Anda di halaman 1dari 12

SATUAN ACARA PENYULUHAN

TENTANG DIABETES MELITUS (DM)

KEPADA KELUARGA NY. M DENGAN RIWAYAT DM PADA TN.H


BANJARMASIN

OLEH :

AYU SAFITRI, S. KEP

113063J119004

PROGRAM STUDI ILMU KEPERAWATAN DAN PROFESI NERS


SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN SUAKA INSAN
BANJARMASIN
2020
SATUAN ACARA PENYULUHAN (SAP)

1. Pokok bahasan : Diabetes Melitus


2. Subpokok Bahasan : Pencegahan diabetes mellitus
a. Pengertian : Diabetes Melitus adalah suatu penyakit dimana kadar glukosa di
dalam darahtinggi karena tubuh tidak dapat menghasilkan atau menggunakan insulin
secara efektif.
Insulin adalah hormon yang dilepaskan oleh pancreas, yang bertanggungjawabdalam
mempertahankan kadar gula darah yang normal. Insulin memasukkan gulakedalam
sel sehingga bias menghasilkan energy atau disimpan sebagai cadangan energi.
b. Penyebab :
1. Dibetes melitus tipe I
Diabetes melitus tipe I ditandai oleh penghancuran sel-sel beta pankreas yang
merupakan kombinasi dari beberapa faktor:
a) Faktor genetic
Penderita tidak mewarisi diabetas tipe I sendiri tetapi mewarisi
suatu predisposisi kearah terjadinya diabetas tipe I yaitu dengan ditmukannya 
tipeantigen HLA (Human Leucolyte antoge) teertentu pada individu
tertentuFaktor imunologiPada diabetae tipe I terdapat suatu respon autoimun
sehingga antibodyterarah pada sel-sel pulau lengerhans yang dianggapnya
jaringan tersebutseolah-olah sebagai jeringan abnormal
b) Faktor lingkungan
Penyelidikan dilakukan terhadap kemungkinan faktor-faktor ekternal
yang dapat memicu destruksi sel beta, contoh hasil penyelidikan yang
menyatakan bahwa virus atau toksin tertentu dapat memicu proses autoimun
yang menimbulkan destruksi sel beta.
2. Diabetas Melitus Tipe II
Mekanisme yang tepat yang menyebabkan resistensi insulin dangangguan sekresi
insulin pada diabetas melitus tipe II masih belum diketahui.
Faktor genetik diperkirakan memegang peranan dalam proses terjadinyaresistensi
insulin dan juga terspat beberap faktor resiko teetentu yang berhubungan dengan
proses terjadinya diabetea tipe II yaitu:
a) Usia ( resistensi insulin cenderung meningkat usia diatas 65 tahun
b) Obesitas
c) Riwayat keluarga 
d) Kelopok etnik tertentu

