Pembimbing I Pembimbing II
Skripsi ini telah dipertahankan dan telah diperbaiki sesuai dengan masukan
Dewan Penguji Skripsi Program Studi Ilmu Keperawatan (S-1)
Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Budi Luhur Cimahi
Pada Tanggal 3 Maret 2012
Mengesahkan
Program Studi Ilmu Keperawatan (S-1)
Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Budi Luhur Cimahi
Pembimbing I Pembimbing II
Penguji I Penguji II
Mengetahui
STIKes Budi Luhur Cimahi Program Studi Ilmu Keperawatan (S-1)
Ketua, Ketua,
Rumah Sakit Umum Daerah Kelas B Kabupaten Subang Tahun 2012” ini
sepenuhnya karya sendiri. Tidak ada bagian didalamnya yang merupaka flagiat
dari karya orang lain dan saya tidak melakukan penjiplakan dan pengutipan
dengan cara-cara yang tidak sesuai dengan etika keilmuan yang berlaku dalam
masyarakat keilmuan.
Atas pernyataan ini saya siap menerima resiko atau sanksi yang
dijatuhkan kepada saya bila kemudian hari ditemukan pelanggara etika keilmuan
dalam karya saya ini, atau klaim dari pihak lain terhadap keaslian karya saya ini.
ABSTRAK
Latar Belakang : Salah satu upaya untuk menurunkan angka kematian ibu dan
angka kematian bayi pada kasus kegawatan persalinan adalah dengan proses
persalinan sectio caesaria. Beradasarkan studi pendahuluan di RSUD Kelas B
Kabupaten Subang pada bulan September-November 2011, terdapat 1078 ibu
yang bersalin baik normal maupun sectio caesaria. Dari jumlah persalinan
tersebut 214 persalinan dilakukan secara sectio caesaria dengan rata-rata 71
persalinan dilakukan secara sectio caesaria per bulan. Proses persalinan dengan
sectio caesaria merupakan tindakan pembedahan sehinga beresiko tinggi
dengan adanya kemungkinan terjadinya komplikasi salah satunya gangguan
rasa nyaman nyeri.
Tujuan penelitian : Untuk mengetahui pengaruh pelaksanaan teknik relaksasi
nafas dalam terhadap penurunan tingkat nyeri pada pasien pasca bedah sectio
caesaria di Ruang Flamboyan Rumah Sakit Umum Daerah Kelas B Kabupaten
Subang Tahun 2012.
Metode Penelitian : Metode eksperimen semu dengan bentuk rancangan one
group pre test–post test. Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh pasien
sectio caesaria di Ruang Flamboyan RSUD Kelas B Kabupaten Subang dengan
jumlah sampel sebanyak 41 orang. Teknik pengambilan sampel yang digunakan
dalam penelitian ini adalah purposive sampling, dengan teknik pengumpulan data
menggunakan kuisioner. Analisa data yang digunakan adalah analisa univariat
dan analisa bivariat dengan menggunakan uji uji wilcoxon signed rank test.
Hasil penelitian : Hasil penelitian menunjukan rata-rata tingkat nyeri pada
pasien pasca bedah sectio caesaria sebelum dilakukan teknik relaksasi nafas
dalam adalah sangat menderita dan rata-rata tingkat nyeri pada pasien pasca
bedah sectio caesaria setelah dilakukan teknik relaksasi nafas dalam adalah
tidak nyaman serta ada pengaruh pelaksanaan teknik relaksasi nafas dalam
terhadap penurunan tingkat nyeri pada pasien pasca bedah sectio caesaria di
Ruang Flamboyan Rumah Sakit Umum Daerah Kelas B Kabupaten Subang
Tahun 2012.
Simpulan : Berdasarkan hasil penelitian tersebut disarankan bagi pihak rumah
sakit untuk melakukan sosilalisasi dan pelatihan kepada perawat tentang
manajemen nyeri dengan pendekatan non farmakologis khusunya relaksasi
nafas dalam sehingga dapat meningkatkan kemampuannya secara
komprehensif.
iii
S1 STUDY NURSING PROGRAM
2012
ABSTRACT
Background: One of the efforts to reduce maternal mortality and infant mortality
in the case of gravity of labor is the labor sectio Caesaria. Preliminary studies in
hospitals Beradasarkan Class B Subang district in September-November 2011,
there were 1078 women who either normal delivery or sectio Caesaria. Of the
amount of labor is labor performed sectio 214 Caesaria with an average of 71
deliveries made in sectio Caesaria per month. Labor with a sectio Caesaria so
that high-risk surgery with the possibility of complications one of them a sense of
comfort pain disorders.
The purpose of the study: To determine the effect of the implementation of
relaxation techniques to decrease the level of breathing in patients with post-
surgical pain in sectio Caesaria in Room Flamboyan General Hospital Class B
Subang District 2012.
Research Methods: The method to form quasi-experimental design of one group
pre test-post test. The population in this study were all patients in the room sectio
Caesaria Flamboyan Subang Regency Hospital Class B with a sample of as
many as 41 people. The sampling technique used in this study was purposive
sampling, data collection techniques using a questionnaire. Analysis of the data
used is the analysis of univariate and bivariate analysis using the Wilcoxon
signed rank test test test.
The results: The results showed an average level of postoperative pain in
patients sectio Caesaria before breathing in relaxation techniques is a lot of pain
and average pain level on postoperative patients sectio Caesaria after deep
breathing relaxation techniques are uncomfortable, and no effect implementation
of relaxation techniques to decrease the level of breathing in patients with post-
surgical pain in sectio Caesaria in Room Flamboyan General Hospital Class B
Subang District 2012.
