Anda di halaman 1dari 3

Judul besar Leaflet :

EPILEPSI PADA ANAK, APA ITU????

1. Mengenal Epilepsi Pada Anak


Dikalangan masyarakat istilah epilepsi ini lebih dikenal dengan “ayan” ataupun “kejang”
yang tidak menular tentunya.

Epilepsi merupakan gangguan neurologis yang sering terjadi pada masa kanak-kanak
dengan aktivitas neuron yang berlebihan dan tidak normal di otak. Secara klinis epilepsy
didefinisikan sebagai serangan kejang yang berulang dengan jarak lebih dari 24 jam tanpa
penyebab yang jelas.

2. Penyebab Epilepsi
- Aktivitas saraf yang abnormal
- Gangguan biokimia dan metabolic otak
- Trauma pada otak
- Asfiksi dan hipoksia pada saat bayi
- Gangguan metabolic
- Malformasi congenital pada otak
- Idiopatik/Sindrom genetic
- Infeksi Sistem Saraf Pusat
- Kesalahan pengobatan
- Demam tinggi

3. Tanda Dan Gejala Epilepsi


Anak-anak yang menderita epilepsi akan menampakkan gejala seperti kejang-kejang, dan
kadang juga kehilangan kesadaran diri, pada saat terjadi serangan. Tergantung pada
bagian otak yang terganggu pertama kali.
a. Kejang Parsial yaitu otak yang mengalami gangguan hanya sebagian saja
 Kejang Parsial Simple, ditandai dengan tidak kehilangan kesadaran. Gejalanya
anggota tubuh yang menyentak, atau timbul rasa kesemutan, pusing, dan kilatan
cahaya.
 Kejang Parsial Kompleks, ditandai seperti bingung atau setengah sadar selama
beberapa saat. Gejalanya pandangan kosong, menelan, mengunyah, atau
menggosok-gosokkan tangan.
b. Kejang Umum yaitu gejala terjadi pada sekujur tubuh dan disebabkan oleh gangguan
yang berdampak kepada seluruh bagian otak
 Mata yang terbuka saat kejang
 Tubuh yang menjadi kaku selama beberapa detik
 Otot tubuh tiba-tiba menjadi lemas, sehingga pengidap bisa jatuh tanpa
kendali
 mengeluarkan suara-suara atau berteriak saat kejang
 Mengompol
 Kesulitan bernapas untuk beberapa saat

4. Tindakan utama saat kejang


- Hubungi petugas medis gawat darurat terdekat untuk membawa peralatan emergency
yang sesuai
- Saat penderita terjatuh, bila perlu pindahkan posisi penderita ke area yang lebih aman.
Singkirkan benda-benda di sekitar yang dapat melukai penderita tersebut, misalnya
memindahkan penderita ke pinggir jalan saat penderita jatuh di tengah jalan umum
- Longgarkan pakaian penderita, terutama bagian sekitar leher
- Jauhkan seseorang yang kejang dari tempat berbahaya, misalnya dekat api, listrik, dan
jalan raya. Hindari pula dari benda tajam seperti pisau.
- Miringkan posisi badan seseorang yang sedang kejang dan berikan bantal untuk
kepalanya. Hal ini untuk membantu pernapasan. Posisi miring juga aman untuk
seseorang yang kejang disertai muntah.
- Setelah kejang, mungkin ia akan bingung. Saat itu ia memerlukan dukungan moril
dan simpati. Namun, jangan bebani mereka dengan rasa cemas.
5. Hal yang Tidak Boleh Dilakukan Saat Kejang
- Jangan memasukkan apa pun ke dalam mulut seseorang yang sedang kejang. Jangan
pula memaksa mereka membuka mulut atau giginya. Memasukkan sesuatu ke dalam
mulut justru bisa membahayakan, seperti menutup saluran pernapasan.
- Anda tidak perlu menahan tubuh penderita untuk mencegah kejang. Namun,
berikanlah bantal untuk melindungi kepala penderita saat kejang terjadi
- Tidak perlu mengekang gerakan kejang karena justru dapat membuat cidera. Jangan
pula memeluk seseorang yang sedang kejang atau berusaha menghentikannya.
Biarkan kejang berlangsung. Biasanya, kejang akan berlangsung kurang dari 5 menit.
- Sesaat setelah kejang berhenti, jangan memberikan minuman apapun. Tidak perlu
juga memberikan tambahan obat anti epilepsi. Jika kejang berlangsung lama yaitu
lebih dari 5 menit atau berulang-ulang dan terjadi trauma, segeralah bawa ke dokter.
-
6. Tips Pengobatan Epilepsi
Obat epilepsi bertujuan bukan untuk menyembuhkan tapi mengontrol gejala yang
ditimbulkan oleh penyakit ini. Sebagian besar jenis epilepsi pada anak memerlukan
pengobatan sampai 2 tahun bebas kejang Karena itu, siapkan selalu obat-obatan yang
dibutuhkan oleh anak.
o Pastikan anak minum obat secara teratur
o Jika satu dosis terlewat/lupa, segera minum obat tersebut begitu teringat kembali.
o Tanyakan pada dokter apa yang harus dilakukan jika anak lupa minum satu dosis
obat.
o Jika obat antiepilepsi diminum ketika anak berada di sekolah, beritahukan guru
maupun pengawas mengenai hal tersebut.
o Hindari habisnya persediaan OAE dengan menyediakan obat cadangan untuk 2
minggu.
o Mengenali pencetus kejang pada anak sehingga serangan kejang bisa dihindari.
Pencetus yang sering dialami : Lupa minum obat, kurang tidur, terlambat atau
lupa makan, stres fisik dan emosi, anak dalam keadaan sakit atau demam, cahaya
yang berkedip-kedip yang dihasilkan komputer, TV, video game.

Anda mungkin juga menyukai