Anda di halaman 1dari 17

PROPOSAL SKRIPSI

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF STUDENT


TEAMS ACHIEVEMENT DIVISON (STAD) PADA MATA PELAJARAN
DASAR PERANCANGAN TEKNIK MESIN DALAM UPAYA
PENINGKATKAN HASIL BELAJAR

Disusun Guna Memenuhi Tugas Individu Mata Kuliah


Metodologi Penelitian

Dosen Pengampu:
Prof. Basuki Wibawa

Disusun Oleh:
Abdul Latif Hasan 1502617016

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN VOKASIONAL TEKNIK MESIN


FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS NEGERI JAKARTA
2020
I. PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Mengutip dari apa yang dikatakan oleh Ki Hajar Dewantara, pendidikan ialah
upaya memajukan budi pekerti, pikiran serta jasmani anak agar dapat memajukan
kesempurnaan hidup dan menghidupkan anak yang selaras dengan alam.
Pendidikan adalah sebagai usaha sadar yang dilakukan masyarakan melaluit
kegiatan pembelajaran baik di sekolah maupun di luar sekolah. Usaha sadar yang
dilakukan di sekolah dapat dilakukan dalam bentuk pembelajaran di keas dimana
terdapat pendidik dan peserta didik.
Pendidikan kejuruan merupakan pendidikan menengah yang mempersiapkan
peserta didik terutama untuk bekerja dalam bidang tertentu sesuai dengan
kebutuhan di dunia usaha dan industri yang mampu mengembangkan potensi diri
menyesuaikan teknologi. SMK atau Sekolah Menengah Kejuruan merupakan
salah satu jenis pendidikan kejuruan. Pendidikan kejuruan sendiri merupakan
suatu pendidikan yang dilakukan di lingkungan sekolah dan bersifat formal.
Untuk menghasilkan suatu SDM yang berkualitas, dibutuhkan dan
digunakanlah berbagai macam model dalam pembelajaran. Penggunaan model
pembelajaran digunakan agar hasil belajar peserta didik dapat ditingkatkan.
Penggunaan model pembelajaran yang baik maka dapat mencapai hasil belajar
yang baik pula. Hasil belajar dapat diartikan sebagai tingkat keberhasilan
siswa dalam mempelajari pelajaran di sekolah yang dinyatakan dalam skor
yang diperoleh dari hasil tes mengenal sejumlah materi pelajaran tertentu
(Susanto : 2013).
Untuk meningkatkan hasil belajar, tentu saja dibutuhkan suatu peningkatan
peserta didik dalam aktivitas belajar dan minat belajar. Menurun nya minat belajar
sejalan dengan perkembangan teknologi. Berdasarkan berita yang dikutip oleh
Sindonews, minat belajar para pelajar berkurang dikarenakan penggunaan gadget
yang melebihi batas. Ini menandakan bahwa model pembelajaran yang digunakan
pada saat ini cenderung membosankan dan peserta didik cenderung mengarah
kepada suatu hal yang menarik seperti penggunaan gadget. Menjadi tantangan
tersendiri mengingat dibutuhkan suatu model pembelajaran baru agar minat
belajar lebih tinggi dibandingkan bermain dengan gadget, khususnya pada tingkat
SMK dimana seharusnya belajar menjadi hal yang wajib karena peserta didik
dibimbing agar menjadi pribadi yang siap untuk mengarungi dunia kerja.
Pembelajaran kooperatif adalah bentuk pembelajaran dengan cara peserta
didik belajar dan bekerja dalam kelompok-kelompok kecil secara
kolaboratif yang anggotanya terdiri dari empat sampai enam orang dengan
struktur kelompok yang heterogen (Rusman : 2012). Model STAD (Student
Team Achievement Division) merupakan variasi pembelajaran kooperatif.
Keuntungan dan kelamahan dari Pembelajaran kooperatif tipe STAD yaitu
memberikan kesempatan kepada siswa untuk menggunakan keterampilan
bertanya dan membahas suatu masalah, memberikan kesempatan kepada siswa
untuk lebih intensif mengadakan penyelidikan mengenai suatu masalah,
mengembangkan bakat kepemimpinan dan mengajarkan keterampilan
berdiskusi, memberikan kesempatan kepada siswa untuk mengembangkan
rasa menghargai, menghormati pribadi temannya, danmenghargai pendapat
orang lain
Dasar Perancangan Teknik Mesin sendiri adalah mata pelajaran dalam
Sekolah Menengah Kejuruan yang mempelajari ilmu ilmu teknik seperti analisis,
desain, prinsip fisika dalam suatu hal, pemahaman material, dan lainnya. Model
pembelajaran STAD diharapkan dapat menyampaikan materi secara lebih menarik
karena melibatkan suatu kelompok siswa dan membuat pembelajaran lebih
interaktif sehingga minat belajar siswa akan lebih baik, dan dengan begitukah
hasil belajar akan meningkat.