Conclusion: Based on these results it is advisable for the hospital to perform
sosilalisasi and training to nurses about pain management with non-
pharmacological approaches especially deep breathing relaxation so as to
improve its ability to be comprehensive.
iv
KATA PENGANTAR
Puji syukur dipanjatkan kehadirat Illahi Rabbi atas berkah dan karunia-
Skripsi ini disusun untuk memenuhi salah satu syarat dalam menyelesaikan
serta dukungan dari berbagai pihak yang tak dapat penulis sebutkan satu-
yang tinggi dan terima kasih yang tidak terhingga, khususnya kepada yang
terhormat :
1. Ijun Rijwan S, SKM., M.Kes, selaku ketua Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan
Budi Luhur.
2. dr. Nunung Syuhaeri, MARS, selaku Direktur Rumah Sakit Umum Daerah
v
5. Ega Agustine, S.Kep.,Ners, selaku pembimbing dua dalam penyusunan
skripsi ini.
7. Seluruh staf dan dosen Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Budi Luhur yang
dan saran yang sifatnya membangun guna penulisan karya tulis yang lebih baik.
Penyusun
vi
DAFTAR ISI
Halaman
Abstrak ......................................................................................................... iii
Abstract ........................................................................................................ iv
KATA PENGANTAR...................................................................................... v
DAFTAR ISI................................................................................................... vii
DAFTAR TABEL............................................................................................ x
DAFTAR BAGAN........................................................................................... xi
DAFTAR LAMPIRAN..................................................................................... xii
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang ......................................................................... 1
B. Rumusan Masalah ..................................................................... 7
C. Tujuan Penelitian ........................................................................ 7
1. Tujuan Umum ........................................................................ 7
2. Tujuan Khusus ....................................................................... 7
D. Manfaat Penelitian ...................................................................... 8
1. Manfaat Teoritis ..................................................................... 8
2. Manfaat Praktis ...................................................................... 8
vii
Halaman
B. Nyeri Post Bedah......................................................................... 17
1. Pengertian............................................................................... 17
2. Bentuk Nyeri Post Bedah........................................................ 18
3. Mekanisme Nyeri Post Bedah................................................. 19
4. Teori Nyeri.............................................................................. 20
5. Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Respon Nyeri..................24
6. Tingkat Nyeri........................................................................... 26
7. Strategi Penatalaksanaan Nyeri.............................................. 27
8. Efek Nyeri Post Bedah............................................................ 31
C. Teknik Relaksasi Napas Dalam................................................... 31
1. Pengertian .............................................................................. 31
2. Indikasi ................................................................................... 32
3. Tujuan..................................................................................... 32
4. Prosedur Teknik Relaksasi Napas Dalam............................... 32
5. Pengaruh Teknik Relaksasi Napas Dalam
Terhadap Penurunan Intensitas Nyeri..................................... 33
D. Kerangka Teori ........................................................................... 34
viii
Halaman
E. Pengolahan dan Analisa Data..................................................... 43
1. Pengolahan Data.................................................................... 43
2. Analisa Data............................................................................ 44
F. Etika Penelitian............................................................................ 46
G. Lokasi dan Waktu Penelitian....................................................... 46
DAFTAR PUSTAKA...................................................................................... 60
LAMPIRAN
ix
DAFTAR TABEL
Halaman
Tabel 4.1 Hasil Pengukuran Tingkat Nyeri Pada Pasien Pasca Bedah
Sectio Caesaria Sebelum Dilakukan Teknik Relaksasi Nafas
Dalam Di Ruang Flamboyan Rumah Sakit Umum Daerah
Kelas B Kabupaten Subang Tahun 2012 .................................
48
Tabel 4.2 Hasil Pengukuran Tingkat Nyeri Pada Pasien Pasca Bedah
Sectio Caesaria Setelah Dilakukan Teknik Relaksasi Nafas
Dalam Di Ruang Flamboyan Rumah Sakit Umum Daerah
Kelas B Kabupaten Subang Tahun 2012 .................................
49
Tabel 4.3 Pengaruh Tingkat Nyeri Pada Pasien Pasca Bedah Sectio
Caesaria Sebelum dan Sesudah Dilakukan Teknik Relaksasi
Nafas Dalam Di Ruang Flamboyan Rumah Sakit Umum
Daerah Kelas B Kabupaten Subang Tahun 2012 .....................
50
Tabel 4.4 Uji Beda Tingkat Nyeri Pada Pasien Pasca Bedah Sectio
Caesaria Sebelum dan Sesudah Dilakukan Teknik Relaksasi
Nafas Dalam Di Ruang Flamboyan Rumah Sakit Umum
Daerah Kelas B Kabupaten Subang Tahun 2012 .....................
