Anda di halaman 1dari 28

HUBUNGAN BERAT BEBAN TAS PUNGGUNG TERHADAP KELUHAN

NYERI PUNGGUNG BAWAH PADA ANAK REMAJA USIA 12-15 TAHUN


DI SMP N 1 TEMBILAHAN

MIA PURNAMASARI EKA PUTRI

17031049

PROGRAM STUDI KEPERAWATAN

STIKes HANG TUAH PEKANBARU

PEKANBARU

2020

1
DAFTAR ISI

DAFTAR ISI

BAB I PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang………………………………………………………………………………..4


1.2 Rumusan Masalah…………………………………………………………………………….6
1.3 Tujuan Penelitian
A. Tujuan Umum…………………………………………………………………………….6
B. Tujuan Khusus……………………………………………………………………………6
1.4 Manfaat Penelitian
A. Praktis
1. Bagi Responden………………………………………………………………………6
2. Bagi Sekolah………………………………………………………………………….6
3. Bagi Institusi Pendidikan…………………………………………………………......7
B. Teoritis……………………………………………………………………………………7

BAB II TINJAUAN TEORI

2.1 Telaah Pustaka


2.1.1 Berat Beban Tas Punggung
2.1.1.1 Pengertian Tas Punggung………………………………………………………………..8
2.1.1.2 Pengertian Berat Beban Tas Punggung………………………………………………….8
2.1.1.3 Batasan Berat Beban Tas Punggung yang Tepat………………………………………...9
2.1.1.4 Strategi Pemakaian Tas Punggung………………………………………………………9
2.1.2 Nyeri Punggung Bawah
2.1.2.1 Pengertian Nyeri Punggung Bawah…………………………………………………….10
2.1.2.2 Penyebab dan Faktor Resiko Terjadinya Nyeri Punggung Bawah……………………..10
2.1.2.3 Klasifikasi Nyeri Punggung Bawah…………………………………………………….11
2.1.3 Konsep Anak Remaja
2.1.3.1 Pengertian Anak Remaja……………………………………………………………….11
2.1.3.2 Tahap Perkembangan Remaja………………………………………………………….12
2.1.3.3 Tugas Perkembangan Remaja…………………………………………………………..13
2.2 Penelitian Terkait/Keaslian Penelitian………………………………………………………13
2.3 Kerangka Teori……………………………………………………………………………...15
2.4 Kerangka Konsep Penelitian………………………………………………………………..16
2.5 Hipotesis…………………………………………………………………………………….16

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

3.1 Jenis dan Desain Penelitian………………………………………………………………….18


3.2 Lokasi dan Waktu Penelitian………………………………………………………………..18

2
3.3 Populasi dan Sampel Penelitian
3.3.1 Populasi…………………………………………………………………………………18
3.3.2 Sampel………………………………………………………………………………….18
3.4 Besar Sampling……………………………………………………………………………...19
3.5 Tekhnik Sampling…………………………………………………………………………...19
3.6 Variabel Penelitian dan Definisi Operasional
3.6.1 Variabel Penelitian……………………………………………………………………...19
3.6.2 Definisi Operasional……………………………………………………………………19
3.7 Jenis dan Cara Pengumpulan Data
3.7.1 Jenis Data
3.7.1.1 Data Primer……………………………………………………………………………..21
3.7.1.2 Data Sekunder…………………………………………………………………………..21
3.7.2 Pengumpul Data
3.7.2.1 Izin Pengambilan Data Awal…………………………………………………………...21
3.7.2.2 Instrumen Penelitian……………………………………………………………………21
3.7.3 Validitas dan Reliabilitas……………………………………………………………….22
3.8 Pengolahan Data…………………………………………………………………………….22
3.9 Analisa Data
3.9.1 Analisa Univariat……………………………………………………………………….23
3.9.2 Analisa Bivariat………………………………………………………………………...24
3.10 Etika Penelitian…………………………………………………………………………..24

DAFTAR PUSTAKA…………………………………………………………………………..27

3
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Tas merupakan salah satu alat bantu dalam aktivitas carrying yang merupakan jenis
aktivitas Manual Material Handling. Tas digunakan pelajar untuk membawa buku, alat tulis,
maupun keperluan sekolah lainnya ke dan dari sekolah. Di Amerika Serikat sekitar 4 juta
anak menggunakan ransel untuk membawa barang-barang kebutuhan mereka. Lebih dari
90% pelajar di Negara berkembang dilaporkan menggunakan ransel ( Dumondor, 2015). Tas
Punggung atau yang sering disebut tas ransel merupakan tas yang paling banyak diminati.
Alasan tas tersebut memiliki banyak peminat adalah karena daya tampungnya yang besar
dan lebih praktis dibandingkan tas jenis lain (Pinem, 2018). Meskipun banyak diminati,
ternyata ransel dapat menyebabkan masalah kesehatan apabila penggunaannya tidak tepat
terutama pada anak usia sekolah. Kebanyakan pelajar membawa ransel melebihi berat yang
direkomendasikan. ACA (American Chiropratic Association) menyatakan batas berat beban
tas punggung yang diperbolehkan untuk dibawa yaitu tidak boleh lebih dari 10-15% berat
badan. Selain berat beban tas, posisi bawah tas juga berpengaruh, tas ransel yang bergantung
terlalu rendah dapat meningkatkan beban yang ditopang bahu sehingga menyebabkan anak
akan condong kearah depan ketika berjalan sehingga menimbulkan ketegangan otot. Sebesar
(30,8%) siswa membawa tas sekolah lebih dari 10% dari berat badan mereka. Sebesar
(88,2%) siswa melaporkan mengalami sakit tubuh terutama di bagian leher, bahu dan
punggung atas. Anak yang membawa ransel melebihi berat yang direkomendasikan
mempunyai resiko lebih tinggi untuk menderita nyeri punggungb dan terjadinya kelainan
tulang belakang berulang diyakini meningkatkan stress pada struktur tulang belakang
(diskus intervertebra, ligamen, dll) anak dan remaja yang sedang dalam masa pertumbuhan
(rapid growth) (Dumondor, 2015). Penggunaan tas punggung menjadi faktor kejadian nyeri
punggung pada anak sekolah dasar.
Nyeri punggung bawah adalah perasaan nyeri diantara sudut kosta sampai daerah bokong
yang dapat menjalar sampai ke kedua kaki (Casazza, 2012). Menurut Kravitz dan Andres
(2010) dalam penelitian Septi (2010), istilah nyeri punggung bawah digambarkan sebagai

