Anda di halaman 1dari 24

RENCANA KERJA DAN SYARAT-SYARAT

PEKERJAAN : PERENCANAAN PEMBANGUNAN PEDESTRIAN BLANG PADANG


LOKASI : KOTA BANDA ACEH
ANGGARAN : 2019

A. PENDAHULUAN

1. Dalam Spesifikasi Teknis pekerjaan ini diuraikan tentang lingkup pekerjaan, bahan,
peralatan , peraturan dan tata cara kerja serta lain – lain yang dianggap perlu.
2. Pemborong di wajibkan mempelajari seluruh isi bestek dan gambar rencana.
3. Pemborong di wajibkan menyesuaikan antara bestek, gambar rencana dengan kondisi
lapangan pekerjaan.
4. Bila perbedaan antara gambar rencana dan bestek serta ant
5. ara gambar bestek dengan lapangan, maka kontraktor di wajibkan melapor dan
mengkonsultasi dengan pengawas atau Direksi.
6. Bestek dan gambar rencana merupakan suatu kesatuan dengan kontrak yang merupakan
lampiran.

B. LINGKUP PEKERJAAN
1. Pekerjaan Persiapan
2. Pekerjaan Struktur
3. Pekerjaan Pasangan dan Plesteran
4. Pekerjaan GRC Panel/Kerawang
5. Pekerjaan Penutup Lantai dan Dinding
6. Pekerjaan Baja
7. Pekerjaan Bangku Precast Beton
8. Pekerjaan Elektrikal
9. Pekerjaan Taman

C. JENIS DAN MUTU BAHAN

Jenis dan mutu bahan yang akan di gunakan di utamakan produksi dalam negeri sesuai dengan
keputusan Peraturan Menteri bersama Menteri Perdagangan dan Koperasi, Menteri
Perindustrian dan Menpan :
No. 472 / Kbp / XII / 80
No. 813 / MENPAN / 1980
No. 064 / MENPAN / 1980
No. 45/PRT/M/2007 Peraturan Menteri Pekerjaan Umum
PASAL 1
PEKERJAAN PERSIAPAN

1. Peninjauan Lapangan
a. Sebelum melaksanakan pekerjaan kontraktor bersama Direksi dan Konsultan meninjau
kelapangan untuk dapat lebih memahami pekerjaan yang akan dilaksanakan sesuai gambar
rencana
b. Apabila dalam peninjauan awal terdapat perbedaan antara gambar dan kondisi di lapangan
maka kontraktor secepat mungkin membuat gambar As build Drawing perubahan untuk dapat
di setujui oleh para Direksi.

2. Pengukuran dan Pemasangan Bowplank


1. Pengukuran
2. Pemasangan Bowplank

Pekerjaan Pengukuran
a. Sebelum pekerjaan di mulai Kontraktor harus memberitahukan secara tertulis kepada
Konsultan Pengawas, Pejabat Pelaksana Teknis Kegiatan kapan pekerjaan akan di mulai.
b. Penentuan titik duga nol diambil berdasarkan gambar kerja setiap masing-masing lokasi
pekerjaan atau sebelum pelaksanaan pekerjaan dimulai kontraktor harus memberitahukan
kepada direksi atau konsultan pengawas.

Pemasangan Bowplank
a. Setelah diperoleh penentuan titik duga nol dari hasil pengukuran, kemudian dituangkan pada
patok untuk pemasangan papan bowplank sebagai acuan titik nol.
b. Papan bowplank juga dipasang pada penentuan titik pondasi, dan ditarik benang pada as agar
letak titik-titik pondasi itu segaris dan sebagai penentu lebar galian dan pemasangan pondasi.

Gudang/Barak Kerja
Gudang Penyimpanan Bahan

a. Gudang ini bertujuan untuk menyimpan semen dan bahan-bahan lain yang perlu perlindungan
cuaca. Untuk itu perlu dibuat panggung yang kuat lebih kurang 0,30 meter, tinggi dari muka
tanah agar semen dan bahan bangunan lainnya tidak tersinggung dengan tanah.
b. Kontraktor harus membangun sebuah bangunan sementara untuk Kantor pengawas dan
Kantor Pelaksana serta gudang-gudang bahan, yang akan dipergunakan selama pembangunan,
dengan persetujuan pengawas.