B. Rumusan Masalah
Dari latar belakang permasalahan yang telah disebutkan diatas, maka masalah
dapat dirumuskan sebagai berikut:
1. Bagaimana ekeftifitas dari model pembelajaran kooperatif Student Teams
Achievement Division (STAD) pada mata pelajaran Dasar Perancangan
Teknik Mesin?
2. Bagaimana respon siswa dalam penerapan model pembelajaran kooperatif
Student Teams Achievement Division (STAD) pada mata pelajaran Dasar
Perancangan Teknik Mesin?
3. Bagaimana hasil belajar siswa setelah diterapkannya model pembelajaran
kooperatif Student Teams Achievement Division (STAD) pada mata
pelajaran Dasar Perancangan Teknik Mesin?

C. Tujuan Penelitian
Seperti yang telah dijelaskan pada latar belakang dan rumusan permasalahan
diatas, tujuan penelitian ini adalah sebagai berikut:
1. Meningkatkan ekeftifitas dari model pembelajaran kooperatif Student
Teams Achievement Division (STAD) pada mata pelajaran Dasar
Perancangan Teknik Mesin.
2. Meningkatkan respon siswa dalam penerapan model pembelajaran
kooperatif Student Teams Achievement Division (STAD) pada mata
pelajaran Dasar Perancangan Teknik Mesin.
3. Meningkatkan hasil belajar siswa setelah diterapkannya model pembelajaran
kooperatif Student Teams Achievement Division (STAD) pada mata
pelajaran Dasar Perancangan Teknik Mesin.

D. Manfaat Hasil Penelitian


1. Bagi Sekolah, ini merupakan suatu inovasi kegiatan pembelajaran yang
cukup efektif dan dapat meningkatkan hasil belajar peserta didik.
2. Bagi Guru, penelitian ini bermanfaat agar dapat memberikan suatu
gambaran hasil yang didapat dari penerapan metode ini agar kedepannya
dapat menerapkan metode pembelajaran ini atau tidak serta bermanfaat
mengembangkan kegiatan pembelajaran Dasar Perancangan Teknik Mesin
bagi SMK.
3. Bagi siswa, penelitian ini bermanfaat meningkatkan hasil belajar Dasar
Perancangan Teknik Mesin.

