Anda di halaman 1dari 12

TUJUAN PELAPORAN KEUANGAN

Tujuan adalah ke arah mana segala upaya, tindakan, dan pertimbangan dicurahkan. Oleh
karena itu, penentuan tujuan pelaporan keuangan merupakan langkah yang paling krusial dalam
perekayasaan akuntansi. Tujuan pelaporan menentukan konsep-konsep dan prinsip-prinsip yang
relevan yang akhirnya menentukan bentuk, isi, jenis, dan susunan statemen keuangan. Untuk
menurunkan tujuan pelaporan keuangan, pihak yang dituju dan kepentingannya harus
diidentifikasi dengan jelas sehingga informasi yang dihasilkan pelaporan keuangan dapat
memuaskan kebutuhan informasional pihak yang dituju. Pada gilirannya, pihak yang dituju akan
melakukan tindakan atau mengambil keputusan yang mengarah ke pencapaian tujuan pelaporan
keuangan. Dengan demikian, diharapkan tujuan yang lebih luas (tujuan ekonomik dan sosial
negara) akan tercapai.
PEMAKAI DAN KEPENTINGANNYA
Kepentingan pemakai juga beragam, antara lain adalah pertanggungjawaban,
kebermanfaatan keputusan, riset keuangan dan pasar, penentuan tarif, penentuan pajak,
pengendalian sosial, pengendalian alokasi sumber daya ekonomik dan pengukuran kinerja
entitas. Karakteristik pemakai statemen keuangan juga harus dipertimbangkan dalam penentuan
tujuan pelaporan keuangan. Karakteristik pemakai antara lain kedudukan pemakai terhadap
entitas pelapor (akses terhadap informasi) dan tingkat pengetahuan pemakai tentang bisnis dan
ekonomi.
Dengan masalah di atas, Most menunjukkan dua pendekatan dalam penentuan tujuan
penyediaan informasi (pelaporan keuangan), yaitu:
1.    Menyediakan informasi untuk sehimpunan pemakai umum yang mempunyai bermacam-macam
kepentingan keputusan, atau
2.    Menyediakan informasi untuk kelompok pemakai tertentu yang mempunyai kepentingan
tertentu yang diketahui (teridentifikasi).

B.       ASPEK SOSIAL TUJUAN DALAM PELAPORAN


TUJUAN FUNGSIONAL

Tujuan fungsional adalah suatu tujuan masyarakat atau organisasi secara keseluruhan tanpa
memperhatikan tujuan/motivasi masing-masing individual di dalamnya. Tujuan individual tidak
dapat diamati sedangkan tujuan fungsional dapat diidentifikasi dengan mengamati konsekuensi-
konsekuensi dari kegiatan masyarakat atau organisasi yang nyatanya terjasi. Selain itu, tujuan
fungsional juga dapat merupakan konsekuensi-konsekuensi sebagai hasil ketetapan atau harapan
penguasa (misalnya pemerintah). Dengan demikian, tujuan fungsional merupakan tujuan
normatif yang menjadi pedoman dalam pembuatan kebijakan di tingkat nasional atau organisasi.

Sebagai kegiatan sosial, tujuan fungsional akuntansi dapat ditetapkan misalnya untuk:

1.        Mengalokasi sumber daya ekonomi secara efisien.

2.        Membantu perusahaan untuk dapat memperoleh dana untuk ekspansi.

3.        Membantu pemerintah untuk menarik pajak secara adil dan efisien

4.        Membantu para manajer dalam keputusan investasi.

5.        Mempertanggungjawaban pengelolaan keuangan negara.

6.        Memfasilitasi fungsi dan pengendalian sosial.

7.        Mengarahkan perilaku manajer untuk mengambil keputusan yang selaras dengan tujuan sosial
dan ekonomik negara.

8.        Mengurangi atau mencegah konflik kepentingan antara manajer, auditor, dan pemegang
saham.

Tujuan fungsional akuntansi dapat terdiri atas satu atau beberapa (sehimpunan)
Tujuan yang berkaitan. Walaupun tujuan/motif individual tidak diketahui dan dipertimbangkan,
diharapkan bahwa tujuan fungsional yang ditetapkan selaras dengan sebagian atau bahkan
seluruh tujuan individual.
·      TUJUAN BERSAMA

Tujuan bersama adalah satu atau beberapa tujuan individual yang sama dengan tujuan
individual lainnya. Tujuan fungsional disusun tanpa memperhatikan tujuan-tujuan individual,
sedangkan tujuan bersama ditentukan dengan mengidentifikasi dahulu tujuan-tujuan individual
kemudian memilih tujuan-tujuan individual (seluruh anggota masyarakat) yang sama untuk
dijadikan tujuan kegiatan sosial.

