ABSTRAK
PENDAHULUAN
Manajemen Asuhan keperawatan Dokumentasi keperawatan merupakan
merupakan proses pengerjaan keperawatan pencatatan dan pelaporan hasil kerja
yang telah menerapkan konsep-konsep perawat yang berguna untuk perawat,
manajemen yang dilakukan hingga selesai, kepentingan dan kemajuan pasien menuju
penyelesaian itu menggunakan perencanaan pencapaian tujuan serta tim kesehatan
yang matang, pengorganisasian, dalam memberikan pelayanan kesehatan
pengarahan serta pengawasan dan evaluasi dengan dasar data yang akurat dan lengkap
dengan kebutuhan dalam memberikan secara tertulis sebagai tanggung jawab
pelayanan bio-psiko-sosial-spiritual. perawat serta berguna dalam keuangan,
Dimana proses ini harus dimulai dengan hukum dan etika.3,4
membina rasa percaya antara perawat dan Lestari, Suryani, & Meikawati tahun
pasien agar memudahkan perawat dalam 2014 dalam penelitiannya menyatakan
memberikan asuhan keperawatan.1,2 bahwa pendokumentasian implementasi
asuhan keperawatan masih kurang pontianak yang berbentuk RSU dengan
5
lengkap. Kepatuhan perawat merupakan jenis kelas c yang telah terakreditasi
kunci pelayanan kesehatan profesional paripurna pada tanggal 15 januari 2018.12
yang berkualitas.6 Meningkatnya kesadaran Dari hasil observasi awal peneliti pada
masyarakat terhadap mutu pelayanan tanggal 10 dan 11 januari 2019 di ruang
kesehatan yang diberikan oleh tenaga rawat inap internis RSU YARSI Pontianak,
kesehatan kepada pasien menyebabkan pada 7 perawat yang sedang dinas
rumah sakit harus mampu memberikan didapatkan bahwa 5 perawat ketika
pelayanan dan menjaga mutu pelayanan melakukan dokumentasi implementasi
dengan baik agar tidak menimbulkan asuhan keperawatan masih belum
masalah lain.7 dilaksanakan sesuai dengan kriteria. Masih
Motivasi kerja dapat mempengaruhi ada perawat yang tidak
kinerja dari seorang perawat, salah satu mendokumentasikan tindakan keperawatan
bentuk dari kinerja dalam manajemen maupun non keperawatan yang telah
keperawatan adalah sistem asuhan diberikan kepada pasien serta masih ada
keperawatan professional seperti proses perawat yang menandatangani hasil
keperawatan.8 Motivasi perawat terhadap tindakan padahal tidak sesuai dengan
pekerjaan dapat mempengaruhi kepatuhan petugas yang melakukan tindakan dan
perawat dalam hal melakukan pendokumentasian tidak segera dilakukan
pendokumentasian asuhan keperawatan. setelah melakukan tindakan. Dan hasil
Semakin tinggi motivasi karyawan maka observasi pada rekam medik diambil secara
akan semakin patuh perawat tersebut dalam acak 5 data status pasien diantaranya ruang
pelaksanaan keperawatan.9 rawat inap, ditemui pendokumentasian
Proses pendokumentasian implementasi asuhan keperawatan masih
implementasi yang diberikan jika tidak dilakukan secara tidak lengkap, masih ada
lengkap dan tidak benar dapat yang tidak mencantumkan waktu
mengakibatkan tindakan atau pelayanan implementasi dan di ruang rawat inap
yang diberikan kepada pasien kurang bedah masih ada pencatatan yang ditulis
maksimal. Menurut Corder & Ronnie pada dengan tidak jelas, sehingga sulit untuk
tahun 2018 menyatakan bahwa menjadi dibaca.
