Disusun oleh:
Pembimbing:
JAKARTA
LEMBAR PENGESAHAN
Diajukan untuk memenuhi salah satu syarat menyelesaikan Kepanitraan Klinik Ilmu Penyakit Mata di
RSUD Budhi Asih Jakarta 28 Oktober – 29 November 2019
Disusun oleh:
030.15.098
Telah diterima dan disetujui oleh dr. Heru Mahendrata Sp.M selaku dokter pembimbing Ilmu
Penyakit Mata di RSUD Budhi Asih Jakarta
Puji syukur kepada Tuhan YME , karena berkat rahmat-Nya saya dapat menyelesaikan
makalah ini.
Long case ini disusun dalam rangka memenuhi tugas kepaniteraan klinik Penyakit Mata Studi
Pendidikan Dokter Universitas Trisakti di RSUD Budhi Asih Jakarta.
Saya mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah membantu dalam
penyelesaian makalah ini, terutama :
Jakarta, November
2019
Penyusun
BAB I
PENDAHULUAN
Glaukoma merupakan kelompok penyakit saraf optik yang melibatkan hilangnya sel
ganglion retina. Glaukoma sudut tertutup adalah suatu oklusi pada trabecular meshwork oleh
iris perifer yang menyebabkan obstruksi aliran aqueous humor. Sudut tertutup berarti adanya
obstruksi mekanik pada anyaman trabekulum oleh pangkal iris. Glaukoma akut adalah suatu
keadaan di mana terjadi peningkatan tekana intra okuler (TIO) secara mendadak akibat
aposisi iris dengan jalinan trabekular pada sudut bilik mata. Kondisi iris yang terdorong atau
menonjol ke depan menyebabkan outflow humour aquous terhambat sehingga TIO
meningkat.(1)
Faktor risiko terjadinya glaukoma kongestif akut adalah usia, jenis kelamin, ras,
riwayat keluarga, pasien dengan kelainan refraksi dan pasien dengan bola mata yang pendek.
(3)
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Anatomi
Trabecular meshwork (trabeculum) adalah suatu struktur di sudut bilik mata anterior
dimana dilewati oleh 90% aqueous humor. Trabecular meshwork memiliki 3 komponen:
a. Uveal meshwork adalah suatu lapisan dalam dimana terdiri dari sel endotel yang
terbungkus dari iris dan stroma badan siliaris. Ruang intertrabecular merupakan suatu
celah yang cukup besar dan dilewati oleh aquous.
b. Corneoscleral meshwork terletak pada bagian luar dari uveal meshwork untuk
membentuk lapisan tebal dari trabekulum. Bagian ini tersusun dari lapisan jaringan
ikat dengan bagian atasnya adalah sel endotel. Celah intertrabecular lebih kecil
dibandingan dengan yang ada di uveal meshwork.
c. Juxtacanalicular (cribriform) meshwork adalah bagian luar dari trabecula dan
berhubungan corneoscleral meshwork dengan lapisan endotel dari kanal schlemm.
Lapisan ini tersusun dari sel yang ada di dalam matriks ekstraseluler dengan ruang
interseluler yang sempit.