·      TUJUAN KELOMPOK DOMINAN


Dalam tujuan ini keputusan yang akan diambil adalah tujuan dari kelompok yang dominan.
Kelompok yang dominan adalah kelompok yang memiliki pengaruh sangat kuat dalam
pengambilan keputusan atau tindakan dari semua anggota masyarakat. Sedangkan bagi
kelompok yang non-dominan tujuannya tidak menjadi relevan atau dianggap terlalu lemah untuk
mempengaruhi kegiatan sosial. Kalau informasi akuntansi ditujukan kepada kelompok dominan,
kelompok non dominan dapat menjadi penumpang pakai (free-riders).

C.      PERKEMBANGAN TUJUAN PELAPORAN KEUANGAN

Atas dasar aspek sosial, tujuan pelaporan keuangan dalam profesi akuntansi di Amerika
mengalami semacam evolusi. Perkembangan terjadi karena pergeseran kesepakan dalam hal
siapa kelompok yang dituju, apa kepentingannya, dan seperti apa model pengambilan keputusan
yang digunakan.

·       Tujuan Versi ASOBAT


Walaupun berorientasi pada kebutuhan pemakai, komite eksekutif AAA tidak secara
spesifik mengidentifikasi pihak pemakai laporan keuangan. Komite ini mendefinisi tujuan
pelaporan keuangan dengan menunjukkan manfaatnya untuk:
1.    Membuat keputusan-keputusan yang berkaitan dengan penggunaan sumberdaya (alam, fisis,
manusia, dan finansial) yang terbatas.
2.    Mengarahkan dan mengendalikan sumber daya fisis dan manusia suatu organisasi secara
efektif.
3.    Memelihara dan melaporkan pengelolaan sumber daya yang dipercayakan kepada manajemen.
4.    Memberi kemudahan berjalannya fungsi dan pengendalian sosial.
Karena pihak yang dituju tidak jelas,dapat dikatakan bahwa ASOBAT sebenarnya mendefinisi
tujuan pelaporan atas dasar tujuan fungsional.

·       Tujuan Versi APB No. 4


Tujuan pelaporan keuangan yang dicanangkan dalam APB No. 4 secara umum dinyatakan
sebagai berikut : the basic purposes of financial accounting and financial statements is to provide
financial information about individual usiness enterprises that is useful in making economic
decisions. APB No. 4 memuat dua tujuan pelaporan yaitu tujuan umum (general objectives) dan
tujuan kualitatif (qualitative objectives). Tujuan di atas merupakan tujuan umum yang dijadikan
dasar untuk menentukan kandungan informasi akuntansi.

·       Tujuan Versi Trueblood Committee


Tujuan pelaporan yang diajukan oleh komite Trueblood tidak jauh berbeda dengan tujuan
dalam ASOBAT maupun APB No. 4 kecuali bahwa tujuan dalam laporan komite Trueblood
lebih rinci dan mengidentifikasi aspek-aspek tujuan. Dua hal penting yang ditekankan oleh
komite ini adalah daya melaba (earnings power) dan elemen aliran kas (cash flows).

