Anda di halaman 1dari 19

HALAMAN JUDUL

i
KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Allah SWT, yang telah melimpahkan nikmat dan hidayat-NYA,
sehingga Tim PPDM Universitas Muhammadiyah Magelang 2020, dapat menyelenggarakan
kegiatan PPDM “Program Pengambangan Desa Mitra” sebagai salah satu tujuan pembelajaran.
Aplikasi dalam Program Pengembangan Desa Mitra, yaitu KP-ASI “Kelompok Pendukung ASI”
di Desa Menayu, Muntilan.

Kegiatan ini terselenggara karena adanya bantuan dari berbagai pihak, baik dari
Ristekdikti, Kepala Desa, Ibu Kader, dan seperangkat pengurus desa Menayu Muntilan. Dimana
Tim PPDM Universitas Muhammadiyah Magelang 2020 selama 6 bulan menjalani aplikasi dari
teori pembelajaran yang sudah didapatkan, sehingga diharapkan akan dapat bermanfaat bagi ibu
menyusui di Desa Menayu pada khususnya, dan bagi Tim PPDM Universitas Muhammadiyah
Magelang 2020 pada umumnya, sehingga ucapan terimakasih sebesar-besarnya kepada seluruh
komponen yang terlibat dalam terlaksanya Program Pengembangan Desa Mitra , yaitu KP-ASI
“Kelompok Pendukung ASI”.

Aplikasi ini bertujuan untuk mengintegrasikan antara konsep teori yang sudah
didapatkan, dengan menerapkannya pada kasus-kasus yang terjadi dalam tatanan klinik secara
nyata, dimana kondisi masing-masing individu dalam menghadpai kasus yang sama akan
menghasilkan respon yang berbeda, dan bersifat unik, sehingga memerlukan penanganan yang
berbeda dan bersifat spesifik.

Kegiatan ini betema KP-ASI “Kelompok Pendukung ASI” dimana kebutuhan akan
pemberian ASI pada bayi merupakan himbuan dari WHO untuk semua bayi yang dilahirkan,
meskipun himbauan tersebut belum dilaksanakan oleh semua negara, karena berbagai faktor
penghambat bagi masing-masing negara.

Rumah sakit merupakan salah satu gerbang pertama pemberian ASI bagi bayi baru lahir,
sehingga Kelompok Pendukung ASI sangat penting untuk bisa mendukung program WHO, yang
juga termasuk dalam program MDGs 4 & 5, yang bertujuan untuk meiningkatkan kesehatan ibu
dan anak.

Kegiatan ini bertujuan untuk meningkatkan cakupan pemberian ASI dini bagi bayi baru
lahir, sehingga diharapkan dapat meningkatkan cakupan ASI eksklusif dalam tahap selanjutnya.

Kelompok

ii
DAFTAR ISI

Contents
HALAMAN JUDUL...................................................................................................................................i
KATA PENGANTAR...............................................................................................................................ii
DAFTAR ISI.............................................................................................................................................iii
KONSELING LAKTASI..........................................................................................................................1
PELEKATAN PADA PAYUDARA.........................................................................................................7
MENGATUR POSISI BAYI PADA PAYUDARA.................................................................................9
MEMERAH DAN MENYIMPAN ASI..................................................................................................12

iii
MATERI 1

KONSELING LAKTASI
Konseling adalah cara bekerjasama dengan orang, dimana kita berusaha memahami perasaan
mereka, serta membantu merea memutuskan apa yang dilakukan. Menyusui bukan satu-satunya
dimana konseling berguna.

Keterampilan konseling:

1. Keterampilan mendengarkan dan mempelajari


Yang termasuk dalam keterampilan mendengarkan dan mempelajari dalah sebagai
berikut:
a. Menggunakan komunikasi non verbal yang bermanfaat
Komunikasi non verbal berarti menunjukkan sikap kita melalui gerakan tubuh,
ekspresi dan apa saja kecuali bicara.
- Sikap tubuh: usahakn kepala sama tinggi dengan ibu, bisa dengan duduk.
- Beri perhatian : menghadap kearah ibu dan pandanglah ibu. (kadang ketika
seseorang melihat kearah lain itu berartu siap untuk mendengar, jika perlu
sesuaikan dengan situasi anda sendiri.)
- Singkirkan penghalang: singkirkan meja atau buku catatan.
- Sediakan waktu: buatlah ibu merasa bahwa kita punya waktu, duduk dan berilah
ibu kesempatan untuk menyampaikan perasaannya.
- Sentuhan: sentuh ibu secara wajar sesuai dengan situasi.
b. Mengajukan pertanyaan terbuka
Untuk memulai berbicara dengan seorang ibu, atau untuk mencatat riwayat menyusui,
kita perlu menunjukan beberapa pertanyaan. Penting sekali untuk mengajukan
pertanyaan dnegan cara yang mendorong ibu untuk bicara dan memberi informasi
pada kita, cara ini mencegah kita mengajukan terlalu banyak pertanyaan, dan
memungkinkan kita mempelajari lebih banyak dalam waktu yang tersedia. Dengan
pertanyaan terbuka biasanya sangat membantu. Contoh:”Bagaimana?, Apa? Kapan?
Dimana ? Mengapa ? ”. Contoh dalam kalimat: Bagaimana Ibu memberi makan bayi
ibu?
Pertanyaan tertutup biasanya kurang bermanfaat, karena ibu akan menjawab dengan
“ya” atau “tidak”. Contoh:”apakah ibu menyusui bayi ibu yang terakhir?” bila ibu