51
x
xi
DAFTAR BAGAN
Halaman
34
37
xii
DAFTAR LAMPIRAN
xiii
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
mental, sosial dan tidak hanya terbebas dari penyakit, kecacatan dan
sekali pun ia tidak berpenyakit jiwa dan ataupun raga. Orang tersebut masih
harus dinyatakan sehat secara sosial. Hal ini dianggap perlu karena penyakit
yang diderita seseorang atau sekelompok ditentukan sekali oleh perilaku dan
Survey Data Kesehatan Indonesia (SDKI) tahun 2007, angka kematian ibu di
Indonesia sebesar 228 per 100.000 kelahiran hidup dan menurun pada tahun
2009 menjadi 226 per 100.000 kelahiran hidup meskipun demikian angka
Salah satu upaya untuk menurunkan angka kematian ibu dan angka
xiv
persalinan, gawat janin dan letak sungsang (Cunningham, dkk, 2006).
tahun 1997 dan tahun 2002-2003 mencatat angka persalinan sectio caesaria
swasta jumlahnya sangat tinggi yaitu sekitar 30-80 % dari total persalinan
sectio caesaria lebih tinggi dari pada kelahiran pervaginam. Oleh karena itu,
hal ini perlu mendapat perhatian karena menurut Seller (1993) dalam
dari tahun ketahun dan mencapai 10-40% dari semua kelahiran, begitu pula
tetap mengandung risiko dan kerugian yang lebih besar seperti risiko
kematian dan komplikasi yang lebih besar seperti resiko kesakitan dan
menghadapi masalah fisik pasca sectio caesaria seperti timbulnya rasa sakit,
xv
Proses persalinan dengan sectio caesaria merupakan tindakan
penderita yang menimbulkan berbagai keluhan dan gejala dimana salah satu
keluhan yang sering dikemukakan adalah nyeri (Sjamsuhidayat & Win, 2005).
Hal ini sesuai dengan hasil penelitian Enie Novieastari (2001) yang
menyatakan bahwa sebanyak 80% pasien mengeluh nyeri baik nyeri sedang
atau nyeri berat pada post bedah. Nyeri setelah pembedahan merupakan hal
yang normal, namun meskipun demikian nyeri merupakan salah satu keluhan
yang paling ditakuti oleh pasien post bedah. Sensasi nyeri mulai terasa
oleh pasien post bedah adalah nyeri akut yang terjadi karena adanya luka
Menurut Melzak dan Wall (1965) yang dikutip dari Brunnert dan
Suddart (2002), nyeri adalah pengalaman sensori dan emosional yang tidak
Nyeri akut yang dirasakan oleh pasien post bedah mayor merupakan
gangguan tidur, cemas, tidak nafsu makan dan ekspresi tegang (Perry &
xvi
Potter, 2006). Selain hal itu Nyeri post bedah juga dapat menimbulkan
peningkatan prediksi kortisol, dan retensi cairan (Brunner & Suddart, 2002).
Akan tetapi belum banyak yang diketahui dan belum dikelola dengan baik,
masalah nyeri post bedah baik secara mandiri maupun secara kolaboratif
suatu bentuk asuhan keperawatan pra bedah, yang dalam hal ini perawat
xvii
intensitas nyeri, teknik relaksasi napas dalam juga dapat meningkatkkan
2002)
selama tahun 2010 tercatat terdapat 3216 persalinan baik yang termasuk
yang bersalin baik normal maupun sectio caesaria. Dari jumlah persalinan
analgetik menurun atau hilang maka sensasi nyeri akan dirasakan oleh
pasien. Padahal teknik relaksasi napas dalam merupakan salah satu teknik
dalam mengatasi nyeri pasien yang paling mudah dibandingkan teknik yang
xviii
lainnya. Selain itu teknik relaksasi nafas dalam dapat digunakan oleh pasien
Perawat yang selalu dekat dengan pasien selama 24 jam berperan penting
diketahui bahwa seluruh pasien (100%) mengeluh nyeri dan tidak tahu
bagaimana cara untuk mengurangi nyeri tersebut dan selama post perawatan
relaksasi nafas dalam untuk mengurangi rasa nyerinya tersebut. Selain itu
dari hasil observasi ditiap ruangan rawat bedah khususnya ruang flamboyan
xix
Beradasarkan fenomena tersebut yang peneliti temukan dilapangan
Tahun 2012”.
B. Rumusan Masalah
tingkat nyeri pada pasien pasca bedah sectio caesaria di Ruang Flamboyan
C. Tujuan Penelitian
1. Tujuan Umum
2. Tujuan Khusus
xx
2. Diketahuinya tingkat nyeri pada pasien pasca bedah sectio caesaria
D. Manfaat Penelitian
1. Manfaat Teoritis
2. Manfaat Praktis
operasi.
xxi
c. Peneliti Selanjutnya
di kemudian hari.
xxii
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A. Sectio Caesaria
(William, 2001).
artinya memotong. Pengertian ini semula dijumpai dalam Roman Law (Lex
Regia) dan Emperor’s Law (Lex Caesarea) yaitu undang – undang yang
membuka dinding perut dan dinding uterus. Terdapat beberapa cara sectio
Teknik yang saat ini lebih sering digunakan adalah teknik sectio
xxiii
c. Parut pada uterus umumnya kuat, sehingga bahaya ruptura uteri di
masa mendatang tidak besar karena dalam masa nifas segmen bawah
uterus tidak mengalami kontraksi yang kuat seperti korpus uteri. Hal ini
dengan hipertensi.
caesaria.
caesaria.
xxiv
3. Istilah – Istilah Tentang Sectio Caesaria
panggul sempit.
Ibu pada kehamilan yang lalu mengalami sectio caesaria dan pada
e. Operasi Porro
Suatu operasi tanpa mengeluarkan janin dari kavum uteri (janin sudah
sebagai berikut :
a. Plasenta previa
b. Panggul sempit
xxv
c. Disproporsi sefalo – pelvik yaitu ketidak seimbangan antara ukuran
e. Partus lama
g. Distosia serviks
1) Letak lintang
dalam segala letak lintang dengan janin hidup dan besar biasa. b)
cara-cara lain.
