NEVUS
(TUMOR TAHI LALAT)
Disusun oleh:
XII MIPA 1
DAFTAR ISI..........................................................................................................................................i
BAB I....................................................................................................................................................1
1.1 Latar Belakang.......................................................................................................................1
1.2 Rumusan Masalah..................................................................................................................1
1.3 Tujuan Penulisan...................................................................................................................1
BAB II...................................................................................................................................................2
2.1 Definisi Nevus.......................................................................................................................2
2.2 Klasifikasi Nevus...................................................................................................................2
2.3 Perkembangan Nevus............................................................................................................4
2.4 Penalataksanaan Nevus..........................................................................................................5
BAB III..................................................................................................................................................7
3.1 Kesimpulan............................................................................................................................7
3.2 Saran......................................................................................................................................7
DAFTAR PUSTAKA............................................................................................................................8
i
BAB I
PENDAHULUAN
1
BAB II
PEMBAHASAN
2
Transformasi maligna ditandai yang berbentuk kecil,
dengan adanya pembesaran, irregular. Lokasi sering di
khususnya bila asimetris, telapak tangan, telapak
perubahan warna, perubahan kaki dan genitalia.
permukaan, terjadi penebalan, Junction nevi jarang
adanya nyeri, tanda-tandain setelah lahir dan biasanya
flamasi atau timbulnya berkembang setelah
pigmentasi satelit. berumur 2 tahun.
Pembentukan aktif sel
nevusnya hanya pada
pertemuan epidermis
dermis.
Compound Nevi.
Hampir sama dengan
junctional nevi tetapi
sedikit menonjol dan ada
yang berbentuk
papillomatous. Warnanya
seperti warna kulit sampai
ke warna coklat.
Permukaan halus, lokasi
banyak di wajah dan
biasanya ditumbuhi
rambut. Sel nevusnya
berada pada epidermis dan
dermis.
Intradermal Nevi.
Bentuk papel (kubah),
ukuran bervariasi dari
beberapa mm hingga 1 cm
atau lebih (diameter).
Lokasi dimana-mana
tetapi paling banyak di
kepala, leher dan biasanya
ditumbuhi rambut kasar,
berwarna coklat
kehitaman. Sel nevusnya
berada pada dermis.
Congenital Suatu nevus kongenital yang Lesi pada CMN sering Biasanya
Melanocytic sudah ada sejak lahir, yang ditemukan pada area pertumbuhannya
Nevus bervariasi ukurannya, bisa punggung, paha, dan rata,yaitu pada waktu
berambut dan didominasi oleh wajah lahir, tetapi dapat
warna hitam dan coklat. menebal pada masa
anak-anak.
Blue Nevus Blue nevus terdiri dan 2 tipe Beberapa area tubuh yang Blue nevus bisa muncul
yaitu: sering dihinggapi blue pada anak-anak, orang
Common blue nevus nevus adalah kulit kepala dewasa dan lebih sering
Berupa nevus yang kecil, bulat, dan leher, bokong, terjadi pada wanita
berwarna biru atau biru punggung tangan dan kaki.
kehitaman. Permukaan licin,
berbentuk flat atau nodul. Secara
umum berukuran antara 2
sampai 10 mm.
3
Biasanya tunggal tetapi dapat
juga multipel. Lesi bisa timbul
pada waktu lahir dan insiden
pada wanita 2 kali lebih tinggi
daripada pria. Lesi biasanya
bertahan seumur hidup.
Celluler Blue Nevus
Merupakan bentuk yang jarang
ditemui, cenderung lebih besar
dan berukuran lebih dari 1 cm.