4
bentuk rasa nyeri yang dirasakan pada area lumbosakral dari tulang belakang yang meliputi
cakupan dari vertebra lumbalis pertama hingga vertebra sakralis pertama.Ini merupakan area
spinalis dimana kurva lordotik terbentuk.Bagian yang paling sering terserang adalah segmen
lumbalis keempat dan kelima. Nyeri punggung bawah (low back pain) adalah penyakit yang
banyak ditemukan diseluruh dunia. Penyakit ini memiliki jumlah rekurensi lebih dari 50%
dalam satu tahun berikutnya setelah kejadian pertama. Pelajar yang membawa tas ransel
yang berat dan dalam jangka waktu lama mempunyai risiko yang lebih tinggi untuk
menderita nyeri punggung dan juga untuk terjadinya kelainan patologi pada punggung.
Kebanyakan pelajar sekolah membawa tas ransel melebihi berat yang direkomendasikan
(Dumondor, 2015). Penelitian yang dilakukan pada anak sekolah dasar di Bosnia dan
Herzegovina, insiden keluhan muskuloskeletal pada anak sekolah dasar sebesar (48 %) dan
rata-rata terjadi pada umur 8-12 tahun. Hal ini juga terjadi pada anak sekolah dasar di Hilla
city, Babylon, Iraq mengalami nyeri punggung (36,8%), nyeri bahu dan leher (45%)
(Lisanti, 2017).
Dalam setiap tahap perkembangan anak memiliki potensi gangguan yang terjadi pada
usia 0-12 tahun tergantung dari fase perkembangan maupun tingkat aktivitas fisik yang
dialami setiap anak. Apabila terjadi gangguan fisik maka diperlukan deteksi sedini mungkin
untuk mencapai tujuan intervensi atas koreksi atau gangguan yang terjadi. Pada saat dewasa
keluhan nyeri punggung bawah terjadi pada awal tahun saat remaja dan riwayat gejala
ditemukan pada saat anak-anak. Penggunaan tas sekolah yang berat akan berpengaruh
terhadap peningkatan postur dan penurunan keseimbangan yang berisiko terjadi peningkatan
gangguan nyeri punggung bawah dan masalah muskuloskeletal lain dalam jangka waktu
panjang (Mahendrayani, 2014). Dari hasil penelitian didapatkan dari penelitian Legiran
pada tahun 2018, jumlah anak yang merasakan keluhan muskuloskeletal lebih banyak pada
anak berusia 11 tahun dibandingkan usia 10 dan 12 tahun. Pertumbuhan tulang belakang
seorang anak pada fase critical stage adalah dari umur 10-14 tahun dimana semua keluhan
muskuloskeletal akan dirasakan sebagai nyeri dan rasa tidak nyaman (Legiran, 2018). Anak-
anak usia lebih muda 2 kali lebih mungkin mengalami kelelahan dibandingkan dengan anak
yang lebih tua. Anak yang lebih muda membawa tas yang relatif lebih berat dari yang lebih
tua. Ini menunjukkan bahwa nyeri muskuloskeletal mengalami peningkatan pada anak-anak
yang terjadi pada usia yang semakin muda. Dari hasil penelitian yang dilakukan oleh

5
Marthalena pada tahun 2017 didapatkan persentase berat tas punggung pada anak usia 10-12
tahun di SDN.0213 Bahal Batu Barumun Tengah mayoritas adalah kategori berat (68,0%),
sedangkan persentase responden usia 10-12 tahun, mayoritas responden yang membawa tas
punggung dengan kategori ringan: usia 12 tahun (16,0%) dan kategori berat: usia 10 tahun
(32,0%). Persentase nyeri punggung bawah pada anak usia 10-12 tahun di SDN.0213 Bahal
Batu Barumun Tengah mayoritas adalah mengeluh adanya nyeri punggung bawah (80,0%),
sedangkan persentase nyeri punggung bawah pada anak usia 1012 tahun, didapatkan
mayoritas pada responden usia 10 tahun (30,7%) (Simamora, 2017).
1.2 Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang yang diuraikan, maka rumusan masalah pada penelitian ini
yaitu, “Apakah terdapat hubungan antara berat beban tas punggung dengan keluhan nyeri
punggung bawah pada anak remaja usia 12-15 tahun di SMP N 1 Tembilahan?”
1.3 Tujuan Penelitian
A. Tujuan Umum
Untuk mengetahui hubugan berat beban tas punggung dengan keluhan nyeri
punggung bawah pada anak remaja usia 12-15 tahun di SMP N 1 Tembilahan
B. Tujuan Khusus
1. Untuk mengidentifikasi gambaran berat beban tas punggung pada anak usia 12-15
tahun di SMP N 1 Tembilahan
2. Untuk mengidentifikasi gambaran keluhan nyeri punggung bawah pada anak usia 12-
15 tahun di SMP N 1 Tembilahan
3. Untuk menganalisis hubungan berat beban tas punggung dengan keluhan nyeri
punggung bawah pada anak usis 12-15 tahun di SMP N 1 Tembilahan
1.4 Manfaat Penelitian
A. Praktis
1. Bagi Responden
Untuk mengantisipasi terjadinya keluhan nyeri punggung Bawah akibat
penggunaan tas punggung dengan mengetahui berat beban tas punggung yang
dibawa.
2. Bagi Sekolah

6
Untuk memberikan informasi kepada sekolah mengenai nyeri punggung bawah
akibat terlalu berat beban tas siswanya.
3. Bagi Institusi Pendidikan
Penelitian ini dapat dipergunakan untuk menambah penegtahuan serta informasi di
dalam institusi pendidikan terkait dengan hubungan berat beban tas punggung
terhadap keluhan nyeri punggung bawah pada anak remaja usia 12-15 tahun di SMP
N 1 Tembilahan
B. Teoritis
Diharapkan dapat menambah pengetahuan dan menjadi acuan untuk penelitian
selanjutnya serta dapat memberi sumbangan pada perkembangan ilmu pengetahuan.