2) Letak bokong
3) Presentase dahi dan muka, bila reposisi dan cara-cara lain tidak
berhasil.
5) Gemelli.
bila terjadi interlok, distosia oleh karena tumor dan gawat janin.
xxvi
Whalley menjelaskan, operasi dengan tindakan sectio caesaria
alasan dilakukan sectio caesaria adalah karena hal – hal sebagai berikut :
keluar sebelum bayi. Jadi kelahiran yang aman lewat vagina tidak
memungkinkan.
aman.
2) Bila ibu terinfeksi penyakit herpes kelamin aktif, bayi dapat terjangkit
normal.
Ini berarti leher rahim belum membuka dengan baik atau bayi belum
xxvii
e. Bayi berada pada posisi buruk bagi persalinan normal via vagina.
1) Bila bokong atau kaki bayi yang keluar lebih dulu (sungsang),
2) Bila posisi bayi menyamping atau wajah bayi muncul lebih dulu
via vagina tidak aman. Namun posisi – posisi ini jarang terjadi.
3) Kadang kala , bisa saja kepala bayi sudah berada diposisi yang baik
menghadap kearah yang salah atau miring kesalah satu sisi. Posisi
f. Bayi tidak turun ke panggul. Hal ini tidak selalu berarti kepala bayi terlalu
besar atau badan bayi terlalu berat. Hal ini kerap kali berarti kepala bayi
miring sedemikian rupa sehingga tidak pas masuk melalui panggul ibu.
h. Tali pusat turun melalui leher rahim sebelum si bayi (prolapsed cord).
Ketika tali pusat turun lebih dulu, kontraksi persalinan akan menekan
Hal ini jarang terjadi ketika kepala bayi berada dibawah, menekan leher
rahim.
xxviii
i. Ibu pernah operasi sectio caesaria sebelumnya.
berulang. Namun banyak ibu – ibu yang tidak ingin dibedah caesar lagi
bila tidak diperlukan. Merawat bayi dan anak yang lebih besar akan lebih
dapat dicapai setelah sang ibu menjalani bedah caesar pada persalinan
Walaupun saat ini sectio caesaria sudah jauh lebih aman dari pada
komplikasi sectio caesaria yang dapat terjadi pada ibu dan janin. Faktor-
a. Infeksi puerperal
suhu selama beberapa hari dalam masa nifas. Komplikasi yang terjadi
xxix
dapat diperkecil dengan pemberian antibiotika, namun tidak dapat
b. Perdarahan
atonia uteri.
c. Komplikasi–komplikasi lain
Komplikasi lain yang dapat terjadi antara lain adalah luka kandung
intra natal yang baik, kematian perinatal pasca sectio caesaria berkisar
1. Pengertian
Menurut Melzak dan Wall (1965) yang dikutip dari Brunnert dan
xxx
tidak menyenangkan akibat dari kerusakan jaringan yang aktual atau
atau berpotensi rusak atau tergambarkan seperti itu. Nyeri adalah suatu
bahwa nyeri post bedah merupakan nyeri akut yang berlangsung kurang
dari 6 bulan dengan serangan yang muncul mendadak dengan sebab dan
daerah nyerinya yang dapat diketahui ( Brunner & Suddart, 2002 ). Nyeri
a. Awitannya mendadak
xxxi
simpatis, frekuensi jantung meningkat, volume sekuncup meningkat,
dalam kulit yang hanya berespon pada stimulus yang kuat yang secara
syaraf. Rangsang ini dapat berupa rangsang fisik, tekanan, suhu dan
kimia.
diterjemahkan.
xxxii
c. Proses Modulasi, adalah proses interaksi antara sistem analgetik
individu dan sangat ditentukan oleh makna atau arti dari asupan
nyeri.
rangsangan mekanik yaitu luka (insisi) dimana insisi ini akan merangsang
4. Teori Nyeri
neurologik yang mendasari sensasi nyeri termasuk dua teori yang terbaru
yaitu:
xxxiii
a. Theory Kontrol Gerbang
Prinsip dasar pada teori kontrol gerbang adalah sbb: (Price & Wilson,
2006)
nyeri.
xxxiv
(S). Aktivitas di serat besar cenderung menghambat transmisi
xxxv
b. Theory Endorfin-Enkefalin
morfin dan berkaitan dengan reseptor opioid. Sampai saat ini terdapat
xxxvi
Wilson, 2005).
berikut:
a. Ambang nyeri
lama disebut dengan ambang nyeri (Guyton, 2004), karena hal inilah
sama mengalami intensitas nyeri yang sama. Bisa saja suatu sensasi
yang sangat nyeri bagi seseorang mungkin hampir tidak terasa bagi
b. Toleransi nyeri
xxxvii
c. Arti nyeri
untuk orang yang sama pada waktu yang berbeda. Pada umumnya
individu oleh karena itulah tidak semua orang yang terpajan terhadap
nyeri akan lebih sedikit gelisah dan lebih toleran terhadap nyeri
f. Sosial budaya
xxxviii
kata sifat seperti “ tidak tertahankan” dalam menggambarkan istilah
g. Usia
tetapi pada lansia yang sehat persepsi nyeri mungkin tidak berubah.
h. Efek plasebo
intensitas nyeri.
