JUDUL
PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF STUDENT
TEAMS ACHIVEMENT DIVISION (STAD) PADA MATA PELAJARAN
DASAR PERANCANGAN TEKNIK MESIN DALAM UPAYA
PENINGKATAN HASIL BELAJAR
(Abdul Latif Hasan 1502617016)
I. PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Mengutip dari apa yang dikatakan oleh Ki Hajar Dewantara, pendidikan ialah
upaya memajukan budi pekerti, pikiran serta jasmani anak agar dapat memajukan
kesempurnaan hidup dan menghidupkan anak yang selaras dengan alam.
Pendidikan adalah sebagai usaha sadar yang dilakukan masyarakan melaluit
kegiatan pembelajaran baik di sekolah maupun di luar sekolah. Usaha sadar yang
dilakukan di sekolah dapat dilakukan dalam bentuk pembelajaran di keas dimana
terdapat pendidik dan peserta didik.
Pendidikan kejuruan merupakan pendidikan menengah yang mempersiapkan
peserta didik terutama untuk bekerja dalam bidang tertentu sesuai dengan
kebutuhan di dunia usaha dan industri yang mampu mengembangkan potensi diri
menyesuaikan teknologi. SMK atau Sekolah Menengah Kejuruan merupakan
salah satu jenis pendidikan kejuruan. Pendidikan kejuruan sendiri merupakan
suatu pendidikan yang dilakukan di lingkungan sekolah dan bersifat formal.
Untuk menghasilkan suatu SDM yang berkualitas, dibutuhkan dan
digunakanlah berbagai macam model dalam pembelajaran. Penggunaan model
pembelajaran digunakan agar hasil belajar peserta didik dapat ditingkatkan.
Penggunaan model pembelajaran yang baik maka dapat mencapai hasil belajar
yang baik pula. Hasil belajar dapat diartikan sebagai tingkat keberhasilan
siswa dalam mempelajari pelajaran di sekolah yang dinyatakan dalam skor
yang diperoleh dari hasil tes mengenal sejumlah materi pelajaran tertentu
(Susanto : 2013).
Untuk meningkatkan hasil belajar, tentu saja dibutuhkan suatu peningkatan
peserta didik dalam aktivitas belajar dan minat belajar. Menurun nya minat belajar
sejalan dengan perkembangan teknologi. Berdasarkan berita yang dikutip oleh
Sindonews, minat belajar para pelajar berkurang dikarenakan penggunaan gadget
yang melebihi batas. Ini menandakan bahwa model pembelajaran yang digunakan
pada saat ini cenderung membosankan dan peserta didik cenderung mengarah
kepada suatu hal yang menarik seperti penggunaan gadget. Menjadi tantangan
tersendiri mengingat dibutuhkan suatu model pembelajaran baru agar minat
belajar lebih tinggi dibandingkan bermain dengan gadget, khususnya pada tingkat
SMK dimana seharusnya belajar menjadi hal yang wajib karena peserta didik
dibimbing agar menjadi pribadi yang siap untuk mengarungi dunia kerja.
Pembelajaran kooperatif adalah bentuk pembelajaran dengan cara peserta
didik belajar dan bekerja dalam kelompok-kelompok kecil secara
kolaboratif yang anggotanya terdiri dari empat sampai enam orang dengan
struktur kelompok yang heterogen (Rusman : 2012). Model STAD (Student
Team Achievement Division) merupakan variasi pembelajaran kooperatif.
Keuntungan dan kelamahan dari Pembelajaran kooperatif tipe STAD yaitu
memberikan kesempatan kepada siswa untuk menggunakan keterampilan
bertanya dan membahas suatu masalah, memberikan kesempatan kepada siswa
untuk lebih intensif mengadakan penyelidikan mengenai suatu masalah,
mengembangkan bakat kepemimpinan dan mengajarkan keterampilan
berdiskusi, memberikan kesempatan kepada siswa untuk mengembangkan
rasa menghargai, menghormati pribadi temannya, danmenghargai pendapat
orang lain
Dasar Perancangan Teknik Mesin sendiri adalah mata pelajaran dalam
Sekolah Menengah Kejuruan yang mempelajari ilmu ilmu teknik seperti analisis,
desain, prinsip fisika dalam suatu hal, pemahaman material, dan lainnya. Model
pembelajaran STAD diharapkan dapat menyampaikan materi secara lebih menarik
karena melibatkan suatu kelompok siswa dan membuat pembelajaran lebih
interaktif sehingga minat belajar siswa akan lebih baik, dan dengan begitukah
hasil belajar akan meningkat.
B. Rumusan Masalah
Dari latar belakang permasalahan yang telah disebutkan diatas, maka masalah
dapat dirumuskan sebagai berikut:
1. Bagaimana ekeftifitas dari model pembelajaran kooperatif Student Teams
Achievement Division (STAD) pada mata pelajaran Dasar Perancangan
Teknik Mesin?
2. Bagaimana respon siswa dalam penerapan model pembelajaran kooperatif
Student Teams Achievement Division (STAD) pada mata pelajaran Dasar
Perancangan Teknik Mesin?
3. Bagaimana hasil belajar siswa setelah diterapkannya model pembelajaran
kooperatif Student Teams Achievement Division (STAD) pada mata
pelajaran Dasar Perancangan Teknik Mesin?
C. Tujuan Penelitian
Seperti yang telah dijelaskan pada latar belakang dan rumusan permasalahan
diatas, tujuan penelitian ini adalah sebagai berikut:
1. Meningkatkan ekeftifitas dari model pembelajaran kooperatif Student
Teams Achievement Division (STAD) pada mata pelajaran Dasar
Perancangan Teknik Mesin.
