Anda di halaman 1dari 3

BAB I

PENDAHULUAN

Kehamilan merupakan suatu proses reproduksi yang perlu perawatan khusus

agar dapat berlangsung dengan baik demi tercapainya persalinan yang aman dan

melahirkan bayi yang sehat dengan harapan dapat menekan Angka Kematian Ibu

(AKI) dan Angka Kematian Bayi (AKB). Kehamilan-kehamilan dapat dibagi dalam 3

bagian, yaitu triwulan I (0-12 minggu), triwulan II (12-28 minggu), dan triwulan III

(28-40 minggu). Dalam 3 triwulan tersebut terjadi perubahan-perubahan dalam tubuh

ibu.1

Trias kondisi klinis pada pasien obstetri yaitu hipertensi, proteinuri dan edem

sindrom yang biasa terjadi pada paruh kedua kehamilan yang kita kenal dengan

preeklampsia, meskipun etiologinya masih belum jelas. Preeklampsia adalah

komplikasi kehamilan yang serius, karakteristiknya pada wanita hamil tanpa ada

riwayat tekanan darah tinggi, diagnosisnya berdasar peningkatan tekanan darah

sampai 140mmHg keatas untuk sistolik dan 90mmHg keatas untuk diastolik, selain

itu ditemukan protein pada urin hingga 300mg atau lebih dalam 24 jam.2

Banyak kehamilan yang disertai komplikasi dari gejala preeklampsia yang

tidak begitu khas yang sekarang dikenal dengan HELLP Sindrom. Singkatan HELLP

pertama kali diperkenalkan oleh Weinsteint (1982) yang menjelaskan, bahwa

Sindroma HELLP, berarti preeclampsia - eclampsia yang mengalami: 3

H : Hemolisis,

1
EL : ELevated liver enzyme : tanda adanya disfungsi hepar

LP : Low Platelet count : thrombositopenia

Permasalahan yang sering timbul pada sindroma ini baik pada diagnosis

maupun dalam hal penatalaksanaan. Karena gejala dan tanda sindroma HELLP

sangat bervariasi sehingga seringkali diagnosis ditegakkan saat penyakit sudah berada

dalam stadium lanjut. Akibatnya morbiditas ibu lebih tinggi lagi. Morbiditas yang

paling sering terjadi adalah penggunaan transfusi darah atau produk-produk darah.

Disamping itu resiko terjadinya edema paru, “ consumptive coagulopathy “, gagal

ginjal, infark dan ruptur hepar serta gagal jantung paru sangat tinggi.4

HELLP sindrom adalah komplikasi yang serius dalam kehamilan yang

ditandai oleh hemolisis, meningkatnya enzim liver, dan jumlah platelet yang rendah,

HELLP sindrom terjadi pada 0,5-0,9 % dari seluruh kehamilan dan 10-20% pada

kasus dengan preeklampsia berat.3

Berdasarkan Clinical Review yang diterbitkan dari tahun 2000 sampai dengan

2009, 70% kasus HELLP sindrom terjadi sebelum melahirkan, kebanyakan pada

trimester ketiga kehamilan dan sisanya terjadi dalam 48 jam setelah kelahiran.

HELLP sindrom dapat adalah kondisi yang bisa berubah buruk secara progresif dan

sering terjadi komplikasi yang serius.3

Tidak ada perbedaan angka kejadian dan keparahan dari HELLP sindrom

pada kehamilan tunggal maupun kehamilan ganda, HELLP sindrom dijelaskan

pertama kali terlihat sejak pertengahan trimester kedua sampai beberapa hari

2
postpartum. Kematian maternal telah dilaporkan sebesar 24 % dan kematian

perinatala berkisar antara 30-40%.4

Etiopatogenesis dari HELLP sindrom tidak sepenuhnya dipahami, namun

hipotesis yang paling banyak diterima adalah perubahan pada keseimbangan imunitas

pada maternal, agregasi trombosit, disfungsi endotel, hipertensi arteri, kesalahan

bawaan pada metabolisme oksidatif asam lemak. Keterlibatan hepar terjadi karena

penimbunan fibrin intravaskular dan hipovolemi.4

HELLP sindrom adalah gangguan multisistemik yang mempersulit kondisi

kehamilan dan memiliki prognosis yang buruk, oleh karena itu identifikasi dari

HELLP sindrom dan pemberian terapi secara cepat diperlukan untuk memperbaiki

prognosis ibu dan janin.4

Berikut akan dilaporkan kasus Ny. D dengan diagnosis HELLP sindrom yang

di rawat di RSUD Ulin Banjarmasin.

Anda mungkin juga menyukai