II. LANDASAN TEORI DAN HIPOTESIS TINDAKAN


Berdasarkan rumusan masalah diatas, landasan teori dan hipotesis yang
mendukung Penelitian Tindakan Kelas ini adalah teori teori tentang model
pembelajaran, hasil belajar, hubungan model pembelajaran dengan hasil belajar :
A. Model Pembelajaran
1. Pengertian Model Pembelajaran
Model Pembelajaran adalah semua rentetan presentasi materi yang terdiri
dari semua faktor mulai dari pra, sedang dan pasca pembelajaran yang
dilaksanakan oleh pendidik. Dengan berbagai instrumen yang dipakai secara
tidak langsung maupun langsung dalam aktivitas belajar mengajar.
Model pembelajaran bisa dikatakan sebagai strategi atau pola yang
dimanfaatkan untuk membuat kurikulum, pengarahan bagi pengajar dan
menyusun materi siswa di kelas. Sehingga siswa bisa lebih efektif dan
efisien dalam mendapatkan ilmu pengetahuan.
Dalam perjalanannya model pembelajaran memiliki berbagai metode
untuk dimanfaatkan sebagai strategi pembelajaran. Ketika melihat dari
hakikatnya learning model memiliki sejumlah makna yang luas dari istilah
seperti prosedur/pendekatan, strategi, metode maupun teknik & taktik
pembelajaran.
Berdasarkan Joyce dan Weil (1986:14-15) Model pembelajaran
merupakan sebuah strategi dan metode pada aktivitas pembelajaran yang
didalamnya terdapat empat komponen, yakni:
Syntax (Sintaks). Sintak adalah langkah, fase atau phasing dalam model
pembelajaran yang mana didalamnya menerangkan tentang tata cara
penerapan yang dapat digambarkan secara konkret.
The social system (Sistem sosial). Model pembelajaran dituntut untuk
bisa mengungkapkan fakta akurat tentang pengaruhnya kepada pendidik dan
peserta didik saat aktivitas pembelajaran. Pada sistem sosial ini pendidik
bertugas sebagai pembimbing, penyedia, sumber pertanyaan dan
pengetahuan.
Principle of reaction (Prinsip Reaksi) .Ini adalah suatu komponen yang
mana bagaimana cara pendidik dalam memperlakukan peserta didiknya.
Ada pula hal lain yang perlu dilakukan adalah bagaimana seorang pendidik
harus dapat merespon tentang apa yang peserta didik lakukan.
Support System (Sistem Pendukung). Terdapat tiga komponen yang perlu
diperhatikan dalam sistem pendukung, yakni Bahan, Fasilitas/Sarana,
Instrumen yang bisa dipakai untuk mendukung model pembelajaran.
2. Pengertian Model Pembelajaran Kooperatif STAD
Pembelajaran kooperatif tipe Student Team Achievement Division
(STAD) yang dikembangkan oleh Robert Slavin dan teman-temannya di
Universitas John Hopkin (dalam Slavin, 1995) merupakan pembelajaran
kooperatif yang paling sederhana, dan merupakan pembelajaran kooperatif
yang cocok digunakan oleh guru yang baru mulai menggunakan
pembelajaran kooperatif.
Student Team Achievement Divisions (STAD) adalah salah satu tipe
pembelajaran kooperatif yang paling sederhana. Siswa ditempatkan dalam
tim belajar beranggotakan empat orang yang merupakan campuran menurut
tingkat kinerjanya, jenis kelamin dan suku. Guru menyajikan pelajaran
kemudian siswa bekerja dalam tim untuk memastikan bahwa seluruh
anggota tim telah menguasai pelajaran tersebut. Akhirnya seluruh siswa
dikenai kuis tentang materi itu dengan catatan, saat kuis mereka tidak boleh
saling membantu.
Model Pembelajaran Koperatif tipe STAD merupakan pendekatan