1
menjawab “ya” kita masih belum, tahu apakah dia menyusui secara eksklusif atau
memberikan pula susu formula.
Selanjutnya kita bisa memulai dan melanjutkan percakapan.
Kita perlu mengajukan pertanyaan untuk memulai percakapan dengan pertanyaan
terbuka, misalnya “bagaimana menyusuinya ibu?”. Kalau ibu menjawab dengan “oh,
baik-baik saja, terimakasih”. Maka kadang kita bisa juga mengajukan pertanyaan
yang lebih spesifik seperti “berapa usai bayi Ibu sekarang?” lalu bisa dilanjurkan
dengan pertanyaan tertutup misalnya “apakah ibu memberi bayi makanan atau
minuman lain?” setelah ibu menjawab, maka dapat kita lanutkan dengan pertanyaan
terbuka seperti: apa yang membuat ibu memutuskan melakukan itu?
c. Menggunakan respond an gerakan tubuh yang menunjukan perhatian
Bila kita ingin melanjutkan percakapan, tunjukan bahwa kita mendengar dan menaruh
perhatian terhadap apa yang ia katakana. Cara penting untuk menunjukan bahwa kita
mendengar dan menaruh perhatian adalah:
- Dengan syarat, misalnya memandang padanya, mengangguk dan tersenyum.
- Dengan repon sederhana misalnya mengatakan “oohh….., mmmm…”
d. Mengatakan kembali apa yang ibu katakana
Kadang kita mendorong ibu dengan pertanyaan factual, akan tetapi jawaban terhadap
pertanyaan tersebut sering tidak berguna. Makin lama ibu sedikit bicara dalam
menjawab pertanyaan. Misalnya “bayi saya menangis terus semalam”. Mungkin kita
akan bertanya, “berapa kali dia terbangun?” namun jawabannya mungkin tidak
berguna.
Akan lebih bermanfaat jika kita mengulangi atau mengatakan kembali pa yang ibu
katakana. Ini menunjukan bahwa kita mengerti tetapi bukan berarti kita membeo.
Contoh: bila ibu mengatakan “bayi saya menangis terus tadi malam”. Kita dapat
mengatakan “tangisan bayi membuat ibu terbangun sepanjang malam” atau “ia
menangis terus?”. Namun bila kita terus menerus mengatakan kembali apa yang ibu
katakana, justru terdengar kurang sopan, lebih baik sampaikan dengan respon lain
seperti, “Ohh…” atau “Sungguh,…”
e. Berempati (menunjukan bahwa kita mengertti bagaimana perasaanya).

2
Bila ibu mengatakan sesuatu yang menunjukan perasaanya, akan berguna jika kita
berespon dengan cara yang menunjukan bahwa kita mendengar apa yang ia
ungkapkan dan bahwa kita memahami perasaannya dari sudut pandang ibu, contoh
jika ibu mengatakan “bayi saya sering sekali minta disusui, saya jadi capek sekali.
Respon kita bisa dengan mengatakan “ibu merasa capek sekali ya..”
Empati berbeda dengan simpati, contoh bersimpati “ohh.. saya mengerti perasaan ibu,
bayi saya dulu juga sering sekali minta disusui dan saya merasa capek”. Hal ini
terlihat kita tidak membuat ibu merasa bersalah kalau kita memahaminya. Akan
bermanfaat jika kita mengatakan kembali apa yang ibu katakana tentang bayinya
seperti “bayi ibu sering sekali minta minum?”. Kadang-kadanag kita bisa
mendiskusikan perasaan seorang wanit, pengaruhnya akan sangat nyata misalnya jika
ibu menangis.
f. Menghindari kata-kata yanb terdengar menilai menghakimi
Kata-kata yang menghakimi adalah kata-kata seperti: benar, baik, salah, buruk, bagus,
cukup, tepat. Jikan menggunakan kata-kata yang menghakimi ketika bicara dengan
ibu mengenai kegiatan menyusui, terutama saat mengajukan pertanyaan, kita bisa
membuat ibu merasa dirinya salah, atau ada yang salah dengan bayinya. Contoh:
“apakah bayi ibu tidur dengan baik?” sebagai gantinya katakana “bagaimana bayi ibu
tidur? Dengan pertanyaan terbuka, seringkali kita bisa menghindari kata-kata
menghindari kata-kata yang menghakimi.
2. Keterampilan kepercayaan diri dan dukungan
Ibu menyusui mudah kehilangan kepercayaan diri, hal ini bisa mendorongnya memberi
makanan susu formula. Rasa percaya diri dapat membantu ibu berhasil menyusui,
kepercayaan diri juga membantu ibu bertahan dari tekanan orang lain. Sangat penting
untuk tidak membuat ibu merasa bahwa ia telah membuat keasalahan. Dan sangat penting
untuk menghindari mengatur apa yang harus dilakukan ibu menyusui.
a. Menerima apa yang ibu pikiran dan rasakan
Kadang ibu memikirkan sesuatu yang kita tidak setuju, atau ibu menyusui pemikira
yang keliru. Kadang ibu merasa sangat bingung mengenai sesuatu yang kita tahu
bukanlah masalah serius. Jadi penting untuk tidak “tidak setuju” dengan ibu. Lebih

