Anda di halaman 1dari 49

Keselamatan Pasien

Hanny Handiyani

disampaikan pada Pelatihan Manajemen Mutu dan Keselamatan Pasien:


Aplikasi dan Implementasi untuk Keperawatan
Selasa-20 Agustus 2019, 90 menit
di FIK-UI, Depok
20/08/2019 Keselamatan Pasien-Hanny 1
Dr. Hanny Handiyani, S.Kp., M.Kep.
• Pangkal Pinang, 23 Desember 1972
• Ketua Departemen Dasar Keperawatan & Keperawatan Dasar Fakultas Ilmu
Keperawatan-Universitas Indonesia (DKKD FIK-UI)
• Ketua Program Studi Magister Ilmu Keperawatan FIK-UI
• Ketua Bidang Litbang HPMI Pusat
• Ketua Divisi Pengembangan Ilmu Keperawatan Kolegium Kepemimpinan dan
Manajemen Keperawatan
• Ketua Tim K3L FIK-UI
• Komite Keperawatan-Sub Komite Mutu Profesi RSUI
• Narasumber dan Fasilitator Pekerti-AA UI
• Pengalaman Penelitian & Pengmas:
- Manajemen Keperawatan, Perilaku Keselamatan
- Pengendalian Infeksi, Pencegahan Cedera Jarum Suntik
• Pengalaman Penyusunan Kebijakan:
- FIK sebagai Kawasan Tanpa Rokok (KTR) SK Dekan FIK-UI No
057/SK/D/FIK/UI/2008, 20 Agst 2008
- UI sebagai KTR, SK Rektor UI
No 1805/SK/R/UI/ 2011, 21 Sept 2011

20/08/2019 Keselamatan Pasien-Hanny 2


Kompetensi
Bila diberi data situasi pemberian asuhan
keperawatan, peserta mampu menetapkan aspek
keselamatan pasien yang harus diterapkan dalam
setiap tahapan proses keperawatan

Tindak Lanjut:
Mengidentifikasi potensi Mencegah risiko bahaya
bahaya cidera cidera pada pasien dan
keselamatan pasien perawat
Meningkatkan
pengetahuan,
sikap, dan
Menunjukkan sikap tidak
perilaku perawat Aktif melaporkan menyalahkan apabila terjadi
insiden pasien dan insiden dan memperbaiki
perawat kesalahan

20/08/2019 Keselamatan Pasien-Hanny 3


Outline

• Pendahuluan: dasar hukum


• Pentingnya Keselamatan Pasien dalam Askep
• Keselamatan Pasien & K3 di RS
• Tantangan
• Upaya Peningkatan Keselamatan dalam Askep
• Latihan Peningkatan Keselamatan dalam Askep
• Penutup
20/08/2019 Keselamatan Pasien-Hanny 4
Dasar Hukum:
Pendahuluan
• UU No. 1, 1970 tentang keselamatan kerja: setiap orang yang berada di tempat
kerja perlu terjamin keselamatannya
• UU No. 13, 2003 tentang ketenagakerjaan
• UU No. 36, 2009 tentang kesehatan dan UU No. 38, 2014 tentang keperawatan
• UU No. 44, 2009 tentang rumah sakit berisi akreditasi RS & syarat fisik RS
• Permenaker Nomor 5/Men/1996 tentang SMK3
• KMK RI Nomor 432/Menkes/ SK/IV/2007 tentang pedoman manajemen
kesehatan & keselamatan Kerja (K3) di rumah sakit
• KMK RI No. 1087/Menkes/SK/VIII/2010 tentang standar K3 di RS
• PMK RI No. 11, 2017 tentang keselamatan pasien
• Standar akreditasi RS: KARS 2017, JCI 2017: Akreditasi (nasional, international):
mencari bukti penerapan & pengembangan standar mutu pelayanan dan KP.
o Kelompok Standar Pelayanan Berfokus pada Pasien
o Kelompok Standar Manajemen Rumah Sakit
o Sasaran Keselamatan Pasien Rumah Sakit
o Tambahan Standar: Program Nasional untuk Penurunan AKI, AKB, HIV/AID, TB
20/08/2019 Keselamatan Pasien-Hanny 5
Pendahuluan
• Keselamatan merupakan KDM yang “maya”
• Jika tidak selamat  kegagalan dalam pencegahan
• Ada beberapa kendala dan hambatan dalam
pencapaiannya  5M?

