Anda di halaman 1dari 21

Nevus parst palbebra

Disusun oleh :
Putri sahara s,ked
Pembimbing :
dr . Hasnawati, Sp. M
Definisi
 Tahi lalat adalah tumor jinak pada kulit yang
paling umum dijumpai pada manusia.
• Dalam istilah kedokteran tahi lalat disebut
dengan nevus pigmentosus.
• Rata-rata orang memiliki 10-40 tahi lalat di
tubuhnya. Kebanyakan tahi lalat adalah bawaan
lahir.
• Sebagian besar tahi lalat muncul selama 20 tahun
pertama kehidupan, meskipun ada juga yang
terus berkembang hingga usia 40-an.
• biasanya sebagian tahi lalat menghilang seiring
bertambahnya usia
 Tahi lalat secara umum tidak berbahaya, dan
biasanya hanya menimbulkan keluhan kosmetis,
meski dapat pula berubah menjadi kanker
• Tahi lalat yang datar umumnya bersifat jinak, tapi
bisa juga berubah menjadi ganas.
• Untuk tahi lalat yang berupa benjolan, atau
tumor dalam bahasa kedokteran, bisa
digolongkan menjadi 3 jenis, yaitu jinak, bakal
kanker (pra kanker), dan ganas.
• Tahi lalat dapat berubah semakin besar, terasa
gatal, dan akhirnya menjadi kanker kulit yang
sangat ganas.
KLASIFIKASI
• Junctional nevus
• Intradermal nevus
• Compound nevus
• Nevus biru
• Congenital oculodermal melanocytosis (nevus of ota)
Etiologi
 Nevi dapat disebabkan oleh faktor keturunan atau faktor
embriologis dan dapat muncul setiap saat dalam hidup (Unna,
1894). Mereka berkembang sangat lambat.
 Nevus berasal dari sel-sel melanosit pembentuk warna kulit
dan rambut. Nevus umumnya muncul saat lahir atau segera
setelah lahir, terbanyak pada dewasa muda, dan menurun
pada orang tua.
Tanda dan gejala

 Pada dasarnya, nevus tidak memberikan gejala apa pun jika


memang bersifat jinak. Meski demikian, Anda perlu
mengenal tanda-tanda nevus berkembang menjadi ganas,
seperti:
 Luka dan perdarahan yang tiba-tiba
 Bercak membesar dan warna semakin gelap
 Menyebar ke kulit sekitarnya
 Di sekitarnya ada bercak yang lebih kecil mengelilinginya
 Radang kulit yang muncul secara tiba-tiba
 Nyeri
 Gatal
SELANJUTNYA
 Tanda-tanda tahi lalat yang berubah menjadi
ganas (melanoma maligna), yaitu bila muncul
- rasa gatal atau nyeri,
- perubahan warna menjadi lebih gelap,
ukurannya membesar,
- melebar tidak teratur,
- permukaan menjadi tidak rata,
- sering diganggu (dikorek atau digaruk),
- gampang berdarah,
- menjadi luka dan koreng yang tidak sembuh-sembuh
Diagnosis

 Nevus dapat didiagnosis berdasarkan gambaran klinis.


Biasanya, bercak nevus berbentuk kubah atau berkutil.
Kadang terletak di kaki dan berbentuk seperti huruf D.
 Warnanya pun dapat bervariasi dari cokelat hingga hitam.
Ukurannya biasanya tidak besar, sekitar 24 mm. Bercak nevus
dalam satu area bisa tunggal atau ganda, dan paling sering
tumbuh di area wajah atau leher.
Pengobatan

 Umumnya nevus tidak memerlukan terapi, kecuali bila pasien


menginginkan nevus diangkat atau dokter mencurigai perubahan
ke arah keganasan. Terapi yang dipilih adalah eksisi sederhana nevus
yang dicurigai ganas.
 Eksisi adalah operasi kecil dengan melakukan anastesi setempat
dan dapat dilakukan oleh seorang dokter umum tanpa harus datang
ke rumah sakit dan tanpa masuk ke kamar operasi.
 Tindakan ini cukup aman dengan standar operasional dan tingkat
kesterilan yang baik, sehingga tidak terjadi efek samping yang
mengkhawatirkan pascaoperasi. Namun karena berasal dari sel-sel
melanosit yang melindungi kulit dari kerusakan, maka tidak ada
yang bisa dilakukan untuk mencegah terjadinya nevus.
Komplikasi