Kanal Schlemm adalah suatu saluran melingkar di dalam sklera perilimbal. Dinding
dalam tersusun dari sel endotel yang mengandung vakuol besar yang mengalirkan aqueous
humor melalui lubang transseluler. Dinding luar dilapisi oleh sel polos dan mengandung
lubang yang dimana lubang tersebut akan menuju ke sudut obliq dan menghubungkan
langsung atau tidak langsung dengan vena episklera. Septum membagi lumen menjadi 2-4
lubang.(4)
2.2 Fisiologi
Aliran mengalir dari ruang posterior melalui pupil ke Kamar Anterior, dari tempat
keluar mata melalui tiga cara:
2.3.1 Definisi
Glaukoma merupakan kelompok penyakit saraf optik yang melibatkan hilangnya sel
ganglion retina. Glaukoma sudut tertutup adalah suatu oklusi pada trabecular meshwork oleh
iris perifer yang menyebabkan obstruksi aliran aqueous humor. Sudut tertutup berarti adanya
obstruksi mekanik pada anyaman trabekulum oleh pangkal iris. Glaukoma akut adalah suatu
keadaan di mana terjadi peningkatan tekana intra okuler (TIO) secara mendadak akibat
aposisi iris dengan jalinan trabekular pada sudut bilik mata. Kondisi iris yang terdorong atau
menonjol ke depan menyebabkan outflow humour aquous terhambat sehingga TIO
meningkat.(1)
2.3.2 Epidemiologi
2.3.3 Etiologi
2.3.4 Patofisiologi
Aqueous humor dihasilkan oleh corpus siliaris di camera oculi posterior dan
berdifusi dari camera oculi posterior melalui pupil dan masuk ke camera oculi anterior. Dari
camera oculi anterior, aqueous humor dialirkan ke sistem vaskular melalui trabecular
meshwork dan kanal schlemm yang terkandung di dalam sudut (persimpangan iris dan kornea
pada pinggiran bilik anterior). Glaukoma sudut tertutup akut disebabkan oleh faktor-faktor
yang mendorong atau menarik iris ke atas sehingga menghalangi drainase humor aqueous,
meningkatkan tekanan intraokular dan merusak saraf optik.
Glaukoma sudut tertutup akut muncul melalui dua mekanisme utama penutupan
sudut primer: blok pupillary dan iris plateau. Mekanisme utama penutupan sudut akut adalah
blok pupil dan mewakili sekitar 75% kasus penutupan sudut primer. Di mata dengan ruang
anterior dangkal, posisi lensa yang lebih anterior, di samping kelengkungan permukaan
anterior yang lebih besar, meningkatkan area kontak dari permukaan iris posterior ke lensa,
memfasilitasi perbedaan tekanan antara ruang anterior. Pada iris dataran tinggi, kedalaman
bilik anterior tampak normal, dan bidang iris tetap datar, tetapi sudutnya tampak sempit atau
tertutup karena bentuk iris perifer, yang turun tiba-tiba di periferal jauh, membuat reses
sempit di atas meshwork trabecular. Mekanisme yang meningkatkan kontak iridotrabecular
adalah: iris yang lebih tebal, insersi iris anterior dan posisi anterior dari tubuh ciliary.
terutama melalui mekanisme yang disebut blok pupillary sekunder untuk midriasis. Ketika
iris membesar dan ditarik secara sentripetal dan posterior menyebabkan kontak lensa iris,
humor aqueous dicegah dari melewati antara lensa dan iris ke dalam ruang anterior. Namun,
aqueous humor terus diproduksi oleh tubuh ciliary mendorong iris perifer anterior dan dengan
demikian menutup sudut. Efek yang dihasilkan adalah untuk menghambat aliran air dan
menyebabkan timbulnya hipertensi intraokular yang cepat. Penyebab lebih lanjut dari
penutupan sudut akut terjadi melalui mekanisme blok non-pupillary, di mana tubuh silinder
dipindahkan ke depan dangkal ruang anterior perifer.(4)
2.3.5 Klasifikasi
Glaukoma sudut tertutup akut diperkirakan terjadi sekitar 15% sampai 45% dari
semua glaukoma sudut-tertutup dan biasanya timbul dengan gejala yang cepat. Pasien
mengeluh adanya nyeri pada mata dengan berbagai tingkat nyeri. Tingkatan nyeri tersebut
dimulai dari nyeri mata yang dalam, terlokalisir, hingga sakit kepala yang samar-samar
menyebar. Rasa nyeri tersebut dapat disertai dengan gejala lain seperti mual dan muntah,
gejala visual seperti penglihatan kabur, lingkaran cahaya berwarna di sekitar lampu dan
hilangnya penglihatan. Gejala lain pada pasien yaitu sering ditemukan adanya penurunan
visus, fotofobia, kongesti konjungtiva dan silia, edema kornea dan camera oculi anterior
dangkal disertai adanya sel dan flare. Tekanan intraokular biasanya melebihi 40 mmHg.