Barak/Tempat Kerja
a. Apabila tenaga kerja menginap di lapangan (harus dengan izin Direksi), Kontraktor akan
menyediakan barak dengan fasilitas lengkap disiapkan oleh Kontraktor untuk keperluan
pekerjaan besi, pekerjaan kayu, dan sebagainya.
b. Kontraktor harus menyediakan petugas keamanan untuk menjaga keselamatan Proyek dari
gangguan pencurian, pengerusakan dan lain- lain.
c. Kontraktor harus menyediakan fasilitas penerangan pada waktu malam hari. Penerangan
tersebut harus terdapat pada setiap bagian bangunan permanen dan bangunan sementara.

1.2.2 Pengukur dan Opname

1.2.2.1 Lingkup Pekerjaan


a. Meliputi : Pekerja-pekerja, ahli, bahan, peralatan dan kegiatan-kegiatan
yang diperlukan untuk menyelesaikan semua pekerjaan pengukuran
sesuai dengan RKS dan gambar-gambar.
b. Pekerjaan pengukuran antara lain :
- Penentuan lokasi bangunan, dan lain-lain
- Penentuan duga

1.2.2.2 Syarat-syarat :
a. Pengukuran harus dilakukan tenaga yang betul-betul ahli dalam
bidangnya dan berpengalaman.
b. Pemeriksaan hasil pengukuran segera dilaporkan kepada Konsultan
Pengawas dan dimintai persetujuan direksi.
c. Pengukuran harus diketahui dan disetujui oleh kepala desa atau
perangkat desa lainnya.

1.2.2.3 Bahan-bahan dan peralatan : Water pass serta peralatan dan patok-patok
yang kuat yang diperlukan untuk pengukuran. Semua peralatan ini harus
dimiliki Pemborong dan harus selalu ada apabila sewaktu-waktu
memerlukan pemeriksaan.

1.2.2.4 Tata Kerja :


a. Segera setelah diterima Surat Perintah Kerja dari Pejabat Pelaksana
Teknis Kegiatan, Kontraktor diharuskan untuk melaksanakan
pengukuran dan opname pada setiap pekerjaan yang akan dikerjakan
sesuai dengan yang telah direncanakan
b. Setiap tahap pengukuran dan opname harus disetujui oleh Direksi
sebelum pekerja pengukuran berikutnya dilanjutkan, setiap kesalahan/
keraguan hasil pengukuran harus diulang kembali.
c. Dalam hal Direksi tidak dapat hadir pada saat pengukuran, Direksi dapat
menunjuk/menguasakan wakilnya secara tertulis dan mempunyai hak
yang sama dengan Direksi. Pelaksanaan pengukuran dan opname
dianggap benar dan setelah dibuat berita acara serta ditanda tangani
oleh kedua belah pihak dan disetujui oleh Pihak Proyek.
d. Perletakan bangunan baru supaya dicocokkan dengan ukuran-ukuran
pada rencana, akan tetapi apabila ada. Selisih/perbedaan maka
perletakannya dapat diubah dan disesuaikan dengan kondisi dan situasi
tanah yang ada berdasarkan petunjuk-petunjuk serta persetujuan
Bouwheer/Direksi.
e. Perubahan mengenai tata letak bangunan maupun ukuran-ukurannya
harus diterapkan pada gambar rencana yang ada lengkap dengan tanda-
tandanya serta harus di legalisir oleh Direksi dan disetujui oleh
Bouwheer/Pemberi Tugas.

Pekerjaan Pembongkaran Bangunan Exisiting

Bangunan Exisitng yang dibonkar adalah bangunan yang ditunjuk oleh


gambar dan oleh PPK/KPA secara tertulis.

1.2.1.2 Semua Bangunan exisiting yang dibongkar disesuaikan dengan tinggi duga
yang dikehendaki.

1.2.1.3 Bila Kontraktor membutuhkan bangunan sementara, maka Kontraktor diberi


kesempatan untuk mendirikannya atas beban sendiri dengan persetujuan
pengawas.