Displactic Nevi Jumlahnya antara l0 tetapi dapat Distribusi nevus ini Biasanya timbul pada
mencapai lebih dari 100 buah. biasanya pada lengan dan usia antara 2 sampai 6
Ukuran biasanya 5 mm, tetapi tungkai, daerah tubuh tahun, insidensinya
dapat juga lebih dari 10 mm. yang tak terpapar sinar meninggi pada usia
Lesi berbentuk macula ireguler matahari, payudara, kulit pubertas, dan
berwarna hitam, coklat, merah kepala, dan pantat. selanjutnya dapat timbul
ataupun pink. nevus baru sepanjang
hidupnya.
Halo Nevus Suatu nevus yang berkembang Secara histologis, tanda- Halo nevus dapat terjadi
membentuk batas putih, biasanya tanda inflamasi kronis di usia manapun
simetris, bulat, dengan batas sering dijumpai, biasanya
tegas (daerah halo). Tidak terdapat di leher, dan tidak
dijumpai sel melanosit pada pernah di telapak tangan
daerah halo tersebut. dan telapak kaki.
Becker's Nevus Biasaya ruam berupa irreguler Timbul pada bahu orang Pria dan wanita dewasa
yang berwarna coklat dan dewasa, punggung, dan
berambut. Ukurannya bervariasi area sub mammae.
dan dapat menutupi seluruh bahu
dan lengan atas, berbatas tidak
tegas dan tidak pernah berubah
kearah keganasan.
4
II.4 Penalataksanaan Nevus
Penalataksanaan Medis
1. Pembedahan
Ahli bedah biasanya akan mengangkat lesi ditambah batas-batas jaringan normal
sekitarnya untuk mencegah berkembangnya kembali tumor tersebut. Satu margin 1-2 cm
sekeliling melanoma dipertimbangkan secara adekuat untuk melanoma dengan ketebalan
kurang dari 3 mm lesi-lesi dengan kedalaman lebih dari 1 mm tetapi kurang dari 3 mm
ditangani melalui pembedahan dengan kesembuhan kira-kira 70-80 %lesi dalam lebih dari 3
mm kemungkinan akan mengalami kekambuhan sekitar 40-50 %. Batas- batas reseksi
sekeliling melanoma yang dalam ini biasanya direkomendasikan menjadi paling sedikit 2-3
cm
Bedah Elektro. Merupakan teknik penghancuran atau penghilangan jaringan dengan
menggunakan energi listrik. Arus listrik dikonversikan menjadi panas yang kemudian
dihantarkan ke jaringan dari elektroda dingin. Bedah elektro dapat didahului dengan kuretase
yang dilaksanakan lewat eksisi tumor dengan mengerok permukaanya memakai alat kuret.
Kemudian dilakukan elektrodesikasi untuk mencapai hemostasis dan menghancurkan setiap
sel malignan yang viable pada dasar luka atau di sepanjang bagian tepinya. Elektrodesikasi
sangat berguna untuk lesi yang kecil (lebarnya kurang 1-2 cm atau 0,4 – 0,8 inci). Metode ini
memanfaatkan keuntungan bahwa tumor yang kecil lebih lunak daripada jaringan kulit di
sekitranya dan dengan demikian luasnya dapat ditentukan sevara garis besar dengan alat
kuret yang dapat “merasakan” luas jaringan tumor. Tumor diangkat dan bagian dasarnya
dikauter. Proses ini diulang sampai tiga kali. Biasanya kesembuhan terjadi dalam waktu satu
bulan.
Bedah Beku. Bedah beku menghancurkan tumor dengan cara deep freezing. Alat
jarum termokopel ditusukkan ke dalam kulit, dan kemudian nitrogen cair dimasukkan ke
dalam tumor samapai tercapai suhu -40 o C hingga -60o C pada dasar tumor. Nitrogen cair
memiliki keuntungan yaitu titik didihnya paling rendah dari semua kriogen yang dicoba,
harganya tidak mahal dan juga barangnya mudah diperoleh. Jaringan tumor
dibekudinginkan, dibiarkan melunak dan kemudian dibekudinginkan kembali. Lokasi yang
menjalani bedah beku ini akan melunak secara alami serta kemudian mengalami gelatinasi
dan sembuh spontan. Pembengkakan dan edema terjadi setelah pembekuan. Penampakan lesi
bervariasi. Kesembuhan normal yang dapat memakan waktu 4 hingga 6 minggu terjadi lebih
cepat di daerah-daerah dengan suplai darah yang baik.