• Tujuan akhir adalah keselamatan di RS: pasien,


perawat sebagai pekerja/ petugas kes, institusi RS
(bangunan, peralatan, bisnis), mahasiswa
keperawatan, pengunjung, lingkungan sekitar institusi

20/08/2019 Keselamatan Pasien-Hanny 6


Pentingnya Keselamatan Pasien
• KP: Usaha mencegah, menghindarkan, membebaskan pasien dari cedera
yang tidak seharusnya atau potensial terjadi selama menjalani
pelayanan kesehatan sehingga pasien menjadi lebih aman (Thomlow,
2006; KK-PRS, 2008; Depkes RI, 2011).
• KP: Suatu proses pelayanan pasien yang aman terdiri dari asesmen
risiko, identifikasi dan manajemen risiko, pelaporan dan analisis insiden,
tindak lanjut, dan solusi untuk meminimalkan timbulnya risiko
• KP sebagai asas hukum tertinggi  landasan kebijakan
• Salah satu elemen terpenting akreditasi RS
• Dilakukan hanya oleh perawat yang kompeten
• Mencerminkan kompetensi perawat
• Mencerminkan mutu pelayanan keperawatan

20/08/2019 Keselamatan Pasien-Hanny 7


Pentingnya Keselamatan Pasien
Kedudukan Keselamatan dalam Askep
Input Proses Output  Outcome
Man: Perawat Professional/
Kompeten, Beban Kerja •Tidak Ada Accident,
Mahasiswa Keperawatan? •Pengkajian Injury, Insiden
Money: (KTD, KNC, KTC,
Keuangan ruang rawat •Perumusan Diagnosis
KPC, Sentinel)
Material: Fasilitas Keselamatan •Perencanaan
Methods: Tujuan ruang rawat, •Kualitas Pelayanan
Budaya kerja di ruangan, •Pelaksanaan
•Kepuasan Pasien
Beban kerja, •Evaluasi •Kepuasan Perawat
Metode Asuhan
Machines: SIM Pelaporan &
Tindak Lanjut

Feedback
20/08/2019 Keselamatan Pasien-Hanny 8
Pentingnya Keselamatan Pasien

• Kesehatan & keselamatan pasien


Pasien meningkat  mendapat yankes
bermutu  “menular positif”

• Bebas Risiko & Hazard Perasaan


Staf (+) tentang pekerjaan  Produktifitas
kerja >>  retensi  berprestasi

• Kepatuhan >> Tercipta generasi


Mahasiswa penerus berkualitas (bebas risiko &
hazard bio, fisik, kimia, ergo, psiko)
20/08/2019 Keselamatan Pasien-Hanny 9
Hazard

20/08/2019 Keselamatan Pasien-Hanny 10


Keselamatan Pasien & K3 di RS
Perbandingan Keselamatan Pasien RS K3 di RS
Landasan PMK RI No. 11, 2017 tentang PMK RI No. 66, 2016 tentang K3RS
keselamatan pasien
Pengertian Suatu sistem di mana rumah sakit Keselamatan dan Kesehatan Kerja
membuat asuhan pasien lebih aman Rumah Sakit yang selanjutnya
yang meliputi asesmen risiko, disingkat K3RS adalah segala
identifikasi dan pengelolaan hal kegiatan untuk menjamin dan
yang berhubungan dengan risiko melindungi keselamatan dan
pasien, pelaporan dan analisis kesehatan bagi sumber daya
insiden, kemampuan belajar dari manusia rumah sakit, pasien,
insiden dan tindak lanjutnya serta pendamping pasien, pengunjung,
implementasi solusi untuk maupun lingkungan rumah sakit
meminimalkan timbulnya risiko dan melalui upaya pencegahan
mencegah terjadinya cedera yang kecelakan kerja dan penyakit akibat
disebabkan oleh kesalahan akibat kerja di rumah sakit
melaksanakan suatu tindakan atau
tidak mengambil tindakan yang
seharusnya diambil
20/08/2019 Keselamatan Pasien-Hanny 11
Keselamatan Pasien & K3 di RS
Perbandingan Keselamatan Pasien RS K3RS
Tujuan Tercapainya enam sasaran Terciptanya lingkungan kerja yang aman,
keselamatan pasien sehat dan produktif untuk SDM Rumah
Sakit, aman dan sehat bagi pasien,
pengunjung/pengantar pasien,
masyarakat dan lingkungan sekitar
Rumah Sakit sehingga proses pelayanan
Rumah Sakit berjalan baik dan lancar

