Anda di halaman 1dari 1

“Jika semua cermin di dunia memantulkan kejujuran, apakah kebohongan tak boleh

mempunyai wajah?”

_Adimas Immanuel_

Maaf, Aku Belum Bosan


Aris Royanda

Terlahir sebagai makhluk super bodoh


Dengan polosnya dihasut dunia, “Kau harus dapatkan ini dan itu”
Ah, tanpa pikir itu pentingkah untukku; pentingkah untuk manusia, dengan rakus kukejar dia
Dengan gagahnya, kuambil sepatu kupakaikan ke kaki yang lemah ini, mulai melangkah
pelan, berlari dengan angan membumi

Tak bisa ku pungkiri, aku terjatuh berkali-kali; tertusuk duri belati; tersandung gulingan batu
yang menepi, seolah kau berbisik, “Sudahlah... saatnya berhenti”
Namun, aku terlanjur berlari; mimpiku terlalu indah untuk diakhiri

Mohon maaf, Semesta


Diriku merasa kuat, segalanya kumulai dengan tekat; walau langkahku memang lambat, aku
yakin akan hebat

Semesta
Tolong jangan menduga-duga
Tuduhanmu hendak membuatku ragu
Aku tak peduli aku benar atau salah, aku tak peduli aku masih kukuh atau telah rapuh
Yang penting, citaku masih utuh

Semesta
Aku tak bermaksud tega pada diriku
Aku tak bermaksud memaksa diriku
Aku tak bermaksud membohongi diriku
Sesakit-sakitnya diriku, aku harus tunjukkan padanya beberapa pelajaran yang bisa
didapatkan dalam sebuah perjalanan panjang

Dengarkan aku, Semesta


Lelah ini masih menyenangkan
Bila kau minta aku berhenti, aku katakan, “Maaf, aku belum bosan”

Kota yang Tertinggal, 14 September 2019

Anda mungkin juga menyukai