7
BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Telaah Pustaka


2.1.1 Berat Beban Tas Punggung
2.1.1.1 Pengertian Tas Punggung
Tas punggung adalah wadah atau kemasan berbentuk persegi yang biasanya
bertali yang berfungsi untuk menaruh, menyimpan, atau membawa sesuatu yang dibawa
dengan cara digendong. Tas punggung ialah tas yang memiliki dua pengikat. Pengikat
tersebut untuk diselipkan diantara dua tangan dan bahu. Tas ini juga sering disebut
sebagai tas ransel. Ukurannya bermacam-macam ada kecil, sedang, dan besar. Tas
punggung merupakan tas yang snagat praktis untuk dibawa berjalan jauh. Letaknya
yang berada di punggung membuat si pembawa tidak cepat lelah (Health Secret, 2013).
Tas punggung merupakan tas sekolah yang paling umum digunakan anak muda
saat ini dan sangat diminati oleh anak-anak. Kebiasaan yang salah dalam menggunakan
tas punggung secara terus-menerus dapat mengakibatkan perubahan yang bersifat
Irreversible. Mengenakan tas sekolah yang berat dapat menjadi risiko akut, jangka
pendek dan kronis, serta menjadi masalah kesehatan jangka panjang. Penggunaan tas
punggung menjadi faktor kejadian ny eri punggung pada anak sekolah dasar (Lisanti,
2017).
Dari berbagai pengertian diatas, peneliti menyimpulkan bahwa tas punggung
adalah tas yang memiliki dua tali yang dibawa dengan cara digendong dipunggung
untuk memudahkan seseorang membawa barang.
2.1.1.2 Pengertian Berat Beban Tas Punggung.
Berat merupakan salah satu bentuk gaya, yaitu gaya tarik bumi terhadap suatu
benda. Oleh karena itu, arah berat suatu benda selalu menuju ke pusat bumi. Berat
adalah besarnya gaya gravitasi yang bekerja pada benda tersebut (Kitti, 2010).
Beban adalah segala kekuatan yang bekerja pada suatu benda atau struktur yang
dibedakan berdasarkan bentuk dan lamanya pembebanan. Berdasarkan lamanya, beban
dibagi menjadi dua jenis yaitu beban mati dan beban hidup. Beban mati adalah berat
dari semua bagian struktur atau berat sendiri yang bersifat tetap yang merupakan bagian

8
yang tidak dapat dipisahkan dari bagian struktur atau menyatu utuh dengan bagian
struktur tersebut. Sedangkan beban hidup adalah semua beban yang terjadi akibat
pemakaian dan penghunian suatu bangunan termasuk dari ebban yang bekerja di atas
lantai yang dapat dipindah-pindahkan atau bersifat sementara (Sholeh, 2019)
Jadi dari pengertian diatas, peneliti menyimpulkan bahwa berat beban tas
punggung adalah suatu tas yang memiliki gaya tarik kebawah akibat suatu benda yang
dibawa diatas punggung atau dapat diakatakan juga berat beban tas punggung adalah
berat pada tas akibat mebawa benda didalamnya yang diletakkan diatas punggung.
2.1.1.3 Batasan Berat Beban Tas Punggung yang Tepat
Chiroproctor Internasional Pediatric Association (ICPA) dan America
Occupational Therapy Association (AOTA) merekomendasikan beban barang bawaan
tidak boleh melebihi 10% dari total berat tubuh anak (Hovarth, 2011 dalam Hendri, et
al., 2014). ACA (American Chiropratic Association) menyatakan batas berat beban tas
punggung yang diperbolehkan untuk dibawa yaitu tidak boleh lebih dari 10-15% berat
badan (Lisanti, 2017). Kebanyakan garis pedoman merekomendasikan tas sekolah agar
tidak melebihi 10% dari berat badan siswa.10% dari berat badan telah dilaporkan
sebagai batas beban yang tidak menyebabkan fleksi pada batang tubuh dan penekanan
yang dirasakan adalah pada siswa usia 11 – 14 tahun (Pinem, 2018)
2.1.1.4 Strategi Pemakaian Tas Punggung
Membawa terlalu banyak berat dalam tas punggung atau memakai cara yang salah dapat
menimbulkan rasa sakit dan ketegangan. Orang tua dapat mengambil langkah untuk
membantu anak memuat dan memakai ransel dengan cara yang benar untuk
menghindari masalah kesehatan. Adapun strategi penggunaan tas punggung untuk orang
tua dan anak adalah sebagai berikut (AOTA, 2013) :
a. Tas punggung siswa harus tidak lebih berat dari 10% berat badan mereka. Hal ini
berarti, jika siswa memiliki berat 50 Kg maka tas punggung yang dipakai tidak lebih
dari 5 Kg
b. Benda yang paling berat diletakkan didekat punggung siswa
c. Atur buku dan alat lainnya sehingga tidak berantakan didalam tas
d. Periksa apa yang siswa bawa ke sekolah dan bawa pulang. Pastikan bahwa barang
itu penting untuk kegiatan sehari hari

9
e. Jika tas punggung terlalu berat atau penuh, siswa dapat membawa buku atau barang
lainnya diluar tas
f. Jika tas terlalu berat setiap hari, pertimbangkan untuk menggunakan tas beroda jika
sekolah mengijinkan.
2.1.2 Nyeri Punggung Bawah
2.1.2.1 Pengertian Nyeri Punggung Bawah
Menurut Halimah (2010), nyeri punggung bawah (NBP) atau low back pain
(LBP) ialah sindroma klinik yang ditandai dengan gejala utama nyeri atau perasaan lain
yang tidak nyaman didaerah punggung bawah. NBP merupakan gangguan
muskuloskeletal pada punggung bawah yang dapat disebabkan oleh berbagai penyakit
dan aktivitas tubuh yang kurang baik (Putranto dkk, 2014). Nyeri punggung bawah atau
Low Back Pain didefinisikan sebagai nyeri dan ketidaknyamanan, yang terlokalisasi di
bawah sudut iga terakhir (costal margin) dan di atas lipat bokong bawah (gluteal inferior
fold), dengan atau tanpa nyeri pada tungkai (Winata, 2014).
Berdasarkan pengertian diatas, peneliti menyimpulkan bahwa Nyeri punggung
bawah adalah gangguan pada punggung bawah yang bersumber dari tulang belakang
daerah spinal, saraf, otot atau struktur lainnya disekitar daerah tersebut, ditandai dengan
rasa nyeri yang dapat diakibatkan oleh aktivitas tubuh yang kurang baik.
2.1.2.2 Penyebab dan Faktor Resiko terjadinya Nyeri Punggung Bawah
Menurut (Panduwinata, 2014) penyebab dan factor resiko nyeri punggung bawah :

Kejadian Kronisitas
Faktor Individu 1. Usia 1. Obesitas
2. Kebugaran fisik 2. Edukasi rendah
3. Kekuatan otot punggung dan 3. Tingkat nyeri dan
perut keterbatasan tinggi
4. Merokok
Faktor Psikososial 1. Stress 1. Tidak stress
2. Ansietas 2. Mood depresif
3. Mood 3. Somatisasi
4. Fungsi kognitif
5. Perilaku nyeri
Faktor Pekerjaan 1. Mengendalikan fisik secara 1. Ketidakpuasan

10
biasa pekerjaan
2. Membungkuk dan memutar 2. Tidak dapat
tubuh mengerjakan pekerjaan
3. Getaran tubuh seluruhnya ringan
4. Ketidakpuasan pekerjaan 3. Pekerjaan mengangkat
5. Tugas yang monoton benda selama ¾ hari
6. Relaksasi tugas/dukungan sosial
Penyebab nyeri punggung bawah yang paling umum adalah peregangan otot serta
bertambahnya usia yang akan menyebabkan intensitas berolahraga dan intensitas
bergerak semakin berkurang. Akibatnya otot-otot pada punggung dan perut yang
berfungsi mendukung tulang belakang akan menjadi lemah. Faktor risiko lain yang turut
mempengaruhi timbulnya nyeri punggung bawah antara lain umur, jenis kelamin, indeks
massa tubuh (IMT), masa kerja, dan kebiasaan olahraga (Umami, 2014).