1.2.1.4 Bila Kontraktor membutuhkan pagar keliling proyek, maka Kontraktor


diberi kesempatan untuk mendirikannya atas beban sendiri dengan
persetujuan pengawas.
PASAL 2
PEKERJAAN TANAH GALIAN DAN URUGAN

2.1 Lingkup Pekerjaan


Lingkup pekerjaan tanah galian dan urugan adalah :
a. Galian tanah pondasi
b. Galian tanah Sloof
c. Urugan kembali tanah galian
d. Aanstamping batu kali

2.2 Bahan dan Peralatan


Bahan yang digunakan : Tanah urugan
Peralatan yang digunakan : a. Dump Truck
b. Cangkul
c. Kereta Sorong
d. Vibrator Stampler

2.3 Peraturan dan Syarat-Syarat


2.3.1 Dasar galian tanah sesuai dengan gambar atau sampai mencapai tanah keras.
2.3.2 Lebar galian sebelah atas disesuaikan dengan keadaan tanah, lebar galian bagian
bawah minimal lebar pondasi ditambah 2 x 10 cm.
2.3.3 Tanah urugan harus bersih dari kotoran, sampah atau bongkahan kayu.
2.3.4 Pengurugan dengan tanah timbun dilaksanakan lapis demi lapis maksimal 30 cm
supaya padat.

2.4 Tata Cara Kerja Pelaksanaan

2.4.1 Sebelum digali pondasi buat tanda sesuai dengan petunjuk gambar.
2.4.2 Kemudian gali tanah dengan menggunakan alat sekop dan cangkul atau hingga
mencapai kedalaman yang telah ditentukan.
2.4.3 Bila keluar air pada lobang galian pondasi harus dipompa keluar dengan
menggunakan mesin pompa air.
2.4.4 Tanah urug ditimbun lapis demi lapis serta dipadatkan dengan Vibrator Stempler.
2.4.5 Bila tanah urug sudah mencapai peil ketinggian yang diinginkan maka tanah tersebut
harus diratakan dan dipadatkan.

PASAL 3
PEKERJAAN PONDASI BATU KALI

3.1 Lingkup Pekerjaan


Lingkup pekerjaan pondasi batu cyclope adalah :
a. Pasangan batu kosong
b. Pasangan pondasi batu kali

3.2 Bahan dan Peralatan


4.2.1 Bahan yang diperlukan adalah :

NO. BAHAN JENIS SPECIFIKASI

1. Semen Type II P.B.I. 1971


2. Pasir Baik / Bersih P.B.I. 1971
3. Kerikil Baik / keras P.B.I. 1971
4. Air Bersih P.B.I 1971
3.2.2 Peralatan yang diperlukan adalah:
a. Molen
b. Sendok Semen
c. Kereta Sorong
d. Sekop / cangkul

3.3 Peraturan dan Syarat-Syarat


3.3.1 Peraturan yang dipedomani adalah Peraturan Beton Bertulang Indonesia (PBI
1971).
3.3.2 Lantai kerja yang digunakan batu kosong/Aanstampling dengan ketebalan 10 cm.
3.3.3 Batu gunung harus cukup keras, bersih dari lumpur dan tidak keropos.
3.3.4 Angker harus dipasang Ø 12 mm sejauh 1 m pada permukaan pasangan batu gunung.
3.4 Tata Cara Kerja Pelaksanaan

3.4.1 Lobang pondasi yang sudah siap digali harus dibersihkan dari kotoran dan sampah.
3.4.2 Pasang mall dan tarik benang sebelum dimulai pemasangan.
3.4.3 Alas lubang pondasi yang sudah bersih disiram dengan pasir dan batu gunung
ukuran ± 15 cm.
3.4.4 Diatas batu gunung/Aanstamping tersebut baru dipasang batu gunung dengan
campuran Speci 1 : 4.
3.4.5 Bila telah mencapai level pondasi yang diinginkan baru dapat dilaksanakan untuk
pemasangan tapak pondasi beton bertulang.