6. Tingkat Nyeri
xxxix
dari nyeri yang dialaminya dan karenanya individu diminta untuk
d. Nilai 3 : Menderita
f. Nilai 5 : Menyiksa
nyeri yang dapat dicapai dengan dua (2) pendekatan yaitu: pendekatan
a. Pendekatan farmakologis
xl
efek anti peritik, analgetik dan anti inflamasi. Asam asetilsalisilat
2) Analgetik Opioid
xli
jenis ini yang efektif jika diberikan tersendiri dan lebih kecil
2006).
relaksasi otot.
xlii
area sekitar pembedahan. Penggunaan panas dapat
4) Distraksi
nyeri.
5) Teknik Relaksasi
6) Imajinasi Terbimbing
xliii
suatu cara yang dirancang secara khusus untuk mencapai efek
dikeluarkan.
7) Hipnosis
1. Pengertian
keperawatan pra bedah, yang dalam hal ini perawat mengajarkan kepada
xliv
relaksasi napas dalam juga dapat meningkatkkan ventilasi paru dan
2. Indikasi
kecemasan.
3. Tujuan
a) Atur posisi: Lakukan dalam posisi yang sama seperti posisi anda
xlv
b) Dengan tangan dalam posisi ganggam kendur, biarkan tangan
d) Kemudian ambil napas dalam melalui hidung dan mulut anda, biarkan
anda
Intensitas Nyeri
pembedahan.
xlvi
itu jika trauma (insisi) sembuh maka nyeri juga akan berkurang
(hilang).
D. Kerangka Teori
Penatalaksanaan Non
Farmakologis :
a. Stimulasi dan Massage
Kutaneus
b. Terapi Es dan Panas
c. Stimulasi Syaraf Elektris
Transkutan
d. Distraksi
e. Imajinasi Terbimbing
Nyeri Pada f. Hipnosis
Pasien Pasca g. Relaksasi Nafas Dalam
Pembedahan
Sectio caesaria Penatalaksanaan Farmakologis :
a. Analgetik Nonopioid (Obat Anti
Inflamasi Non Steroid/ OAISN)
b. Analgetik Opioid
c. Antagonis dan Agonis-Antagonis
Opioid
d. Adjuvan atau Koanalgetik
xlvii
BAB III
METODOLOGI PENELITIAN
A. Metode Penelitian
1. Paradigma Penelitian
kehilangan darah jumlah yang banyak, syok, infeksi, akan tetapi yang
paling nyata dirasakan oleh pasien sectio caesaria adalah nyeri pada
2004).
Suddart, 2004).
tanda umum atau respon fisiologi tubuh terhadap nyeri. Perawat harus
xlviii
non farmakologi, yaitu dengan metode distraksi, relaksasi, imajinasi
sensasi nyeri karena nyeri post bedah merupakan nyeri yang disebabkan
oleh trauma jaringan oleh karena itu jika trauma (insisi) sembuh maka
nyeri juga akan berkurang (hilang) dan 3) Teknik relaksasi napas dalam
yaitu endorfin dan enkefalin (Brunner & Suddart, 2002, Price & Wilson,
2006).
xlix
Bagan 3.1 Kerangaka Pemikiran
Penatalaksanaan Non
Farmakologis :
a. Stimulasi dan Massage
Kutaneus Tidak Nyeri
b. Terapi Es dan Panas
c. Stimulasi Syaraf Elektris Nyeri Ringan
Transkutan
d. Distraksi Tidak Nyaman
e. Imajinasi Terbimbing
Nyeri Pada f. Hipnosis Menderita
Pasien Pasca g. Relaksasi Nafas Dalam
Pembedahan Sangat Menderita
Sectio caesaria
Penatalaksanaan Menyiksa
Farmakologis :
a. Analgetik Nonopioid (Obat
Anti Inflamasi Non Steroid/
OAISN)
b. Analgetik Opioid
c. Antagonis dan Agonis-
Antagonis Opioid
d. Adjuvan atau koanalgetik
: Tidak Diteliti
2. Rancangan Penelitian
semu dengan bentuk rancangan one group pre test–post test. Penelitian
l
dilakukan diberikan teknik relaksasi nafas dalam untuk mengetahui
3. Hipotesis
4. Variabel Penelitian
a. Variabel Independent
li
Variabel Independent adalah variabel yang bila ia berubah
b. Variabel Dependent
dalam penelitian ini adalah penurunan tingkat nyeri pada pasien pasca
lii
B. Populasi dan Sample
1. Populasi
diketahui (Gulo, 2002). Populasi pada penelitian ini seluruh pasien sectio
2. Sample
berikut :
N
n=
1+ N ( d 2 )
Keterangan :
N : Besar populasi
n : Besar sampel
liii
d : Tingkat kepercayaan / ketepatan yang diinginkan (0,1)2
71
n=
1+71(0,12 )
1+0,71¿
n=71¿ ¿
¿
71
n=
1,71
n=41 ,5
5) Umur 20 – 35 tahun.
b. Kriteria Eksklusi
liv
2) Pasien secktio caesarea dengan anestesi umum
C. Pengumpulan Data
Mc Gill
2. Instrumen penelitian
lv
D. Prosedur Penelitian
1. Tahap persiapan
2. Tahap pelaksanaan
3. Tahap akhir
1. Pengolahan Data
a. Editing
lvi
Proses editing pada penelitian ini adalah memeriksa data
b. Coding
c. Tabulating
a. Analisa Univariat
(dependen).
sebagai berikut :
lvii
n
P= x 100 %
N
Keterangan :
(2002):
b. Analisa Bivariat
sebagai berikut:
( X 1⋅X 2 )
1 1
t=
S⋅
√ +
n1 n2
lviii
Untuk melihat ada atau tidaknya pengaruh gunakan cara
taraf kesalahan 5% (α = 0.05). Jika p value < dari 0,05, maka dapat
F. Etika Penelitian
1. Lokasi Penelitian
Kabupaten Subang.