3
baik, terima saja apa yang ia pikirkan atau rasakan. Menerima berate respon dengan
cara yang netral, dan bukannya menyetujui atau tidak menyetujui.
Contoh :”ASI saya encer dan sedikit, jadi saya harus memberi susu botol.” Kita bisa
berespon: “oh, begitu ya, jadi ibu kuatir dengan air susu ibu. Atau “oh…”
b. Mengenali dan memuji apa yang dilakukan dengan benar oleh ibu dan bayi
Pertama kita kenali dulu apa yang mereka lakukan dengan benar, kemudian kita
sebaiknya memuji atau menunjukan persetujuan atas perbuatan yang baik itu.
Sebagai tenaga kesehatan, kita dilatih menemukan masalah. Tapi kemampuan ini
seringkali kita gunakan untuk mengoreksi orang lain. Kita harus mencari tahu apa
yang telah dilakukan dengan benar oleh ibu dan bayi. Memuji perbuatan baik
memiliki keuntungan sebagai berikut:
- Mendorong kepercayaan diri ibu
- Mendorong ibu terus melanjutkan perbuatan
- Membuat ibu lebih mudah menerima saran berikutnya.
Contoh: “bulan lalu berat badan bayi ibu bertambah hanya karena ASI, lho”

c. Memberikan bantuan praktis


Kadang bantuan praktis lebih baik daripada mengatakan sesuatu, contohnya:
- Saat ibu merasa lelah atau kotor atau tidak nyaman
- Saat ibu sudah banyak mendapat nasihat.
- Saat kita ingin menunjukan dukuangan dan penerimaan
- Saat ibu punya masalah praktis
Beberapa cara memberi bantuan praktis diantaranya sebagai berikut:

- Membantu membuat ibu merasa bersih


- Mempermudah ibu menggendong bayi, dengan bantal atau dengan kursi yang
lebih pendek atau nyaman
- Memberi ibu minuman hangat, atau sesuatu untuk dimakan.
- Menggendong sendiri bayinya, sementara ibu menyamankan diri, atau mencuci
muka atau ke toilet.
Dengan hanya melihat kita terkadang tahu apa yang diperlukan ibu, atau mencuci kita
juga harus bertanya bantuan apa yang ibu perlukan.

4
Bantuan praktis termasuk bantuan praktis menyusi seperti mengatur posisi bayi atau
mengurangi nyeri pembengkakan payudara.

d. Memberikan sedikit informasi yang relevan dengan menggunakan bahasa sederhana.


Akan sangat penting untuk memberikan:
- Informasi yang relevan dengan kondisi ibu sekarang. Hal yang ia gunakan hari
ini, bukan dalam beberapa minggu ke depan. Informasi harus relevan untuk ibu
ini, bayi ini, saat ini, dan pada keadaan ini.
- Mencoba memberi ibu hanya satu atau dua informasi pada saat itu, terutama bila
ibu sedang capek, dan sudah menerima banyak sekali nasihat.
- Memberi informasi dengan cara yang positif, agar tak terdengar seperti kritikan,
atau membuat ibu berpikir bahwa ia telah melakukan hal yang salah.
- Petugas kesehatan sering menggunakan istilah teknis tersebut ketika mereka
berbicara dengan para ibu, dan ibu-ibu tidak mengerti.
e. Memberikan satu atau dua saran, bukan perintah
Kita mungkin memutuskan bahwa akan sangat membantu bila ibu melakuakn sesuatu
dengan cara berbeda, misalnya menyusui lebih sering, atau menggendongnya dengan
cara lain. Akan tetapi, kita harus hati-hati untuk tidak menyuruh atau memerintah ibu
melakukan sesuatu. Ini tidak menolong ibu untuk merasa percaya diri. Sarankan apa
yang dapat ia lakukan, lalu ibu bisa memutuskan apakah ia akan mencobanya atau
tidak. Hal ini memberi ibu perasaan menguasai keadaan, dan membantunya untuk
merasa percaya diri merawat anaknya.
3. Pengamatan menyusui
Pengamatan menyusui meliputi beberapa hal yaitu sebagai berikut :
Tanda menyusui berjalan baik Tanda mungkin ditemukan kesukaran
UMUM
Ibu: Ibu :
Ibu tampak sehat Ibu tampak sakit atau depresi
Ibu tampak rileks dan nyaman Ibu tampak tegaang dan tak nyaman
Terlihat bonding bayi-bayi Tidak ada kontak mata ibu-bayi
Bayi: Bayi:
Bayi tampak sehat Bayi tampak mengantuk atau sakit
Bayi tampak tenang dan rileks Bayi tampak gelisah atau menangis
Bayi mencari payudara (rooting) bila lapar Bayi tidak mencari payudara (rooting)
PAYUDARA
Payudara tampak sehat Payudara tampak merah, bengkak, nyeri

