USA
ROP , BBL < 1500 gram
Jarang BBL > 2000 gram
Patogenesis & Faktor resiko ROP
Penelitian ETROP
68% ROP , BBL < 1251 gram
44% BBL 1000 - 1250 gr
76% BBL 751 - 999 gr
93% BBL < 750 gr
Hoogerwerf dkk
Incidence ROP , Central Netherlands
40,9% (3,3% ROP berat), 1991-1995
23,3% (1,2% ROP berat), 2001-2005
Hoogerwerf A. Incidence of ROP over the Last Decade in the Central Netherlands.
Neonatology 2010. 98. 137-142
Patogenesis & Faktor resiko
RSCM, Jakarta
Teknologi perawatan bayi prematur
perinatologi Prevalensi ROP
2007 , 21,7% (71% stadium 3),
(BBL rerata 1206 gr, usia gestasi 28,87 mgg)
2008, 14% (69% stadium 3)
2009, 18% ( 6,6% stadium 3)
2010, 1,4% ( 0,02% stadium 3)
Patogenesis & Faktor resiko ROP
Hiperoksia postnatal Vasokonstriksi
vaskular retina iskemia retina perifer
vascular endothelial growth factor (VEGF)
Jaringan fibrovaskular/neovaskular IGF-1
( ROP )
Kontraksi, ablasio retina, kebutaan
Patogenesis & Faktor resiko ROP
Sepsis . Penggunaan O2 > 7 hari
Tranfusi darah berulang
Penyakit sistem pernafasan. Apneu
Asfiksia (skor APGAR menit ke 5 < 3 )
Kecil Masa Kehamilan. Displasia bronkopulmoner
Patent ductus arteriosus. Perdarahan
intraventrikular. Genetik (prematur, ROP)
Sitorus RS et all. Pedoman nasional skrining dan terapi ROP pada bayi prematur di
Indonesia 2011.FKUI, PERDAMI. IDAI
Klasifikasi ROP,(ICROP)
Lokasi dan luas area ( zona, arah jarum jam)
Klasifikasi ROP
Stadium
1. Garis demarkasi
2. Ridge,
neovaskular intraretinal
Klasifikasi ROP
Stadium
3. Proliferasi fibrovaskular
ektraretinal
4a. Ablasio retina parsial
ekstrafoveal
4b. Ablasio retina parsial
foveal
5. Ablasio retina total
Klasifikasi ROP
ROP posterior agresif
(AP-ROP)
Plus disease
Regresi ROP
Penatalaksanaan ( Skrining ROP )
Diagnosa dini mencegah progresifitas ROP
ke stadium 4,5 ( ablasio retina) ( kebutaan)
Skrining , pemeriksaan fundus
1. Bayi prematur, usia gestasi 34 mgg,
BBL 1500 gr,
2. Usia gestasi > 34 mgg, Faktor resiko yang
berat
Usia gestasi > 37 mgg tidak perlu di skrining
Penatalaksanaan ( Skrining ROP )
Diagnosa dini
Pemeriksaan fundus dimulai pada umur
2 4 minggu, apabila usia gestasi < 30 minggu
4 minggu, apabila usia gestasi 30 minggu atau
minimal
Satu kali sebelum pulang dari RS
Penatalaksanaan ( Skrining ROP )
Diagnosa dini
Pemeriksaan dg oftalmoskop indirek oleh
dokter mata yg terlatih untuk deteksi dini ROP
Satu jam sebelum pemeriksaan mata bayi di
teteskan tropikamid (Mydriatil) 0,5% dan
fenilefrin 2,5% (1 ml fenilefrin 10% + 3 ml BSS)
masing2 satu tetes setiap 15menit pupil
melebar maksimal
Penatalaksanaan ( Skrining ROP )
Diagnosa dini
Monitor denyut jantung, saturasi O2
Bayi kadang2 apneu, bradikardi
Tempat pemeriksaan
RS, unit neonatus (perinatologi)
Poliklinik, klinik mata, keadaan umum bayi
sudah stabil
Penatalaksanaan ( Skrining ROP )
Follow-up
1-2 minggu sampai pertumbuhan vaskular retina
normal/ zona 3/ resiko perkembangan ROP tidak
ada lagi(PMA 44-46 minggu)
2 kali seminggu, apabila pertumbuhan vaskular ke
perifer berhenti atau ROP mulai berkembang
ROP Berkembang, stabil, regresi
Berkembang menjadi ROP berat ( TERAPI)
Penatalaksanaan ROP
Terapi
Waktu yang tepat, efektif mencegah kerusakan
penglihatan yg lebih berat
Laser argon/ diode (Laser indirect
ophthalmoscopy/LIO) atau Cryotherapy
Tipe 1 ROP, 48-72 jam
AP-ROP, 48 jam
Penatalaksanaan ROP
Terapi
Tipe 1 ROP
Zona 1 , ROP + plus disease
Zona 1, ROP stadium 3, plus disease (-)
Zona II, ROP Stadium 2 atau 3 + plus disease
Penatalaksanaan ROP
Terapi
Terapi laser/ cryotherapy gagal atau bayi
terlambat diskrining ROP berat ( stadium 4, 5/
ablasio retina)
Vitrektomi , scleral buckling ( 83% sukses secara
anatomi, tetapi tidak menggembirakan untuk
penglihatan)
Penatalaksanaan ( Follow-up berkala)
Follow-up setelah neonatus perlu dilakukan
Miopia tinggi, anisometropia, strabismus
Ambliopia
Lipatan retina tarikan makula
(pseudostrabismus/exotropia) ,
Ablasio retina dikemudian hari
Mikroftalmia, katarak, glaukoma, ptisis bulbi
Kesimpulan
ROP dapat menyebabkan kebutaan pada bayi prematur
Kebutaan akibat ROP dapat dicegah dengan melakukan
skrining pada bayi prematur pada waktu yang tepat dan
melakukan terapi pada stadium dini
ROP berat dapat dicegah dengan menurunkan faktor
resiko dengan perawatan neonatologi yang baik.
Pada bayi prematur perlu follow-up berkelanjutan
setelah neonatus untuk mencegah penurunan tajam
penglihatan