Cooperative Learning yang menekankan pada aktivitas dan interaksi
diantara siswa untuk saling memotivasi dan saling membantu dalam
menguasai materi pelajaran guna mencapai prestasi yang maksimal. Guru
yang menggunakan STAD mengajukan informasi akademik baru kepada
siswa setiap minggu mengunakan presentasi Verbal atau teks.
Menurut Slavin (dalam Noornia, 1997: 21) ada lima komponen utama
dalam pembelajaran kooperatif metode STAD, yaitu:
- Penyajian Kelas
Penyajian kelas merupakan penyajian materi yang dilakukan guru
secara klasikal dengan menggunakan presentasi verbal atau teks.
Penyajian difokuskan pada konsep-konsep dari materi yang dibahas.
Setelah penyajian materi, siswa bekerja pada kelompok untuk
menuntaskan materi pelajaran melalui tutorial, kuis atau diskusi.
- Menetapkan siswa dalam kelompok
Kelompok menjadi hal yang sangat penting dalam STAD karena
didalam kelompok harus tercipta suatu kerja kooperatif antar siswa
untuk mencapai kemampuan akademik yang diharapkan. Fungsi
dibentuknya kelompok adalah untuk saling meyakinkan bahwa setiap
anggota kelompok dapat bekerja sama dalam belajar. Lebih khusus lagi
untuk mempersiapkan semua anggota kelompok dalam menghadapi tes
individu. Kelompok yang dibentuk sebaiknya terdiri dari satu siswa dari
kelompok atas, satu siswa dari kelompok bawah dan dua siswa dari
kelompok sedang. Guru perlu mempertimbangkan agar jangan sampai
terjadi pertentangan antar anggota dalam satu kelompok, walaupun ini
tidak berarti siswa dapat menentukan sendiri teman sekelompoknya.
- Tes dan Kuis
Siswa diberi tes individual setelah melaksanakan satu atau dua kali
penyajian kelas dan bekerja serta berlatih dalam kelompok. Siswa harus
menyadari bahwa usaha dan keberhasilan mereka nantinya akan
memberikan sumbangan yang sangat berharga bagi kesuksesan
kelompok.
- Skor peningkatan individual
Skor peningkatan individual berguna untuk memotivasi agar bekerja
keras memperoleh hasil yang lebih baik dibandingkan dengan hasil
sebelumnya. Skor peningkatan individual dihitung berdasarkan skor
dasar dan skor tes. Skor dasar dapat diambil dari skor tes yang paling
akhir dimiliki siswa, nilai pretes yang dilakukan oleh guru sebelumnya
melaksanakan pembelajaran kooperatif metode STAD.
- Pengakuan kelompok
Pengakuan kelompok dilakukan dengan memberikan penghargaan atas
usaha yang telah dilakukan kelompok selama belajar. Kelompok dapat
diberi sertifikat atau bentuk penghargaan lainnya jika dapat mencapai
kriteria yang telah ditetapkan bersama. Pemberian penghargaan ini
tergantung dari kreativitas guru.
3. Tujuan Model Pembelajaran Kooperatif
Model pembelajaran STAD termasuk model pembelajaran kooperatif.
Semua model pembelajaran kooperatif ditandai dengan adanya struktur
tugas, struktur tujuan dan struktur penghargaan. Dalam proses pembelajaran
dengan model pembelajaran kooperatifsiswa didorong untuk bekerjasama
pada suatu tugas bersama dan mereka harus mengkoordinasikan usahanya
untuk menyelesaikan tugas yang diberikan guru. Tujuan model
pembelajaran kooperaif adalah prestasi belajar akademik siswa meningkat
dan siswa dapat menerima berbagai keragaman dari temannya, serta
pengembangan keterampilan sosial.