5
Ibu mengatakan tidak ada rasa sakit atau Ibu menagatakan payudara/putting sakit
tidak nyaman
Payudara ditoping dengan baik oleh jari- Payudara ditopang dengan jari-jari di
jari yang jauh dari putting aerola
Putting keluar, lentur Putting datar terbenam
POSISI BAYI
Leher dan badan bayi dalam garis lurus Leher dan kepala bayi terputas
Bayi dipengang dekat dengan badan ibu Bayi tidak dipegang dekat badan ibu
Seluruh badan bayi ditoping Hanya leher dan kepala bayi ditoping
Bayi mendekat ke payudara, hidung Bayi mendekat payudara,bibir bawah/dagu
berhadapan dengan putting berhadapan dengan putting
PERLEKATAN BAYI
Tampak lebih banyak aerola diatas bibir Lebih banyak aerola di bawah bibir
Mulut bayi terbuka lebar Mulut bayi tak terbuka lebar
Bibir bawah terputar keluar Bibir bawah terputar kedalam
Dagu bayi menempel pada payudara Dagu bayi tidak menempel payudara
MENGISAP
Isapan lambat, dalam dengan istirahat Isapan dangkal dan cepat
Pipi membulat waktu mengisap Pipi tertarik kedalam waktu mengisap
Bayi melepaskan payudara waktu selesai Ibu melepaskan bayi dari payudara
Ibu merasakan tanda-tanda refleks Tidak tampak tanda oksitosin yang jelas
oksitosin

6
MATERI 2

PELEKATAN PADA PAYUDARA


Bayi perlu menghiap payudara dengan cara yang benar agar bisa mengeluarkan ASI secara
efisien.

Hal-hal yang perlu diperhatikan dalam pelekatan bayi adalah :

1. Bayi memasukkan banyak areola dan jaringan dibawahnya ke dalam mulutnya.


2. Duktus yang lebih besar termasuk di dalam jaringan-jaringan dibawah areola tersebut
3. Bayi menarik jaringan payudara untuk membentuk “dot panjang”
4. Puting hanya membentuk sekitar aepertiga “dot” tersebut
5. Bayi menyusu pada payudara, bukan pada putingnya

Perhatikan posisi lidah bayi :

Lidah bayu maju, melewati gusi bawah, dan berada dibawah duktus. Lidahnya sebenarnya
melikuk mengelilingi “dot” jaringan payudara. Kita dapat melihatnya saat mengamati bayi
sedang menyusu.

Bila bayi memasukkan payudara ke dalam mulutnya dengan cara seperti cara diatas, ia dapat
menyusu dengan cara yang efektif. Kita mengatakan, bahwa bayi melekat dengan baik pada
payudara.

Bayi memang tidak akan mudah mengeluarkan ASI keluar dari payudara, seperti minum
dengan sedotan, akan tetapi :

1. Bayi menggunakan isapan (suction) untuk menarik jaringan payudara untuk membentuk
dot, dan untuk menahan jaringan payudara di dalam mulutnya
2. Refleks oxytocyn menyebabkan ASI mengalir dan mengisi duktus-duktus langsung di
bawah areola
3. Gerakan lidahnya memerah ASI dari duktus mulutnya

Bila bayi melekat dengan baik, ia mengeluarkan ASI dengan mudah, dan disebut “ menyusu
yang efektif”. Kita dapat sering melihat dan mendengar seorang bayimenelan ASI ketika ia
menyusu dengan efektif. Pelekatan yang baik ini juga berguna untuk menjaga kulit putting,
karena lidahnya tidak menggesek kulit putting.

