Anda di halaman 1dari 19

REFERAT

MELANOMA MALIGNA
Oleh :
Citra Kristi Melasari

Pembimbing :
dr.Teguh Alyansyah M.Ked (DV) Sp.DV

SMF ILMU PENYAKIT KULIT DAN KELAMIN


RSUD. DR ABDUL AZIZ SINGKAWANG
FAKULTAS KEDOKTERAN
UNIVERSITAS TANJUNGPURA
2017 1
Melanoma Maligna

keganasan yang terjadi pada


melanosit, sel penghasil
melanin, yang biasanya
berlokasi di kulit tetapi juga
ditemukan di mata, telinga,
traktus GI, oral dan membran
mukus genitalia.

2
Melanoma Maligna

Insiden melanoma maligna itu sendiri


berbeda-beda di tiap negara.
Melanoma menduduki urutan ke 6 pada
laki-laki dan urutan ke 7 pada
perempuan di Amerika. Diperkirakan
jumlah kasus baru Melanoma maligna di
Amerika pada tahun 2008 sebesar
62.480 kasus, dengan 34.4950 kasus
terjadi pada laki-laki dan 27.350 pada
wanita.
3
Etiologi

Etiologinya belum diketahui pasti.


Salah satu factor yang perlu
diperhatikan, selain factor
keganasan pada umumnya ialah
paparan sinar uv yang berlebihan,
iritasi yang berulang pada nevus.

4
Faktor Resiko

1. Pajanan terhadap radiasi sinar UV


yang berlebihan
2. Mempunyai Nevus pigmentosus
3. Faktor keluarga
4. Fenotip
5. Usia
6. Tipe kulit

5
Patofisiologi

Melanoma memiliki 2 fase pertumbuhan,


radial dan vertikal.
Selama fase pertumbuhan radial, sel-sel
ganas tumbuh dalam mode radial pada
epidermis. Dengan waktu berlangsung,
sebagian besar melanoma ke fase
pertumbuhan vertikal, di mana sel-sel
ganas menginvasi dermis dan
mengembangkan kemampuan untuk
bermetastasis.
6
Patofisiologi
A. kulit normal dan sebaran melanosit.
b. Junctional nevus.
c. Compound nevus.
d. Intradermal nevus.
e. Intradermal nevus dengan
neurotisasi (pematangan).
B. Hyperplasia lentiginous melanocytic.
C. Lentiginous compound nevus
dengan arsitektur dan sitologi
abnormal (dysplastic nevus).
D. Tahap awal atau fase pertumbuhan
radial melanoma (sel gelap besar di
epidermis) yang timbul pada nevus.
E. Melanoma dalam fase pertumbuhan
vertikal dengan potensi metastasis

7
Gambaran Klinis

1. Superficial spreading 2. Nodular melanoma


melanoma (SSM) (NM)
Pada umumnya SSM
Terjadi paling sering
timbul pada kulit normal
di kaki dan badan.
(de novo), berupa plak
Nodular melanoma
archiformis berukuran
adalah lesi berupa
0,5 - 3 cm dengan tepi
nodul berbentuk
meninggi dan irreguler.
setengah bola
Pada permukaannya
(dome shaped)
terdapat campuran dari
atau polipoid dan
bermacam-macam
eksofitik, berwarna
warna, seperti coklat,
coklat kemerahan
abu-abu, biru, hitam
atau biru sampai
dan sering kemerahan
kehitaman.
Lesi ini meluas secara
Pertumbuhannya
radial.
secara vertikal,
8
Gambaran Klinis

3. Lentigo Maligna Melanoma 4. Acral Lentiginous


(LML) Melanoma (ALM)
kelainan yang jarang
ditemukan (4-10%). Sering dijumpai di
Pertumbuhan lesi ini secara
telapak tangan, ibu
vertikal, terjadi sangat
lambat bisa sampai 5-20
jari kaki, daerah
tahun. Biasanya sering subungul, dan
ditemukan di kepala, leher, membran mukosa.
dan lengan pada individu Biasanya berawal
yang lebih tua dengan rata- dari pigmentasi
rata umur 65 tahun. Lesi hitam, makula batas
precursor in situ biasanya tidak teratur, yang
besar, berdiameter lebih
kemudian
dari 1-3 cm dengan tepi
tidak teratur, telah terjadi
berkembang
minimal 10-15 tahun, dan menjadi papula
menunjukkan pigmentasi yang invasif.
makula dari coklat tua 9
sampai kehitaman,
Klasifikasi

Pada melanoma maligna


mengklasifikasianya dibagi
menjadi :
1. Klasifikasi Klinik
2. Klasifikasi Clark
3. Klasifikasi Breslow

10
Klasifikasi

Klasifikasi Klinik Klasifikasi tingkat


standar melanoma invasi menurut Clark
maligna, terdiri dari Clark membagi
tiga stadium klinik melanoma maligna
yaitu: menurut kedalaman
Stadium klinik I invasinya didalam
Stadium klinik II lapisan kulit atas 5
Stadium klinik III tingkat :

11
Klasifikasi

Klasifikasi kedalaman menurut Breslow


Breslow membagi melanoma maligna dalam
3 golongan :
Golongan I : Dengan kedalaman
(ketebalan ) tumor < 0.76 mm
Golongan II : Dengan kedalaman
(ketebalan ) tumor antara 0.76 1.5 mm
Golongan III : Kedalam tumor antara
1.70 3.64 mm
Kedalaman tumor menurut Breslow, diukur secara langsung
menggunakan micrometer okuler, dari atas lapisan granuler
sampai sel sel melanoma paling dalam
12
Diagnosis

