PENDAHULUAN
1.3 Tujuan
1. Mengetahui tentang definisi dari cacar air
2. Mengetahui epidemiologi cacar air
3. Untuk mengetahui tentang penyakit cacar air yang menginfeksi masyarakat
4. Mengetahui gejala dan pengobatan untuk penyakit cacar air
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2. Manifestasi Klinis
Manifestasi klinis Varicella/ cacar air terdiri dari atas 2 stadium yaitu Stadium
Prodromal, dan Stadium Erupsi.
1) Stadium Prodromal
Stadium prodromal timbul 10 – 21 hari dimana individu demam, malaise,
anoreksia, dan sakit kepala.
2) Stadium Erupsi
Stadium erupsi berlangsung 1 – 2 hari. Munculnya makula (bintik merah datar),
papula (lesi yang menonjol), dan vesikel (lesi berisi cairan), serta Krusta dalam waktu
bersamaan disertai rasa gatal. Kemudian Krusta akan lepas dalam 1 – 3 minggu
tergantung kedalaman lapisan kulit atau membrane mukosa yang mengalami erupsi
tanpa meninggalkan jaringan parut, walaupun lesi hyper-hypo pigmentasi mungkin
menetap beberapa bulan. Lesi berjumlah 50 – 500 buah. Predileksi ruam tersebut
adalah wajah, leher, punggung, dada, perut, muka, extremitas, dan ketiak, bersifat
sentripetal (gerak melingkar).
3 Distribusi Penyakit
Distribusi dan frekuensi varicella menurut orang, tempat dan waktu :
a. Orang
Varicella terjadi pada semua jenis kelamin dan ras. Sekitar 50% kasus terjadi
pada anak-anak usia 5-9 tahun.
b. Tempat
Berdasarkan tempat penyakit varicella dapat terjadi dimana saja baik di daerah
perkotaan maupun di pedesaan serta baik negara berkembang maupun negara maju.
c. Waktu
Kejadian varicella tidak memiliki waktu yang tetap kapan perkembangan
ataupun kapan melonjaknya penderita varicella dapat terjadi pada waktu kapan saja
baik musim kemarau mapun penghujan.
b. Agent
Agent dari varicella /cacar air adalah varicella zoster virus (VZV). Virus ini
ditularkan melalui percikan ludah penderita atau melalui benda-benda yang
terkontaminasi oleh cairan dari lesi. Virus ini dapat menetap dalam tubuh dan
bersifat dormant dan sewaktu-waktu muncul sebagai penyakit Herpes.
c. Environment
Varicella/ cacar air dapat berada pada lingkungan dimana saja baik perkotaan
maupun pedesaan, tetapi penderita cacar air lebih dominan di lingkungan yang
tidak bersih dan padat penduduk.
2. Hasil : “Varisela atau yang biasa kita kenal dengan cacar air atau chicken
pox adalah penyakit infeksi akut primer oleh Virus Varisela-Zoster (VVZ) yang
menyerang kulit dan mukosa, klinis terdapat gejala konstitusi, disertai kelainan kulit
polimorf, terutama berlokasi di bagian sentral tubuh. Tidak terdapat perbedaan jenis
kelamin maupun ras. Varisela lebih sering menyerang usia muda pada daerah beriklim
sedang. Sedangkan pada daerah beriklim tropis dan sub tropis umumnya menyerang
usia yang lebih tua. Penularan virus secara kontak langsung atau droplet melalui
nasofaring. Penularan terjadi 2 hari sebelum dan 3-7 hari sesudah lesi kulit muncul.
Vesikel yang berisi cairan mengandung banyak virus, sedangkan pada lesi yang
mengering tidak menular. Orang yang pernah menderita varisela telah terbentuk
kekebalan sehingga jarang terjadi serangan kedua. Di Amerika Serikat, sebelum
diperkenalkan vaksin varisela terjadi epidemi tahunan setiap musim dingin dan musim
semi. Di Indonesia terdapat dua musim kejadian yaitu musim panas yang terdiri atas
bulan April sampai bulan September, dan musim hujan yang terdiri atas bulan
Oktober sampai bulan Maret. Berdasarkan hasil data yang diperoleh (Tabel 4), kasus
varisela paling sering terjadi pada musim panas dengan jumlah 15 kasus (55,6%),
sedangkan musim dingin berjumlah 12 kasus (44,4%). Pada negara beriklim tropis
tidak memiliki hubungan jumlah kasus dengan musim kejadian.9 Penularan virus
varisela secara kontak langsung atau droplet melalui nasofaring. Penularan terjadi 2
hari sebelum dan 3-7 hari sesudah lesi kulit muncul. Vesikel yang berisi cairan
mengandung banyak virus, sedangkan pada lesi yang mengering tidak menular.10
Hasil data distribusi kasus berdasarkan sumber penularan (Tabel 5) ditemukan paling
banyak tidak diketahui (tidak ditulis di status) dengan jumlah 25 kasus (92,6%),
diikuti sumber penularan dalam rumah dengan jumlah 2 kasus (7,4%), dan tidak ada
data sumber penularan luar rumah. Paling banyak tidak diketahui karena tidak ada
data sumber penularan pada status pasien. Penularan dalam rumah hanya ditemukan
7,4%. Ini bukan berarti sumber penularan dalam rumah itu kurang, tetapi karena
92,6% pada penelitian ini tidak ditemukan data tentang sumber penularan.
BAB IV
PENUTUP
4.1 KESIMPULAN
Varicella disebabkan oleh VZV (Varicella Zoster Virus) yang bisa ditularkan
melalui inhalasi dan kemudian akan menyebar secara hematogen dan kelenjar limfe.
Varicella ini dapat menimbulkan gejala prodormal sebelum munculnya lesi di kulit,
yaitu demam, malaise, mual, anorexia, nyeri kepala. Varicella merupakan penyakit
yang hingga kini masih tetap menjadi epidemi di dunia dan di indonesia. Walaupun
infeksi varicella zooster tergolong ke dalam infeksi ringan, namun dalam kondisi
defisiensi imun penyakit ini dapat menjadi berat dan tidak menutup kemungkinan
berujung pada kematian. Pemberian vaksinasi dan imunoglobulin telah terbukti efektif
memberikan perlindungan dari infeksi virus ini. Hingga saat ini, asiklovir oral tetap
menjadi obat utama untuk pengobatan varicella.
Penanganan yang tepet varicella selain pasien di edukasi serta obat per oral
acyclovir, juga merupakan produk yang mempunyai bioavaibilitas oral lebih baik
daripada sehingga kadar dalam darah lebih tinggi dan frekuensi pemberian obat
berkurang.
DAFTAR PUSTAKA