PASAL 4
PEKERJAAN BETON/BETON BERTULANG

4.1 lingkup Pekerjaan :


Lingkup pekerjaan beton bertulang adalah
a. Beton Cor
b. Plat beton/Plat Lantai Penutup Saluran
c. Bahagian –bahagian lain yang dianggap penting

4.2 Bahan –bahan dan peralatan


4.2.1 Bahan yang diperlukan adalah :

No Bahan Jenis Spesifikasi

1. Pasir Halus Baik Standard PBI 1971


2. Pasir kasar / kerikil Baik Standard PBI 1971
3. Besi beton Baik Standard PBI 1971
4. Kayu Bekesting Baik Standard PBI 1971
5. Kawat ikat Baik Standard PBI 1971
6. Air Baik Standard PBI 1971
7. Semen Type I/Type I Standard PBI 1971
(disesuaikan Dengan hasil
JMD)

4.3 Peraturan dan Syarat – syarat


4.3.1 Beton Bertulang
Seluruh pekerjaan beton bertulang harus mengikuti petunjuk dalam PBI (1971)
4.3.2 Penulangan
Seluruh besi untuk pekerjaan beton bertulang harus dipasang dengan ukuran sesuai
seperti pada gambar bestek.
4.3.3 Semen
a. Semen kecuali tercantum lain dalam spesifikasi harus digunakan semen portland
dengan persyaratan Standar Indonesia Nasional Indonesia (SNI) No. 15-2049-
1994 dan ASTM C-150-84
b. Cara pengaturan dan cara penyimpanan semen harus sedemikian rupa pada
tempat-tempat yang baik untuk memudahkan pekerjaan dan setiap saat semen
terlindung dari kelembaman hujan. Untuk seluruh proyek ini hanya dipilih 1
(satu) merek semen. Pemakaian semen menurut urutan kedatangannya untuk
menghindari mengerasnya semen yang datang lebih awal.

4.3.4 Aggregat Beton


a. Batu alam hasil disintegasi alami batuan atau batu pecah yang diperoleh
dari mesin pemecah batu (stone crusher).
b. Agregat yang digunakan harus sesuai dengan spesifikasi menurut PBI-1971.
c. Ukuran terbesar agregat beton adalah 2,5 cm. Agregat kasar adalah agregat
dengan ukuran butir lebih besar dari 5 mm (PBI-1971).
d. Sistem penyimpanan harus sedemikian rupa agar memudahkan pekerjaan dan
menjaga agar tidak terjadi kontaminasi bahan yang tidak diinginkan dan sebaiknya
dialas dengan tepas agar agregat tersebut tidak bercampur dengan tanah.

4.3.5 Aggregat Kasar


a. Aggregat kasar untuk beton harus terdiri dari butir-butir yang kasar, keras, tidak
berpori dan bersudut. Bila ada butir-butir yang pipih jumlahnya lebih berat tidak
boleh melebihi 20 % dari jumlah berat seluruhnya.
b. Agregat kasar tidak boleh mengalami pembubukan hingga melebihi 50 %
kehilangan berat menurut test.

4.3.6 Aggregat Halus


a. Agregat halus dapat digunakan pasir alam atau pasir yang dihasilkan dari mesin
pemecah batu.
b. Pasir harus bersih dari bahan organik, lumpur, zat-zat alkali dan subtansi-subtansi
yang merusak beton. Pasir tidak boleh mengandung segala jenis subtansi tersebut
lebih dari 5 % (PBI-1971).
c. Pasir laut tidak boleh digunakan untuk beton.
d. Pasir harus terdiri dari partikel-partikel yang tajam dan kasar.
e. Cara dan penyimpanan harus sedemikian rupa agar menjamin kemudahan
pelaksanaan pekerjaan dan menjamin agar tidak terjadi kontaminasi bahan yang
tidak diinginkan, sebaiknya dialas dengan tepas agar agregat tersebut tidak
bercampur dengan tanah.

4.3.7 Air
Air pembuatan beton dan perawatan beton harus bersih, tidak mengandung minyak,
garam, zat-zat kimia yang dapat merusak beton dan baja.