Lingkup Organisasi, Pencegahan bahaya biologik, fisik-


StandarKeselamatan Pasien, radiasi, kimia, ergonomik,
Sasaran Keselamatan Pasien, psikososial pada SDM & Pengelola
Penyelenggaraan KPRS,
RS
Pelaporan Insiden,
Analisis dan Solusi, serta
Pembinaan dan Pengawasan

Bahaya Bahaya
Bahaya Bahaya Bahaya Bahaya Bahaya Kecela- Limbah
Cidera Psikososi Mekanik Listrik
Biologik Fisik Kimia Ergonomik al
kaan RS

20/08/2019 Keselamatan Pasien-Hanny 12


Keselamatan Pasien & Perawat
Keselamatan Pasien Keselamatan Perawat
Ketepatan identifikasi pasien Tenaga Kesehatan:
perawat dan lainnya

Peningkatan komunikasi efektif


Mahasiswa

Peningkatan keamanan obat

Kepastian tepat lokasi,


prosedur, pasien operasi

Pengurangan risiko infeksi


terkait pelayanan kesehatan

Pengurangan risiko pasien jatuh

20/08/2019 Keselamatan Pasien-Hanny 13


Budaya Pengelolaan Keselamatan u/ Perawat
Budaya K: the shared
commitment of management &
employees to ensure the safety
of patients & personnel

Reductions in sharps injuries

Personnel compliance with safe


work practices

Availability of devices with


engineered safety features

Penting:
- Langkah pertama KP:
mengembangkan budaya K
- Komitmen & role modelling
pemimpin
- Dasar: tingkat maturitas
budaya KP  patologik,
reaktif, kalkulatif, proaktif,
generatif
Tantangan
• Sistem Pendidikan Keperawatan di Indonesia
• UU No 12/2012: Pendidikan Tinggi  KKNI
• RS Pendidikan  RS Kedokteran?  peran PN
menjadi role model keselamatan bagi peserta didik
• Kredentialing
• Keputusan Menteri Kesehatan Nomor
1239/Menkes/SK/XI/2001 tentang
Registrasi dan Praktik Perawat
20/08/2019 Keselamatan Pasien-Hanny 15
Upaya Peningkatan Keselamatan
• Advokasi, sosialisasi, bimbingan teknis,
monitoring dan evaluasi
• Negosiasi lintas program dan lintas sektoral
dengan para pengambil kebijakan

20/08/2019 Keselamatan Pasien-Hanny 16


Upaya Peningkatan Keselamatan
• Menjunjung tinggi nilai etik moral
• Sertifikasi, Registrasi (25 SKP/ 5 tahun), Lisensi
Individu • Pelaksanaan enam sasaran Keselamatan Pasien dalam Askep

• Sebagai contoh peran


• Evaluasi teman sebaya
Kelompok

• Komite Keperawatan: kredensial, penjagaan mutu profesi,


pemeliharaan etika dan disiplin profesi (PMK No 49, 16 Juli 2013)
Institusi • Akreditasi

20/08/2019 Keselamatan Pasien-Hanny 17


Upaya Institusi
• Pemenuhan standar
dan ketentuan
akreditasi (KARS
2012, JCI 2013)