Tujuh acuan diagnostik MM dibagi menjadi kriteria mayor


dan kriteria minor.
Kriteria mayor antara lain:
1. Perubahan ukuran lesi
2. Bentuk lesi tidak beraturan
3. Perubahan warna lesi.
Kriteria minor antara lain:
1. Lesi berdiameter >7 mm
2. Terdapat proses infl amasi
3. Berkrusta atau berdarah
4. Ada perubahan sensasi seperti gatal.
Jika salah satu kriteria mayor atau tiga kriteria minor
terpenuhi, lesi tersebut mengarah ke MM dan perlu
segera di-tindaklanjuti. 13
Diagnosis

ABCDE sistem ( Asymmetry,


Border, Colour, Diameter,
Envolving) Diameter
Meskipun melanoma biasanya lebih besar dari
Asymmetry
Jika kita melipat lesi menjadi dua, tiap-tiap bagian 6 mm, ketika dilakukan pemeriksaan mereka

tidak sesuai bisa lebih kecil dari seharusnya . Sehingga


harus diperhatikan perubahan tahi lalat
dibanding yang lainnya atau berubah menjadi
Border
gatal atau berdarah ketika diameternya lebih
Batasnya tidak tegas atau kabur.
kecil dari 6 mm.
Color Evolving
Ciri melanoma tidak memiliki satu warna yang solid Setiap perubahan dalam ukuran, bentuk,
melainkan campuran yang terdiri dari coklat warna, tingginya atau cirri-ciri lain atau ada
kekuningan, coklat dan hitam, juga bisa tampak gejala baru seperti mudah berdarah, gatal dan
merah, biru atau putih. berkrusta harus dicurigai keganasan.

14
Diagnosis Banding

Diagnosis banding dari melanoma


maligna adalah keratosis seboroik,
karsinoma sel basal tipe berpigmen,
dan nevus pigmentosus.

15
Tatalaksana

Eksisi Bedah
Elective Lymph Node Dessectio
(ELND)
Interferon a 2b
Kemoterapi
Terapi Radiasi

16
Prognosis

Walaupun prognosis Melanoma Maligna buruk,


namun perlu diketahui bahwa faktor yang
mempengaruhinya ialah :
Tumor primer : daerah tertentu (badan lebih buruk
daripada anggota badan)
Stadium
Organ yang telah diinfiltrasi (metastasis tulang dan
hati lebih buru daripada kelenjar getah bening dan
kulit)
Kondisi hospes : Jika fisik lemah dan imunitas
menurun, maka prognosisnya lebih buru.
17
Daftar Pustaka
Pour MSH, Malignant melanoma of the oral cavity: A review of literature. Indian J Dent, 19 (1), 2011
Markovic SN, Erickson LA, Rao RD, et al. Malignant Melanoma in the 21st Century, Part 1: Epidemiology, Risk Factors,
Screening, Prevention, and Diagnosis. Mayo Clin Proc, 2007, 82(3): 364 80
Romli, Muchlis. Umbas, Rainy.(2002).Deteksi Dini Kanker. Jakarta : Balai FKUI.76-84
W Tan, Winston. 2011. http://emedicine.medscape.com/article/280245-overview. medscape.
Djuanda, Adhi, dkk.(2005). Ilmu Penyakit Kulit Kelamin. Edisi IV. Jakarta: Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia.
Buchan J, Roberts D. Pocket Guide to Malignant Melanoma. Blackwell Science, 2000.
Veronique Bataille, Risk Factors for Melanoma Development. Expert Review of Dermatology.Expert Reviews Ltd..2009
3. Carlson JA, Slominski A, Linette GP, Mysliborski J, Hill J, Mihm MC, Ross JS. Malignant Melanoma 2003. Am J Clin
Pathol 2003;120.
Kummar, Abbas, Fausto, Mitchell. Robbins Basic Pathology 8th Edition. Saunders, Elsevier, 2007.
American Cancer Society. Cancer Facts & Figures 2009. http://www.cancer.org/downloads/STT/500809web.pdf.
Balch CM, Buzaid AC, Soong SJ, et al: Final version of the American Joint Committee on Cancer staging system for
cutaneous melanoma. J Clin Oncol 19:3635, 2001.
Montgomery PQ, Rhys Evans PH, Gullane PJ. Principles and Practice of Head and Neck Surgery and Oncology 2nd Edition.
Informa Healthcare, United Kingdom, 2009.
Siregar, R.S. Atlas Berwarna Saripati Penyakit Kulit. Jakarta : EGC, 1999
Brunicardi et al. Schwartz principle Surgery 9th edition. 2010. Mc-Graw Hill; USA
Cochran, Alistair J et al. Melanoma and skin cancer in Haskell Cancer Treatment fourth edition. 1995. Saunders;
Philadelphia p810-22
Manuaba, I.B Tjakra Wibawa. Panduan Penatalaksanaan Kanker Solid. 2010. Jakarta: PERABOI. Hal. 134-45
Syamsuhidajat, R. Buku Ajar Ilmu Bedah Edisi 3. Jakarta : EGC, 2010
Sherman, Charles D et al. Malignant Melanoma in Clinical Oncology for medical students and Physicians sixth edition.1983.
American Cancer Society: USA p190-96
18
19

Anda mungkin juga menyukai