3. Faktor non genetika.
a. Infeksi
Virus dianggap sebagai “trigger” pada mereka yang sudah mempunyai
predisposisi genetic terhadap Diabetes Mellitus. 
b. Nutrisi
a) Obesitas dianggap menyebabkan resistensi terhadap insulin. 
b) Malnutrisi protein
c) Alkohol, dianggap menambah resiko terjadinya pankreatitis.
c. Stres
Stres berupa pembedahan, infark miokard, luka bakar dan emosi
biasanyamenyebabkan hyperglikemia sementara.
d. Hormonal
Sindrom cushing karena konsentrasi hidrokortison dalam darah
tinggi,akromegali karena jumlah somatotropin meninggi, feokromositoma
karenakonsentrasi glukagon dalam darah tinggi, feokromositoma karena
kadarkatekolamin meningkat
c. Klasifikasi
Berdasarkan klasifikasi dari WHO (2016) dibagi beberapa type yaitu :
a. Diabetes Mellitus type insulin
Insulin Dependen Diabetes Mellitus (IDDM)
penderita tergantung pada pemberian insulin untuk mencegah terjadinya
ketoasidosis dan mempertahankan hidup. Biasanya pada anak-anak atau usia
muda dapat disebabkan karena keturunan. 
b. Diabetes Mellitus type II
Non Insulin Dependen Diabetes Mellitus (NIDDM), yang dahulu dikenal dengan
nama Maturity Onset Diabetes (MOD) terbagi dua yaitu:
a) Non obesitas
b) Obesitas
Disebabkan karena kurangnya produksi insulin dari sel beta pancreas,
tetapi biasanya resistensi aksi insulin pada jaringan perifer. Biasanya terjadi 
pada orang tua (umur lebih 40 tahun) atau anak dengan obesitas.
c. Diabetes Mellitus type lain
a) Diabetes oleh beberapa sebab seperti kelainan pancreas, kelainanhormonal,
diabetes karena obat/zat kimia, kelainan reseptor insulin, kelainan genetik dan
lain-lain. 
b) Obat-obat yang dapat menyebabkan huperglikemia antara lain : Furasemid,
thyasida diuretic glukortikoid, dilanting dan asam hidotinik
c) Diabetes Gestasional (diabetes kehamilan) intoleransi glukosa
selamakehamilan, tidak dikelompokkan kedalam NIDDM pada
pertengahankehamilan meningkat sekresi hormon pertumbuhan dan hormon
chorioniksomatomamotropin (HCS). Hormon ini meningkat untuk mensuplai
asamamino dan glukosa ke fetus.
d. Tanda dan gejala :
a) Sering merasa haus
b) Sering kencing terutama malam hari
c) Pandangan menjadi kabur
d) Sering merasa lelah tanpa sebab yang jelas dan mengantuk
e) Penurunan berat badan
f) Kulit terasa kering dan gatal
g) Sering menderita sariawan atau infeksi (misalnya bisul) yang sulit sembuh
h) Infeksi yang sering kambuh
e. Faktor yang menyebabkan terjadinya diabetes mellitus :
a) Riwayat keluarga
b) Obesitas
c) Usia siatas 45 tahun
d) Gaya hidup tidak sehat
e) Hipertensi
f) Gangguan kolesterol tinggi
g) Riwayat jantung koroner
h) Stroke
f. Cara perawatan dan penanganan penyakit diabetes mellitus
Perawatan DM dirumah saat ini sangat dianjurkan karena pengobatan dan perawatan
DM membutuhkan waktu yang lama.
Cara Perawatan Pasien DM di Rumah adalah dengan jalan :
1. Minum obat secara teratur sesuai program
2. Diet yang tepat
3. Olahraga yang teratur
4. Kontrol GD teratur
5. Pencegahan komplikasi

1. Diet Nutrisi (Perencanaan Makan) Untuk Diabetes Melitus


PENGATURAN MAKANAN

BAHAN DIANJURKAN DIBATASI DIHINDARI


MAKANAN
SUMBER Semua sumber
KARBOHIDRAT karbohidrat dibatasi:
nasi, bubur, roti, mie,
kentang, singkong,
ubi, sagu, gandum,
pasta, jagung, talas,
havermout, sereal,
ketan, macaroni
SUMBER Ayam tanpa kulit, hewani tinggi lemak Keju, abon, dendeng,
PROTEIN ikan, telur rendah jenuh (kornet, sosis, susu full cream,
HEWANI kolesterol atau putih sarden, otak, jeroan,
telur, daging tidak kuning telur)
berlemak
SUMBER tempe, tahu, kacang bayam, buncis, daun
PROTEIN hijau, kacang merah, melinjo, labu siam,
NABATI kacang tanah, kacang daun singkong, daun
kedelai k etela, jagung muda,
kapri, kacang
panjang, pare, wortel,
daun katuk
SAYURAN Sayur tinggi serat: nanas, anggur,
kangkung, daun mangga, sirsak,
kacang, oyong, pisang, alpukat, sawo,
ketimun, tomat, labu semangka, nangka
air, kembang kol, masak
lobak, sawi, selada,
seledri, terong
BUAH-BUAHAN jeruk, apel, pepaya, Buah-buahan yang
jambu air, salak, manis dan
belimbing (se suai diawetkan: durian,
kebutuhan) nangka, alpukat,
kurma, manisan
buah.
MINUMAN Minuman yang
mengandung
alkohol, susu kental
manis, soft drink, es
krim, yoghurt, susu
LAIN-LAIN makanan yang Gula pasir, gula mer
digoreng dan yang ah, gula batu, madu
menggunakan santan Makanan/ minuman
kental, kecap, saus tir yang manis: cake,
am kue-kue manis,
dodol, tarcis, sirup,
selai manis, c oklat,
permen, tape,
mayonaise,