2. Kemoterapi
Kemoterapi dapat diberikan dengan berbagai cara salah satunya adalah secara topical,
dimana agen-agen tersebut diberikan secara langsung pada lesi. Agen-agen yang digunakan
meliputi 5 flourourasil atau psorelen. Obat-obat yang paling umum digunakan untuk ini
meliputi melpalan, dakarbazasin (DTIC), dan sisplatin. Cara yang dilakukan dalam
memberikan kemoterapi adalah secara sistemik. Saat ini kemoterapi sistemik belum dapat
membuktikan efektivitasnya dalam mencegah kambuhnya penyakit pada pasien dengan jenis
kanker fase dini. Tapi biasanya digunakan pada orang dengan penyakit yang menyebar
secara luas
3. Terapi biologis
Terapi biologis juga disebut bioterapi atau immunoterapi, bekerja baik secara langsung
ataupun tidak langsung melawan kanker dengan mengubah cara-cara tubuh untuk bereaksi
terhadap kanker.Bentuk umum dari bioterapi dibawah penyelidikan untuk melanoma
meliputi vaksin, injeksi bacterium yang diketahui sebgaai BSG (Basilus Calmeete Guerin)
dan penggunaan interferon, interleukin, dan antibiotic monoklanal. Vaksinasi tersebut dibuat
dari melanoma yang diradiasi dan dinon-aktifkan. Diharapkan vaksin-vaksin tersebut akan
mensintesis system imun untuk mengenal melanoma dan oleh karenanya akan meningkatkan
5
kemampuan system untuk menghancurkan melanoma tersebut. Injeksi BSG mempengaruhi
stimulasi non-spesifik dari system imun dan sedang dipelajari sebagai terapi untuk pasien-
pasien fase awal.Diharapkan bahwa injeksi BSG secara langsung kedalam metastase nodul-
nodul subkutan dapat menyebabkan regresi lesi.
4. Terapi radiasi
Terapi radiasi merupakan bentuk pengobatan lainnya. Dengan penggunaan energy
sinar X dosis tinggi, kobalt, electron, atau sumber-sumber radiasi lainnya untuk
menghancurkan atau membunuh sel-sel melanoma
Penatalaksanaan keperawatan
Karena banyak kanker kulit yang diangkat dengan tindakan eksisi, peran perawat adalah :
1) Meredakan nyeri dan ketidaknyamanan
2) Pemberian analgetik tepat
3) Meredakan ansietas
4) Pendidikan pasien dan pertimbangan perawatan di rumah.
6
BAB III
PENUTUP
III.1 Kesimpulan
Nevus adalah istilah umum yang menggambarkan adanya bercak berpigmen ada
kulit. Nevus terdiri dari bermacam-macam jenis, dari yang jinak hingga berbahaya. Pada
dasarnya nevus tidak memberikan gejala apa – apa jika memang nevus jinak. Namun tanda-
tanda nevus menjadi ganas antara lain adanya ulserasi (luka) dan perdarahan spontan,
membesar dan warna lebih gelap, pigmen menyebar dari kulit ke kulit sekitarnya, di
sekitarnya ada lesi-lesi yang lebih kecil mengelilinginya, inflamasi tanpa didahului trauma,
ukurannya membesar menjadi (Giant Congenital Melanocytic Nevus), melebar tidak teratur,
permukaan menjadi tidak rata, dan terasa nyeri dan gatal. Nevus umumnya tidak
memerlukan terapi kecuali bila pasien menginginkan nevus diangkat atau dokter mencurigai
perubahan kearah keganasan. Terapi yang dipilih adalah eksisi sederhana Nevus yang
dicurigai ganas harus dibiopsi dan sekalian diangkat atau dioperasi.