B. Hasil Belajar
1. Pengertian Hasil Belajar
Hasil belajar merupakan kemampuan-kemampuan dimiliki siswa setelah
menerima pengalaman belajarnya. Kemampuan-kemampuan tersebut
mencakup aspek kognitif, afektif dan psikomotorik. Hasil belajar dapat
dilihat melalui kegiatan evaluasi yang bertujuan untuk mendapatkan data
pembuktian yang akan menunjukkan tingkat kemampuan siswa dalam
mencapai tujuan pembelajaran. Hasil belajar yang diteliti dalam penelitian
ini ialah hasil belajar kognitif IPS yang mencakup tiga tingkatan yaitu
pengetahuan, pemahaman, dan penerapan. Instrumen yang digunakan untuk
mengukur hasil belajar siswa pada aspek kognitif ialah tes.
2. Hasil Belajar Kognitif, Afektif, dan Psikomotor
Bloom, mengemukakan bahwa hasil belajar bisa berupa
pengetahuan(kognitif), sikap (affektif) dan ketrampilan (psikomotor).
Ketiga domainmerupakan satu kesatuan yang tidak bisa dipisahkan sebagai
wujud kompetensiseseorang.Hasil belajar pengetahuan, lebih mengandalkan
kognisi seseorang, Kognisiini merupakan dasar seseorang untuk melakukan
atau tidak melakukansesuati.Dalam pembelajaran yang berbasis kompetensi
seperti Standar Isi,kompetensi pengetahuan diperoleh dan dibangun melalui
pengelaman belajar yang dialami siswa. Pengalaman belajar lebih
memberikan kesempatan kepadasiswa untuk melakukan aktivitas belajar,
tidak diceramahi guru.Sedangkan hasil belajar afektif, lebih memperlihatkan
pada hasil belajar sikap, intuisi, perasaan, olah rasa, oleh hati dan
kecenderungan seseorang untuk tidak berbuat atau berbuat sesuatu.Hasil
belajar psikomotor lebih memperlihatkan hasil belajar ketrampilanseseorang
melalukan, mengoperasional, mengurutkan prosedur, sesuatu yang ia
pelajari.
3. Tujuan Hasil Belajar
Menurut Sudjana “2005” mengutarakan tujuan penilaian hasil belajar
sebagai berikut:
- Mendeskripsikan kecakapan belajar siswa sehingga dapat diketahui
kelebihan dan kekurangannya dalam berbagai bidang studi atau meta
pelajaran yang ditempuhnya. Dengan pendeskripsian kecakapan
tersebut dapat diketahui pula posisi kemampuan siswa dibandingkan
dengan siswa lainnya.
- Mengetahui keberhasilan proses pendidkan dan pengajaran di sekolah
yakni seberapa jauh keefektifannya dalam mengubah tingkah laku siswa
ke arah tujuan pendidikan yang diharapkan.
- Menentukan tindak lanjut hasil penilaian yakni melakukan perbaikan
dan penyempurnaan dalam hal program pendidikan dan pengajaran
serta sistem pelaksanaannya.
- Memberikan pertanggungjawaban “accountability” dari pihak sekolah
kepada pihak-pihak yang berkepentingan.
4. Kerangka berfikir
Sebuah ukuran untu menujukkan penguasaan materi yang telah
dipelajari selama proses pembelajaran. Hasil belajar dapat dilihat dari
hasil nilai pengetahuan, sikap, dan keterampilan siswa.