20/08/2019 Keselamatan Pasien-Hanny 18


Upaya Institusi
• Tujuh langkah menuju keselamatan pasien rumah sakit (PMK
11, 2017)  dukungan PN:
1. membangun kesadaran akan nilai keselamatan pasien
2. memimpin dan mendukung staf
3. mengintegrasikan aktivitas pengelolaan risiko
4. mengembangkan sistem pelaporan
5. melibatkan dan berkomunikasi dengan pasien
6. belajar & berbagi pengalaman tentang keselamatan pasien
7. mencegah cidera melalui implementasi sistem keselamatan
pasien

20/08/2019 Keselamatan Pasien-Hanny 19


Upaya Individu

• Perawat lulus pendidikan “tinggi” keperawatan lulus uji


kompetensi  kompeten perawat tersertifikasi
(sertifikasi kompetensi/ & profesi)
• Perawat tercatat di negara sebagai perawat & diberikan
kewenangan dalam bentuk Surat Izin Perawat (SIP), Surat
Tanda Registrasi (STR)  perawat terregistrasi di tingkat
nasional oleh Majelis Tenaga Kesehatan Indonesia (berlaku
untuk 5 tahun)

20/08/2019 Keselamatan Pasien-Hanny 20


Upaya Individu
• Perawat mendapat ijin untuk memberikan asuhan
keperawatan: Surat Ijin Kerja Perawat di Fasyankes
(KMK No. 17 tahun 2013)/ Surat Ijin Praktik Perawat
di praktik mandiri (647, 1239) perawat berlisensi
• Perawat bekerja sesuai etik keperawatan (melebihi
standar), standar profesi, standar pelayanan, dan
standar operasional prosedur
• Trainer tersertifikasi

20/08/2019 Keselamatan Pasien-Hanny 21


Upaya Individu:
Mengetahui Sumber masalah KP
• Alat-alat tidak ditemukan pada tempat yang telah
ditentukan atau tidak adekuatnya persediaan
• Repetitive travel
• Situasi yang tidak diharapkan, interupsi, dan distraksi
• Berhenti untuk menunggu sistem pelayanan
• Tidak adekuatnya akses terhadap sumber-sumber untuk
perawatan lebih lanjut dan prosedur-prosedur baru
• Misscomunication: Hilangnya informasi penting
• Kesalahan karena penulisan dan labelling
• Hambatan lingkungan kerja dalam pemberian asuhan
• Banyaknya penugasan
• Perilaku-perilaku yang tidak mendukung pemikiran
produktif
20/08/2019 Keselamatan Pasien-Hanny 22
Upaya Individu: Pengetahuan Dasar
• Rantai Infeksi
• Biomekanik
- Mekanika tubuh
- Kesegarisan tubuh/ postur, dll

20/08/2019 Keselamatan Pasien-Hanny 23


Upaya Individu: Pengetahuan Dasar
• Upaya memutus rantai infeksi
• Biomekanik
- Keseimbangan tubuh
- Berat, friksi, dll
• Manual handling

http://www.ccstraining.info/page_1148678868709.html
20/08/2019 Keselamatan Pasien-Hanny 24
Upaya Individu: Pengetahuan Dasar

