Anda di halaman 1dari 18

MANUSIA DAN CINTA KASIH

MAKALAH

Disusun untuk memenuhi tugas dari mata kuliah Ilmu Budaya Dasar pada
Program Studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar
Dosen Pengampu: Yurdayanti, M.Pd

Disusun Oleh:
Kelompok 1
Nazela Fadhia Haya (NIM 190141691)
Mala Kustiasari (NIM 190141698)
Nurul Makiyah (NIM 190141716)

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR


SEKOLAH TINGGI KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
MUHAMMADIYAH BANGKA BELITUNG
2019/2020
KATA PENGANTAR
Alhamdulillah, segala puji bagi Allah SWT. atas Rahmat dan Hidayah-
Nya. Shalawat dan salam kepada Nabi Besar Muhammad SAW. beserta para
sahabat yang telah memperjuangkan Islam, sehingga kita bisa merasakan
indahnya iman.
Tugas makalah ini penulis susun dengan mengarahkan segala daya dan
upaya yang ada, termasuk bantuan dan bimbingan serta sumbang saran dari
berbagai pihak baik langsung mau pun tidak langsung. Untuk itu, terimakasih dan
penghargaan yang setinggi-tingginya penulis sampaikan kepada yang terhormat:
1. Bapak Dr. Asyraf Suryadin, M.Pd, selaku Ketua STKIP Muhammadiyah
Bangka Belitung.
2. Ibu Yuanita, S.Pd.,M.Pd, selaku Ketua Prodi STKIP Muhammadiyah
Bangka Belitung.
3. Bapak Muhammad Iqbal Arrosyad, M.Pd, selaku Pembimbing Akademik.
4. Ibu Yurdayanti, M.Pd, selaku Dosen Pengampu Mata Kuliah Ilmu Budaya
Dasar di STKIP Muhammadiyah Bangka Belitung.
5. Semua pihak yang telah berkontribusi terhadap penyelesaian Makalah ini.
Penulis menyadari berbagai kelemahan dan kekurangan dalam penulisan
makalah ini. Makalah ini jauh dari kesempurnaan yang disebabkan oleh
keterbatasan penulis dalam pengetahuan, kemampuan, mencari sumber dan
pengalaman. Semoga tugas makalah ini dapat menambah pengetahuan dan
bermanfaat bagi para pembaca. Akhir kata, saran dan kritik yang membangun
penulis harapkan demi perbaikan dan pengembangan makalah ini. Sekian dan
terima kasih.

Pangkalpinang, 18 Oktober 2019


Penulis

i
DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL
KATA PENGANTAR.................................................................................... i
DAFTAR ISI................................................................................................... ii
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang...................................................................................... 1
B. Rumusan Masalah................................................................................. 3
C. Tujuan................................................................................................... 3

BAB II PEMBAHASAN
A. Pengertian Cinta Kasih......................................................................... 5
B. Cinta Menurut Agama.......................................................................... 7
C. Bentuk-Bentuk Cinta............................................................................ 9
D. Pengertian Kasih Sayang,Kemesraan dan Pemujaan............................

BAB III PENUTUP


A. Simpulan............................................................................................... 12
B. Saran..................................................................................................... 12

DAFTAR PUSTAKA...................................................................................... 14

ii
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Cinta merupakan pengalaman yang sangat menarik yang pernah
kita alami dalam hidup ini. Sangat disesali, orang pada umumnya masih
bingung akan apakah cinta itu sesungguhnya. Kebingungan mereka
semakin bertambah ketika dunia perfilman memperkenalkan arti cinta
yang salah dimana penekanan akan cinta selalu dititik beratkan pada
perasaan dan cerita romantika.
Dari jaman dulu sampai sekarang hakikat cinta kasih masih
menjadi perbincangan yang tidak dibatasi secara jelas dengan makna yang
luas pula.Walaupun, sulit juga untuk diungkapkan dan diingkari bahwa
cinta adalah salah satu kebutuhan hidup manusia yang cukup
fundamental.Begitu fundamentalnya sampai-sampai membawa Khalil
Gibran, seorang punjagga terkenal, berpendapat bahwa “Cinta hanyalah
sebuah kemisterian”.Cinta sangat erat dalam kehidupan dan tidak bisa di
pisahkan dalam kehidupan. Tidak pernah selintas pun orang berpikir
bahwa cinta itu tidak penting. Mereka haus akan cinta, mereka butuh akan
cinta.
Kendati pun demikian, hampir setiap orang tidak pernah berpikir
tentang apa dan bagaimana cinta itu. Padahal berpikir tentang apa dan
bagaimana cinta itu, cinta bisa diibaratkan sebagai suatu seni yang
sebagaimana bentuk seni lainnya sangat memerlukan pengetahuan dan
latihan untuk bisa menggapainya.
Begitupun dengan kasih sering sekali kita terkecoh bahkan sulit
untuk membedakan cinta dan kasih itu sendiri. Oleh karena itu, penulis
sangat tertarik mengambil judul makalah Manusia dan Cinta Kasih, agar
dapat membantu kita semua untuk lepas dari ketidak jelasan Cinta Kasih
yang selalu menjadi bahan perenungan, diskusi, cerita yang tidak pernah
ada akhirnya.