Tanda-tanda lain seperti atrofi iris, sinekia posterior, dan kerusakan saraf optik struktural
(pucat) merupakan indikasi episode glaukoma sudut-penutupan sebelumnya. Visualisasi
struktur segmen anterior yang buruk selama serangan akut sangat umum terjadi, karena
edema kornea. Jika gonioskopi dapat dilakukan, kompresi kornea sentral dengan lensa
gonioskopi empat cermin mendorong air ke ruang anterior perifer, membantu membedakan
antara penutupan sudut appositional dan synechial. Manuver eksplorasi ini tidak boleh
dilakukan pada pasien yang sangat bergejala, di mana tekanan intraokular sangat meningkat.
Terjadi bila terbentuk iris bombe yang menyebabkan oklusi sudut bilik mata depan
oleh iris perifer. Hal ini menghambat aliran keluar aqueous dan tekan intraocular meningkat
dengan cepat, menimbulkan nyeri hebat, kemerahan, dan penglihatan kabur. Serangan akut
sering diresipitasi oleh dilatasi pupil, yang terjadi secara spontan di malam hari, saat
pencahayaan berkurang. Dapat juga disebabkan oleh obat-obatan dengan efek antikolinergik
atau simpatomimetik (misalkan atropine, sebagai obat praoperasi, antidepresan, bronkodilator
inhalasi, dekongestan hidung, atau tokolitik).
Pasien dengan predisposisi anatomi penutupan sudut bilik mata depan biasanya
emngalami sinekia anterior perifer yang semakin meluas disertai dengan peningkatan tekanan
intraocular secara bertahap. Manifestasi klinis dapat berupa penyempitan lapang pandang
yang eksentif di kedua mata. Sesekali pasien tersebut mengalami serangan penutupan sudut
subakut. Pada pemeriksaan dijumpai peningkatan tekanan intraocular, sudut bilik mata depan
yang sempit disertai sinekia anterior perifer dalam berbagai tingkat, serta kelainan diskus
optikus dan lapang pandang. Langkah pertama penanganannya adalah iridotomi perifer
dengan laser.
sinekia anterior
Primary Angle Closure Glaucoma Sudut mata sempit, TIO > 21 mmHg,
adanya neuropati optic glaukomatosa,
lapang pandang menyempit.
Acute Primary Angle Closure Sudut mata sempit, TIO > 30 mmHg,
adanya gejala nyeri okular dan periokular,
mual muntah, halo sign. Pada pemeriksaan
fisik ditemukan adanya 3 atau lebih dari
injeksi konjungtiva, edema mikrositik
kornea, mid dilatasi pupil, kamera okuli
anterior yang dangkal.
2.3.7 Diagnosis(3)
Gejala klinis
Sebagian besar pasien dengan glaukoma sudut tertutup tidak memiliki gejala
(asimptomatik), termasuk pasien dengan tekanan intraokular yang
meningkat secara intermiten maupun secara kronis.
Gejala klinis dapat berupa gejala ringan seperti penglihatan yang buram
seperti melihat di ruangan yang penuh dengan asap, adanya halo (melihat
pelangi pada saat mata melihat ke sinar atau cahaya), penurunan visus,
adanya hiperemis pada bola mata, adanya nyeri ocular maupun periocular,
nyeri kepala, nyeri abdomen, dan gejala gastrointestinal lainnya.
Faktor pencetus dapat berupa menonton televisi di ruangan yang gelap, pada
saat membaca, adanya stress, konsumsi obat-obatan sistemik, motion
sickness patches, konsumsi obat-obatan golongan antagonis parasimpatis
dan agonis simpatis.