Penting untuk diperhatikan, lebarnya areola yang terlihat bukanlah tanda yang bisa dipercaya
untuk pelekatan yang tidak baik. Beberapa ibu memiliki areola yang sangat lebar, dan akan
terligat banyak areola tersisa sekalipun bayi melekat dengan baik. Lebih disa dipercaya jika
membandingkan berapa banyak areola yang dilihat diatas dan dibawah mulut bayi.

7
Pelekatan yang tidakbaik dapat membuat seorang ibu tampak seolah-olah tidak menghasilkan
cukup ASI, atau dengan kata lain ibu kelihatan mempunyai pasokan ASI yang buruk. Apabila
situasi berlanjut, payudaranya mungkin akan benar-benar menghasilkan ASI lebih sedikit dan
dapat menyebabkan kegagalan menyusui.

Penyabab pelekatan yang buruk

1. Penggunaan botol :
Sebelum menyusui dimantapkan, sebagai tambalan
2. Ibu tidak berpengalaman
Bayi pertama, pemberian asupan susu botol sebelumnya
3. Kesulitan fungsional
Bayi kecil atau lemah
Putting dan sekitarnya kurang lentur
Payudara bengkak
Terlambat mulai meyusu
Banyak ibu dan bayi melakukan kegiatan menyusu dengan mudah dan alami, kebanyakan bayi
yang sehat dpat melekat sendiri ke payudara secara insticnya. Ibu dan bayi harus selalu nyaman,
berada dalam lingkungan yang mendukung yang akan membantu bekerjanya refleks tersebut. Ibu
perlu belajar untuk menghindari posisi yang tidak nyaman dan cara menggendong bayi yang bisa
menghambat refleks. Petugas kesehatan perlu mendukung ibu apabila kegiatan menyusui sudah
dilakukan dengan baik, tetapi petugas harus siap untuk ibu-ibu yang membutuhkan bantuan,
misalnya mereka berada dalam situasi yang sukit (posisi yang tidak nyaman, pelekatan yang
tidak tepat).

Tanda-tanda pelekatan yang baik :

1. Ada ebih banyak areola di atas mulut bayi daripada di bawahnya


2. Mulut bayi terbuka lebar
3. Bibir bawah bayi terputas keluar
4. Dagu bayo menyentuh payudara

8
Tanda- tanda pelekatan yang tidak baik :

1. Ada lebih banyak areola di bawah mulut bayi daripada di bagian atasnya, atau sama saja
antara atas dan bawah
2. Mulut bayi tidak terbuka lebar
3. Bibir bayi mengerut ke depan atau bivir bawahnya memutar ke dalam
4. Dagu bayi tidak menyentuh payudara
5. Pipi banyi menggembung

Tanda-tanda bayi menyusu dengan efektif :

1. Bayi melakukan isapan lambat dan dalam


2. Bayi berhenti sesaat dan menunggu samapai saluran ASI terisi lagi
3. Bayi akan mengambil beberapa kai isapan cepat untuk memulai aliran ASI. Setelah ASI
mengalir, bayi menghisap lebih dalam
4. Terdengar suara bayi menelan, pipi bayi membulat
5. Tanda dari menghisap efektid menunjukkan bayi cukup mendapat ASI

Tanda-tanda menyusu efektif :

1. Bayi menghisap dangkal sepanjang waktu


2. Bayi mengeluarkan suara mengecap saat menyusu
3. Pipi bayi tegang atau tertarik ke dalam sewaktu menyusu
4. Tanda dari menghisap tidak efektif menunjukkan bayi mendapat ASI cukup.

Materi 3

MENGATUR POSISI BAYI PADA PAYUDARA


Pendahuluan

9
Ada 3 jenis ibu yang mungkin perlu untuk dibantu, yaitu:

1. Ibu baru, yang menyusui untuk pertama kali


2. Ibu dengan kesulitan menyusui, atau yang tekniknya buruk
3. Ibu yang sebelumnya memberi makananan buatan, namun ingin menyusui lagi
Tujuannya adalah untuk membantu ibu mengatur posisi bayinya sendiri, karena akan tidak
berguna jika kita (petugas kesehatan) sudah membantu bayi dapat melekat dengan efektif, akan
tetapi ibunya tidak mengetahui posisi menyusui yang benar.

Membantu ibu mengatur posisi bayi pada payudara

1. Sapa ibu, perkenalkan diri, tanyakan nama ibu dan bayi


2. Nilai kegiatan menyusui
3. Bila ibu kesulitan, tawarkan bantuan
4. Duduklah, sehingga kita merasa nyaman dan rileks, kita duduk dengan ibu
5. Jelaskan kepada ibu bagaimana cara memegang bayinya, namun tangan ibu untuk
memegang bayinya
4 Butir Kunci Posisi Menyusui yang baik adalah:

1. Kepala dan badan bayi berada dalam satu garis lurus


2. Ibu mendekap badan bayi dekat dengan tubuhnya
3. Ibu menopang seluruh badan bayi, dan bukan hanya kepala atau bahu bayi
4. Wajah bayi menghadap payudara, dengan hidung menghadap putting.