1
2

Dalam perjalanan hidup manusia, tidak akan pernah lepas dari


yang namanya cinta. Cinta akan selalu ada dalam suatu dimensi yang
namanya manusia. Manusia dicipta dengan penuh cinta, dan tanpa cinta
manusia tak akan lahir. Manusia diciptakan di jagad bumi mengembangan
cinta dari tuhan sebagai khalifah  di muka bumi. Yang menjadi pertanyaan
besar sekarang ini adalah pemaknaan akan cinta dalam realitas hidup ini.
Apakah cinta dimaknai sebagai sesuatu yang fitrah yang mesti dijaga
ataukah suatu wujud rasa yang mesti diagungkan.
Ketika memberikan sebuah defenisi akan cinta, akan lahir
beberapa defenisi yang tentu saja akan berbeda dari segi substansi atau
hakikat cinta itu. Hal ini dikarenakan sudut pandang yang berbeda pula.
Semakin tinggi tingkat pemahaman terhadap suatu norma atau prilaku,
akan semakin kompleks penjabaran defenisi itu.
Pemberian pemaknaan akan cinta akan senasib dengan pemberian
defenisi tadi. Defenisi yang akan mengantarkan pada suatu substansi
kadang dikaburkan oleh ego bahkan nafsu seseorang. Pemaknaan yang
salah sebagai sebuah aktualisasi dari cinta seperti pacaran akan
mengantarkan pada suatu upaya untuk mendeskreditkan cinta yang luhur
sebagai fitrah kemanusiaan. Disamping itu, pemaknaan akan cinta dengan
rasa suka harus berani dibedakan. Cinta adalah fitrah yang sifatnya abstrak
sehingga perwujudannya berada dalam area metafisik (inmaterial).
Sedangkan rasa suka, adalah wujud rasa ketertarikan kepada hal yang
bersifat materi.

B. Rumusan Masalah
Berdasarkan uraian di atas maka berikut penulis akan merumuskan
beberapa rumusan masalah sebagai berikut :
1. Apakah pengertian cinta kasih ?
2. Apakah itu cinta menurut agama?
3. Apa saja bentuk-bentuk cinta?
4. Apakah pengertian kasih sayang, kemesraan, dan pemujaan?
3

C. Tujuan
Tujuan dari makalah ini adalah
1. Untuk memahami arti dari cinta kasih
2. Untuk memahami cinta menurut agama
3. Untuk memahami bentuk-bentuk cinta
4. Untuk memahami apa itu kasih sayang , kemesraan, dan pemujaan.
BAB II
PEMBAHASAN

