BAB 1
PENDAHULUAN
Tahun 1997 :
1. Juara II lomba karaoke lagu melayu
2. Juara II puskesmas berprestasi TK kotamadya Palembang
3. Juara I lomba Toga TK kotamadya Palembang (kel 1 ilir)
4. Juara lomba Toga TK pro Sumsel (kel sungai buah plg)
5. Juara II lomba Toga TK nasional (kel sungai buah Palembang)
2
Tahun 1999 :
1. Juara III puskesmas bersih berprestasi TK kota Palembang
2. Juara I lomba Posyandu TK kota Palembang
Tahun 2000 :
1. Juara I lomba balita TK kecamatan IT II
2. Juara I lomba balita TK kota Palembang KU 2-5 th
3. Juara III paramedis teladan TK kota Palembang
Tahun 2003 :
1. Juara III lomba UKS TK kota Palembang
Tahun 2007 :
1. Juara I lomba kelurahan Siaga TK Provinsi (kel 2 ilir Palembang)
2. Juara I lomba PHBS TK kota Palembang (kel sungai buah plg)
Tahun 2013 :
1. Juara II tenaga gizi teladan TK provinsi
Tahun 2015 :
1. Juara II lomba paduan suara dalam rangka HKN a.n TIM paduan suara
Puskesmas Sabokiking
Itulah beberapa penghargaan yang perna diperoleh Puskesmas Sabokiking
kota Palembang. Membuat saya tertarik untuk melakukan penelitian disana.
Apakah motivasi dan disiplin kerja yang diberikan karyawan saat ini
mempengaruhi kinerja karyawan yang diindikasikan oleh prestasi yang dicapai.
Tujuan Puskesmas adalah menyelenggarakan upaya kesehatan yang
bersifat menyeluruh, terpadu, merata, dapat diterima dan terjangkau oleh
masyarakat, dengan peran serta aktif masyarakat dan menggunakan hasil
pengembangan ilmu pengetahuan dan teknologi tepat guna, dengan biaya yang
dapat dipikul oleh pemerintah dan masyarakat.
3
Menurut Rivai (2010) menyatakan disiplin kerja adalah suatu alat yang
digunakan para manajer untuk melakukan komunikasi dengan tenaga kerja agar
mereka bersedia untuk mengubah suatu perilaku serta sebagai upaya untuk
meningkatkan kesadaran dan kesediaan seseorang mentaati semua peraturan.
Menurut Menurut Sinambela, dkk (2012) menyatakan bahwa kinerja
karyawan didefinisikan sebagai kemampuan karyawan dalam melakukan sesuatu
keahlian tertentu. Kinerja karyawan sangatlah perlu, sebab dengan kinerja ini akan
diketahui seberapa jauh kemampuan pegawai dalam melaksanakan tugas yang
dibebankan kepadanya. Untuk itu diperlukan penentuan kriteria yang jelas dan
terukur serta ditetapkan secara bersana – sama yang dijadikan sebagai acuan.
Karyawan pada umunya adalah manusia biasa yang memiliki berbagai
keinginan tertentu yang diharapkan akan dipenuhi oleh perusahaan tempat mereka
bekerja. Motivasi akan mempengaruhi jenis penyesuaian yang dilakukan oleh
karyawan pada perusahaan.
Hadari Nawawi (2015) menyatakan motivasi adalah suatu kondisi yang
mendorong sebab seseorang melakukan suatu perbuatan atau kegiatan yang
berlangsung secara sadar. Motivasi bisa datang dari dalam diri sendiri untuk
mendapatkan sesuatu untuk mencapai apa yang diinginkan seperti peningkatan
jabatan karyawan berprestasi. Motivasi kerja karyawan juga dapat dilihat dari
bagaimana kinerja dari seorang pemimpin harus bisa menggerakan motivasi
karyawanya dan disiplin terhadap peraturan yang sudah ditentukan.