Penggunaan tas sekolah yang berat akan berpengaruh terhadap peningkatan postur
dan penurunan keseimbangan yang berisiko terjadi peningkatan gangguan nyeri
punggung bawah dan masalah muskuloskeletal lain dalam jangka waktu panjang.
Pelajar yang membawa tas ransel yang berat dan dalam jangka waktu lama mempunyai
risiko yang lebih tinggi untuk menderita nyeri punggung dan juga untuk terjadinya
kelainan patologi pada punggung.
2.1.2.3 Klasifikasi Nyeri Punggung Bawah
Berdasarkan waktu mulai timbulnya gejala, nyeri punggung bawah diklasifi
kasikan menjadi akut, subakut, dan kronik. Nyeri punggung bawah akut onsetnya 6
minggu sampai 3 bulan (Panduwinata, 2014).
2.1.3 Konsep Anak Remaja
2.1.3.1 Pengertian Anak Remaja
Masa remaja merupakan salah satu periode dari perkembangan manusia, masa ini
merupakan masa perubahan atau peralihan dari masa kanak-kanak kemasa dewasa yang
meliputi perubahan biologik, perubahan psikologik dan perubahan sosial (Notoatmodjo,
2012). Remaja atau adolescence adalah periode diantara pubertas dan selesainya
pertumbuhan fisik, secara kasar mulai dari usia 11 sampai 19 tahun (Dorland, 2010).
Menurut BKKBN yang dikatakan remaja adalah anak usia 10-24 tahun dengan status

11
belum menikah. Remaja adalah masa transisi dari masa anak-anak ke masa remaja,
individu mulai mengembangkan ciri-ciri abstrak dan konsep diri menjadi lebih berbeda.
Masa remaja merupakan suatu periode pematangan organ reproduksi manusia dan
sering disebut masa puberta.
Dari berbagai pengertian diatas, peneliti menyimpulkan bahwa remaja adalah
seorang anak yang tengah mengalami perubahan transisi dari masa kanak-kanak menuju
masa remaja yang ditandai oleh berbagai perubahan fisik, mental, social, dan psikologis.
2.1.3.2 Tahap Perkembangan Remaja
1. Remaja awal (early adolescent)
Tahap ini terjadi pada usia usia 12-14 tahun. Pada masa remaja awal anak-anak
terpapar pada perubahan tubuh yang cepat, adanya akselerasi pertumbuhan, dan
perubahan komposisi tubuh disertai awal pertumbuhan seks sekunder. Pada fase
remaja awal mereka hanya tertarik pada keadaan sekarang, bukan masa depan,
sedangkan secara seksual mulai timbul rasa malu, ketertarikan terhadap lawan jenis
tetapi masih bermain berkelompok dan mulai bereksperimen dengan tubuh seperti
masturbasi. Selanjutnya pada periode remaja awal, anak juga mulai melakukan
eksperimen dengan rokok, alkohol, atau narkoba.
2. Remaja pertengahan (middle adolescent)
Tahap ini terjadi antara usia 15-17 tahun. Pada periode middle adolescent mulai
tertarik akan intelektualitas dan karir. Secara seksual sangat memperhatikan
penampilan, mulai mempunyai dan sering berganti-ganti pacar. Sangat perhatian
terhadap lawan jenis. Sudah mulai mempunyai konsep role model dan mulai
konsisten terhadap cita-cita.
3. Remaja akhir (late adolescent).
Periode late adolescent dimulai pada usia 18 tahun ditandai oleh tercapainya
maturitas fisik secara sempurna. Pada fase remaja akhir lebih memperhatikan masa
depan, termasuk peran yang diinginkan nantinya. Mulai serius dalam berhubungan
dengan lawan jenis, dan mulai dapat menerima tradisi dan kebiasaan lingkungan.
(Batubara, 2010)

2.1.3.3 Tugas Perkembangan Remaja

12
Menurut Hurlock, menjelaskan bahwa semua tugas perkembangan pada masa
remaja dipusatkan pada pusaka penanggulangan sikap dan pola perilaku yang
kekanakkanakan dan mengadakan persiapan untuk menghadapi masa dewasa. Tugas-
tugas yang dimaksudkan tersebut adalah menerima keadaan fisiknya, menggunakan
tubuhnya secara efektif, mencapai kemandirian emosional dari orang tua dan orang-
orang dewasa lainnya, mengembangkan konsep keterampilan intelektual yang sangat
diperlukan untuk melakukan peran sebagai anggota masyarakat. Selanjutnya Kay
menambahkan tugas-tugas perkembangan remaja adalah menerima dirinya sendiri dan
memiliki kepercayaan terhadap kemampuannya sendiri, memperkuat self-control
(kemampuan mengendalikan diri) atas dasar skala nilai, psinsip-psinsip, atau falsafah
hidup dan meninggalkan reaksi penyesuaian diri (sikap/perilaku) kekanak-kanakan.
Terbuka pada pengalaman, berarti sesuai dengan tugas perkembangan remaja
yaitu individu memiliki pengalaman sebagai tujuan untuk memperkuat self-control
(kemampuan mengendalikan diri) atas dasar skala nilai, psinsip-psinsip, atau falsafah
hidup. Kehidupan eksistensial sesuai tugas perkembangan yaitu menerima keadaan
fisiknya, menggunakan tubuhnya secara efektif. Kepercayaan terhadap diri sendiri
sesuai tugas perkembangan yaitu menerima dirinya sendiri dan memiliki kepercayaan
terhadap kemampuannya sendiri serta meninggalkan reaksi penyesuaian diri
(sikap/perilaku) kekanak-kanakan. Perasaan bebas sesuai tugas perkembangan yaitu
mencapai kemandirian emosional dari orang tua dan orangorang dewasa
lainnya.Kreativitas sesuai tugas perkembangan yaitu mengembangkan konsep
keterampilan intelektual yang sangat diperlukan untuk melakukan peran sebagai
anggota masyarakat
2.2 Penelitian Terkait/Keaslian Penelitian
Tabel
Beberapa penelitian yang relevan dengan penelitian saat ini