C. Hubungan Model Pembelajaran dengan Hasil Belajar.


1. Efektivitas Pembelajaran
Merupakan suatu ukuran ketercapaian penyampaian pembelajaran
sehingga tujuan pembelajaran dan hasil belajarsiswa yang maksimal.
Efektivitas dipengaruhi oleh model pembelajaran, media pembelajaran,
materi yang diajarkan, serta perilaku guru dan siswa
2. Respon Siswa
Sebuah tindakan atau perilaku siswa yang terjadi akibat adanya
rangsangan, rangsangan yang dimaksud adalah pemberian pengetahuan
oleh guru pada siswa. Respon siswa dapat diukur melalui lembar
angket respon siswa yang mencangkkup sikap, tindakan, tanggapan,
dan minat siswa terhadap pembelajaran.

III. METODE PENELITIAN


A. Rancangan Penelitian
1. Jenis Penelitian
Penelitian ini menggunakan jenis penelitian tindakan kelas.
2. Subyek Penelitian
Subyek dalam Penelitian Tindakan Kelas ini adalah siswa kelas X tahun
pelajaran 2020 yang berjumlah 30 siswa dengan 26 siswa laki laki dan 3
siswa perempuan. Penentuan kelas ini dilaksanakan peneliti berdasarkan
hasil investigasi terhadap kelas yang diajar oleh peneliti.
3. Waktu Penelitian
Penelitian ini dilaksanakan dengan waktu sampai dengan tujuan
penelitian tercapai. Artinya tidak ditentukan siklus nya. Penelitian dianggap
selesai bila tujuan penelitian telah tercapai.
4. Tempat Penelitian
Penelitian dilaksanakan di SMK Negeri 1 Bekasi.
B. Prosedur Penelitian
Penelitian tindakan kelas adalah penelitian yang dilakukan oleh guru di dalam
kelasnya sendiri melalui refleksi diri, dengan tujuan memperbaiki kinerja guru
sehingga kegiatan pembelajaran berlangsung dengan baik. Prosedur penelitian
meliputi kegiatan sebelum pelaksanaan PTK berupa refleksi awal (refleksi
tahun/semeter pelajaran sebelumnya) dan investigasi/observasi untuk
mengidentifikasi permasalahan yang terjadi di kelas yang dilanjutkan dengan
pelaksanaan PTK selama beberapa siklus. Secara rinci kegiatan tersebut
disampaikan sebagai berikut:
1. Perencanaan Sebelum Pelaksanaan Penelitian Tindakan Kelas (Pra PTK)
Sebelum memulai Pelaksanaan maka hal yang perlu dilakukan oleh peneliti
ialah dimulai dari penyesuaian silabus, pembuatan Rencana Pelaksanaan
Pembelajaran (RPP), penyediaan bahan ajar, penyediaan lembar evaluasi
belajar, serta penyediaan lembar angket efektifitas pembelajaran.
2. Perencanaan saat Pelaksanaan Penelitian Tindakan Kelas (Perencanaan
PTK)
- Guru menyampaikan tujuan yang ingin dicapai dan memotivasi
siswa siswa.
- Guru menyampaikan materi pembelajaran.
- Guru membagi siswa ke dalam kelompok belajar secara heterogen
- Guru membimbing dan memberikan materi yang akan dikerjakan secara
berkelompok
- Guru mengevaluasi tingkat pemahaman siswa secara individu
- Guru memberikan penghargaan pada kelompok yang memperoleh
hasil paling baik
- Melakukan Observasi, Refleksi dan Analisa yang dapat digunakan
sebagai acuan untuk rencana tidak lanjut pada pembelajaran
selanjutnya.
3. Implementasi Tindakan
Pertemua Materi Kegiatan Guru dan Siswa Evaluasi
n ke-/ Pokok
Tanggal
Pertemua Bahan - Guru memberi motivasi siswa Penilaian
n ke-1 Teknik dengan menyampaikan kemampuan
kompetensi dasar yang ingin siswa melalui
dicapai melalui model pretest
pembelajaran kooperatif STAD
pada mata pelajaran Dasar
Perancangan Teknik Mesin
- Diadakan pretest
- Guru menyampaikan materi
umum mengenai bahan teknik.
Pertemua Bahan - Guru membagikan pekerjaan Penilaian
n ke-2 Teknik kepada siswa tentang bahan kinerja siswa
teknik yang harus diselesaikan dalam diskusi,
siswa melalui model penilaian
pembelajaran STAD dan dibagi kinerja siswa
6 kelompok (5 orang per dalam
kelompok) presentasi,
- Siswa berkumpul secara penilaian
berkelompok untuk peningkatan
menyelesaikan pekerjaan yang individual, post
diberikan dan bersiap test.
mempresentasikan hasil
pekerjaan nya
- Kelompok siswa melakukan
presentasi di depan kelas untuk
melaporkan hasil pekerjaannya.
- Siswa dengan perwakilan 2
orang maju untuk memberikan
review materi.
- Pemberian apresiasi oleh guru
- Post test
Pertemua Pengolahan - Pretest Penilaian
n ke-3 Bahan - Guru memberikan materi baru kinerja siswa
Logam mengenai Bahan Logam dalam diskusi,
- Guru membagikan pekerjaan penilaian
kepada siswa tentang bahan kinerja siswa
teknik yang harus diselesaikan dalam
siswa melalui model presentasi
pembelajaran STAD dan dibagi
6 kelompok (5 orang per
kelompok)
- Siswa berkumpul secara
berkelompok untuk
menyelesaikan pekerjaan yang
diberikan dan bersiap
mempresentasikan hasil
pekerjaan nya
- Kelompok siswa melakukan
presentasi di depan kelas untuk
melaporkan hasil pekerjaannya.
Pertemua Pengolahan - Guru melakukan klarifikasi dan Penilaian post
n ke-4 Bahan menambahkan hal berdasarkan test, penilaian
Logam presentasi yang dilakukan siswa angket
- Diadakan Post test
- Pemberian Apresiasi oleh guru
- Memberikan Lembar Angket