KETERANGAN BUTIR MENYUSUI

BUTIR 1

Bayi tidak dapat menghisap atau menelan dengan mudah jika kepalanya menoleh atau memutar.
Mintalah peserta untuk mencoba menelan dengan kepala menoleh ke samping, karena akan
terasa sulit

BUTIR 2

10
Bayi perlu dekat dengan ibu sehingga dapat memasukkan payudara jatuh ke dalam mulutnya,
dan memastikan bahwa dagunya menyentuh payudara, sehingga lidahnya berada di bawah
saluran ASI

BUTIR 3

Menopang seluruh badan bayi sangat penting khususnya untuk bayi baru lahir. Untuk bayi yang
lebih tua, menopang bagian atas tubuh mungkin tubuh cukup, terkadang menggunakan bantal,
atau kain yang dilipat akan membantu menopang tubuh bayi. Beberapa ibu menopang tubuh bayi
dengan lutut mereka. Atau mereka menggunakan kedua tangannya

BUTIR 4

Tubuh bayi sebaiknya hampir seluruhnya menghadap tubuh ibunya, tapi sebaiknya agak sedikit
berputar untuk melihat wajahnya. Ini adalah posisi paling mudah baginya untuk mengambil
payudara, karena kebanyakan putting agak mengarah sedikit ke bawah dan keluar. Jadi, bayi
menghadap payudara dengan hidungnya mendekati puting

Tunjukan cara menyangga payudara dengan tangan untuk menyusukan kepada bayinya:

1. Ibu harus meletakkan jari-jarinya di dinding dada, sehingga jari telunjuk akan
membentuk topangan di bagian dasar payudara
2. Ibu dapat menggunakan ibu jarinya sedikit menekan bagian atas payudara, ibu dapat
memperbaiki bentuk payudaranya sehingga bayi lebih mudah untuk melekat dengan baik
3. Ibu sebaiknya tidak memegang payudaranya dekat puting, karena dapat menganggu
pelekatan dan aliran ASI
4. Jika ibu memiliki payudara besar dan turun, menyangga payudara dapat membuat
pelekatan lebih mudah
5. Jika ibu mempunyai payudara kecil dan tinggi, dia mungkin tidak perlu menyangga
payudaranya
Tunjukan kepada ibu cara membantu bayi melekat ke payudara. Jelaskan cara untuk
menggunakan refleks rooting bayi, unutk membuat bayi membuka mulutnya lebar-lebar, dan
mengambil payudaranya sendiri. Kita tidak bisa memaksa bayi untuk menyusu. Ibu sebaiknya:

1. Awali dengan mendekatkan hidung bayi pada puting, sehingga bayi dating ke payudara
dari bawah puting susu
2. Senyuh bibir bayi dengan puting, sehingga bayi membuka mulutnya
3. Tunggu sampai mulut bayi terbuka lebar
4. Dekatkan dengan cepat bayi ke payudara, selagi mulut bayi terbuka lebar
5. Menjaga punggungnya tetap tegak dan mendekatkan bayi ke payudaranya, bukan
membungkuk, atau mendorong payudara ke arah bayi
6. Mengarahkan bibir baawah bayib di bawah puting, sehingga dagu bayi akan menyentuh
payudaranya

11
Beberapa kesalahan ibu yang umum terjadi:

Ibu mungkin memegang bayi:

1. Terlalu tinggi (duduk dengan lutut sangat tinggi)


2. Terlalu rendah (bayi tidak ditopang, sehingga harus membungkuk)
3. Terlalu jauh ke samping (dengan kepalanya di siku ibu)
Ibu mungkin menyangga payudaranya:

1. Dengan ibu jari dan jari-jari dekat ke areola


2. Menjepit puting atau areola dengan ibu jari dan jari-jari lain, dan mendorong puting ke
mulut bayi
3. Pegangan menggunting (jari telunjuk dan jari tengah di bawah puting)
Beberapa Kesalahan Petugas Kesehatan Secara Umum:

1. Mencoba mendekatksan bayi ke payudara


2. Menekan bagian belakang kepala bayi untuk mendorong bayi ke payudaranya
reaksi bayi mendorongkan kepalanya ke belakang
Petugas akan mendorong bayi ke arah payudara dengan kuat
Bayi mungkin melawan membuat bayi menolak menyusu

MATERI 4

MEMERAH DAN MENYIMPAN ASI


Pendahuluan

Memerah ASI sangat menolong dalam beberapa situasi yang memampukan ibu memulai atau
melanjutkan menyusui, atau mengatasi kesulitan. Semua ibu dapat menghadapi satu atau lebih
situasi tersebut pada waktu yang sama. Kesulitan bisa timbuh, tapi itu seringkali tekniknya
keliru. Ibu-ibu membutuhkan dukungan dari keluarga dan kawan-kawannya.