 Nevus yang berkembang menjadi ganas sangatlah berbahaya dan


cukup sulit untuk ditangani. Pada bayi, giant congenital nevus
dapat menyebabkan gangguan tumbuh kembang. Bercak seperti
tanda lahir atau tahi lalat yang terpapar polusi, sinar ultraviolet,
dan bahan kimia berbahaya juga menyimpan potensi untuk
berkembang menjadi melanoma—salah satu jenis kanker kulit.
 Komplikasi kedua adalah neurocutneous melanocytosis, yakni
salah satu bentuk gangguan saraf. Ketika produksi sel melanin
sebagai pelindung kulit dari sinar ultraviolet meningkat, melanin
dapat masuk ke otak atau tulang belakang, tempat berkumpulnya
saraf. Risiko terjadinya hal ini memang kecil, hanya sekitar 7
persen. Namun, pasien yang terkena komplikasi akan mengalami
gangguan saraf, seperti kejang, pingsan, hingga muntah-muntah.
Status pasien
Identifikasi
 Nama : Ny. R
 Jenis kelamin : Perempuan
 Usia : 30 tahun
 Kebangsaan : Indonesia
 Agama : Islam
 Status : Menikah
 Pekerjaan : Ibu Rumah tangga
 Alamat : Padang sirabu
 Tanggal masuk : 21 .11.2018
 No. RM : 86.19.03
Keluhan Utama :
 Pasien datang dengan keluhan mengalami benjolan pada kelopak mata

Riwayat penyakit sekarang :


 Pasien datang kerumah sakit Cut Nyak Dhien Melaboh dengan keluhan ada benjolan di
kelopak mata,
 Tumbuh tahi lalat dikelopak mata kiri bagian bawah yang bewarna hitam sejak lahir.
 Pasien merasakan makin lama tahi lalat ini semakin membesar.
 Pasien merasa berat untuk menutup dan membuka karena ada tahi lalat yang mengganjal.
 Pasien mengeluhkan pandangannya kabur di kedua mata (-) , pandangan seperti berasap
dan berkabut (-), penglihatan silau pada siang hari (-), penglihatan lebih terang pada
malam hari daripada siang hari, penglihatan kembar (-), penderita mengaku lebih terang
membaca tanpa kacamata, mata merah (-), mata berair (-), nyeri (-), mata seperti
melihat pelangi bila melihat lampu (-), sakit kepala (-), mual muntah (-).
Riwayat Penyakit Dahulu :
 Pasien tidak pernah menderita penyakit yang sama.
 Pasien tidak menggunakan kaca mata baca sebelumnya.
 Riwayat minum obat tidak ada
 Riwayat kencing manis tidak ada
 Riwayat memakai kacamata tidak ada.
Riwayat Penyakit Keluarga :
 Tidak ada riwayat keluarga yang menderita seperti ini
sebelumnya
 Riwayat alergi :
Disangkal

 Riwayat pengobatan :
Disangkal
Status generalis & vital signs

TD :
HR :
110/80
84x/i
mmhg Keadaan umum
Sakit sedang

RR : Temp :
26x/i 36’c
Kesadaran / GCS
Compos mentis /
E6V5M4
Paisen sebelum operasi

Pasien post
operasi
Hari ke 3

Nevus
Follow up Hari 1 Hari 2 Hari 3 Hari 4
keluhan Os datang dengan Os melakukan Os merasakan Os merasakan mata
keluhan ada benjolan operasi mata terasa nyeri terasa nyeri
di kelopak mata

visus AVOD:5/5 AVOS AVOD:5/5 AVOS AVOD:5/5 AVOS AVOD:5/5 AVOS


:5/5 :5/5 :5/5 :5/5

Palpebra Normal OS OS OS
Blefarospasme Blefarospasme Blefarospasme (+)
(+) (+) Edema (+)
Edema (+) Edema (+)
konjungtiva Normal OS kemosis (+) OS kemosis (+) OS kemosis (+)
hiperemis (+) hiperemis (+) hiperemis (+)

kornea Normal Normal Normal Normal


COA Normal Normal Normal normal
Iris Normal Normal Normal Normal
Pupil Bulat letak sentral Bulat letak sentral Bulat letak sentral Bulat letak sentral
Lensa Jernih Jernih Jernih Jernih
Penatalaksanaan Tetes floxa
 Diagnosa
 Nevus pigmentosus
 Nevus melanositik
 Xantelasma
 Kelainan reftraksi
 DIAGNOSIS BANDING
 Nevus pigmentosus
 Nevus Melanositik
 Xantelasma
 Kelainan refraksi

 DIAGNOSIS SEMENTARA
 Nevus Parst of palbebra

 PENATALAKSANAAN
 Biopsi Eksisi

 PROGNOSIS
 Quo ad vitam : bonam
 Quo ad functionam : dubia ad bonam

Anda mungkin juga menyukai