4. Refleksi
Mengevaluasi tindakan yang telah dilakukan melalui hasil pengamatan
yang datanya telah dianalisis. Untuk itu refleksi digunakan untuk
mengkoreksi hal-hal apa yang perlu diperbaiki dan kendala apa yang
terjadi. Dengan begitu guru mengetahui dengan cara apa mengatasi kendala
tersebut sehingga dapat menyempurnakan pelaksanaan di siklus
selanjutnya.
5. Observasi dan Monitoring
Kegiatan observasi dilakukan untuk mengamati aktivitas atau sikap
peserta didik, materi pembelajaran, kualitas media pembelajaran dan
pekerjaan pesertadidik.

C. Teknik Pengumpulan Data


Teknik Pengumpulan Data dapat dilaksanakan melalui tahap sebagai berikut:
1. Observasi terhadap kelas X di SMK Negeri 1 Bekasi dan catatan lapangan
selama tindakan pembelajaran berlangsung. Data ini diperoleh dari kegiatan
pembelajaran selama PTK berlangsung.
2. Studi dokumen yang berupa hasil laporan kerja siswa. (Tes Evaluasi dan
lainnya).
3. Diskusi dengan siswa tentang proses pembelajaran selama PTK
berlangsung. (Lembar Angket)

D. Instrumen Penelitian
Dalam sebuah penelitian selalu ada proses pengukuran data yang
diambil, alat ukur yang digunakan harus baik. alat pengukur data disebut
instrumen penelitian yang digunakan peneliti untuk mengukur nilai
variabel penelitian agar dalam mengumpulkan data lebih cermat, lebih
lengkap dan sistematis untuk mengasilkan data yang lebih baik dan mudah
diolah. Instrumen yang digunakan dalam penelitian harus yang valid dan
reliabel. Valid atau sahih berarti instrumen dapat mengukur apa yang hendak
diukur. Reliabel atau tetap berarti instrumen dapat digunakan beberapa
kali untuk mengukur objek yang sama akan menghasilkan data yang sama
No Jenis Data Instrumen Data Indikator Keberhasilan
.
1. Penilaian hasil - Lembar observasi - Skor Kelompok
belajar proses belajar mencapai ≥ 70,
meningkat antar siklus
- Pretest dan Post test - Hasil Post test ≥ 75 %

E. Teknik Analisis Data


Analisis data peneliti lakukan secara deskriptif kualitatif berdasarkan
hasilobservasi terhadap proses dan hasil belajar siswa dengan langkah sebagai
berikut:
1. Melakukan reduksi, yaitu mengecek dan mencatat kembali data-data yang
telahterkumpul.
2. Melakukan interpretasi, yaitu menafsirkan selanjutnya diwujudkan dalam
bentuk pernyataan.
3. Melakukan analisis hasil observasi guru terhadap pelaksanaan diskusi.
4. Melakukan analisis terhadap proses hasil pengamatan guru terhadap
presentasi siswa.
5. Melakukan analisis inferensi, yaitu menyimpulkan apakah dalam tindakan
pembelajaran ini terjadi peningkatan proses dan hasil belajar siswa atau
tidak berdasarkan hasil observasi yang dilaksanakan bersama observer.
6. Tahap tindak lanjut, yaitu merumuskan langkah-langkah perbaikan untuk
siklus berikutnya.
7. Pengambilan kesimpulan, diambil berdasarkan analisis hasil observasi
yangdisesuaikan dengan tujuan penelitian, kemudian dituangkan dalam
bentuk interpretasi berupa kalimat pernyataan.
F. Kriteria Keberhasilan Tindakan
1. Hasil belajar meningkat jika skor post test antar siklus meningkat dari
pretes dan siklus awal ke siklus berikutnya , dengan standar ketuntasan
belajar ≥ 70.
2. Aktivitas siswa selama proses pembelajaran berlangsung melalui diskusi
meliputiketerampilan kognitif (kemampuan beragumentasi), psikomotorik
(kemampuan bekerja sama) dan afektif (kemauan menghargai orang lain)
dinyatakan meningkat jika mengalami peningkatan dari siklus ke siklus.
3. Berdasarkan angket, respon siswa menyatakan setuju dengan tindakan
pembelajaran STAD tentang Dasar Perancangan Teknik Mesin sebesar ≥
75 %.
DAFTAR PUSTAKA