2. Aktivitas Fisik (Olahraga)


Pada diabetes tipe 2, latihan jasmani dapat memperbaiki kendali glukosa
secara menyeluruh, aktivitas fisik juga terbukti menurunkan konsentrasi HbA1c,
yang cukup menjadi pedoman untuk penurunan risiko komplikasi diabetes dan
kematian. Selain mengurangi risiko, aktivitas fisik akan memberikan pengaruh yang
baik pada lemak tubuh, tekanan darah arteri, sensitibitas barorefleks, vasodilatasi
pembuluh yang endothelium-dependent, aliran darah pada kuli, hipertrigliseridemi,
dan fibrinolysis. Angka kesakitan dan ematian diabetisi yang aktif, 50% lebih rendah
dibanding mereka yang santai.
Pada diabetes tipe 1, latihan jasmani akan menyulitkan pengaturan meabolik,
hingga kendali gula darah bukan merupakan tujuan dari latihan jasmani.tetapi latihan
endurance ternyata terbukti akan memperbaiki fungsi endotel vascular. Dari
penelitian epidemiologi retro dan prospektif, juga terbukti bahwa latihan jasmani
yang teratur akan mencegah komplikasi makro dan mikro vascular serta
meningkatkan harapan hidup.
Prinsip latihan jasmani bagi diabetes, persis sama dengan prinsip latihan
jasmani secara umum, yaitu memenuhi beberapa hal, seperti : frekuensi, intensitas,
durasi dan jenis
a. Frekuensi : jumlah olahraga perminggu sebaiknya dilakukan dengan teratur 3-
5 kali perminggu.
b. Intensitas : ringan dan sedang (60-70% Maximum Heart Rate)
c. Durasi : 30-60 menit
d. Jenis : latihan jasmani endurans (aerobic) untuk meningkatkan kemampuan
kardiorespirasi seperti jalan, jogging, berenang dan bersepeda.
3. Obat – Obatan
Apabila pengendalian diabetesnya tidak berhasil dengan pengaturan diet dan
aktivitas fisik, pasien DM akan diberikan obat penurun gula darah. Obat-obatan
tersebut harus dikonsumsi secara teratur, sesuai anjuran dokter. Selain itu, obat-
obatan tersebut juga harus diminum seimbang dengan jumlah makanan yang
dikonsumsi. Obat-obatan ini akan selalu diperlukan oleh pasien DM untuk
mengontrol kadar gula dalam darah.
a. Obat Hipoglikemik Oral
1) Insulin Secretagogue
Sulfonilurea : meningkatkan sekresi insulin oleh sel beta pankreas. Merupakan
obat pilihan utama untuk pasien dengan berat badan normal dan kurangm
namun masih boleh diberikan kepada pasien dengan berat badan lebih.
Contohnya glibenklamid. Kontra indikasi : pasien usia lanjut, pasien
insufisiensi ginjal, ibu hamil dan menyusui, ketoasidosis.
Glinid : bekerja cepat, merupakan prandial glucose regulator. Penekanan
pada peningkatan sekresi insulin fase pertama.obat ini berisiko terjadinya
hipoglikemia. Contohnya : repaglinid, nateglinid.
2) Insulin sensitizers
Thiazolindindion. Mensensitisasi insulin dengan jalan meningkatkan efek
insulin endogen pada target organ (otot skelet dan hepar). Menurunkan
resistensi insulin dengan meningkatkan jumlah protein pengangkut glukosa,
sehingga ambilan glukosa di perifer meningkat. Agonis PPARγ yang ada di
otot skelet, hepar dan jaringan lemak.
3) Glukoneogenesis inhibitor
Metformin. Bekerja mengurangi glukoneogenesis hepar dan juga
memperbaiki uptake glukosa perifer. Terutama dipakai pada penyandang
diabetes gemuk. Kontraindikasi pada pasien dengan gangguan ginjal dan
hepar dan pasien dengan kecendrungan hipoksemia.
4) Inhibitor absorbsi glukosa
Glukosidase inhibitor (acarbose). Bekerja menghambat absorbsi glukosa di
usus halus sehingga mempunyai efek menurunkan kadar glukosa darah
sesudah makan. Obat ini tidak menimbulkan efek hipoglikemi. Hal-hal yang
harus diperhatikan :
OHO dimulai dengan dosis kecil dan ditingkatkan decara bertahap sesuai