20/08/2019 Keselamatan Pasien-Hanny 25


Upaya Individu: Pengetahuan Dasar

20/08/2019 Keselamatan Pasien-Hanny 26


Latihan Peningkatan Keselamatan
• Yakin dan terapkan nilai dan etik keperawatan
• Pengkajian: obs, wwcr, pem fisik, penunjang
• Diagnosis risiko
• Rencana intervensi  implementasi
• Evaluasi
 Menyebutkan pasien dengan namanya
 Komunikasi SBAR
 Upaya memutus rantai infeksi: kebersihan tangan,
penggunaan APD, penggunaan teknik aseptik, penanganan
alat bekas pakai & limbah, penanganan benda tajam:
pencegahan needle-stick injury, penanganan pascapajanan
20/08/2019 Keselamatan Pasien-Hanny 27
Latihan Peningkatan Keselamatan
Anda seorang perawat di suatu ruang penyakit
dalam dan bertanggung jawab merawat enam
klien. Saat anda memberikan suntikan pada Tn A,
klien anda yang lain Tn D ingin ke kamar mandi
dan langsung bangun dari tempat tidur. Karena
belum stabil, Tn D jatuh dari tempat tidur.
Melihat hal itu, anda lengah dan tangan anda
tertusuk jarum suntik saat selesai menyuntik Tn
A. Bagaimana pendapat saudara tentang
peristiwa di atas? Strategi apa yang harus saudara
perhatikan untuk mencegah hal tersebut?
20/08/2019 Keselamatan Pasien-Hanny 28
Kesimpulan
• Keselamatan pasien diterapkan dalam setiap tahap proses keperawatan
• Keselamatan perawat berhubungan erat dengan keselamatan klien
• Setiap orang adalah pemimpin/ khalifah dan bertanggung jawab
pada kepemimpinannya – be safety leader
• Manajer merupakan agen pembaharu keselamatan pasien
• Siapa orang yang paling rugi perbuatannya? Yaitu orang yang sia-
sia perbuatannya dalam kehidupan dunia, sedangkan mereka
mengira telah berbuat sebaik-baiknya (16:103-104). Jadi …
bertanyalah kepada orang yang mempunyai pengetahuan jika
kamu tidak mengetahui (QS 16:43)
• Safety leader mulai dari diri sendiri dan mulai dari saat ini
• I can’t improve a patient’s quantity of life, but I can improve
their quality of life (Jackie, Marie Curie Nurse)
• Merawat Untuk Hati, Perawat Untuk Negeri
20/08/2019 Keselamatan Pasien-Hanny 29
Bahan Bacaan
• Kementerian Kesehatan RI. 2017. PMK No. 11, 2017 tentang keselamatan pasien. Jakarta:
Depkes RI.
• Kementerian Kesehatan RI. 2017. PMK No. 27, 2017 tentang pedoman pencegahan dan
pengendalian infeksi di fasilitas pelayanan kesehatan. Jakarta: Depkes RI.
• Gillies. 1994. Nursing management: A system approach. (third edition). Philadelphia: WB.
Saunders.
• Huber, D. 2006. Leadership & nursing care management. Philadelphia: WB. Saunder.
• Joint Commission International. (2017). Joint Commission International Accreditation Standars for
Hospitals (6th editio). Illinois: Departement of Publication Joint Commission Resources.
• KKP-RS. 2008. Pedoman pelaporan insiden keselamatan pasien (IKP). Jakarta: KKP-RS
• Komisi Akreditasi Rumah Sakit. (2017). Standar akreditasi rumah sakit. Jakarta: Dirjen Bina Upaya
Kesehatan Kementerian Kesehatan RI dan Komisi Akreditasi Rumah Sakit (KARS).
• Marquis, B.L. & Huston, C., J. 2015. Leadership roles & management function in nursing: Theory &
application. (8th ed.). Philadelphia: Lippincott Williams & Wilkins
• Swansburg, R.C. & Swansburg, R.J. 1999. Introductory management & leadership for nurses.
(second ed.). Boston: James & Bartlet Publishers.
• Tappen, RM, Weiss, SA, & Whitehead, DK. 1998. Essentials of nursing leadership & management.
Philadelphia: FA Davidson Co.
• Thomlow, D. 2008. Nursing patient safety research in rural health care settings. Annual Review of
Nursing Research; 2006; 24, ProQuest
• Wise, PSY. 2011. Leading & Managing in nursing. Fifth edition. St Louis: Elsevier

20/08/2019 Keselamatan Pasien-Hanny 30


Terima Kasih

Salam Caring & Keselamatan…


20/08/2019 Keselamatan Pasien-Hanny 31
LAMPIRAN

Elemen penilaian sasaran keselamatan pasien


(KMK 11, 2017; KARS 2017; JCI, 2017)