Upaya melayani pasien terdiri dari upaya kesehatan wajib dan upaya
kesehatan pengembangan. Upaya kesehatan wajib ini memberikan daya ungkit
paling besar terhadap Keberhasilan Pembangunan Kesehatan melalui peningkatan
“Indeks Pembangunan Manusia (IPM)” serta merupakan kesepakatan Global
maupun Nasional. Yang termasuk dalam Upaya Kesehatan wajib seperti Promosi
kesehatan, kesehatan lingkungan, kesehatan ibu anak dan keluarga berencana,
perbaikan gizi masyarakat, pencegahan dan pemberantasan penyakit menular dan
pengobatan. Sedangkan upaya kesehatan pengembangan ditetapkan berdasarkan
permasalahan kesehatan yang ditemukan di masyarakat setempat serta disesuaikan
dengan kemampuan puskesmas, upaya kesehatan ini ditetapkan bersama Dinas
4
Tabel 1.1
Berikut data Tabel Karyawan Sakit, Izin, Alfa, Pulang Cepat, Datang Terlambat Pada Puskesmas Sabokiking
Bulan Juni s/d November Tahun 2019
SAKIT IZIN ALFA PULANG CPT DTG Rata-rata Terjadi
NO BULAN TERLAMBAT Tidak Indisipliner
JLH % JLH % JLH % JLH % JLH % karyawan per Bulan
1 Juni 5 8,1% 22 35,5% 6 9,7 % 13 20,9% 16 25,8% 22,9%
2 Juli 7 2,7% 29 11,1% 9 3,4% 84 32,1% 133 50,8% 24,3%
3 Agustus 3 2,1% 10 6,9% 3 2,1% 22 14,9% 107 73,8% 24,4%
4 September 23 11,8% 46 23,6% 19 9,7% 15 7,7% 92 47,2% 22,0%
5 Oktober 11 7,2% 19 12,5% 22 14,5% 8 5,3% 92 60,5% 23,2%
6 November 19 15,1% 25 19,8% 0 0 8 6,3% 74 58,7% 21,2%
Rata-rata tindak indisipliner karyawan dalam 6 bulan terakhir 23%
Tabel 2 diatas menggambarkan tingkat ketidakhadiran karyawan di Puskesmas Sabokingking Palembang selama bulan Juni s/d
bulan November 2019 terdiri dari karena alasan sakit, izin, alfa, pulang cepat, dan datang terlambat. Ketidakhadiran karyawan karena sakit dapat
dikategorikan sebagai ketidakhadiran yang tidak bisa dihindari sehingga tidak bisa dikatakan sebagai tindak Indisipliner karyawan, sedangkan
ketidakhadiran karyawan karena izin yang tidak ada penjelasan melalui surat dapat dianggap sebagai tindak Indisipliner begitu juga dengan
ketidakhadiran karena Alfa atau tidak ada berita, pulang cepat, dan datang terlambat. Apabila dipersentasekan keempat tindak indisipliner karyawan
tersebut selama bulan Juni terakhir rata-rata 22,9%, bulan Juli 24,3%, bulan Agustus 24,4%, bulan September 22,0%, bulan Oktober 23,2%, dan bulan
November 21,2%. Sehingga apabila dirata-ratakan tindak Indisipliner karyawan dalam 6 bulan terakhir adalah 23% sehingga dapat dikatakan ini
sebagai pelanggaran disiplin kerja.
7
1. Manfaat Teoritis
Manfaat teoritis dari penelitian ini akan berguna bagi penulis dalam
mengerti dan memahami mengenai motivasi dan disiplin kerja
karyawan, dimana penulis akan mendapatkan hasil apakah motivasi
dan disiplin kerja berpengaruh pada kinerja pelayanan pasien dan
dapat memberikan acuan terhadap apakah yang akan dilakukan di
masa yang akan datang terhadap penelitian tersebut.
2. Manfaat Praktis
Manfaat praktis penelitian ini akan bermanfaat bagi puskesmas yang
bersangkutan yaitu Puskesmas Sabokingking untuk lebih
meningkatkan mutu pelayanan dan kinerja karyawannya. Penelitian ini
akan memberi petunjuk apa saja faktor yang dapat meningkatkan mutu
dan kinerja karyawannya.