2. Waktu Penelitian
lix
BAB IV
A. Hasil Penelitian
nafas dan tingkat nyeri pada pasien pasca bedah sectio caesaria. Penelitian
ini dilakukan pada pasien pasca bedah sectio caesaria di Ruang Flamboyan
sebanyak 41 orang.
2012
bedah sectio caesaria tingkat nyeri pasien dikaji atau diukur terlebih
lx
Tabel 4.1 Hasil Pengukuran Tingkat Nyeri Pada Pasien Pasca
Bedah Sectio Caesaria Sebelum Dilakukan Teknik
Relaksasi Nafas Dalam Di Ruang Flamboyan Rumah
Sakit Umum Daerah Kelas B Kabupaten Subang Tahun
2012
adalah 3,76, standar deviasi 0,582, nilai minimum 3 dan nilai maksimum
2012
bedah sectio caesaria tingkat nyeri pasien dikaji atau diukur dengan
pengukuran tersebut tersebut dapat dilihat pada tabel 4.2 dibawah ini:
lxi
Tabel 4.2 Hasil Pengukuran Tingkat Nyeri Pada Pasien Pasca
Bedah Sectio Caesaria Setelah Dilakukan Teknik
Relaksasi Nafas Dalam Di Ruang Flamboyan Rumah
Sakit Umum Daerah Kelas B Kabupaten Subang Tahun
2012
adalah 2,22, standar deviasi 0,65, nilai minimum 1 dan nilai maksimum
lxii
Ruang Flamboyan Rumah Sakit Umum Daerah Kelas B Kabupaten
dari kedua variabel seperti dapat dilihat pada tabel 4.3 dibawah ini:
Pada tabel 4.3 dapat dilihat rata-rata tingkat nyeri pasien pada
sebesar 1,54 atau dari tingkat nyeri sangat menderita ke tingkat nyeri
tidak nyaman.
menggunakan uji wilcoxon signed rank test dapat dilihat pada tabel
Tabel 4.4 Uji Beda Tingkat Nyeri Pada Pasien Pasca Bedah Sectio
Caesaria Sebelum dan Sesudah Dilakukan Teknik
lxiii
Relaksasi Nafas Dalam Di Ruang Flamboyan Rumah
Sakit Umum Daerah Kelas B Kabupaten Subang Tahun
2012
test, didapatkan nilai P-value (0.00) < (α = 0,05), maka Ho ditolak dan
B. Pembahasan
gangguan rasa nyaman nyeri terutama pada daerah bekas operasi. Hal
lxiv
ini sesuai dengan hasil penelitian yang menunjukkan bahwa nilai rata-
rata hasil pengukuran tingkat nyeri pada pasien pasca bedah sectio
Tahun 2012 adalah 3,76, standar deviasi 0,582, nilai minimum 3 dan nilai
dalam kategori menderita dan tingkatan nyeri paling tinggi dalam kategori
menyiksa.
Menurut Melzak dan Wall (1965) yang dikutip dari Brunnert dan
atau berpotensi rusak atau tergambarkan seperti itu. Nyeri adalah suatu
rasa nyaman nyeri. Gangguan rasa nyaman nyeri yang tidak dikelola
lxv
mempengaruhi sistem pulmonal, kardiovaskuler, gastrointestinal,
pembedahan.
dalam kulit yang hanya berespon pada stimulus yang kuat yang secara
nyeri yang dapat dicapai dengan dua (2) pendekatan yaitu: pendekatan
lxvi
hopnosis. Salah satu teknik penangananan nyeri dengan pendekatan
adalah 2,22, standar deviasi 0,65, nilai minimum 1 dan nilai maksimum 3.
teknik relaksasi nafas dalam berdasarkan Mc. Gill dalam kategori tidak
dalam.
keperawatan pra bedah, yang dalam hal ini perawat mengajarkan kepada
lxvii
relaksasi napas dalam juga dapat meningkatkkan ventilasi paru dan
sebesar 1,54 atau dari tingkat nyeri sangat menderita ke tingkat nyeri
tidak nyaman. Dan hasil uji statistik dengan uji wilcoxon signed rank test,
dalam terhadap penurunan tingkat nyeri pada pasien pasca bedah sectio
kecemasan.
merupakan nyeri yang disebabkan oleh trauma jaringan oleh karena itu
lxviii
jika trauma (insisi) sembuh maka nyeri juga akan berkurang (hilang). Dan
BAB V
lxix
SIMPULAN DAN SARAN
A. Simpulan
berikut:
5. Rata-rata tingkat nyeri pada pasien pasca bedah sectio caesaria setelah
tidak nyaman.
B. Saran
pada pasien pasca bedah sectio caesaria di Ruang Flamboyan Rumah Sakit
1. Pengembangan Keilmuan
lxx
Diharapkan hasil penelitian ini dapat dijadikan bahan atau
3. Bagi Perawat
lxxi
5. Bagi Peneliti Selanjutnya
untuk meneliti faktor lain yang belum tergali dalam penelitian ini, seperti
lxxii
DAFTAR PUSTAKA
Benson, Ralph, C.MD., 2005 : Curnet Obstetry and Gynecologic Diagnosis and
Treatment 15th Edition, Language Medical Publications, California.