Banyak ibu mampu memerah sejumlah besar ASI dengan teknik yang agak asing. Jika tekniknya
cocok bagi ibu itu sendiri, biarkan ibu melanjutkan dengan cara tersebut. Tapi jika ibu
mengalami kesulitan memerah ASI dalam jumlah cukup, ajarkan ibu metode yang lebih efektif.

Memerah ASI berguna untuk:

1. Mengurangi bengkak
2. Mengurangi sumbatan atau ASI statis
3. Memberi ASI perah kepada BBLR yang tidak/ belum bisa menyusu
4. Memberi ASI perah kepada bayi sakit, yang tidak dapat menyusu dengan cukup
5. Memberi ASI perah kepada bayu yang mengalamikesulitan dalam kordinasi menyusu

12
6. Memberi ASI perah perah sementara bayi belajar menyusu dari puting yang terbenam
7. Memberi ASI perah kepada bayi yang menolak menyusu, sementara bayi belajar
menyukai proses menyusu
8. Mempertahankan pasokan ASI ketika ibu atau bayinya sakit
9. Meninggalkan ASI untuk bayi ketika ibu bekerja
10. Menjaga produksi ASI, kesehatan payudara, dan mencegah ASI menetes sewaktu ibu
jauh dari bayinya
11. Memerah ASI langsung ke mulut bayi
12. Mencegah putting dan areola menjadi kering atau lecet
13. Memerah dan pasteurisasi ASI dari ibu yang terinfeksi HIV
Cara Memerah ASI

ASI dapat diperah dengan menggunakan tangan atau dengan manual pompa elektrik.
Memerah ASI dengan tangan adalah cara paling bermanfaat. Cara ini tidak memerlukan
peralatan, jadi seorang ibu dapat melakukannya di mana saja dan kapan saja.

Memerah mudah dilakukan jika payudara dalam keadaan lunka. Akan lebih sulit jika
payudara sedang bengkak dan sensitif. Jadi, ajarkan ibu cara memerah hari pertama atau
kedua setelah bersalin, jangna ,enunggu sampai hari ketiga, saat payudara penuh.

Cara menyiapkan wajah untuk ASI perah

1. Pilih sebuah cangkir, gelas, gelas, atau botol


2. Cucilah cangkir dengan air sabun, lalu tutp
3. Tuangkan air mendidih ke dalam cangkir, dan biarkan beberapa menit
4. Bila telah siap memerah ASI, tuangkan air dari cangkir tersebut
Gambar cara memerah ASI

1. Seberapa sering memerah ASIunutk mamantapkan kegiatan menyusui, untuk memberi


ASI kepada bayi BBLR atau bayi sakit:
a. Ibu sebiaknya memrah pada hari pertama, bila mungkin dalam 6 jam setelah
persalinan. Pada awalnya mungkin ibu hanya dapat memrah beberapa tetes
13
kolostrum, tetapi ini membantu memulai produksi ASI, sama halnya seperti ketika
bayi menyusu segera setelah persalinan dapat meningkatkan produksi ASI
b. Ibu harus memerah sebanyak ia bisa dan sesering bayi ingin menyusu. Sebaiknya
minimla 3 jam, termasuk malam hari. Bila ibu hanya memerah bebrapa kali, atau
bila ada interval yang sama di antara waktu-waktu memerah, ibu mungkin tidak
akan mampu memproduksi cukup ASI
2. Untuk menjaga pasokan ASI agar bisa diberikan kepada bayi sakit: ibu harus memerah
sekurangnya tiap 3 jam
3. Untuk meningkatkan pasokan ASI, jika produksi menurun setelah beberapa minggu:
perahlah sangat sering selama beberapa hari (tiap ½-1 jam) dan sekurangnya tiap 3 jam
pada malam hari
4. Untuk meninggalkan ASI bagi bayi selama ibu pergi bekerja: perahlah sebanyak
mungkin sebelum pergi bekerja. Juga sangat penting memerah ASI di tempat kerja guna
pastikan ASInya untuk menjaga agar payudaranya sehat dan mengurangi rembes. Ibu
sebaiknya memerah paling kurang dua kali selama bekerja, setiap 3 jam sekali jika
memungkinkan
5. Untuk mengurangi gejala, seperti payudara bengkak, perahlah hanya sebanyak yang
dibutuhkan agar nyaman
6. Untuk menjaga agar puting tetap sehat, perah bebrapa tetes ASI untuk dioleskan lembut
pada puting susu dan areola setelah mandi
Bagaimana Menyimpan ASI perah