Pemeriksaan Fisik
Tanda kronik:
a. Visus normal
b. Kamera okuli anterior dangkal
c. Peningkatan tekanan intraokular yang bersifat intermiten
d. Gejala saraf optic tergantung dari tingkat keparahan kerusakan
TIO normal
Pemeriksaan Penunjang
1. Tonometri
Instrumen paling luas yang digunakan adalah tonometer aplanasi Goldmann,
yang dilekatkan ke slitlamp dan mengukur gaya yang diperlukan untuk meratakan
daerah kornea tertentu. Ketebalan kornea mempengaruhi keakuratan pengukuran.
Tekanan intraokular mata pada kornea yang tebal akan ditaksir terlalu tinggi. Tekanan
intraokular pada kornea yang tipis akan ditaksir terlalu rendah. Kesulitan ini dapat
diatasi dengan tonometer kontur dinamik pascal. Rentang tekanan intraokular normal
adalah 10-21 mmHg. Pada usia lanjut, tekanan intraokular lebih tinggi sehingga batas
atasnya adalah 24 mmHg.
. Gonioskopi
Pada pemeriksaan ini dapat dilihat langsung struktur sudut bilik mata depan,
juga hal-hal yang terdapat pada sudut bilik mata depan seperti benda asing. Sudut
bilik mata depan dibentuk oleh pertemuan kornea perifer dengan iris, yang
diantaranya terdapat anyaman trabekular. Pada gonioskopi dapat memungkinkan
visualisasi langsung struktur-struktur sudut. Apabila keseluruhan anyaman trabecular,
taji sklera, dan processus iris dapat terlihat, sudut dinyatakan terbuka. Apabila hanya
garis Schwalbe atau sebagian kecil dari anyaman trabecular yang dapat terlihat, sudut
dinyatakan sempit. Apabila garis Schwalbe tidak terlihat, sudut dinyatakan tertutup.
Pemeriksaan ini dilakukan dengan meletakkan geniolens di dataran depan
kornea setelah diberikan lokal anestesi. Lensa ini dapat digunakan untuk melihat
sekeliling sudut mata dengan memutarnya 360 derajat. Lebar sudut bilik mata depan
dapat diperkirakan dengan pencahayaan oblik bilik mata depan.
Dapat dinilai besar atau terbukanya sudut :
iii. Derajat 2, bila sebagian kanal Schlemm terlihat disebut sudut sempit
sedang kelainan ini mempunyai kemampuan untuk tertutup
2.3.8 Tatalaksana(5)
Pilihan terapi glaukoma sudut-tertutup adalah: medis, laser dan bedah (tabel 3).
Pengobatan pada semua jenis glaukoma sudut-penutup harus diarahkan untuk
mengurangi tekanan intraokular, membuka kembali sudut dan mencegah dan / atau
menghentikan kerusakan saraf optik. Indikasi untuk setiap modalitas pengobatan
bervariasi tergantung pada presentasi klinis, tetapi lebih dari satu mungkin diperlukan
pada setiap pasien
Carbonic anhydrase adalah enzim yang mengkatalisis hidrasi karbon dioksida dan
dehidrasi asam karbonat. Penghambatan enzim ini (khususnya bentuk isoenzimnya II) dalam
proses silia mengurangi produksi aqueous humor. Efek maksimum dalam menurunkan
tekanan intraokular terjadi 2 jam setelah dosis awal. Acetazolamide memiliki formulasi oral
dan injeksi. Efek samping sistemik meliputi: parestesia, perubahan rasa, kehilangan nafsu
makan, sakit kepala, diare, mual, muntah, hipokalemia dan asidosis metabolik. Efek samping
yang jarang termasuk sindrom Steven-Johnson anemia aplastik dan urolitiasis.
Penggunaannya dikontraindikasikan pada pasien yang alergi terhadap sulfonamid, pasien
dengan anemia sel sabit, pasien dengan gagal ginjal dan penyakit Addison. Pasien dengan
diabetes, insufisiensi hati dan penyakit paru obstruktif kronik harus diamati dengan seksama
ketika menggunakan acetazolamide, karena asidosis metabolik dapat memperburuk kondisi
sistemik mereka.