Bobak, Irene. 2004 : Maternity and Gynecologic, 5th Edition, St. Louis Mosby
Year.
Dinas Kesehatan Jawa Barat, 2010 Profil Kesehatan Jawa Barat Tahun 2010
Saepudin, Abdul Bari. 2002 : Buku Acuan Pelayanan Kesehatan Maternal Dan
Neonatal. Jakarta : Yayasan Bina Pustaka Sarwono Prawiroharjo.
Smeltzer & Bare. 2002. Keperawatan medikal bedah. Edisi 8 Vol.1. Alih Bahasa :
Agung waluyo. Jakarta. EGC
lxxiii
Sugiono, 2005. Metedologi Penelitian Bisnis, CV Alfa Beta. Jakarta
Varney, H. 1997. Varney Midwifery Third Edition, London Jones and Barlet
Puorisher.
lxxiv
PROSEDUR PELAKSANAAN RELAKSASI NAFAS DALAM PADA
PASIEN PASCA PEMBEDAHAN SECTIO CAESARIA DI RUMAH
SAKIT UMUM DAERAH KELAS B KABUPATEN SUBANG
1. Nama :………………………………………..
2. Umur :……………………………………….
3. Pendidikan : …………………………………….
4. Paritas : …………………………………….
5. Indikasi SC : …………………………………….
Ketarangan
N Tindakan Yang Harus Dilakukan
O Ya Tidak
(Dilakukan (Tidak
) Dilakukan)
1 Menjelasakan tentang teknik nafas dalam
tentang manfaat, tujuan dan cara melakukan
2 Mengatur posisi tidur
(Lakukan dalam posisi yang sama seperti
posisi anda ditempat tidur nanti setelah
pembedahan yaitu posisi semi fowler)
3 Membimbing pasien untuk mengatur posisi
tangan.
(Dengan tangan dalam posisi ganggam
kendur, biarkan tangan berada di atas iga
paling bawah. Jari-jari tangan menghadap
dada bagian bawah untuk merasakan
gerakan)
4 Membimbing pasien untuk mengeluarkan
nafas
(Keluarkan napas dengan perlahan dan
lxxv
penuh bersamaan dengan gerakan iga
menurun dan kedalam mengarah pada garis
tengah)
lxxvi
5. Apakah dampak dari rasa nyeri tersebut mengakibatkan
anda tidak bisa bergerak bebas ?
a. Ya
b. Tidak
6. Apakah dampak dari rasa nyeri tersebut mengakibatkan
banyak keluar keringat dingin ?
a. Ya
b. Tidak
7. Apakah dampak dari rasa nyeri tersebut mengakibatkan
nafas saudara terasa sesak ?
a. Ya
b. Tidak
8. Apakah dampak dari rasa nyeri tersebut mengakibatkan
jantung anda berdebar-debar ?
a. Ya
b. Tidak
9. Apakah dampak dari rasa nyeri tersebut mengakibatkan
aktivitas saudara harus dibantu baik oleh perawat atau keluarga ?
a. Ya
b. Tidak
10. Apakah dampak dari rasa nyeri tersebut mengakibatkan
pola makan saudara tergangu ?
a. Ya
b. Tidak
lxxvii
Nilai 3 : Menderita
Nilai 5 : Menyiksa
1. Nama :………………………………………..
2. Umur :……………………………………….
3. Pendidikan : …………………………………….
4. Paritas : …………………………………….
5. Indikasi SC : …………………………………….
Ketarangan
N Tindakan Yang Harus Dilakukan
O Ya Tidak
(Dilakukan (Tidak
) Dilakukan)
1 Menjelasakan tentang teknik nafas dalam
lxxviii
tentang manfaat, tujuan dan cara melakukan
2 Mengatur posisi tidur
(Lakukan dalam posisi yang sama seperti
posisi anda ditempat tidur nanti setelah
pembedahan yaitu posisi semi fowler)
3 Membimbing pasien untuk mengatur posisi
tangan.
(Dengan tangan dalam posisi ganggam
kendur, biarkan tangan berada di atas iga
paling bawah. Jari-jari tangan menghadap
dada bagian bawah untuk merasakan
gerakan)
4 Membimbing pasien untuk mengeluarkan
nafas
(Keluarkan napas dengan perlahan dan
penuh bersamaan dengan gerakan iga
menurun dan kedalam mengarah pada garis
tengah)
lxxix
b. Tidak
2. Jika “Ya” Nyeri yang saudara rasakan sepertia apa ?
a. Nyeri seperti gatal, tersetrum atau nyut-nyutan
lxxx
Nilai 7,8,9 : Sangat nyeri tetapi masih dapat dikontrol oleh
1. Nama :………………………………………..
2. Umur :……………………………………….
3. Pendidikan : …………………………………….
lxxxi
4. Paritas : …………………………………….
5. Indikasi SC : …………………………………….
Ketarangan
N Tindakan Yang Harus Dilakukan
O Ya Tidak
(Dilakukan (Tidak
) Dilakukan)
1 Menjelasakan tentang teknik nafas dalam
tentang manfaat, tujuan dan cara melakukan
2 Mengatur posisi tidur
(Lakukan dalam posisi yang sama seperti
posisi anda ditempat tidur nanti setelah
pembedahan yaitu posisi semi fowler)
3 Membimbing pasien untuk mengatur posisi
tangan.