respon kadar glukosa darah, dapat diberikan sampai dosis
maksimal.sulfonilurea generasi I dan II 15-30 menit sebelum makan.
Glimepirid sebelum/sesaat sebelum makan. Repaglinid, Nateglinid
sesaat/sebelum makan. Metformin sesaat/pada saat/sebelum makan.
Penghambat glukosidase α bersama makan suapan pertama. Thiazolidindion
tidak bergantung jadwal makan.
a) Insulin
(1) Sekresi insulin fisiologis terdiri dari sekresi insulin basal dan sekresi
insulin prandial. Terapi insulin diupayakan mampu meniru pada
sekresi insulin yang fisiologis.
(2) Defisiensi insulin mungkin hanya berupa defisiensi insulin basa,
insulin prandial atau keduanya. Defisiensi insulin basal menyebabkan
timbulnya hiperglikemia pada keadaan puasa, sedangkan defisiensi
nsulin prandial akan menimbulkan hiperglikemia setelah makan.
(3) Terapi insulin untuk substitusi ditujukan untuk melakukan koreksi
terhadap defisiensi yang terjadi.
(4) Terapi insulin dapat diberikan secara tunggal berupa insulin kerja
cepat (rapid insulin), kerja pendek (short acting), kerja menengah
(intermediate acting) atau insuli campuran tetap (premixed insulin)
Insulin diperlukan dalam keadaan : penurunan berat badan yang
cepat, hiperglikemia yang berta disertai ketosis, ketoasidosis diabetik,
hiperglikemia hiperosmolar non ketotik, hiperglikemia dengan
asidosis laktat, gagal dengan kombinasi OHO dengan dosis yang
hampir maksimal, stress berat (infeksi sistemik, operasi besar, IMA,
stroke), kehamilan dengan DM/DM Gestasional yang tidak terkendali
dengan perencanaan makan, gangguan fungsi hepar atau ginjal yang
berat, kontraindikasi atau alergi OHO.
b) Terapi Kombinasi
Pemberian OHO maupun insulin selalu dimulai dengan dosis
rendah untuk kemudian diinaikan secara bertahap sesuai dengan respon
kadar glukosa darah. Untuk kombinasi OHO dengan insulin, yang banyak
dipakai adalah kombinasi OHO dan insulin basal (kerja menengah atau
kerja lama) yang divberikan pada malam hari atau menjelang tidur.
Dengan pendekatan terapi tersebut pada umumnya dapat diperoleh kendali
glukosa yag baik dengan dosis insulin yang cukup kecil. Dosis awal
insulin kerja menengah adalah 6-10 unit yang diberikan sekitar jam 22.00,
kemudian dilakukan evaluasi dosis tersebut dengan menilai kadar gula
darah puasa keesokan harinya. Bila dengan cara seperti ini kadar gula
darah sepanjang hari masih tidak terkendali, maka OHO dihentikan dan
diberikan insulin.
4. Monitor Kadar Gula Darah
Pada pasien diabetes diperlukan pemantauan kadar gula darah, dan bila
memungkinkan pematauan dilakukan secara mandiri. Cara ini memungkinkan
deteksi dan pencegahan secara dini terhadap peningkatan atau penurunan kadar
glukosa darah. Pemantauan secara mandiri dengan benar akan mengurangi
komplikasi yang ditimbulkan dari DM tipe 2. Pemantauan kadar glukosa sendiri
(PKGS) sudah banyak dikembangkan dalam upaya pengendalian diabetes
mellitus.
Hasil PKGS dapat mengindikasikan pada kondisi-kondisi berikut: pertama
mencapai dan memelihara glikemik PKGS memberikan informasi kepada dokter
dan perawat mengenai kendali glikemik dari hari kehari, agar dapat memberi
naseha yang tepat; kedua mencegah dan mendeteksi hipoglikemik; ketiga
mencegah hiperglikemik berat; keempat menyesuaikan dengan perubahan gaya
hidup, terutama berkaitan dengan masa sakit, latihan jasmani, aau akivitas lainnya
seperti berkendaraan; dan kelima menentukan kebutuhan untuk memulai terapi
insulin pada pasien diabetes mellitus gestastional.
g. Komplikasi
1. Hipoglikemia
2. Luka sukar sembuh
3. Impotensi
4. Kebutaan
5. Penyakit jantung
6. Terganggunya fungsi ginjal