4.3.8 Bekesting digunakan kayu jenis kelas III (sembarang) baik untuk papan lantai maupun
sokongan.

4.3.9 Peraturan
a. Persyaratan-persyaratan konstruksi beton, istilah-istilah teknik serta syarat-syarat
pelaksanaan beton secara umum menjadi suatu kesatuan dalam bagian dokumen
ini.
b. Kecuali tercantum lain dalam spesifikasi ini maka semua pekerjaan beton harus
sesuai dengan standar di bawah ini :
- Tata Cara Penghitungan Struktur untuk Bangunan Gedung SKSNI T-15-
1991-03.
- Standar Nasional Indonesia yang telah disahkan.
- Persyaratan Beton Bertulang Indonesia (PBI-1971).
- Persyaratan Umum Bahan Bangunan Indonesia (PUBI-1982)

4.4 Tata Cara kerja Pelaksanaan


5.4.1 Persiapan Pengecoran.
a. B e t o n
Beton harus dibentuk dari campuran semen, agregat, air dalam suatu pertandingan
yang tepat sehingga didapat kekuatan tekan karakteristik bk = 225 kg/cm ,
dengan campuran sesuai dengan JMD atau Ready Mix sesuai dengan Mutu Beton
yang dibayarkan.
b. Perlengkapan Mengaduk
Kontraktor harus menyediakan peralatan dan perlengkapan yang mempunyai
ketelitian cukup untuk menetapkan dan mengawasi jumlah dari masing-masing
bahan pembentuk beton. Perlengkapan-perlengkapan tersebut dan cara
pengerjaannya selalu harus mendapat persetujuan dari Direksi Lapangan.
c. Sebelum pelaksanaan pengecoran kondisi lahan/daerah yang akan dilakukan
pengecoran harus benar-benar siap dan diketahui oleh pengawas lapangan.

4.4.2 Pengecoran Beton


a. Memberitahu Direksi Lapangan selambat-lambatnya 24 jam sebelum suatu
pengecoran beton dilaksanakan. Persetujuan Direksi Lapangan untuk mengecor
beton berkaitan dengan pelaksanaan pekerjaan cetakan dan pemasangan besi serta
bukti bahwa Kontraktor dapat melaksanakan pengecoran tanpa gangguan.
b. Pengecoran dilakukan dengan terlebih dahulu dilakukan pengecatan papan
mall/bekesting pada sisi dalam dengan menggunakan teer atau oli bekas.
c. Adukan beton tidak boleh dituang bila waktu sejak dicampurnya air pada semen
dan agregat telah mencapai 1 jam dan waktu ini dapat berkurang lagi jika Direksi
Lapangan menganggap perlu berdasarkan kondisi tertentu.
d. Beton harus dicor sedemikian rupa sehingga menghindari terjadinya pemisahan
material (segregagation) dan perubahan letak tulangan.
e. Semua pengecoran bagian dasar kontruksi beton menyentuh tanah harus diberi
lantai kerja setebal 5 cm agar menjadi duduknya tulangan dengan baik dan untuk
menghindari penyerapan air semen oleh tanah.

4.4.3 Benda-benda yang Tertanam dalam Beton


a. Semua anker-anker, baut-baut, pipa-pipa, dan sebagainya yang diperlukan
tertanam dalam beton harus terikat dengan baik pada cetakan sebelum beton di cor
b. Benda-benda tersebut di atas harus dalam keadaan bersih dari karat dan kotoran
lain pada waktu beton di cor.
c. Baut-baut anker harus dipasang dalam posisi yang akurat dan diikat pada tempat
dengan menggunakan template.