1. Ketepatan Identifikasi Pasien


2. Peningkatan Komunikasi Efektif
3. Peningkatan Keselamatan Penggunaan Obat dan Cairan
4. Kepastian Tepat Lokasi-Prosedur dan Tepat Pasien
Operasi
5. Pengurangan Risiko Infeksi terkait Pelayanan Kesehatan:
PPI, Surveilans, Pelaporan
6. Pengurangan Risiko Pasien Jatuh

20/08/2019 Keselamatan Pasien-Hanny 32


1. Ketepatan Identifikasi Pasien
• Kesalahan identifikasi pasien dapat terjadi pada pasien
yang dalam keadaan terbius/ tersedasi, mengalami
disorientasi, tidak sadar, bertukar tempat tidur/ kamar/
lokasi di rumah sakit, adanya kelainan sensori, atau akibat
situasi lain (Depkes RI, 2011).
• Pasien diidentifikasi menggunakan dua identitas pasien
misalnya nama pasien, tanggal lahir/no. Rekam medis
• Pasien diidentifikasi sebelum memberi obat, transfusi
darah atau produk darah lainnya.
• Pasien diidentifikasi sebelum mengambil spesiman darah
atau spesimen lainnya.
• Pasien diidentifikasi sebelum memberi perawatan atau
prosedur tindakan.
20/08/2019 Keselamatan Pasien-Hanny 33
1. Ketepatan Identifikasi Pasien

• Petugas dapat bertanya kepada pasien sebelum melakukan tindakan


misalnya” nama ibu siapa? (jangan menggunakan nomor dan lokasi
kamar).
• Jika pasien menggunakana gelang tangan tetap konfirmasi secara
verbal.
• Jika tidak dapat menyebut nama tanyakan pada penunggu atau
keluarga.
• Jika tidak dapat menyebut nama, tidak memakai gelang dan tidak ada
keluarga maka cocokan dengan rekam medik oleh dua orang petugas.

20/08/2019 Keselamatan Pasien-Hanny 34


2. Peningkatan Komunikasi Efektif

Komunikasi yang mudah terjadi kesalahan


kebanyakan terjadi pada saat perintah diberikan
secara lisan atau melalui telepon.

Komunikasi yang mudah terjadi kesalahan yang lain


adalah pelaporan kembali hasil pemeriksaan kritis,
seperti melaporkan hasil laboratorium klinik cito
melalui telepon ke unit pelayanan (Depkes RI, 2011)

20/08/2019 Keselamatan Pasien-Hanny 35


2. Peningkatan Komunikasi Efektif
• Instruksi/ laporan hasil tes secara verbal dan telepon
ditulis oleh penerima instruksi/ laporan.
• Instruksi/ laporan hasil tes secara verbal dan telepon
dibaca kembali oleh penerima instruksi/ laporan.
• Instruksi/ laporan hasil tes secara verbal dan telepon
dikonfirmasi oleh penerima instruksi/ laporan
• Sebelum melaporkan lakukan: Periksa pasien dengan
benar; Lihatlah nama dokter penanggung jawab pasien
yang sesuai untuk ditelepon; Ketahuilah diagnosis medik;
Baca catatan dokter dan catatan perawat (cat.
Perkembangan pasien) yang terbaru; Pegang rekam medik
pasien; Siap laporkan

20/08/2019 Keselamatan Pasien-Hanny 36


3. Peningkatan Keselamatan Penggunaan Obat
dan Cairan

• Elektrolit pekat dan high-alert drugs tidak disimpan dalam


unit perawatan pasien kecuali dibutuhkan secara klinis, dan
tindakan dilakukan untuk mencegah penggunaan yang tidak
seharusnya pada area-area yang diijinkan sesuai kebijakan.
• Elektrolit pekat dan high-alert drugs jika disimpan di unit
perawatan pasien harus memiliki label yang jelas dan
disimpan di tempat dengan akses terbatas.