Anis, Harisah. 2019. Model Pembelajaran. https://www.tripven.com/model-


pembelajaran/. Diakses pada 15 Mei 2020, Pukul 12.04 WIB.
Syamsi, Kastam. PENYUSUNAN PROPOSAL DAN LAPORAN PENELITIAN
TINDAKAN KELAS. FBS Universitas Negeri Yogyakarta, Yogyakarta.
http://staffnew.uny.ac.id/upload/131873960/pengabdian/penyusunan-
proposal-dan-laporan-ptk.pdf. Diakses pada 15 Mei 2020, Pukul 01.30 WIB.
Ardhan, Yovi; Primawati; Mulianti; Prasetya, Febri. 2020. PENERAPAN MODEL
PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE STAD UNTUK MENINGKATKAN
HASIL BELAJAR DAN AKTIVITAS BELAJARMATA PELAJARAN
PEKERJAAN DASAR TEKNIK MESIN DI SMK NEGERI 1 KECAMATAN
GUGUAK. Jurnal. Padang: Jurusan Teknik Mesin, Fakultas teknik,
Universitas Negeri Padang. Vol.2, No.1, Januari 2020e-ISSN: 2656-1697
Ramadhani, Fenzi Kiani; Dewanto. 2019. PENERAPAN MODEL
PEMBELAJARAN KOOPERATIF STUDENT TEAMS ACHIEVEMENT
DIVISION (STAD) BERBANTUAN MEDIA ADOBE FLASH
PROFESSIONALCS6 PADA MATA PELAJARAN DASAR PERANCANGAN
TEKNIK MESIN UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA
KELAS 10 TMI DI SMK NEGERI 1 JATIREJO –MOJOKERTO. Jurnal.
Surabaya: Fakultas Teknik, Universitas Negeri Surabaya. JPTM. Volume08
Nomor 02Tahun 2019, 86-95.
Slameto, 2011. Penyusunan Proposal dan Hasil Penelitian Tindakan
Kelas.Salatiga: Widya Sari Press.
Hayati, Anna Prisma. 2016. HUBUNGAN ANTARA METODE PEMBELAJARAN,
MEDIA PEMBELAJARAN DAN TINGKAT KEAKTIFAN SISWA PADA
MATA PELAJARAN EKONOMI DI SMA PANGUDI LUHUR SEDAYU.
Skripsi. Yogyakarta: Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan, Universitas
Sanata Dharma.
Degeng, 1989. Ilmu Pengajaran Taksonomi Variabel. Jakarta: Depdikbud. Dit.
JenderalPendidikan Tinggi. Proyek Pengembangan Lembaga Pendidikan
Tenaga Kependidikan.Degeng, 1977.
Degeng, 1977. Strategi Pembelajaran.Malang: IKIP Malang.
Kembar, Aby. PROPOSAL PENELITIAN TINDAKAN KELAS.
https://www.academia.edu/4889549/PROPOSAL_PENELITIAN_TINDAKA
N_KELAS_I._PENDAHULUAN. Diakses pada 15 Mei 2020, Pukul 02.15
WIB.

Anda mungkin juga menyukai