A. Pengertian Cinta Kasih


Menurut Kamus Umum Bahasa Indonesia karangan W.J.S.
Purwodarminta, cinta adalah rasa sangat suka (kepada) atau rasa sayang
(kepada), ataupun rasa sangat kasih atau sangat tertarik hatinya.
Sedangkan kata kasih, artinya perasaan sayang atau cinta (kepada) atau
menaruh belas kasihan. Dengan demikian, arti cinta dan kasih itu hamper
sama sehingga kata kasih dapat dikatakan lebih memperkuat rasa cinta.
Oleh karena itu, cinta kasih dapat diartikan sebagai perasaan suka (sayang)
kepada seseorang yang disertai dengan menaruh belas kasihan.
Walaupun cinta dan kasih mengandung arti yang hampir sama,
antara keduanya terdapat perbedaan, yaitu cinta lebih mengandung
pengertian tentang rasa yang mendalam, sedangkan kasih merupakan
pengungkapan untuk mengeluarkan rasa, mengarah pada orang atau yang
dicintai. Dengan kata lain, bersumber dari cinta yang mendalam itulah
kasih dapat diwujudkan secara nyata.
Erich Fromm (1983: 24-27) dalam bukunya Seni Mencintai
menyebutkan bahwa cinta itu terutama member, bukan menerima, dan
member merupakan ungkapan yang paling tinggi dari kemampuan. Yang
paling penting dalam member adalah hal-hal yang sifatnya manusiawi,
bukan materi. Cinta selalu menyertakan unsur-unsur dasar tertentu, yaitu
pengasuhan, tanggung jawab, perhatian, dan pengenalan.
Secara sederhana cinta kasih adalah perasaan kasih sayang yang
dibarengi unsur terikatan, keintiman dan kemesraan (Cinta Ideal / Segitiga
Cinta) di sertai dengan belas kasihan, pengabdian yang diungkapkan
dengan tingkah laku yang bertanggung jawab. Tanggung jawab yang
diartikan akibat yang baik, positif, berguna, saling menguntungkan,
menciptakan keserasian, keseimbangan dan kebahagiaan. 

4
5

B. Cinta menurut Agama


Ada beberapa pengertian tentang cinta yang disebutkan dalam
berbagai sumber. Dalam kamus besar bahasa Indonesia, kata cinta
diartikan sebagai perasaan kasih dan sayang terhadap sesuatu atau orang
lain. Secara istilah maka cinta dapat dimaknai sebagai suatu perasaan yang
dialami manusia dan perasaan tersebut menimbulkan kasih sayang bagi
yang merasakannya. Cinta dalam pandangan islam sendiri adalah limpahan
kasih sayang Allah kepada seluruh makhluknya sehingga Allah
menciptakan manusia dan isinya dengan segala kesempurnaan.
Adapun cinta yang sebenarnya atau cinta yang hakiki adalah hanya
milik Allah SWT karena hanya Allah lah yang maha sempurna dan maha
pemilik cinta. Dalam pengertian lain, islam juga memandang cinta sebagai
dasar persaudaraan antar manusia dan perasaan yang melandasi
hubungannya dengan makhluk lain seperti pada hewan dan tumbuhan.
Ibnu Hazm sendiri menyebutkan bahwa cinta adalah suatu naluri atau
insting yang menggelayuti perasaan seseorang terhadap orang yang
dicintainya. (baca keutamaan menyambung tali silaturahmi)
Cinta dalam islam sendiri adalah sesuatu yang sudci dan hal ini
disebutkan dalam beberapa pendapat ulama berikut ini:
 Menurut Ibn Katsir
Ibn Katsir Rahimahullah menjelaskan maksud bahwa Orang-orang yang
beriman adalah orang-orang yang sangat mencintai Allah”,  dan karena
kecintaannya itu maka seseorang atau orang-orang beriman akan berusaha
untuk menyempurnakan pengetahuannya tentang islam dan senantiasa
mematuhi dan menjauhi larangannya serta senantiasa bertawakal dan
menyerahkan segala sesuatu kepada Allah SWT. (baca manfaat beriman
kepada Allah SWT)
 Menurut Ibn Taimiyyah
Menurut perkataan Ibn Taimiyyah yaitu “Sesungguhnya orang-orang
beriman yakni mereka mereka mencintai Allah SWT lebih  kecintaan
orang-orang musyrik terhadap tuhan-tuhannya dan hal tersebut adalah
6

karena orang-orang musyrik melakukan kesyirikan dalam cinta


(baca syirik dalam islam) atau mahabbah, sedangkan orang-orang beriman
akan senantiasa mencintai dan rasa cinta mereka pada Allah SWT adalah
tulus tanpa mengharapkan suatu apapun selain rahmat dan ridhanya. (baca
juga dosa yang tak terampuni oleh Allah )
 Menurut Ibn Qayyim al jauziyyah
Sedangkan menurut Ibn Qayyim al-Jauziyyah, ada empat bentuk atau
empat macam cinta kepada Allah SWT, mencintai semua hal yang dicintai
oleh Allah, mencintai seseuatu atau orang lain karena Allah dan
mensejajarkan cinta sebagaimana kecintaannya kepada Allah SWT. (baca
juga: Cara Menjaga Keharmonisan Rumah Tangga)