Keterangan Penelitian Lisanti, Martini, Alfi Syahri Stefany V.


sekarang Baju Widjasena Pinem, Hendra Dumondor,
(2017) Sutysna (2016) Engeline
Angliadi,
Lidwina

13
Sengkey (2015)
Topik Hubungan Hubungan Hubungan Hubungan
Berat Beban
Penelitian Penggunaan Tas Penggunaan Tas Penggunaan
Tas Punggung
Terhadap Punggung Jenis Ransel Ransel Dengan
Keluhan Nyeri
Dengan Keluhan dengan Kejadian Nyeri Punggung
Punggung
Bawah Pada Muskuloskeletal Nyeri Punggung Dan Kelainan
Anak Remaja
Pada Siswa Mi Bawah pada Bentuk Tulang
Usia 12-15
Tahun Di Smp Nashrul Fajar Siswa Kelas V Belakang Pada
N 1 Tembilahan
Meteseh Sekolah Dasar Siswa
Kecamatan Muhammadiyah Di Smp Negeri
Tembalang Kota 08 Medan Tahun 2 Tombatu
Semarang 2016
Desain Cross-sectional Cross-sectional cross-sectional cross-sectional
Variabel Independen : Independen : Independen : Independen :
Berat Beban Penggunaan Tas Penggunaan Tas Penggunaan
Tas Punggung Punggung Jenis Ransel Ransel
Dependen : Dependen : Dependen : Dependen :
Keluhan Nyeri Keluhan Kejadian Nyeri Nyeri Punggung
Punggung Muskuloskeletal Punggung dan Kelainan
Bawah Bawah Bentuk Tulang
Belakang
Subjek Anak remaja Siswa MI Siswa kelas V Siswa Di SMP
usia 12-15 Sekolah Dasar
tahun
Tempat SMP N 1 Mi Nashrul Fajar Sekolah Dasar SMP NEGERI
Tembilahan Meteseh Muhammadiyah 2 TOMBATU
Kecamatan 08 Medan
Tembalang Kota
Semarang
Analisis Bivariate dengan chi square Chi-Square
uji chi square

2.3 Kerangka Teori

14
Setelah mendapatkan beberapa konsep yang telah dijelaskan sebelumnya, maka kerangka
teori dapat dilihat seperti berikut ini.
Nyeri Punggung Bawah
Berat Beban Tas Punggung
Nyeri punggung bawah atau low
American Chiropratic
back pain didefinisikan sebagai
Association menyatakan
nyeri dan ketidaknyamanan yang
bahwa berat beban tas
terlokalisasi di bawah sudut iga
punggung yang diperbolehkan
terakhir (costal margin) dan diatas
untuk dibawa yaitu tidak
lipat bokong bawah (gluteal
boleh lebih dari 10-15% berat
inferior fold) dengan atau tanpa
badan (Lisanti, 2017)
nyeri pada tungkai (Winata 2014)

Tas Punggung
Tas punggung adalah tas yang
memiliki dua pengikat.
Pengikat tersebut untuk
diselipkan diantara dua
tangan dan bahu (Health
Secret, 2013)

Remaja

Remaja adalah suatu periode


dari perkembangan manusia,
yang merupakan masa
perubahan atau peralihan dari
masa kanak-kanak ke masa
dewasa yang meliputi

15
perubahan biologic,
perubahan psikologik, dan
perubahan sosial
(Notoadmojo, 2012). Yang
dikatakan remaja adalah anak
usia 10-24 tahun dengan
status belum menikah
(BKKBN)

2.4 Kerangka Konsep Penelitian


Kerangka konsep penelitian yaitu suatu uraian dan visualisasi hubungan antara kaitan
konsep satu dengan konsep lainnya, atau antara variabel yang satu dengan variabel yang lain
pada masalah yang diteliti (Notoadmojo, 2012),
Kerangka konsep dalam penelitian in adalah seperti dibawah ini.

Berat Beban Tas Punggung Keluhan Nyeri Punggung Bawah


 Nyeri
 Jika berat beban tas
 Tidak nyeri
punggung < 10-15% BB
 Jika berat beban tas
punggung >10-15% BB

2.5 Hipotesis
Hipotesis adalah suatu jawaban yang bersifat sementara terhadap permasalahan
penelitian, sampai terbukti melalui data yang terkumpul (Arikunto, 2010). Berdasarkan
bentuk rumusnya, hipotesis digolongkan menjadi dua yaitu hipotesis kerja (hipotesa
alternatif)
yang nantinya menyatakan ada hubungan antara variabel x dan y, dan hipotesa nol (hipotesa
statistik) yang menyatakan tidak ada hubugan antara variabel x dan y. Berdasarkan kerangka
konsep diatas maka hipotesis penelitian adalah sebagai berikut :
1. Hipotesis nol (Ho) : tidak ada hubungan antara berat beban tas punggung dengan
keluhan nyeri punggung bawah pada siswa di SMP N 1 Tembilahan

16
2. Hipotesis alternatif (Ha) : ada hubungan antara berat beban tas punggung dengan
keluhan nyeri punggung bawah pada siswa di SMP N 1 Tembilahan.

BAB III

METODOLOGI PENELITIAN

3.1 Jenis dan Desain Penelitian

17
Penelitian ini merupakan penelitian dengan jenis penelitian kuantitatif dengan survey
assosiatif yang tujuannya adalh untuk mengetahui dan menganalisis hubungan variabel satu
dengan variabel yang lain. Desain penelitian ini adalah cross-sectional yang mana desain ini
bertujuan untuk mempelajari korelasi antara variabel independen dan variabel dependen
(Dharma, 2011). Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui korelasi atau hubungan antar
variabel independen “berat beban tas punggung” dengan variabel dependen “keluhan nyeri
punggung bawah”.
3.2 Lokasi dan Waktu Penelitian
Penelitian ini akan dilakukan di SMP N 1 Tembilahan Kabupaten Indragiri Hilir yang
rencananya akan dilakukan pada bulan April-Mei 2021. Alasan peneliti memilih tempat
penelitian tersebut adalah dikarenakan peneliti merupakan alumni dari sekolah tersebut
sehingga memudahkan peneliti dalam melakukan proses penelitian.
3.3 Populasi dan Sampel Penelitian
3.3.1 Populasi
Populasi adalah himpunan yang lengkap dari satuan atau individu yang karakteristiknya
ingin kita ketahui. Banyaknya individu atau elemen yang merupakan anggota populasi
disebut sebagai ukuran populasi dan disimbolkan dengan N. berdasarkan jumlah
anggotanya, populasi dapat kita bedakan menjadi dua jenis, yaitu populasi terbatas dan
populasi tidak terbatas. Populasi terbatas yaitu apabila jumlah anggota populasi tersebut
diketahui dengan pasti. Sedangkan populasi tidak terbatas yaitu jika jumlah anggota suatu
populasi tidak dapat diketahui dengan pasti. (Andriani, 2017)
3.3.2 Sampel Penelitian
Sedangkan, sampel adalah sebagian dari anggota populasi yang memberikan
keterangan atau data yang diperlukan dalam suatu penelitian. Dengan kata lain, sampel
adalah himpunan bagian dari populasi. Sampel dapat disimbolkan dengan n. (Andriani,
2017).