·       Tujuan Pelaporan Keuangan FASB


FASB mendasarkan penyusunan tujuan pelaporan pada tiga aspek landasan pikiran yaitu
bahwa:
1.    Tujuan pelaporan keuangan ditentukan oleh lingkungan ekonomik, hukum, politis, dan sosial
tempat akuntansi diterapkan.
2.    Tujuan pelaporan keuangan dipengaruhi oleh karakteristik dan keterbatasan informasi yang
dapat disampaikan melalui mekanisme pelaporan keuangan.
3.    Tujuan pelaporan memerlukan suatu fokus untuk menghindari terlalu umumnya informasi
akibat terlalu banyaknya pihak pemakai yang ingin dipenuhi kebutuhan informasionalnya.
KARAKTERISTIK KUALITATIF INFORMASI
Informasi akuntansi yang dihasilkan oleh pihak manajemen perusahaan mempunyai
beberapa karakteristik kualitatif yang harus dimiliki. Karakteristik-karakteristik kualitatif
tersebut akan membedakan informasi yang bermanfaat dengan informasi yang kurang
bermanfaat bagi penggunanya. Dalam pemilihan metode akuntansi yang akan digunakan
perusahaan, karakteristik-karakteristik tersebut haruslah menjadi salah satu dasar pertimbangan
pemilihan metode akuntansi yang akan digunakan.
Menurut Statement of Financial Accounting (SFAC) No. 2 karakteristik kualitatif dari
informasi akuntansi adalah sebagai berikut :
1.    Relevan; maksudnya adalah kapasitas informasi yang dapat mendorong suatu keputusan apabila
dimanfaatkan oleh pemakai untuk kepentingan memprediksi hasil di masa depan yang
berdasarkan kejadian waktu lalu dan sekarang. Ada tiga karakteristik utama yaitu:
a.   Ketepatan waktu (timeliness), yaitu informasi yang siap digunakan para pemakai sebelum
kehilangan makna dan kapasitas dalam pengambilan keputusan;
b.   Nilai prediktif (predictive value), yaitu informasi dapat membantu pemakai dalam membuat
prediksi tentang hasil akhir dari kejadian yang lalu, sekarang dan masa depan;
c.   Umpan balik (feedback value), yaitu kualitas informasi yang memngkinkan pemakai dapat
mengkonfirmasikan ekspektasinya yang telah terjadi di masa lalu.
2.    Reliable, maksudnya adalah kualitas informasi yang dijamin bebas dari kesalahan dan
penyimpangan atau bias serta telah dinilai dan disajikan secara layak sesuai dengan tujuannya.
Reliable mempunyai tiga karakteristik utama yaitu:
a.         Dapat diperiksa (veriviability), yaitu konsensus dalam pilihan pengukuran akuntansi yang
dapat dinilai melalui kemampuannya untuk meyakinkan bahwa apakah informasi yang disajikan
berdasarkan metode tertentu memberikan hasil yang sama apabila diverivikasi dengan metode
yang sama oleh pihak independen;
b.   Kejujuran penyajian (representation faithfulness), yaitu adanya kecocokan antara angka dan
diskripsi akunatnsi serta sumber-sumbernya;
c.      Netralitas (neutrality), informasi akuntansi yang netral diperuntukkan bagi kebutuhan umum
para pemakai dan terlepas dari anggapan mengenai kebutuhan tertentu dan keinginan tertrentu
para pemakai khusus informasi.
3.         Daya Banding (comparability), informasi akuntansi yang dapat dibandingkan menyajikan
kesamaan dan perbedaan yang timbul dari kesamaan dasar dan perbedaan dasar dalam
perusahaan dan transaksinya dan tidak semata-mata dari perbedaan perlakuan akuntansinya.
4.  Konsistensi (consistency), yaitu keseragaman dalam penetapan kebijaksanaan dan prosedur
akuntansi yang tidak berubah dari periode ke periode.
5.   Ketepatwaktuan (timeliness); adalah tersedianya informasi bagi pembuat keputusan pada saati
dibutuhkan sebelum informasi tersebut kehilangan kekuatan untuk mempengaruhi keputusan.
Tersedianya informasi lama setelah suatu kejadian yang memerlukan tanggapan atau keputusan
berlalu menjadikan informasi tersebut tidak punya nilai lagi.
6.    Ketepatan Penyimbolan (representational faithfulness); adalah kesesuaian atau kecocokan antara
pengukur atau deskripsi (representasi) dan fenomena yang diukur atau dideskripsi. Dalam
akuntansi, fenomena yang ingin direpresentasi adalah kondisi fisis, kondisi keuangan dan
kegiatan ekonomik badan usaha berupa sumber ekonomik, kewajiban keuangan dan transaksi
atau kejadian yang mengubah sumber ekonomik dan kewajiban tersebut.
7.      Keterujian (verifiability); adalah kemampuan informasi untuk memberi keyakin yang tinggi
kepada para pemakai karena tersedianya sarana bagi para pemakai untuk menguji secara
independen ketepatan penyimbolan (kebenaran/validitas informasi).
8.  Kenetralan (neutrality); adalah ketidakberpihakan pada grup tertentu atau ketakberbiasan
(unbiasedness) dalam perlakuan akuntansi.
9.   Materialitas (materiality); adalah besar kecilnya magnituda suatu penghilangan (omission) atau
penyalahsajian (misstatement) informasi akuntansi yang menjadikan besar kemungkinan bahwa
pertimbangan seorang bijaksana yang mengandalkan diri pada informasi tersebut berubah atau
terpengaruh oleh penghilangan/pengabaian atau penyalahsajian tersebut.