C. Bentuk-Bentuk Cinta
Cinta memang suatu perasaan yang tidak mungkin manusia untuk
tidak merasakannya. Ada berbagai bentuk cinta dalam kehidupan manusia
dan setiap bentuk cinta tersebut memiliki perbedaan meskipun pada
dasarnya semua bentuk cinta adalah sama. Berikut ini adalah bentuk-
bentuk cinta menurut pandangan islam dan para ulama:
1. Cinta kepada Allah SWT
Cinta yang paling tinggi dalam kehidupan manusia terutama umat
islam adalah cinta kepada Allah SWT sang pencipta segala isi bumi dan
semesta dan yang maha memiliki cinta. Umat muslim yang mencintai
Allah akan merasa bahwa sebagai hamba Nya kita tidak dapat hidup tanpa
adanya kasih sayang dan cinta dari Allah SWT. Maka dari itu, mencintai
allah SWT adalah mutlak bagi setiap umat muslim. Orang yang mencintai
tentunya akan melakukan segala sesuatu untuk yang dicintainya, termasuk
jika seorang mukmin mencintai Allah SWT. Ia akan selalu berusaha untuk
mengikuti segala perintahnya dan menjauhi larangannya. Sebagaimana
yang disebutkan dalam firman Allah SWT dalam surat Al Baqarah ayat
165 berikut
7

  َ‫رى الَّ ِذين‬B َ َ‫وا أ‬BBُ‫دَادًا يُ ِحبُّونَ ُه ْم َك ُح ِّب هَّللا ِ ۖ َوالَّ ِذينَ آ َمن‬B ‫ُون هَّللا ِ أَ ْن‬
ْ Bَ‫ا هَّلِل ِ ۗ َول‬BBًّ‫ ُّد ُحب‬B ‫ش‬
َ Bَ‫و ي‬B ِ ‫ ُذ ِمنْ د‬B‫س َمنْ يَتَّ ِخ‬
ِ ‫َو ِمنَ النَّا‬
ِ ‫ش ِدي ُد ا ْل َع َذا‬
‫ب‬ َ ‫ظَلَ ُموا إِ ْذ يَ َر ْونَ ا ْل َع َذ‬
َ َ ‫اب أَنَّ ا ْلقُ َّوةَ هَّلِل ِ َج ِمي ًعا َوأَنَّ هَّللا‬
Dan diantara manusia ada orang-orang yang menyembah tandingan-tandingan
selain Allah; mereka mencintainya sebagaimana mereka mencintai Allah. Adapun
orang-orang yang beriman mereka sangat mencintai Allah.” (QS al-Baqarah: 165)
Dan jika seseorang tidak lagi memiliki rasa cinta pada Allah SWt apalagi
ajarannya maka tertutuplah hatinya

‫قُلْ إِ ْن ُك ْنتُ ْم تُ ِحبُّونَ هَّللا َ فَاتَّبِعُونِي يُحْ بِ ْب ُك ُم هَّللا ُ َويَ ْغفِرْ لَ ُك ْم ُذنُوبَ ُك ْم ۗ َوهَّللا ُ َغفُو ٌر َر ِحي ٌم‬

Katakanlah: “Jika kamu (benar-benar) mencintai Allah, ikutilah aku, niscaya


Allah mencintai dan mengampuni dosa-dosamu.” Allah Maha Pengampun lagi
Maha Penyayang. (Surah ali-Imran: 31)

2. Cinta Terhadap Alam Sekitar


Setelah mencintai Allah yang merupakan pencipta dari seluruh isi alam
semesta maka seorang hamba yang memiliki rasa cinta pada Allah SWT juga akan
mencintai segala yang diciptakannya dan berusaha menjaganya (baca tujuan
penciptaan manusia). Sebagaimana kita tahu bahwa Allah SWT memerintahkan
umatnya untuk senantiasa menhaga lingkungan sekitar dari kerusakan karena
sesungguhnya Allah menciptakan manusia sebagai khalifah di bumi yang akan
melindungi alam dan memanfaatkannya dengan baik (baca hakikat penciptaan
manusia). Rasa cinta pada alam sekitar dapat diwududkan dengan menjaga
kebersihan lingkungan, menyayangi tumbuhan serta menyayangi hewan.
Perbuatan manusia menyakiti hewan atau tumbuhan serta merusak alam adalah
hal yang dibenci Allah SWT dan bukan merupakan rasa cinta yang ada dan
ditanam dalam hati manusia.