3.4 Besar Sampling


Dalam penelitian ini populasi yang digunakan adalah seluruh siswa SMP N 1 Tembilahan
yang berusia 12-15 Tahun baik laki-laki maupun perempuan yang berjumlah. Sedangkan
sampel yang akan peneliti ambil adalah 15% dari total populasi yang ada

18
3.5 Teknik Sampling
Jenis sampel yang digunakan adalah sampel acak berlapis yang termasuk kedalam sampel
probabilitas. Peneliti mengambil jenis sampel acak berlapis dikarenakan jenis sampel itulah
yang sesuai dengan kebutuhan penelitian. Populasi akan dikelompokkan berdasarkan usia,
lalu dari masing-masing kelompok usia akan diambil bebrapa individu yang akan dignakan
sebagai sampel
3.6 Variabel Penelitian dan Definisi Operasional
3.6.1 Variabel Penelitian
Variabel adalah segala sesuatu yang berbentuk apa saja yang ditetapkan oleh peneliti
untuk dipelajari sehingga diperoleh informasi tentang hal tersebut, kemudian ditarik
keksimpulannya (Sugiyono. 2012). Variabel penelitian adalah objek penelitian atau apa
yang menjadi perhatian suatu titik perhatian suatu penelitian (Arikunto, 2010). Penelitian
ini pada dasarnya untuk mengukur suatu variabel yang terdapat pada subjek, dengan
menggunakan suatu instrument yang telah valid dan reliable (Dharma, 2011).
3.6.2 Definisi Operasional
Tabel
Definisi Operasional
No Variabel Definisi Operasional Cara Ukur Alat Skala Hasil
Ukur Ukur Ukur
1 Berat beban berat beban tas Dengan Lemba Skala
tas punggung punggung adalah cara ran rasio
suatu tas yang menyebarka kusion
memiliki gaya tarik n kusioner er
kebawah akibat suatu yang berisi
benda yang dibawa 10
diatas punggung atau pertanyaan
dapat diakatakan juga
berat beban tas
punggung adalah
berat pada tas akibat
mebawa benda

19
didalamnya yang
diletakkan diatas
punggung. batas
berat beban tas
punggung yang
diperbolehkan untuk
dibawa yaitu tidak
boleh lebih dari 10-
15% berat badan
2 Keluhan ialah sindroma klinik Dengan Lemba Skala
nyeri yang ditandai dengan cara ran rasio
punggung gejala utama nyeri menyebarka kusion
bawah atau perasaan lain n kusioner er yang
yang tidak nyaman yang berisi berisi
didaerah punggung 15 tentang
bawah pertanyaan konsep
nyeri
pungg
ung
bawah.
Skala
yang
digunk
an
adalah
skala
likert

3.7 Jenis dan Cara Pengumpulan Data


3.7.1 Jenis Data
3.7.1.1 Data Primer

20
Data primer pada penelitian ini didapatkan langsung dari responden dengan melakukan
survey awal dengan cara memberikan lembaran kusioner pada siswa-siswa yang
menggunakan tas punggung serta berusia 12-15 tahun di SMP N 1 Tembilahan.
3.7.1.2 Data Sekunder
Data sekunder pada penelitian digunakan sebagai alat pendukung yang didapatkan dari
berbagai sumber seperti buku, skripsi, serta jurnal yang berkaitan dnegan topic
penelitian.
3.7.2 Pengumpul Data
3.7.2.1 Izin Pengambilan Data Awal
Pengumpulan data awal pada penelitian ini ialah diawali dengan memberikan surat izin
dari pihak Program Studi Keperawatan STIKes Hang Tuah Pekanbaru melalui web
yang login dengan data mahasiswa. Setelah surat-surat tersebut sesuai dengan syarat
yang ditentukan kemudian surat tersebut diantarkan ke tempat tujuan yaitu SMP N 1
Tembilahan pada bagian Tata Usaha (TU). Kemudian surat ini akan diberikan kepada
kepala sekolah untuk meminta persetujuan penelitian. Setelah mendapatkan persetujuan
dari kepala sekolah, surat akan diberikan kepada bagian Tata Usaha lagi. Setelah itu,
pihak tata usaha yang menyampaikan bahwa kepala sekolah telah setuju untuk peneliti
melakukan penelitian. Peneliti akan meminta data siswa dari sekolah tersebut dan
memilah mana yang masih berusia 12-15 tahun untuk mendapatan data awal.
3.7.2.2 Instrumen Penelitian
Instrumen penelitian adalah suatu alat yang digunakan untuk mengumpulkan data atau
informasi yang diinginkan atau dibutuhkan oleh peneliti. Instrument biasanya dipakai
oleh peneliti untuk menanyakan atau mengamati responden sehingga diperoleh data yang
dibutuhkan (Andriani, 2017).
Dalam penelitian ini, peneliti menggunakan kusioner sebagai alat pengumpul data.
Kusioner sebagai alat pengumpul data terdiri dari serangkaian pertanyaan atau
pernyataan tertulis yang digunakan untuk mengumpulkan data atau informasi yang
diinginkan. Pertanyaan yang digunakan dalam kusioner dibagi menjadi dua jenis
pertanyaa. Yaitu pertanyaan terbuka dan tertutup. Dalam penelitian ini, peneliti
mengambil kedua jenis pertanyaan tersebut kedalam kusioner. Instrumen pada penelitian
ini dibagi menjadi 3 kusioner yaitu sebagai berikut :