8
Gambar 2.1
MOTIVASI
KERJA
(X1) KINERJA PELAYANAN
PASIEN
(Y)
DISIPLIN
KERJA
(X2)
Gambar 2.1 menunjukan bahwa motivasi dan disiplin kerja merupakan variabel
bebas yang akan dibandingkan dengan kinerja pelayanan sebagai variabel terikat.
Variabel tersebut diharapkan mampu mempengaruhi kinerja pelayanan pasien
pada Puskesmas Sabokingking di Palembang.
Sehingga diharapkan dapat memberikan gambaran dan arah mana yang dilakukan
dalam penelitian tersebut, serta memberikan gambaran jika penelitian tersebut
telah selesai dilaksanakan.
Tabel 3.1
Operasional Variabel
2. Sampel Penelitian
Yang menjadi sampel atau responden dalam penelitian ini adalah
karyawan pada seluruh bagian yang berjumlah 43 orang. Karena
motivasi dan disiplin kerja serta kinerja pelayanan pasien pada seluruh
bagian yang akan menjaga dan meningkatkan kualitas pelayanan pada
puskesmas.
2. Wawancara
Arikunto (2010) menyatakan bahwa wawancara adalah sebuah dialog
yang dilakukan pewawancara untuk memperoleh informasi dari
terwawancara. Hasil tanggapan yang diberikan responden terhadap
pertanyaan dalam kuesioner diklasifikasikan untuk dilakukan
pengukuran.
14
b. Uji Heteroskedastisitas
Uji Heteroskedastisitas adalah varian residual yang tidak
sama pada semua pengamatan didalam model regresi. Pengujian
heteroskedastisitas menggunakan metode grafik (melihat pola titik-
titik pada regresi). Dasar kriterianya dalam pengambilan keputusan
yaitu :
Jika ada pola tertentu seperti titik-titik yang ada membentuk
suatu pola tertentu yang teratur (bergelombang, melebar kemudian
menyempit), maka terjadi heteroskedastitaas. Jika tidak ada pola
yang jelas, seperti titik-titik menyebar diatas dan dibawah angka 0
pada sumbu Y, maka tidak terjadi heteroskedastisitas.
c. Uji Multikolonieritas
Uji multikolonieritas bertujuan untuk menguji apakah pada
model regresi ditemukan adanya korelasi antar variabel
independen. Jika terjadi korelasi maka dinamakan terdapat problem
(multiko). Model regresi yang baik seharusnya tidak terjadi
korelasi antara variabel independen. Untuk mendeteksi adanya
problem multiko, maka dapat dilakukan dengan melihat nilai
varianceinflation factor (vif) serta besaran korelasi antar variabel
independen.
2. Uji Hipotesis
Pengujuan hipotesis yang digunakan dalam penelitian ini
menggunakan analisis regresi linier berganda berdasarkan uji
signifikansi simultan (F tes), uji koefisien determinasi (R 2), uji
signifikansi parameter individual (T tes).
16
Dimana :
a = konstanta regresi
b1,b2 = koefisien regresi
e = residual
Y = variabel kinerja karyawan
X1 = variabel motivasi
18
Tabel 3.2
Skala Pengukuran
Alternatif Bobot/Nilai Positif
Sangat setuju/Selalu/Sangat positif 5
Setuju/Sering/Positif 4
Ragu-ragu/Kadang-kadang/Netral 3
Tidak setuju/Hampir tidak pernah/Negatif 2
Sangat tidak setuju/Tidak perna 1
Sumber : Sugiyono (2018)
DAFTAR PUSTAKA
19
Noor, Juliansyah. Dr. Metodologi Penelitian: Skripsi, Tesis, Disertasi, dan Karya
ilmiah, Edisi ke-6, Jakarta: PT. Kharisma Putra Utama. 2016.