3.Cinta Terhadap Sesama Manusia


  Cinta adalah fitrah dan mencintai sesama manusia juga merupakan suatu
fitrah yang diberikan Allah SWT. Dalam ajaran  atau syaruat Islam, cinta kepada
manusia adalah seharusnya merupakan perwijudan dari cinta kepada Allah SWT.
8

Dapat dikatakan jika seseorang mencintai Allah SWt maka ia pun akan mencintai
manusia lainnya dan hal inilah yang mendorong manusia untuk berbuat baik
kepada sesamanya atau yang dikenal dengan akhlak. Allah juga menyebutkan
dalam Alqur’an bahwa Allah menciptakan manusia agar dapat saling mengenal
dan mengasihi. Sebagaimana Allah berfirman dalam yat berikut ini
َ ‫ َل لِتَ َع‬oِ‫يَا أَيُّهَا النَّاسُ إِنَّا خَ لَ ْقنَا ُك ْم ِم ْن َذ َك ٍر َوأُ ْنثَ ٰى َو َج َع ْلنَا ُك ْم ُشعُوبًا َوقَبَائ‬
َ ‫ا ُك ْم ۚ إِ َّن هَّللا‬oَ‫ َد هَّللا ِ أَ ْتق‬o‫ َر َم ُك ْم ِع ْن‬o‫ارفُوا ۚ إِ َّن أَ ْك‬o
‫َعلِي ٌم خَ بِي ٌر‬

 “Wahai manusia, sesungguhnya kami menciptakan kamu sekalian dari seorang


laki-laki dan seorang perempuan, dan menjadikan kamu sekalian berbangsa-
bangsa dan bersuku-suku supaya kamu sekalian saling mengenal. Sesungguhnya
orang-orang yang paling mulia di antara kamu sekalian di sisi Allah ialah orang-
orang yang paling takwa di antara kamu sekalian. Sesungguhnya Allah Maha
Mengetahui lagi Maha Mengenal. (QS Al-Hujurat:13).

D.Pengertian Kasih Sayang,Kemesraan, dan Pemujaan


 Pengertian Kasih Sayang
Pengertian kasih sayang menurut kamus umum bahasa Indonesia karangan
W.J.S Poerwadaminta yaitu perasaan sayang, perasaan cinta atau perasaan suka
pada seseorang. Dalam berumah tangga kasih sayang merupakan kunci
kebahagiaan. Kasih sayang ini merupakan pertumbuhan dari cinta. Dalam kasih
sayang sadar atau tidak dituntut tanggung jawab, pengorbanan, kejujuran, saling
percaya, saling pengertian, saling terbuka,  sehingga keduannya merupakan suatu
kesatuan yang utuh. Seorang remaja menjadi frustasi, morfinis, berandalan dan
sebagainya itu disebabkan karena kekurangan perhatian dan kasih sayang dalam
kehidupan keluarga. Menurut Erich Fromm (1983 : 54) dalam bukunya Seni
Mencintai mengemukakan tentang adanya berbagai macam-cinta yang dapat di
uraikan sebagai berikut :
1.Cinta terhadap Allah
       Merupakan puncak cinta manusia, yang paling jernih, spiritual dan yang
dapat memberikan tingkat perasaan kasih sayang yang luhur, khususnya perasaan
9

