mempunyai wajah?”
_Adimas Immanuel_
Tak bisa ku pungkiri, aku terjatuh berkali-kali; tertusuk duri belati; tersandung gulingan batu
yang menepi, seolah kau berbisik, “Sudahlah... saatnya berhenti”
Namun, aku terlanjur berlari; mimpiku terlalu indah untuk diakhiri
Semesta
Tolong jangan menduga-duga
Tuduhanmu hendak membuatku ragu
Aku tak peduli aku benar atau salah, aku tak peduli aku masih kukuh atau telah rapuh
Yang penting, citaku masih utuh
Semesta
Aku tak bermaksud tega pada diriku
Aku tak bermaksud memaksa diriku
Aku tak bermaksud membohongi diriku
Sesakit-sakitnya diriku, aku harus tunjukkan padanya beberapa pelajaran yang bisa
didapatkan dalam sebuah perjalanan panjang