Internal :
1. Memberi masukan kepada Pemda mengenai kawasan-kawasan atau bangunan yang perlu dilestarikan dari segi
arsitektur
2. Membantu Pemda dalam menyusun Rencana Tata Ruang untuk keperluan pengembangan kawasan yang dilindungi
(Urban Design Guidelines
3. Membantu Pemda dalam menentukan fungsi atau penggunaan baru bangunan-bangunan bersejarah atau bernilai
arsitektural tinggi yang fungsinya sudah tidak sesuai lagi (misalnya bekas pabrik atau gudang) serta mengusulkan
bentuk konservasi arsitekturalnya.
4. Memberikan contoh-contoh keberhasilan proyek pemugaran yang dapat menumbuhkan keyakinan pengembang
bahwa dengan mempertahankan identitas kawasan/bangunan bersejarah, pengembangan akan lebih memberikan
daya tarik yang pada gilirannya akan lebih mendatangkan keuntungan finansial
Soal no 2
Berdasarkan Perda No. 9 Tahun 1999 Tentang Pelestarian dan Pemanfaatan Lingkungan dan Cagar Budaya,
bangunan cagar budaya dari segi arsitektur maupun sejarahnya dibagi dalam 3 (tiga) golongan, yaitu :
1. Perubahan bangunan dapat dilakukan dengan tetap mempertahankan pola tampak muka, arsitektur utama dan bentuk
atap bangunan
2. Detail ornamen dan bahan bangunan disesuaikan dengan arsitektur bangunan disekitarnya dalam keserasian
lingkungan
3. Penambahan Bangunan di dalam perpetakan atau persil hanya dapat dilakukan di belakang bangunan cagar budaya
yang harus sesuai dengan arsitektur bangunan cagar budaya dalam keserasian lingkungan
4. Fungsi bangunan dapat diubah sesuai dengan rencana Kota
Soal no 3
Rekomendasi tindakan dapat berupa perlindungan, pengembangan dan pemanfaatan.
PERLINDUNGAN dapat didetailkan sebagai tindakan :
A. Pemeliharaan
Yaitu upaya untuk mempertahankan dan menjaga serta merawat agar kondisi bangunan gedung cagar
budaya tetap lestari
B. Pemugaran
Yaitu upaya pelestarian yang terdiri dari :
1. Rekonstruksi, upaya membangun kembali keseluruhan atau sebagian bangunan gedung cagar budaya yang
hilang dengan menggunakan konstruksi baru agar menjadi seperti wujud sebelumnya pada periode tertentu.
2. Konsolidasi, upaya penguatan bagian bangunan gedung cagar budaya yang rusak tanpa membongkar
seluruh bagunan untuk mencegah kerusakan lebih lanjut.
3. Rehabilitasi, upaya pemulihan kondisi suatu bangunan gedung cagar budaya agar dapat dimanfaatkan
secara efisien untuk fungsi kekinian dengan cara perbaikan atau perubahan tertentu dengan tetap menjaga
nilai kesejarahan, arsitektur dan budaya.
4. Restorasi yaitu upaya mengembalikan kondisi bangunan gedung cagar budaya secara akurat sesuai
keasliannya dengan cara menghilangkan elemen/komponen dan material tambahan atau mengganti
komponen yang hilang agar menjadi seperti wujud sebelumnya pada periode tertentu.