simpatik dan sosial. Cinta yang ikhlas seorang manusia kepada Allah akan
membuat cinta menjadi kekuatan pendorong yang mengarahkannya dalam
kehidupan dan menundukkan semua bentuk cinta yang lain.
2.Cinta Diri Sendiri
Secara alami manusia mencintai dirinya sendiri (self love) dan banyak orang
yang menafsirkan cinta diri sendiri diidentikan dengan egoistis. Jika demikian
cinta diri sendiri ini bernilai negatif. Namun apabila diartikan bahwa cinta diri
sendiri adalah mengurus dirinya sendiri, sehingga kebutuhan jamsmani dan
rohaninya terpenuhi seimbang  ini bernilai positif. Dengan demikian cinta
terhadap dirinya tidak harus dihilangkan tetapi harus berimbang dengan cinta
kepada orang lain untuk berbuat baik.
3.Cinta Keibuaan
Kasih sayang itu bersumber dari cinta keibuan, yang paling asli dan yang
terdapat pada diri seorang ibu terhadap anaknya sendiri. Ibu dan anak terjalin
suatu ikatan fisiologi. Seorang ibu akan memelihara anaknya dengan hati-hati
penuh dengan kasih sayang dan naluri alami seorang ibu. Sedangkan menurut para
ahli ilmu jiwa berpendapat bahwa dorongan kebapakan bukan karena fisologis,
melainkan dorongan psikis.
4.Cinta Sesama Manusia (Persaudaraan)
Cinta kepada sesama manusia atau persaudaraan itu merupakan watak
manusia itu sendiri dan diwujudkan dalam tingkah laku atau perbuatannya kepada
sesama manusia. Perbuatan dan perlakuan yang baik kepada sesama manusia
bukan berarti karena seseorang itu membela, menyetujui, mendukung dan
berguna, bagi dirinya, melainkan dating dari hati nuraninya yang ikhlas disertai
tujuan yang mulia. Motivasi perbuatan dan perlakuan seseorang mencintai sesama
manusia itu disebabkan karena pada dasarnya manusia tidak dapat hidup sendirian
(manusia sebagai makhluk sosial) dan sudah merupakan suatu kewajiban.
10

 Pengertian Kemesraan
Kemesraan berasal dari kata mesra yang berarti erat atau karib sehingga
kemesraan berarti hal yang menggambarkan keadaan sangat erat atau karib.
Kemesraan juga bersumber dari cinta kasih dan merupakan realisasi nyata.
Kemesraan dapat diartikan sama dengan kekerabatan, keakraban yang dilandasi
rasa cinta dan kasih.
Tingkatan kemesraan dapat dibedakan berdasarkan umur, yaitu :
1. Kemesraan dalam Tingkat Remaja, terjadi dalam masa puber. Pubertas
yaitu dimana masa remaja memiliki kematangan organ kelamin yang
menyebabkan dorongan seksualitasnya kuat
2. Kemesraan dalam Rumah Tangga, terjadi antara pasangan suami istri
dalam perkawinan. Biasanya pada tahun tahun awal perkawinan,
kemesraan masih sangat terasa, namun bila sudah agak lama biasanya
semakin berkurang.
3. Kemesraan Manusia Usia Lanjut, kemesraan juga dapat diteruskan dalam
masa manusia usia lanjut (manula). Pandangan lama mengatakan, bahwa
kalau manusia sudah usia lanjut, sudah menjadi kakek dan nenek tidak
pantas lagi untuk bermesraan. Kemesraan bagi manula dapat diwujudkan
dalam makan, duduk, jalan-jalan, menonton televisi atau membaca kora
bersama-sama.
11

 Pengertian Pemujaan
Pemujaan berasal dari kata puja. Menurut kamus umum bahasa
indonesia karya W.J.S. Poerwadarminta, kata puja bearti penghormatan
atau memuja dewa-dewa atau berhala. Dalam perkembangannya pujaan
dapat ditujukan kepada orang yang dicintai, pahlawan yang diagungkan
dan Tuhan Yang Mahaesa. Dalam pujaan terkandung pengertian bukan
sekedar dipuja, tetapi juga disucikan.Pujaan terhadap orang yang
dicintainya diwujudkan dalam personafikasi dan kata-kata yang indah,
misalnya diibaratkan sebagai bunga mawar merah atau melati putih.Selain
dengan pujaan hati, pujaan juga diberikan kepada para pahlawan. Begitu
dalamnya pemujaan terhadap pahlawan, terutama pahlawan yang gagah
berani dan gugur untuk nusa dan bangsanya, sehingga ia diabdikan dalam
buku sejarah ataupun lagu.Pemujaan kepada tuhan adalah perwujudan
cinta manusia kepada Tuhan. Kecintaan manusia kepada Tuhan tidak
dapat dipisahkan dari kehidupan manusia. Hal ini, dikarenakan pemujaan
kepada Tuhan adalah inti, nilai dan makan kehidupan yang sebenarnya.
Penyebab hal itu terjadi karena Tuhan pencipta alam semesta. Seperti
dalam Surat Al-Furqan ayat 59-60 yang menyatakan: “Dia yang
menciptakan langit dan bumi beserta apa-apa diantara keduanya dalam
enam rangkaian massa, kemudian Dia bertahta di atas singgasana-Nya. Dia
Maha Pengasih, maka tanyakanlah kepada-Nya tentang soal-soal apa yang
perlu diketahui”. Selanjutnya ayat 60, “Bila dikatakan kepada mereka,
Sujudlah kepada Tuhan Yang Maha Pengasih”.
Dalam kehidupan manusia terdapat berbagai cara pemujaan sesuai
dengan agama, kepercayaan, kondisi dan situasi. Sembah yang di rumah,
di masjid, di gereja, di pura, di candi bahkan di tempat-tempat yang
dianggap keramat merupakan perwujudan dari pemujaan kepada Tuhan
atau yang dianggap Tuhan.
12