III.2 Saran
Dengan dibuatnya makalah Nevus ini, diharapkan nantinya akan memberikan
manfaat bagi para pembaca terutama pemahaman yang berhubungan dengan macam-macam
nevus, penyebab, dan resiko keganasan, serta penanganan yang harus dilakukan.
7
DAFTAR PUSTAKA
1. Rata IGA.K; Tumor Jinak Kulit Muka dalam Media Dermato- Venereulogica Indonesian.Vol
26. No. 2. 1999.
2. Silver, SG, HO.VC : Benign Epithelial Tumors in Fitzpatrich T.B, Eisen,A.Z, Wolf K,
Freedbergm IM, Austen, KE; Dermatology in General Medicine, 6th ed, McGraw-Hill, New
York, 2003, 770-6.
3. Casson P, Colen S, Dysplastic and Congenital Nevi Clinics in Plastic Surgery 1993,20; 105-
11.
4. Hurwitz. S, Vascular Disorders of Inlancy and Childhood, In Clinical Pediatric Dermatology
ed WB Sauderns Company, Philadelphia, 1993: 242- 272.
5. Koh, H,K, Bhawan, J: Tumors of the Skin, in Moschella, SL, Hurley, HJ; Dermatology,3rd
ed. WB Sauders, Co. Philadelphia, 1992;p:l 72l-83.
6. Jang. IG, Choi JM, Park KW Kim SY, Nevus Sebaceous Syndrom. Int. J. Dermatol, 1999; 38;
53 l-3.
7. Atherton DJ, Naevi and Other developmental defect, dalam: Champion RH, Burton JL,
Ebling FJG, editor. Textbook of Dermatology, edisi ke-5, Oxford, Blackwell Scientific,
Publications, 1992:1: 445-6 l.
8. Mehrgan AH, Hasimoto K, Mehregan DA, Mehregan DR, Organoid Nevus (Nevus Sebaseons
of Jadassohn) dalam : Pinkus Guide to Dermatohistopathology, edisi ke-6, Connecticut;
Prentice Hall Internasional Inc, 1995; 565-6.
9. Habif. TP. Clinical Dermatology a Color Guide to Diagnosis and Therapy, Edisi ke-3, St.
Lous; Mosby-year book Inc, 1996.
10. Elder. D. Elenitsas R. Benign Pigmented Lesions and Malignant Melanoma, dalam: Lever;s
Histopathology of the Skin edisi ke-8 Philadelphia; JB Lippincott, 1997; 681-7.
11. Kreusch J, Incident Light Micioscpy: Reflections on Mincroscopy of the Living Skin. Int. J.
Dermatol 1992:31(9)6: 18-20.
12. shear, N., dr. 2006. Dermatology. MCCQE 2006 review note
13. putra, imam budi. 2008. Tumor - tumor jinak kulit. Departemen ilmu kesehatan kulit dan
kelamin. Fakultas kedokteran universitas sumatera utara.
14. Carpenito,J,L.(2006). Rencana Asuhan Dan Dokumentasi Keperawatan. Edisi 10 .PT EGC.
Jakarta.
15. Buku Ajar Patologi volume 2. Kumar, Cotran,Robbins,2010. Hlm 898-899
16. Rata IGA.K; Tumor Jinak Kulit Muka dalam Media Dermato- Venereulogica Indonesian.Vol
26. No. 2. 1999
17. Imam Budi Putra : Tumor-Tumor Jinak Kulit, 2008
18. Stegman SJ, Tromovivth TA; Seborroic Keratosis in Cosmetic Dermatologic Surgery, Vol 28,
Philadelphia, WB Saunders Co, 1996. 1444-6.
19. Ilmu Kesehatan Anak Nelson, Ed. 15,Vol. 3,1996