III.    ELEMEN-ELEMEN STATEMEN KEUANGAN


Atas dasar karakteristik kualitatif informasi (keterandalan, khususnya ketepatan
penyimbolan dan keberpautan), tujuan pelaporan keuangan (informasi semantik yang harus
dilaporkan), FASB mengidentifikasi elemen-elemen spesifik penting sebagai berikut:
Untuk entitas bisnis:
Aset (assets)
Kewajiban (liabilities)
Ekuitas (Equities) atau aset bersih (net assets) untuk entitas non bisnis
Investasi oleh pemilik (investments by owners)
Distribusi ke pemilik (distributions by owners)
Laba komprehensif (comprehensive income)
Pendapatan (revenues)
Biaya (expenses)
Untung (gains)
Rugi (losses)
Aliran kas dari kegiatan operasi (cash flows from operationg activities)
Aliran kas dari kegiatan investasi (cash flows from investing activities)
Aliran kas dari kegiatan pendanaan (cash flows from financing activities)
Elemen aset bersih untuk entitas non bisnis
Aset bersih terbatas permanen (permanently restricted net assets)
Aset bersih terbatas sementara (temporarily restricted net assets)
Aset bersih terbatas takterbatas (unrestricted net assets)

A.       DEFINISI ELEMEN


-       Aset;
manfaat ekonomik masa datang yang cukup pasti (probable) yang diperoleh atau dikuasai oleh
suatu entitas sebagai hasil transaksi atau kejadian masa lalu.
-       Kewajiban;
pengorbanan manfaat ekonomik masa datang yang cukup pasti yang timbul dari keharusan
(obligations) sekarang suatu entitas untuk mentransfer aset atau menyerahkan jasa kepada entitas
lain di masa datang sebagai akibat dari transaksi atau kejadian masa lalu.
-       Ekuitas atau aset bersih;
kepentingan residu dalam aktiva sebuah entitas, setelah dikurangi dengan kewajibannya. Dalam
sebuah entitas bisnis, ekuitas merupakan kepentingan kepemilikan. Ekuitas pemegang
sahamdiklasifikasikan menjadi dua komponen penting yaitu modal setoran dan laba ditahan
-       Investasi oleh pemilik;
Kenaikan aktiva bersih sebuah perusahaan yang ditimbulkan oleh transfer sesuatu yang bernilai
dari entitas lain kepada perusahaan tersebut untuk mendapatkan atau menaikkan kepentingan
kepemilikan. Aktiva adalah bentuk yang paling umum diterima sebagai investasi
oleh pemilik,tetapi investasi ini bisa juga meliputi jasa atau kepuasan atau konversi kewajiban
perusahaan.
-       Distribusi kepada pemilik;
Penurunan aktva bersih sebuah perusahaan yang diakibatkan oleh pemindahan
aktiva, penyediaan jasa, atau penciptaan kewajiban oleh perusahaan kepada pemilik. Distribusi
kepada pemilik akan menurunkan kepentingan kepemilikan dalam perusahaan.
-            Laba komprehensif;
Perubahan dalam ekuitas suatu badan usaha sebagai akibat pentransferan aset, penyerahan jasa,
dan penimbulan kewajiban oleh badan usaha tersebut kepada pemilik. Distribusi ke pemilik
mengurangi hak pemilikan atau ekuitas dalam suatu badan usaha.
-            Pendapatan;
Aliran masuk aset atau kenaikan aset lainnya pada suatu entitas atau penyelesaian/pelunasan
kewajiban entitas tersebut dari penyerahan atau produksi barang, pemberian/penyerahan jasa,
atau kegiatan lain yang membentuk operasi sentral atau utama dan berlanjut dari entitas tersebut.
-            Biaya;
Aliran keluar aset atau penyerapan aset lainnya pada suatu entitas atau penimbulan kewajiban
entitas tersebut (atau kombinasi keduanya) dari penyerahan atau produksi barang, ,
pemberian/penyerahan jasa, atau kegiatan lain yang membentuk operasi sentral atau utama dan
berlanjut dari entitas tersebut.
-            Untung;
Kenaikan dalam ekuitas (aset bersih) yang beasal dari transaksi periferal (ikutan) atau insidental
(kala-kala) suatu entitas dan dari semua transaksi atau kejadian atau keadaan lain yang
mempengaruhi entitas tersebut kecuali kenaikan sebagai akibat dari pendapatan atau investasi
oleh pemilik.
-            Rugi;
Penurunan dalam ekuitas (aset bersih) yang beasal dari transaksi periferal (ikutan) atau insidental
(kala-kala) suatu entitas dan dari semua transaksi atau kejadian atau keadaan lain yang
mempengaruhi entitas tersebut kecuali penurunan sebagai akibat dari pendapatan atau investasi
oleh pemilik.