(Dengan tangan dalam posisi ganggam
kendur, biarkan tangan berada di atas iga
paling bawah. Jari-jari tangan menghadap
dada bagian bawah untuk merasakan
gerakan)
4 Membimbing pasien untuk mengeluarkan
nafas
(Keluarkan napas dengan perlahan dan
penuh bersamaan dengan gerakan iga
menurun dan kedalam mengarah pada garis
tengah)
lxxxii
dan mulut anda
8 Membimbing pasien untuk mengulangi 15 kali
dengan istirahat singkat setelah setiap lima
kali
lxxxiii
6. Apakah rasa nyeri yang saudara rasakan seperti akan pecah dan
tidak dapat dikontrol ?
a. Ya
b. Tidak
lxxxiv
HASIL UJI NORMALITAS DATA HASIL PENELITIAN TINGKAT
NYERI PADA PASIEN PASCA BEDAH SECTIO CAESARIA SEBELUM
DAN SESUDAH RECLAKSASI NAFAS DALAM DI RUANG FLAMBOYAN
RUMAH SAKIT UMUM DAERAH KELAS B KABUPATEN SUBANG TAHUN
2012
Explore
[DataSet0]
Cases
Valid Missing Total
N Percent N Percent N Percent
Tingkat Nyeri Sebelum
Dilakukan Relaksasi 41 100,0% 0 ,0% 41 100,0%
Nafas Dalam
TIngkat Nyeri Setelah
Dilakukan Relaksasi 41 100,0% 0 ,0% 41 100,0%
Nafas Dalam
lxxxv
Descriptives
Tests of Normality
a
Kolmogorov-Smirnov Shapiro-Wilk
Statistic df Sig. Statistic df Sig.
Tingkat Nyeri Sebelum
Dilakukan Relaksasi ,345 41 ,000 ,744 41 ,000
Nafas Dalam
TIngkat Nyeri Setelah
Dilakukan Relaksasi ,290 41 ,000 ,783 41 ,000
Nafas Dalam
a. Lilliefors Significance Correction
lxxxvi
Tingkat Nyeri Sebelum Dilakukan Relaksasi Nafas Dalam
Histogram
25
20
15
cy
Fr
q
u
n
e
10
Mean =3.76
Std. Dev. =0.582
N =41
0
2.50 3.00 3.50 4.00 4.50 5.00 5.50
Tingkat Nyeri Sebelum Dilakukan Relaksasi Nafas
Dalam
Normal Q-Q Plot of Tingkat Nyeri Sebelum Dilakukan Relaksasi Nafas Dalam
2.0
1.5
1.0
ec
or
te
m
al
N
E
d
x
0.5
0.0
-0.5
-1.0
Observed Value
lxxxvii
Detrended Normal Q-Q Plot of Tingkat Nyeri Sebelum Dilakukan Relaksasi
Nafas Dalam
0.6
0.4
ev
or
m
m
al
D
N
fr
o
0.2
0.0
-0.2
-0.4
5.0
4.5
4.0
3.5
3.0
lxxxviii
TIngkat Nyeri Setelah Dilakukan Relaksasi Nafas Dalam
Histogram
25
20
15
cy
Fr
q
u
n
e
10
Mean =2.22
Std. Dev. =0.652
N =41
0
0.50 1.00 1.50 2.00 2.50 3.00 3.50
TIngkat Nyeri Setelah Dilakukan Relaksasi Nafas Dalam
Normal Q-Q Plot of TIngkat Nyeri Setelah Dilakukan Relaksasi Nafas Dalam
1.0
0.5
ec
or
te
m
al
N
E
d
x
0.0
-0.5
-1.0
-1.5
lxxxix
Detrended Normal Q-Q Plot of TIngkat Nyeri Setelah Dilakukan Relaksasi
Nafas Dalam
0.2
ev
or
m
m
al
D
N
fr
o
0.0
-0.2
-0.4
3.0
2.5
2.0
1.5
1.0
xc
HASIL ANALISA PENGARUH TEKNIK RELAKSASI NAFAS DALAM
TERHADAP PENURUNAN TINGKAT NYERI PADA PASIEN PASCA
BEDAH SECTIO CAESARIA DI RUANG FLAMBOYAN RUMAH SAKIT
UMUM DAERAH KELAS B KABUPATEN SUBANG TAHUN 2012
DESCRIPTIVES
VARIABLES=Nyeripre
/STATISTICS=MEAN STDDEV MIN MAX .
Descriptives
[DataSet0]
Descriptive Statistics
DESCRIPTIVES
VARIABLES=Nyeripost
/STATISTICS=MEAN STDDEV MIN MAX .
Descriptives
[DataSet0]
Descriptive Statistics
xci
NPAR TEST
/WILCOXON=Nyeripre WITH Nyeripost (PAIRED)
/MISSING ANALYSIS.
NPar Tests
[DataSet0]
Ranks
Test Statisticsb
TIngkat Nyeri
Setelah
Dilakukan
Relaksasi
Nafas Dalam
- Tingkat Nyeri
Sebelum
Dilakukan
Relaksasi
Nafas Dalam
Z -5,514a
Asymp. Sig. (2-tailed) ,000
a. Based on positive ranks.
b. Wilcoxon Signed Ranks Test
xcii
xciii