20/08/2019 Keselamatan Pasien-Hanny 37


3. Peningkatan Keselamatan Penggunaan Obat
dan Cairan

• Enam obat yang secara signifikan berisiko


terjadinya kesalahan, di antaranya: Insulin,
heparin, opioid, injeksi kalium klorida atau
konsentrat kalium fosfat. blocking agen
neuromuskuler, obat kemoterapi

20/08/2019 Keselamatan Pasien-Hanny 38


3. Peningkatan Keselamatan
Penggunaan Obat dan Cairan
• Batasi ketersediaan/ meniadakan high-alert drugs (Insulin,
heparin. opioid., injeksi kalium klorida atau konsentrat kalium
fosfat. blocking agen neuromuskuler, Obat kemoterapi).
• Pisahkan/ diletakkan berjauhan misalnya heparin dan hespan.
Injeksi kalium klorida atau konsentrat kalium fosfat jangan
diletakkan berdekatan dengan cariran pelarut/ aqua bidest
apalagi jika bentuk kemasan sama.
• Gunakan peralatan medis khusus/ forcing functions (syringe
pump, infuse pump) untuk mengurangi kemungkinan kesalahan.
• Terapkan batasan misalnya dengan menyediakan stock obat dalam
jumlah kecil, membatasi akses perawat terhadap pengobatan
ketika apotik tutup, membatasi jumlah high-alert drugs di unit
perawatan.

20/08/2019 Keselamatan Pasien-Hanny 39


3. Peningkatan Keselamatan
Penggunaan Obat dan Cairan
• Beri informasi kepada pasien tentang pengobatan yang
didapat.
• Buat label yang ditempel di sekitar obat yang mempunyai
risiko tinggi misalnya: peringatan obat memiliki konsentrasi
tinggi harus diencerkan, For oral use only.
• Pastikan perawat memberi obat dengan 11 tepat:
1. Tepat obat
2. Tepat dosis
3. Tepat waktu
4. Tepat pasien
5. Tepat cara pemberian
6. Tepat dokumentasi
7. Tepat edukasi
8. Tepat pengkajian
9. Tepat evaluasi
10. Tepat alasan penolakan
11. Tepat kadaluarsa obat

20/08/2019 Keselamatan Pasien-Hanny 40


Obat-obatan yang memerlukan kewaspadaan tinggi menurut
(Unit pelayanan jaminan mutu, RSUPN Dr. Cipto Mangunkusumo,
2011):

• Elektrolit pekat (KCl 7,46%, Meylon 8,4%, MgSo4 20%, NaCl 3%);
• Golongan opioid (fentanil, kodein Hcl, morfin HCL, morfin sulfat,
petidin HCL, sufentanil);
• Antikoagulan (heparin natrium, enoksaparin natrium);
• Trombolitik (streptokinase);
• Antiaritmia (lidokain iv, amiodaron);
• Insulin/ obat hipoglikemia oral;
• Obat agonis adrenergik (epinefrin, norepinefrin);
• Anestetik umum (propofol, ketamin); Kemoterapi; Obat kontras;
Pelemas otot (suksinilkolin, rokuronium, vekuronium); Larutan
kardioplegia.

20/08/2019 Keselamatan Pasien-Hanny 41


4. Kepastian Tepat Lokasi Prosedur &Tepat Pasien Operasi

• Menggunakan tanda yang mudah dikenali untuk


identifikasi lokasi operasi dan mengikutsertakan
pasien dalam proses penandaan.
• Menggunakan cecklist atau proses lain verifikasi
yang tepat, prosedur yang tepat dan pasien tepat
sebelum operasi, dan seluruh dokumen serta
peralatan yang dibutuhkan tersedia, benar, dan
berfungsi.

20/08/2019 Keselamatan Pasien-Hanny 42


4. Kepastian Tepat Lokasi Prosedur &Tepat Pasien Operasi

• Menandai lokasi operasi (marking) terutama


pada organ yang memiliki dua sisi (kanan dan
kiri); Multiple structures (jari tangan, jari kaki);
Multiple level (operasi tulang belakang:
cervical, thorakal, lumbal); Multiple lesi yang
pengerjaannya bertahap.