B.       PERUBAHAN POSISI KEUANGAN


Aset, kewajiban dan ekuitas seabgai elemen posisi keuangan dapat berubah akibat tiga hal
yaitu kejadian (events), keadaan (circumstances) dan transaksi (transaction). Pengaruh ketiga hal
tersebut dapat terjadi pada tiap elemen aset, kewajiban, atau ekuitas saja atau pada dua atu tiga
elemen sekaligus. Bila dipandang dari elemen ekuitas, perubahan-perubahan posisi keuangan
akibat tiga hal tersebut dapat dikategorikan menjadi:
1.      Semua perubahan dalam aset dan kewajiban yang tidak dibarengi dengan perubahan dalam
ekuitas.
2.      Semua perubahan dalam aset dan kewajiban yang dibarengi dengan perubahan dalam ekuitas
3.      Perubahan dalam ekuitas yang tidak melibatkan aset atau kewajiban.
PENGUKURAN DAN PENGAKUAN
Penentuan dan pendefenisisan elemen berkaitan dengan masalah apa yang harus disajikan
dalam statemen keuangan dan terdiri atas apa saja seperangkat penuh statemen keuangan (a full
set of financial statements). Elemen dan pos menjadi bahan penyusunan seperangkat penuh
statemen keuangan. Agar secara teknis penyususnan statemen keuangan dapat dilaksanakan
dengan mudah, diperlukan sarana (berupa buku besar atau ledger ) untuk mencatat hasil
pengukuran. Oleh karena itu, pos-pos yang harus disajikan dalam statemen keuangan menjadi
basis untuk menamai akun-akuan (accounts) dalam buku besar. Bila suatu hasil pengukuran
dicatat dalam system pembukuan, berarti informasi tersebut dengan sendirinya akan disajikan via
statemen keuangan (incorporated into financial statements).

A.     PELAPORAN DAN STATEMEN KEUANGAN


Walaupun tujuannya sama, pelaporan keuangan (financial reporting) harus dibedakan dengan
statemen keuangan (financial statements). FASB menyatakan bahwa statemen keuangan adalah
media utama atau ciri sentral pelaporan keuangan. Pelaporan keuangan meliputi penyampaian
informasi yang wajib secara luas (mandatory) dan sukarela (voluntary). Lebih dari itu, informasi
tertentu yang bermanfaat mungkin lebih baik (efektif) kalau disajikan melalui statemen keuangan
sementara informasi yang lain akan lebih efektif kalau disajikan melalui media selain statemen
keuangan.

B.     SEPERANGKAT STATEMEN KEUANGAN


Tujuan pelaporan, karakteristik kualitatif, dan elemen statemen keuangan akan menentukan jenis
statemen apa saja yang membentuk seperangkat penuh statemen keuangan. Sekelompok elemen
akan membentuk jensi statemen keuangan tertentu. FASB menyatakan bahwa seperangkat penuh
statemen keuangan untuk suatu perioda harus menunjukkan informasi:
1.      Posisi keuangan pada akhir perioda tersebut
2.      Laba untuk perioda tersebut
3.      Laba komprehensif untuk perioda tersebut
4.      Aliran kas selama perioda tersebut
5.      Investasi oleh dan distribusi ke pemilik selama perioda tersebut

C.    PENGUKURAN
Pengukuran adalah penentuan besarnya unit pengukur (jumlah rupiah) yang akan
dilekatkan pada suatu objek (elemen atau pos) yang terlibat dalam suatu transaksi, kejadian atau
keadaan untuk mereprsentasi makna atau atribut objek tersebut. FASB mengidentifikasi atribut
pengukuran yang sekarang diterapkan dan masih dapat dilanjutkan penggunaannya (SFAC No.
5, prg 67):
1.      Kos historis atau perolehan kas historis
2.      Kos sekarang
3.      Nilai pasar sekarang
4.      Nilai terealisasi/pelunasan neto
5.      Nilai sekarang atau diskunan aliran kas masa datang