1. Gunakan wadah yang sesuai untuk menampung ASI seperti plastic bersih atau gelas
dengan tutup rapat jika memungkinkan sebuah lemari es. Untuk penyimpanan yang
lama, dibutuhkan 10 atau lebih wadah
2. Masukkan ASI perah ke dalam wadah, tutup, dan letakkan sebisanya di tempat yang
dingin. Jumlah ASI perah yang disimpan dalam satu wadah sebaiknya tidak lebih dari
jumlah yang dibutuhkan bayi dalam satu kali minum
3. Jika jumlahnya sedikit, tambah lagi di satu wadah selama satu hari tersebut. Tetapi,
tidak boleh lewat dari satu hari itu
4. Jika tidak memiliki lemari es, ASI perah dapat ditempatkan dalam suhu ruangan
kamar bahkan jika hawa panas selama 6 jam
5. Jika tersedia kulkas, simpan di bagian tengahnya sampain24 jam, atau dalam bagian
freezer selama 3 bulan
6. Sebelum diberikan ke bayi, cairkan ASI beku dengan memindahkannya ke bagian
tengah kulkas atau pada suhu kamar. Hangatkan ASI dengan menaruh wadahnya di
dalam mangkuk yang berisi air hangat pada suhu ruangan
7. Berikan ASI cair dalam 2 jam (atau berikan pada anak yang lebih besar atau dibuang)

14
Pompa payudara

Jika payudara bengkak dan nyeri, kadang terasa sulit untuk memerah dengan tangan.
Dapat membantu jika menggunakan pompa payudara. Pompa manual dapat lebih mudah
digunakan ketika payudara penuh. Namun sulit dilakukan jika payudara lunak.

Pompa karet (sling banyak tersedia secara luas, tetapi terbatas penggunaannya dan tidak
efisien. Alat ini sebaiknya hanya digunakan untuk mengurangi pembengkakan ketika
memerah dengan tangan sulit dilakukan. Itulah sebabnya mengapa disebut pelega
payudara (breast releivers).

Pompa ini sukar dibersihkan dengan baik. ASI mungkin terkumpul dalam pompa karet
dan sulit membersihkannya. ASI yang terkumpul di sana sering terkontaminasi. Pompa
jenis ini sebaiknya tidak digunakan untuk mengumpulkan ASI bagi bayi.

Terdapat banyak jenis pompa payudara manual yang berbeda. Alat-alat ini cukup efisien
dan digunakan tanpa aliran listrik atau jika harus portable seperti saat kita diperjalankan.
Kita perlu tahu dengan jelas tentang bagian-bagiannya agar bisa dibersihkan dan
disterilisasi setiap kali digunakan dan bagaimana melepaskan dan memasang kembali
bagian-bagian ini.

Pompa elektrik sering digunakan di rumah sakit dan mereka dapat membeli atau
menyewa untuk dipakai di rumah. Ibu-ibu membutuhkan informasi tentang instruksi
pengguanaan pompa elektrik dan bagian mana yang harus dibersihkan dan disterilkan dan
bagaimana cara melakukannya. Pompa elektrik dapat menyebabkan infeksi, yang
membahayakan jika itu dilakukan secara bergantian oleh beberapa ibu. Banyak ibu tidak
menggunakannya secara rutin.

DAFTAR PUSTAKA

15
Bobak, IM., Lowdermik, DL., Jensen, MD., Buku Ajar Keperawatan Maternitas, Jakarta, EGC
2005.

Cunningham, FG., MacDonald, PC., Grant, NF., Obstetri Williams, Jakarta, 2005

Edmond, K.M., C. Zandoh, M.A. Quigley, S.O. Agyei, B.R. Kirkwood., 2006, Delayed
Breastfeeding Initiation Increse Risk Of Neonatal Mortality, Pediactris.

Kementrian Kesehatan Republik Indonesia Direktorat Jendral Bina Kesehatan Masyarakat, Buku
Acuan Pelatihan Klinik Asuhan Persalinan Normal. Asuhan Esensial, Pencegahan dan
Penanggulangan Segera Komplikasi Persalinann dan Bayi Baru Lahir. Jakarta: Kemkes
RI, 201.

Peraturan Pemerintha No.69 Tahun 1999 Tentang Label Dan Iklan Pangan. Kepmenkes RI
No.450/Menkes/Sk/Iv/2004 Tentang Pemberian ASI Secara Eksklusif Pada Bayi di
Indonesia

Roesli, U., 2005, Mengenal ASI Eksklusif, Trubus Agriwidya, Jakarta, hal 2-47

Sastrosudarmo, R., Emilia, Ova., Obstetri Fisiologi, Gadjah Mada Universitas Pers,2010

UNICEF India. BREAST CRAWL. Initiation of Breasstfeeding by Breast Crawl. New


Delhi: UNICEF India, 2003

WHO UNICEF, 2011, Pelatuhan Konseling Menyusui 40 jam, Panduan Peserta

16

Anda mungkin juga menyukai