seorang perawat berarti memprioritaskan Pada pendokumentasian pengkajian
tugasnya dari kebutuhan yang lain saat asuhan keperawatan di RSU YARSI
bekerja.10 perawat telah sesuai dengan pedoman
Mutu pelayanan kesehatan di rumah pengkajian yang ditetapkan oleh rumah
sakit salah satunya dipengaruhi oleh tenaga sakit dan data pengkajian telah
kesehatan. Profesi perawat sangat besar dikelompokkan berdasarkan bio-psiko-
jumlahnya dalam memberikan pelayanan sosio-spritual serta dikaji sejak klien masuk
kesehatan yakni selama 24 jam terus sampai pulang. Pada pendokumentasian
menerus kepada pasien. Hampir melebihi diagnosa perawat telah merumuskan
50 % dari seluruh Sumber Daya Manusia berdasarkan masalah yang didapatkan dari
(SDM) di rumah sakit dipenuhi profesi pengkajian dan merumuskan diagnosa
perawat.8 SDM Keperawatan di RSU keperawatan secara aktual/potensial dan
YARSI memiliki 90 orang tenaga berdasarkan NANDA NIC NOC serta
keperawatan yang tersebar di Ruang Rawat diagnosa pada pasien dapat berubah
Inap Internis, Ruang Rawat Inap Bedah, tergantung dengan kondisi pasien. Rencana
Ruang Rawat Inap Anak, ICU, OK, keperawatan dibuat berdasarkan dari
Hemodalisa, Poliklinik, IPCN, PMKP, diagnosa yang telah ditentukan menurut
komite keperawatan, IGD, dan CSSD.11 urutan prioritas masalah dan sudah
RS YARSI merupakan salah satu melibatkan kien/keluarga serta rencana
rumah sakit milik organisasi islam di keperawatan terdiri dari kerja sama dengan
tim kesehatan lain. Dan pendokumentasian HASIL
evaluasi perawat sudah didokumentasikan 1. Analisis Univariat
pada format yang ditetapkan di rumah
sakit. Tabel 1 Distribusi Motivasi Kerja Perawat
Pada wawancara pendahuluan peneliti (n=35)
dengan perawat pelaksana yang sedang Motivasi f %
dinas, peneliti menanyakan apakah Motivasi Tinggi 20 57,1
mengetahui standar pendokumentasian Motivasi Rendah 15 42,9
asuhan keperawatan dan perawat tersebut Sumber: Data Primer (2019)
mengatakan sudah mengetahui standar Berdasarkan tabel 1 didapatkan hasil
pendokumentasian asuhan keperawatan dan total sebanyak 20 orang perawat memiliki
ada beberapa perawat yang tidak motivasi kerja tinggi dengan persentase
mengetahui jika tidak melengkapi 57,1 % dan sebanyak 15 orang perawat
dokumentasi asuhan keperawatan secara memiliki motivasi kerja rendah dengan
lengkap dan benar dapat masuk dalam persentase 42,9 %.
masalah hukum. Meskipun demikian,
semua perawat berpendapat bahwa yang Tabel 2 Distribusi Kepatuhan
menandatangani dan mencantumkan nama Pendokumentasian Implementasi Asuhan
jelas hasil tindakan harus perawat yang Keperawatan (n=35)
sedang dinas. Kepatuhan
Pendokumentasian
Berdasarkan permasalahan yang Implementasian Asuhan
muncul tampak masih ketidakpatuhan Keperawatan
perawat dalam mendokumentasikan Tidak Patuh Patuh
implementasi asuhan keperawatan. Padahal f % f %
perawat mempunyai peran yang sangat ICU 2 11,8 5 27,8
penting bagi pasien. Maka berdasarkan Anak 7 41,2 3 16,7
fenomena di atas menjadikan alasan Ruangan
Bedah 4 23,5 5 27,8
peneliti untuk melakukan penelitian tentang
hubungan motivasi kerja perawat dengan Internis 4 23,5 5 27,8
kepatuhan pendokumentasian implementasi
asuhan keperawatan di RSU YARSI Total 17 48,6 18 51,4
Pontianak. Sumber: Data Primer (2019)
Berdasarkan tabel 2 didapatkan hasil
BAHAN DAN METODE kepatuhan pendokumentasian implementasi
Jenis penelitian ini adalah penelitian asuhan keperawatan pada ruangan masuk
kuantitatif menggunakan desain penelitian dalam kategori patuh yaitu sebanyak 18
crossectional pada 35 responden dengan kali observasi dengan presentase 51,4%.
menggunakan teknik probability sampling. Serta dapat diuraikan bahwa pada ruang
Instrumen pada penelitian ini menggunakan ICU masuk dalam kategori patuh yaitu
kuesioner A berisikan data demografi dan sebanyak 5 kali observasi dengan
kuesioner B berisikan motivasi kerja persentase 27,8%. Ruang anak masuk
menggunakan skala likert sebanyak 25 dalam kategori tidak patuh yaitu sebanyak
pernyataan dengan 5 pernyataan 7 kali observasi dengan persentase 41,2%.
unfavorable dan lembar observasi Ruang bedah masuk dalam ketegori patuh
kepatuhan pendokumentasian implementasi yaitu sebanyak 5 kali observasi dengan
asuhan keperawatan mengunakan skala persentase 27,8%. Ruang internis masuk
guttman. Analisis univariat menggunakan dalam kategori patuh yaitu sebanyak 5 kali
distribusi frekuensi dan Analisa bivariat observasi dengan persentase 27,8%.
menggunakan uji “Chis square”.
2. Analisis Bivariat
Analisa bivariat dilakukan untuk Pontianak dan hubungan antara kedua
mengetahui apakah terdapat hubungan variabel ini dapat diketahui dengan uji chi
antara motivasi kerja perawat dengan square dengan tabel 2 x 2 didapatkan nilai
kepatuhan pendokumentasian implementasi expected <5 max 20% sehingga memenuhi
asuhan keperawatan di RSU YARSI syarat uji chi square.