21
1. Demografi
Pada bagian ini kusioner berisikan mengenai identitas diri responden seperti tanggal
pengisian, inisiaal, umur, jenis kelamin, berat badan, berat tas punggung, keseringan
membawa tas punggung
2. Berat Beban Tas Punggung
Pada bagian kedua ini kusioner berisikan pertanyaan mengenai berat beban tas
punggung dan berisi sekitar 10 pertanyaan yang bersifat positif. Menggunakan
kusioner Roland-Morris dengan pilihan jawaban “ya” atau “tidak”.
3. Keluhan Nyeri Punggung Bawah
Pada bagian ketiga ini, kusioner beriskan pertanyaan mengenai nyeri punggung
bawah, seperti sejak kapan mengalami nyeri punggung bawah, karakteristik nyeri,
skala nyeri, intensitas nyeri, dll.
3.7.3 Validitas dan Reliabilitas
Validitas yang diartikan sebagai keabsahan. Dalam sebuah penelitian, keabsahan sering
dikaitkan dengan instrument atau alat ukur penelitian itu sendiri. Suatu alat ukur
dikatakan valid atau memiliki validitas tinggi apabila alat ukur tersebut memang dapat
mengukur apa yang hendak peneliti ukur. Validitas instrument sangat diperlukan dalam
suatu penelitian karena validitas merupakan ukuran mutu dan kebermaknaan suatu
penelitian. Validitas mencerminkan ukuran kejituan instrument penelitian untuk
mengukur dan menggali fakta yang tersembunyai. (Andriani, 2017).
1. Berat Beban Tas Punggung
2. Keluhan Nyeri Punggung Bawah
3.8 Pengolahan Data
Pengolahan data pada penelitian ini akan menggunakan computer, dimana data akan
digunakan digunakan sebagai alat untuk diolah serta dianalisis. (Notoadmojo, 2010).
Terdapat bebrapa tahap dalam mengolah data sendiri, sehingga dapat menghasilkan data
dengan kualitas baik dan mengurangi serta mencegah terjadinya GIGO (Garbage In Garbage
Out)
1. Editing
Editing merupakan kegiatan koreksi dan seleksi data yang telah dikumpulkan. Data yang
terkumpulkan dikoreksi satu per satu, baik data primer maupun data sekunder. Kegiatan

22
koreksi data terkandung maksud untuk mendapat data yang benar, sehingga diharapkan
nanti dalam analisis tidak terjadi kesalahn, bahkansalah pembahasan atau salah
penyimpulan. Kegiatan seleksi data adalah memilah-milah data yang terkumpul untuk
mendapatkan data yang sesuai dengan kebutuhan penelitian.
2. Klasifikasi/Pengelompokan
Pada kegiatan pengelompokan data dimulai dengan mengelompokkan data dalam data
diskrit dan data continue. Klalsifikasi data juga mengelompokkan jenis skala datanya ,
skala nominal, ordinal, interval, dan rasio.
3. Coding
Kegiatan coding merupakan kegiatan pemberian kode pada data. Kegiatan coding
bertujuan untuk meringkas data dan memudahkan dalam analisis data. Biasanya, kode
yang diberikan pada data berbentuk angka atau numeric, karena mempercepat proses
data pada computer. Banyak software yang dapat digunakan untuk mengolah data
dikomputer, salah satuyang terkenal adalah SPSS.
4. Tabulating
Tabulating sering juga dikatakan sebagai penyusunan table induk. Tabulating pada
kegiatan pengolahan data merupakan kegiatan meringkas jawaban dari kusioner menjadi
satu tabelinduk yang memuat semua jawaban responden.
5. Saving
Kegiatan saving dilakukan baik dalam penelitian dalam waktu singkat, data langsung
diolah dianalisis ataupun pda penelitian yang memerlukan waktu yang lama seperti ohort
atau longitudinal yang datanya tidak segera dianalisis. Penyimpanan data dapat
dilakukan secara manual ataupun elektronik.
3.9 Analisis Data
3.9.1 Analisis Univariat
Analisis univariat adalah suatu tekhnik analisis data terhadap satu variabel secara
mandiri, tiap variabel dianalisis tanpa dikaitkan dengan variabel lainnya. Analisis
univariat biasa juga disebut dengan analisis deskriptif atau statistic deskriptif yang
bertujuan menggambarkan kondisi fenomena yang dikaji. Analisis univariat merupakan
metode analisis yang paling mendasar terhadap suatu data. Hampir dipatikan semua
laporan, baik laporan penelitian, praktek, laporan bulanan dan informasi yang

23
menggambarkan suatu fenomena, menggunakan analisis univariat. Model analisis
univariat dapat berupa menampilkan angka hasil pengukuran, ukuran tendensi central,
ukuran disperse/deviasi/variability, penyajian data ataupun kemiringan data. (Cahyono,
2018)
3.9.2 Analisis Bivariat
Pada analisis ini digunakan untuk menguji hubungan antara dua variabel, yaitu hubungan
antara masing-masing variabel independen dengan variabel dependen. Menurut Gunarto
(2018) pada teknik analisis bivariat digunakan jika terdapat dua variabel yang akan
dianalisis
3.10 Etika Penelitian
Flew (1984) sebagaimana dikutip dalam May (1993) menyatakan bahwa etika adalah suatu
kumpulan kaidah-kaidah yang diapakai oleh suatu kelompok masyarakat sebagai acuan
untuk mengatur perilaku anggotanya untuk membedakan tindakan/perilaku yang sah atau
dapat diterima dari yang tidak dapat diterima (Andriani, 2017). Etika penelitian sosial adalah
sekumpulan kaidah-kaidah yang membantu peneliti untuk menjunjung tinggi nilai-nilai dan
yang member petunjuk mengenai tujuan penelitian mana yang penting dan untuk
menyelesaikan pertentangan dalam nilai-nilai dan tujuan penelitian. Ada dua fungsi utama
penelitian. Fungsi yang pertama adalah untuk memberikan perlindungan kepada anggota
masyarakat yang menjadi objek penelitian. Fungsi yang kedua adalah untuk memberikan
petunjuk bagi para peneliti dalam melaksankaan tanggung jawabnya. (Andriani, 2017).
Terdapat empat hal yang harus diperhatikan oleh para peneliti untuk menjaga hak dan harga
diri subjek penelitian :
1. Consent (persetujuan)
Prosedur ini harus dilakukan peneliti untuk memastikan agar subjek penelitian benar-
benar bersedia berpartisipasi dalam penelitian secara sukarela. Persetujuan meliputi tiga
elemen yaitu :
a. Kapasitas
Didefinisikan sebagai kemampuan subjek penelitian untuk memutuskan apakah dia
menginginkan untuk berpartisipasi dalam penelitian. Dalam hal ini seorang anak dan
orang cacat mental dianggap tidak memiliki kapasitas tersebut.
b. Informasi