Di alam semesta ini tidak ada seorang pun yang membantah bahwa
Tuhan itu pencipta segala-galanya. Bahwa Tuhan Maha Penguasa, Tuhan
Maha Tahu, Tuhan Maha Menentukan, Tuhan Maha Bijak, Tuhan Maha
Kasih dan masih banyak maha lagi sifat Tuhan, tidak ada yang
menyangkal.
Masjid, Gereja, Candi, Pura dan lain-lain lagi adalah tempat
manusia berkomunikasi dengan Tuhannya atau yang dianggap Tuhan. Di
tempat-tempat itu dianggap Tuhan “berada”.Karena itu orang Islam
menamakan masjid “rumah Allah”, maka wajarlah tempat-tempat itu
dibuat sebagus mungkin, sesuai dengan kemampuan masing-masing. Dan
karena tempat itu dianggap suci, maka tidaklah pantas dan tidak wajar bila
tempat-tempat itu dipergunakan untuk segala keperluan, kecuali keperluan
untuk membesarkan nama Tuhan.
Hal ini merupakan bukti akan kemaksimalan bangsa Indonesia
pada waktu itu akan cintanya kepada “Tuhannya”. Banyak pemeluk agama
yang berusaha membangun tempat pemujaan sebesar dan sebagus
mungkin.
BAB III

PENUTUP

A. Kesimpulan
Manusia pada hakikatnya tidak akan dapat terpisahkan
dari Cinta kasih dan sayang. Cinta kasih Ideal itu adanya tiga unsur
yaitu keterikatan, keintiman dan kemesraan atau sering juga di
sebut Segitiga Cinta yang satu sama lain harus sinergi, selaras,
seimbang satu sama lain. Cinta dan kasih mengandung arti yang
hampir sama, tapi antara keduanya terdapat perbedaan, yaitu cinta
lebih mengandung pengertian tentang rasa yang mendalam
sedangkan kasih meupakan pengungkapan untuk mengeluarkan
rasa mengarah kepada yang dicintai. Cinta itu mulia, bisa sangat
indah, cinta itu sebuah kebahagiaan, tetapi manakala cinta itu tidak
sesuai dengan apa yang diharpakan, apa yang diperkirakan dan apa
yang didambakan bertolak belakang dari kenyataaan yang sudah
terlanjur tercipta dalam angan-angan maka cinta bisa sangat
menyakitkan dan menimbulkan penderitaan yang luar biasa.

B. Saran
Dengan diselesaikannya makalah ini penulis berharap
makalah ini dapat menambah wawasan dan pengetahuan pembaca.
Selanjutnya penulis juga mengharapkan kritik dan saran guna
peningkatan kualitas dalam penulisan makalah ini.

13
DAFTAR PUSTAKA

Ahmad Mustofa. Ilmu budaya dasar : CV Pustaka Setia, Bandung. 1998.

Suryadi, M.P 1985. Ilmu Budaya Dasar. Buku Materi Pokok. Departemen


Pendidikan dan Kebudayaan Universitas Terbuka.

Mastopo, M. Habib. Manusia dan budaya kumpulan Esay: Usaha Nasional,


Surabaya. 1990.

14
LAMPIRAN

15

Anda mungkin juga menyukai