada pembesaran yang lebih tinggi, nevus spitz juga
Struktur ini disebut badan Kamino (Kamino bodies). (dikutip dari kepustakaan
no.1)
yang berukuran besar yang tersusun dari spindle dan/atau dendritik melanosit
dengan pigmentasi sitoplasmik yang berat. Beberapa nevus biru tersusun atas
epiteloid melanosit. Penamaan nevus biru beberapa kasus tak sesuai dengan
dapat berwarna gelap, coklat, hitam, abu-abu, atau bahkan warna kulit,
nevus biru merupakan standar universal untuk lesi dengan kategori tersebut.1
Gambar 12. Nevus biru yang tersusun dari dendritik melanosit berukuran
20
VIII. Diferensial diagnose
1. Melanoma maligna
kasar.9,10
21
Gambar 15. Skin tag (dikutip dari kepustakaan no.2)
IX. Penatalaksanaan
nevus pigmentosus adalah dengan tindakan eksisi. Eksisi yang dilakukan untuk
excision. Punch excision digunakan untuk lesi berukuran kecil. Lesi dengan
metode shave excision tidak dapat digunakan pada lesi berukuran > 1cm. Biopsi
eksisi dengan jahitan tertutup merupakan cara yang baik untuk menentukan
22
Selain itu, beberapa indikasi yang digunakan untuk melakukan untuk
a. Lokasi : lesi di scalp (hanya jika sulit dinilai sebagai nevus dermal),
f. Bergejala : jika lesi mulai terasa gatal terus menerus, nyeri atau
berdarah
dispastik. 2
23
Daftar Pustaka
Fransisco
4. J. William D., B. Timothy G., E. Dirk M. 2016. Andrew’s Disease of The Skin
: Clinical Dermatology Ed. XII. Phyladelpia : Elsevier.
5. W.E Damsky, M. Bosenberg. 2018. Melanocytic Nevi and Melanoma :
7. B.G John, B. Johnny, C. Tim. Dermatologi Dasar untuk Praktik Klinik. Jakarta
9. Siregar, RS. 2015. Atlas Berwarna Saripati Penyakut Kulit Ed.3. EGC : Jakarta
24
10. R. Mi Ryung., E. Phipip., G. Sameer., T. Hensin. 2016. Genetic of Melanocyte
Sanglah
25