24
Berarti peneliti telah memberikan informasi secukupnya agar responden memahami
tujuan penelitian dan peran mereka dalam penelitian tersebut.
c. Sukarela
Berarti bahwa subjek penelitian memilih berpartisipasi terhadap penelitian secara
sukarela dan bebas mengundurkan diri dari penelitian kapan saja. Harus dipastikan
bahwa tidak ada usaha pemaksaan, pemalsuan, kebohongan, atau ancaman.
(Andriani, 2017).
2. Bahaya atau Resiko
Salah satu hal terpenting dalam etika penelitian adalah kita tidak boleh membahayakan
subjek penelitian kita. Termasuk dalam kategori bahaya adalah membahayakan
responden secara fisik maupun mengakibatkan merasa stress, merasa malu atau
dipermalukan. Harga diri subjek penelitian harus dijaga oleh setiap peneliti. (Andriani,
2017).
3. Privasi
Setiap subjek penelitian mempunyai hak untuk tidak mau diketahui bahwa ia
berpartisipasi dalam penelitian kita dan hak agar informasi yang diberikan kepada kita
tidak dapat dikaitkan dengan mereka. Informasi yang digunakan dalam penelitian dan
dipublikasikan harus dibuat sedemikan rupa sehingga dapat menjamin kerahasiaan
subjek penelitian (Andriani, 2017).
4. Kebohongan
Kebohongan dalam penelitian mencakup kesalahan dalam menginterpretasikan fakta
yang terkait pada tujuan penelitian. Meniadakan atau menghilangkan fakta sama
buruknya dengan salah menginterpretasikan. Bila terdapat kesalahan interpretasi pada
sebagian pada sebagian dari penelitian, sebetulnya subjek penelitian dapat dianggap
tidak sepenuhnya memberikan konsen atau bersedia menjadi partisipan pada penelitian
dan secara moral penelitian tersebut tidak dapat dibenarkan. (Andriani, 2017).

25
DAFTAR PUSTAKA

ACA. American Chiropractic Association. (2011). Backpack Missue Leads to Chronic Backpain,
Doctor c.

Andriani, Durri., Dkk. (2017). Metode Penelitian Edisi 1. Universitas Terbuka-Kementerian


Riset, Teknologi, dan Pendidikan Tinggi.

26
AOTA. (2013). American Occupational Therapy Association. https://www.aota.org/. Diakses
pada tanggal 2 Mei 2020

Arikunto, S. (2010). Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik (edisi revisi). Jakarta :
Rineka Cipta.

Batubara, J.B. (2010). Adolescent Development (Perkembangan Remaja). Vol. 12, No. 1.

Casazza, B., (2012). Diagnosis and Treatment of Acute Low Back Pain. University of North
Caroline School of Medicine, Chapel Hill, North Caroline. Availabele
from:http://www.aafp.org/afp/2012/0215/p343.pdf[accessed : 2 Mei 2020].

Dharma, K. (2011). Metodologi Penelitian Keperawatan. Jakarta :CV. Trans Info Media

Dorland. (2010). Kamus Kedokteran Dorland. Edisi 31. Jakarta : EGC.

Dumonondor, Stefany ., Angliadi, engeline & Sengkey, Lidwina. (2015). Hubungan


Penggunaan Ransel Dengan Nyeri Punggung Dan Kelainan Bentuk Tulang Belakang
Pada Siswa Di Smp Negeri 2 Tombatu. Jurnal e-Clinic (eCl), Volume 3, Nomor 1.
https://ejournal.unsrat.ac.id/index.php/eclinic/article/view/6824

Legiran., Suciati, Tri., Pratiwi, Meirisa Rahma. (2018). Hubungan antara Penggunaan Tas
Sekolah dan Keluhan Muskuloskeletal pada Siswa Sekolah Dasar. JKK, Volume 5, No.1.
https://ejournal.unsri.ac.id/index.php/jkk/article/download/6120/3305

Lisanti., Martini & Widjasena, Baju. (2017). Hubungan Penggunaan Tas Punggung Dengan
Keluhan Muskuloskeletal Pada Siswa Mi Nashrul Fajar Meteseh Kecamatan Tembalang
Kota Semarang. JURNAL KESEHATAN MASYARAKAT (E-Journal)
Volume 5, Nomor 4. http://ejournal3.undip.ac.id/index.php/jkm

Mahendrayani, Luh Ita., Purnawaty, Susi & Andayani, Nopi. (2014). Hubungan Berat Tas
Dengan Nyeri Punggung Bawah Pada Anak Sekolah Umur 12-14 Tahun Di Denpasar.
Bali : Universitas Udayana Bali.

Notoatmodjo, S. (2010). Metodelogi Penelitian Kesehatan. Jakarta : Rineka Cipta

Notoadmojo, S. (2012). Promosi Kesehatan dan Perilaku Kesehatan. Jakarta : Rineka Cipta

27
Panduwinata, W. (2014). Peranan Magnetic Resonance Imaging dalam Diagnosis Nyeri
Punggung Bawah Kronik. CDK-215, Vol. 41, No. 4

Pinem, Alfi Syahri & Sutysna, Hendra. (2018). Hubungan Penggunaan Tas Jenis Ransel dengan
Kejadian Nyeri Punggung Bawah pada Siswa Kelas V Sekolah Dasar Muhammadiyah 08
Medan Tahun 2016. Anatomica Medical Journal, Vol 1 No 1.
http://jurnal.umsu.ac.id/index.php/AMJ

Putranto, H.,T., Rafael, D., Andi, W. (2014). Hubungan Postur Tubuh Menjahit dengan Keluhan
Low Back Pain pada Penjahit di Pasar Kota Makassar. Skripsi, Makassar, Universitas
Hasanudin. Indonesia.

Simamora, Marthalena., Sinuraya Elida & Harahap, Nurlelasari. (2017). Hubungan Berat Tas
Punggung Dengan Nyeri Punggung Bawah Pada Anak Usia Sekolah. Jurkessutra (Jurnal
Kesehatan Surya Nusantara). Universitas Sari Mutiara Indonesia.
http://jurnal.suryanusantara.ac.id/index.php/jurkessutra/article/download/12/12

Sholeh, Moh Nur. (2019). Mekanika Rekayasa Ilmu Dasar Teknik Sipil. Institusi Universitas
Diponegoro : Deepublish

Umami, A.R., Hartanti, R.I., Sujoso, A.D.P. (2014). Hubungan antara Karakteristik Responden
dan Sikap Kerja Duduk dengan Keluhan Nyeri Punggung Bawah (Low Back Pain).
Pustaka Kesehat. 2, 72-78.

Winata, S.D. (2014). Diagnosis dan Penatalaksanaan Nyeri Punggung Bawah dari Sudut
Pandang Okupasi. J. Kedokt Meditek, Vol.20, No.54.

28

Anda mungkin juga menyukai