3. Sasaran : Bpk. H dan keluarga


4. Waktu : 10.00 – 10.45 wita
5. Tempat : rumah Bpk. H, Gg. Batu benawa 2
6. Hari/tanggal : Minggu, 28 Juni 2020
7. Tujuan penyuluhan :
a. Tujuan Instriksional Umum (TIU)
Setelah dilakukan penyuluhan diharapkan Bpk. H dan keluarga dapat mengetahui
tentang cara perawatan dan penanganan penyakit diabetes mellitus
b. Tujuan instruksional khusus (TIK)
1) Menjelaskan pengertian diabetes mellitus
2) Menjelaskan penyebab diabetes mellitus
3) Menjelaskan tanda dan gejala
4) Menjelaskan tentang faktor yang menyebabkan diabetes mellitus
5) Menjelaskan tentang cara perawatan dan penanganan penyakit diabetes mellitus
6) Menjelaskan komplikasi diabetes mellitus
8. Kegiatan
No Langkah- Waktu Kegiatan penyuluh Kegiatan sasaran
langkah
1. Pendahulua 10 menit a. Memberi salam a. Menjawab salam
n b. Memperkenalkan diri b. Menjawab
c. Menjelaskan maksud pertanyaan
dan tujuan
d. Memberi pretes
2. Penyajian 20 menit a. Menjelaskan Mendengarkan
pengertian diabetes dengan seksama
mellitus
b. Menjelaskan
penyebab diabetes
mellitus
c. Menjelaskan tanda
dan gejala
d. Menjelaskan tentang
faktor yang
menyebabkan
diabetes mellitus
e. Menjelaskan tentang
cara perawatan dan
penanganan penyakit
diabetes mellitus
f. Menjelaskan
komplikasi diabetes
mellitus
3. Evaluasi 10 menit a. Tanya jawab Partisipasi aktif
b. Menanyakan kembali
c. Post test
4. Penutup 5 menit a. Meminta/memberi a. Memberikan
pesan dan kesan pesan dan kesan
b. Memberi salam b. Menjawab salam

9. Metode : ceramah, demonstrasi dan tanya jawab


10. Media : leaflet
11. Materi : terlampir
12. Evaluasi :
Pertanyaan :
a. Apakah yang dimaksud dengan diabetes mellitus ?
b. Apakah yang menyebabkan terrjadinya diabetes mellitus ?
c. Bagaimana tanda dan gejala diabetes mellitus ?
d. Faktor apa saja yang menyebabkan diabetes mellitus ?
e. Bagaimana cara perawatan dan penanganan diabetes mellitus ?
f. Apasaja komplikasi diabetes mellitus ?
13. Daftar pustaka
Hasnah. 2018. Pencegahan penyakit diabetes mellitus tipe 2. Vol. VIII. Media : Gizi

Pangan

Heitzman, J. 2015. Foot Care for Patients with Diabetes.Lippincot Willian& Wilkins

Wolter Kluwer Health vol 27, No. 3, pp. 250-263

Soeparman dkk, 2017.  Ilmu Penyakit dalam, Jilid 2, edisi 3. UI Press : Jakarta.
Yosri Mohamed Yong. Penyakit Kencing Manis. Diakses dari
http://us.geocities.com/mauzurahm. Pada hari Kamis, 25 Juni 2020.
http://www.scribd.com/Lima-Pilar-Penanganan-Diabetes-Melitus

Anda mungkin juga menyukai