20/08/2019 Keselamatan Pasien-Hanny 43


4. Kepastian Tepat Lokasi Prosedur &Tepat Pasien Operasi

• Anjuran penandaan lokasi operasi menggunakan tanda yang


telah disepakati, dokter yang akan melakukan operasi yang
melakukan pemberian tanda pada atau dekat daerah insisi.
• Menggunakan tanda yang tidak ambigu (contoh; tanda “x”
merupakan tanda yang ambigu). Daerah yang tidak dioperasi,
tidak ditandai kecuali sangat diperlukan
• Menggunakan penanda yang tidak mudah terhapus misalnya
gentain violet.
• Sebelum dilaksanakan operasi menerapkan pengisian
checklist keselamatan operasi untuk memastikan: Tepat
pasien; Tepat prosedur; Tepat daerah/ lokasi operasi.

20/08/2019 Keselamatan Pasien-Hanny 44


5. Pengurangan Risiko Infeksi terkait Pelayanan
Kesehatan

• Pusat dari eliminasi infeksi ini maupun


infeksi-infeksi lain adalah membersihkan
tangan (hand hygiene) yang tepat,
• Global handwashing day diplokamirkan
pada 15 Oktober 2008 serentak di 70 negara
dan 5 benua: 6 langkah 5 saat

20/08/2019 Keselamatan Pasien-Hanny 45


5. Pengurangan Risiko Infeksi terkait Pelayanan
Kesehatan
1. Melakukan langkah membersihkan tangan yang dijadikan standar
oleh WHO pada saat:
• Sebelum dan sesudah menyentuh pasien.
• Sebelum dan sesudah tindakan/ aseptik.
• Setelah terpapar cairan tubuh pasien.
• Sebelum dan setelah melakukan tindakan invasif.
• Setelah menyentuh area sekitar pasien/ lingkungan.
Agen
infeksi
2. Menggunakan APD
3. Penggunaan teknik aseptik Host Sumber

4. Pengelolaan sampah infeksius & alat bekas pakai


5. Pencegahan needle-stick injury/ penanganan Individu

benda tajam Pintu Pintu


masuk keluar

Transmisi

20/08/2019 Keselamatan Pasien-Hanny 46


6. Pengurangan Risiko Pasien Jatuh

– Semua pasien baru dinilai risiko jatuhnya


dan penilaian diulang jika diindikasikan oleh
perubahan kondisi pasien atau pengobatan,
dan lainnya.

– Hasil pengukuran dimonitor dan
ditindaklanjuti sesuai derajat jatuh pasien
guna mencegah pasien jatuh serta akibat
tak terduga lainnya.

20/08/2019 Keselamatan Pasien-Hanny 47


6. Pengurangan Risiko Pasien Jatuh
Intervensi yang dapat dilakukan perawat untuk mencegah
terjadinya jatuh pada pasien (Potter & Perry, 2009)

• Mengorientasikan pasien pada saat masuk rumah sakit.


• Menjelaskan sistem komunikasi yang ada,
• Bersikap hati-hati saat mengkaji pasien dengan keterbatasan gerak,
• Supervisi ketat pada awal pasien dirawat terutama malam hari,
• Menganjurkan menggunakan bel bila membutuhkan bantuan,
• Memberikan alas kaki yang tidak licin,
• Memberikan pencahayaan yang adekuat,
• Memasang pengaman tempat tidur terutama pada pasien dengan
penurunan kesadaran dan gangguan mobilitas,
• Menjaga lantai kamar mandi agar tidak licin.

20/08/2019 Keselamatan Pasien-Hanny 48


6. Pengurangan Risiko Pasien Jatuh

• Seluruh pasien rawat inap dinilai risiko jatuhnya dengan menggunakan


checklist penilaian risiko jatuh
• Pasien anak memakai formulir: Cheklist penilaian risiko pasien anak:
Skala Humpty Dumpty
• Pasien dewasa memakai formulir: Skala jatuh morse (Morse Fall
Scale/ MFS)
• Pasien geriatri memakai formulir: Penilaian risiko jatuh pada pasien
geriatri
• Pengkajian risiko ulang dilakukan jika ada perubahan kondisi atau
pengobatan

20/08/2019 Keselamatan Pasien-Hanny 49

Anda mungkin juga menyukai