Dose
Methazolamid
25 to 100 mg every 12 hours
e
Cholinergic agents
Beta-blockers
Beta-blocker menurunkan TIO sekitar 20-40%. Efek samping sistemik adalah:
bronkokonstriksi, penyamaran tanda dan gejala hipoglikemia, bradikardia, penurunan curah
jantung, blok auriculo-ventrikel, hipotensi sistemik.
Drug Dose
Timolol, Carteolol, Levobunolol, Metipranolol and 1 drop every 12
Betaxolol hours
Alpha 2 agonists
Reseptor adrenergik pada mata terletak di otot iris dan siliaris serta epitel, retina,
dan epitel pigmen retina. Efek penurunan tekanan intraokular dari obat-obat ini memiliki
mekanisme ganda: dengan menurunkan produksi air dan dengan meningkatkan aliran air
melalui jalur uveoskleral. Efek midriatik dari obat ini dan kemungkinan memburuknya sudut-
penutup tidak melebihi manfaatnya dalam menurunkan tekanan intraokular pada serangan
akut sudut-penutupan. Epinefrin dan dipivalil epinefrin merupakan kontraindikasi pada kasus
sudut yang dapat disingkirkan. Brimonidine dan apraclonidine sama-sama efisien dalam
mencegah peningkatan TIO setelah prosedur laser segmen anterior seperti iridotomi atau
trabeculoplasty
Prostaglandin analogues
Laser
Setelah terapi medis telah mencapai penurunan TIO dan edema kornea telah
membaik, pemeriksaan sudut dan saraf optik yang cermat dianjurkan. Iridotomi harus
dilakukan pada semua jenis glaukoma sudut tertutup primer untuk mengurangi blok pupil,
menghindari serangan akut di masa depan dan menurunkan tekanan intraokular. Kedalaman
tengah bilik anterior tidak berubah setelah iridotomi, tetapi pinggirannya menjadi lebih
dalam, iris mengasumsikan konfigurasi yang lebih planar, lebih dekat ke kapsul lensa
khatulistiwa dan ekuator, dan sudut iridocorneal melebar, mengurangi risiko pengembangan
PAS. Mata kontralateral juga harus dievaluasi dan iridotomi profilaksis dipertimbangkan.
Iridoplasti perifer telah terbukti lebih efektif dalam menurunkan TIO dibandingkan
terapi medis selama dua jam pertama serangan akut, tetapi tidak mungkin dicapai jika opacity
kornea ada. Hal ini dianggap sebagai pengobatan lini pertama untuk pasien dengan sindrom
dataran tinggi, yang secara efektif mengendalikan TIO selama PAS tidak ada.
2.3.9 Prognosis
Prognosis glaukoma akut tergantung penangan awal, jika terlambat maka dapat
mengakibatkan kebutaan permanen.
KESIMPULAN
Glaukoma merupakan kelompok penyakit saraf optik yang melibatkan hilangnya sel
ganglion retina. Glaukoma sudut tertutup adalah suatu oklusi pada trabecular meshwork oleh
iris perifer yang menyebabkan obstruksi aliran aqueous humor. Sudut tertutup berarti adanya
obstruksi mekanik pada anyaman trabekulum oleh pangkal iris. Glaukoma akut adalah suatu
keadaan di mana terjadi peningkatan tekana intra okuler (TIO) secara mendadak akibat
aposisi iris dengan jalinan trabekular pada sudut bilik mata. Kondisi iris yang terdorong atau
menonjol ke depan menyebabkan outflow humour aquous terhambat sehingga TIO
meningkat.(1)
Faktor risiko terjadinya glaukoma kongestif akut adalah usia, jenis kelamin, ras,
riwayat keluarga, pasien dengan kelainan refraksi dan pasien dengan bola mata yang pendek.
Glaukoma sudut tertutup terbagi menjadi primary angle closure suspect, primary angle
closure glaucoma dan acute primary angle closure. Prognosis glaukoma akut tergantung
penangan awal, jika terlambat maka dapat mengakibatkan kebutaan permanen.
DAFTAR PUSTAKA