2. Meningkatkan respon siswa dalam penerapan model pembelajaran
kooperatif Student Teams Achievement Division (STAD) pada mata
pelajaran Dasar Perancangan Teknik Mesin.
3. Meningkatkan hasil belajar siswa setelah diterapkannya model pembelajaran
kooperatif Student Teams Achievement Division (STAD) pada mata
pelajaran Dasar Perancangan Teknik Mesin.
B. Hasil Belajar
1. Pengertian Hasil Belajar
Hasil belajar merupakan kemampuan-kemampuan dimiliki siswa setelah
menerima pengalaman belajarnya. Kemampuan-kemampuan tersebut
mencakup aspek kognitif, afektif dan psikomotorik. Hasil belajar dapat
dilihat melalui kegiatan evaluasi yang bertujuan untuk mendapatkan data
pembuktian yang akan menunjukkan tingkat kemampuan siswa dalam
mencapai tujuan pembelajaran. Hasil belajar yang diteliti dalam penelitian
ini ialah hasil belajar kognitif IPS yang mencakup tiga tingkatan yaitu
pengetahuan, pemahaman, dan penerapan. Instrumen yang digunakan untuk
mengukur hasil belajar siswa pada aspek kognitif ialah tes.
2. Hasil Belajar Kognitif, Afektif, dan Psikomotor
Bloom, mengemukakan bahwa hasil belajar bisa berupa
pengetahuan(kognitif), sikap (affektif) dan ketrampilan (psikomotor).
Ketiga domainmerupakan satu kesatuan yang tidak bisa dipisahkan sebagai
wujud kompetensiseseorang.Hasil belajar pengetahuan, lebih mengandalkan
kognisi seseorang, Kognisiini merupakan dasar seseorang untuk melakukan
atau tidak melakukansesuati.Dalam pembelajaran yang berbasis kompetensi
seperti Standar Isi,kompetensi pengetahuan diperoleh dan dibangun melalui
pengelaman belajar yang dialami siswa. Pengalaman belajar lebih
memberikan kesempatan kepadasiswa untuk melakukan aktivitas belajar,
tidak diceramahi guru.Sedangkan hasil belajar afektif, lebih memperlihatkan
pada hasil belajar sikap, intuisi, perasaan, olah rasa, oleh hati dan
kecenderungan seseorang untuk tidak berbuat atau berbuat sesuatu.Hasil
belajar psikomotor lebih memperlihatkan hasil belajar ketrampilanseseorang
melalukan, mengoperasional, mengurutkan prosedur, sesuatu yang ia
pelajari.
3. Tujuan Hasil Belajar
Menurut Sudjana “2005” mengutarakan tujuan penilaian hasil belajar
sebagai berikut:
- Mendeskripsikan kecakapan belajar siswa sehingga dapat diketahui
kelebihan dan kekurangannya dalam berbagai bidang studi atau meta
pelajaran yang ditempuhnya. Dengan pendeskripsian kecakapan
tersebut dapat diketahui pula posisi kemampuan siswa dibandingkan
dengan siswa lainnya.
- Mengetahui keberhasilan proses pendidkan dan pengajaran di sekolah
yakni seberapa jauh keefektifannya dalam mengubah tingkah laku siswa
ke arah tujuan pendidikan yang diharapkan.
- Menentukan tindak lanjut hasil penilaian yakni melakukan perbaikan
dan penyempurnaan dalam hal program pendidikan dan pengajaran
serta sistem pelaksanaannya.
- Memberikan pertanggungjawaban “accountability” dari pihak sekolah
kepada pihak-pihak yang berkepentingan.
4. Kerangka berfikir
Sebuah ukuran untu menujukkan penguasaan materi yang telah
dipelajari selama proses pembelajaran. Hasil belajar dapat dilihat dari
hasil nilai pengetahuan, sikap, dan keterampilan siswa.
4. Refleksi
Mengevaluasi tindakan yang telah dilakukan melalui hasil pengamatan
yang datanya telah dianalisis. Untuk itu refleksi digunakan untuk
mengkoreksi hal-hal apa yang perlu diperbaiki dan kendala apa yang
terjadi. Dengan begitu guru mengetahui dengan cara apa mengatasi kendala
tersebut sehingga dapat menyempurnakan pelaksanaan di siklus
selanjutnya.
5. Observasi dan Monitoring
Kegiatan observasi dilakukan untuk mengamati aktivitas atau sikap
peserta didik, materi pembelajaran, kualitas media pembelajaran dan
pekerjaan pesertadidik.
D. Instrumen Penelitian
Dalam sebuah penelitian selalu ada proses pengukuran data yang
diambil, alat ukur yang digunakan harus baik. alat pengukur data disebut
instrumen penelitian yang digunakan peneliti untuk mengukur nilai
variabel penelitian agar dalam mengumpulkan data lebih cermat, lebih
lengkap dan sistematis untuk mengasilkan data yang lebih baik dan mudah
diolah. Instrumen yang digunakan dalam penelitian harus yang valid dan
reliabel. Valid atau sahih berarti instrumen dapat mengukur apa yang hendak
diukur. Reliabel atau tetap berarti instrumen dapat digunakan beberapa
kali untuk mengukur objek yang sama akan menghasilkan data yang sama
No Jenis Data Instrumen Data Indikator Keberhasilan
.
1. Penilaian hasil - Lembar observasi - Skor Kelompok
belajar proses belajar mencapai ≥ 70,
meningkat antar siklus
- Pretest dan Post test - Hasil Post test ≥ 75 %