D.                PENGAKUAN
Secara konseptual, pengakuan adalah penyajian suatu informasi melalui statemen
keuangan sebagaiciri sentral pelaporan keuangan. Secara teknik, pengakuan berarti pencatatan
secara resmi (penjurnalan) suatu kuantitas (jumlah rupiah) hasil pengukuran ke dalam sistem
akuntansi sehingga jumlah rupiah tersebut akan mempengaruhi suatu pos dan terefleksi dalam
statemen keuangan.
FASB menetapkan empat kriteria pengakuan fundamental (konseptual) sebagai berikut:
Definisi (definitions) – suatu pos harus memenuhi definisi elemen statemen keuangan.
Keterukuran (measurability) – suatu pos harus mempunyai atribut yang terpaut dengan
keputusan dan dapat diukur dengan tingkat keterandalan yang cukup.
Keberpautan (relevance) – informasi yang dikandung suatu pos mempunyai daya untuk
membuat perbedaan dalam keputusan pemakai.
Keterandalan (reliability) – informasi yang dikandung suatu pos secara tepat menyimbolkan
fenomena, teruji (terverifikasi) dan netral.

V.       NILAI SEKARANG DALAM PENGUKURAN AKUNTANSI


Rerangka pengukuran dan pengakuan sebagaimana dimual dalam SFAC No. 5 telah
dikembangkan dan dilengkapi dengan SFAC No. 7 tentang penggunaan informasi aliran kas dan
nilai sekarang dalam pengukuran akuntansi. Sebagai komponen rerangka konseptual SFAC No.
7 memberi pedoman yang berisi:
a.         Tujuan nilai sekarang dalam pengukuran akuntansi.
b.         Prinsip-prinsip umum (general principles) yang melandasi penggunaan nilai sekarang,
terutama bila jumlah rupiah (amounts) aliran kas masa datang, saat terjadinya (timing) atau
keduanya tidak pasti.

VI.    MANFAAT DAN KETERBATASAN MODEL


Sebagai suatu model, rerangka konseptual (RK) versi FASB di atas mempunyai manfaat
sebagai sumber acuan untuk mengembangkan hal yang sama untuk lingkungan (negara) yang
lain. Karena konteks lingkungan yang berbeda, RK yang dikembangkan untuk tiap negara dapat
sama atau berbeda bahkan harus berbeda dengan model yang dijadikan acuan. Walaupun
demikian, proses penalaran di balik Rkcukup bersifat umum (universal) sehingga dapat
digunakan sebagai pedoman berpikir dalam mengembangkan RK baru untuk konteks lingkungan
yang berbeda.

A.    TRANSFER TEKNOLOGI


Transfer teknologi dapat diartikan sebagai transfer proses penalaran dan perekayasaan untuk
menghasilkan produk yang paling efektif untuk mencapai tujuan fungsional akuntansi negara
sasaran. Bila paramaeter yang dipertimbangkan berbeda, tentu saja produk yang dihasilkan akan
berbeda pula walaupun fungsinya sama.

B.     PENGARUH RK FASB


Dalam kenyataannya, RK FASB mempunyai pengaruh (dampak) yang besar dalam
memicu dan melandasi pengembangan RK di beberapa negara lain pada perioda
mengembangkan atau pada perioda setelah RK FASB selesai. Ada berbagai organisasi profesi
dan badan pemerintah yang berusaha untuk mengembangkan rerangka untuk negaranya masing-
masing, seperti AARF (Australian Accounting Research Foundation), IASC (International
Accounting Standards Committee), CICA (Canadian Institution of Chartered Accounts, dll.,
namun proses penalaran dan komponen RK yang dikembangkan oleh organisasi-organisasi
tersebut menunjukkan kemiripan dengan RK FASB.
C.    DOKUMEN KEBIJAKAN
Rerangka konseptual FASB merupakan suatu dokumen kebijakan atau politis dan bukan
dokumen atau karya ilmiah. Sebagai dokumen kebijakan, proses penyusunannya melibatkan
perdebatan atau argumen yang keputusan akhirnya dalam beberapa kasus melibatkan
pemungutan suara (voting). RK FASB penuh dengan muatan nilai-nilai yang dianut dalam
konteks lingkungan Amerika (value-laden).
Sebagai teknologi, struktur dan proses pemikiran dan penyimpulan untuk menyusun RK
membentu satu kesatuan pengetahuan yang dapat disebut sebagai teori akuntansi dalam
pengertian penalaran logis dan bukan dalam pengertian penjelasan ilmiah. Penalaran logis
bermanfaat untuk mengevaluasi dan membenarkan praktik akuntansi yang sedang berjalan serta
mempengaruhi dan mengembangkan praktik akuntansi di masa datang.

Anda mungkin juga menyukai