4.4.4 Pembukaan Bekesting

a. Cetakan beton dapat dibongkar dengan persetujuan tertulis dari Direksi Lapangan
atau jika umur beton melampaui waktu sebagai berikut:
- Bagian sisi balok 48 jam
- Balok tanpa beban konstruksi 7 hari
- Balok dengan beban konstruksi 21 hari
- Pelat lantai/atap 21 hari
Dengan persetujuan Direksi Lapangan cetakan beton dapat dibongkar lebih awal
asal benda uji yang kondisi perawatannya sama dengan beton sebenarnya telah
mencapai kekuatan 75 % dari kekuatan pada umur 28 hari. Segala izin yang
diberikan oleh Direksi Lapangan sekali-kali tidak boleh menjadi bahan untuk
mengurangi/membebaskan tanggung jawab kontraktor dari adanya kerusakan-
kerusakan yang timbul akibat pembongkaran cetakan tersebut. Pembongkaran
cetakan beton harus dilaksanakan dengan hati-hati sedemikian rupa sehingga tidak
menyebabkan cacat pada permukaan beton, tetap dihasilkan sudut-sudut yang
tajam dan tidak pecah.
b. Berkas cetakan beton untuk bagian-bagian konstruksi yang terpendam dalam
tanah harus dicabut dan dibersihkan sebelum dilaksanakan pengurugan tanah
kembali.
c. Bekesting bagian konstruksi yang memikul beban pelaksanaan lantai diatasnya
tidak boleh dibongkar sebelum beton lantai diatasnya tersebut mencapai 75 % dari
kekuatan umur 28 hari dan lantai itu sendiri sudah mencapai kekuatan 75 % dari
kekuatan umur 28 hari.
d. Semua beton yang tampak dalam pandangan, pertemuan dua bidang harus tajam
dan harus di bidang-bidangnya. Segera setelah cetakan dibuka dan beton masih
relatif segar semua bidang-bidangnya harus dipahat sedangkan lekukan serta
lubang-lubang harus diisi dengan adukan satu semen dan satu pasir. Sebelum
pelaksanaan pekerjaan tersebut di atas harus dibasahi secara menyeluruh. Semua
bagian-bagian atau permukaan yang kasar harus digosok dengan batu
karburandum dengan air dan ditinggalkan dalam warna yang merata. Penggosokan
hanya diperlukan pada permukaan yang kasar akibat cetakan atau tetesan air
semen.
e. Permukaan lantai beton harus mempunyai permukaan bentuk fisik yang rata dan
halus. Menaburkan semen kering pada permukaan beton dengan maksud
menyerap kelebihan air tidak dibenarkan sama sekali.

PASAL 5
PEKERJAAN BEKESTING BETON/BETON BERTULANG

5.1 Lingkup Pekerjaan


6.1.1 Lingkup pekerjaan Bekisting beton bertulang adalah :
a. Bekesting Balok
b. Bekesting Plat Beton
c. Bekesting lain-lain

5.2 Bahan-bahan dan Peralatan.


5.2.1 Bahan yang digunakan adalah :

NO. BAHAN JENIS SPECIFIKASI

1. Papan mall Klas III (damar sembarang keras ) PPKI 61 NI.5


2. Kayu sokongan Klas III (damar sembarang keras ) PPKI 61 NI.5
3. Tryplek 6 mm Lumba-lumba / Setara Standard pabrik

5.2.2 Peralatan yang digunakan adalah :


a. Paku
b. Gergaji
c. Alat-alat bantu lainnya.

5.3 Peraturan dan Syarat-syarat.


5.3.1 Peraturan yang dipedomani adalah peraturan Konstruksi kayu Indonesia (PKK I 61)
NI-5.
5.3.2 Kayu yang digunakan digunakan adalah kayu kelas III asalkan cukup kuat dan lurus.
5.3.3 Peil Bekesting harus datar, rata dan tidak berlubang-lubang.
5.3.4 Pembukaan Bekesting harus diperhatikan ketentuan-ketentuan sebagai berikut :

a. Beton menahan beban selama 24 hari


b. Beton bertulang tidak menahan beban selama 15 hari
c. Beton bertulang Non struktur selama 7 hari

5.4 Tata cara kerja pelaksanaan


5.4.1 Pilih kayu yang keras dan sesuai dengan ukuran yang telah diperhitungkan mampu
menahan beban pengecoran.
5.4.2 Ukur Peil Bekesting yang telah ditemukan dengan selang air dan Water pass.
5.4.3 Dinding dan alas Bekisting harus dilapisi dengan triplek agar permukaan beton
menjadi rata.
5.4.4 Setelah Bekisting siap dipasang semua perhatikan daerah tertentu yang harus
diperkuat dengan lat seng.
5.4.5 Apabila pengecoran sudah selesai dan beton sudah mengeras sesuai waktu yang
disyaratkan baru dilakukan pembuka Bekisting secara hati-hati agar beton tidak
keropos.
5.4.6 Kayu Bekisting yang sudah dibongkar disusun pada suatu tempat sehingga tidak
meganggu pekerjaan lain.

PASAL 6
PEKERJAAN PASANGAN DAN PLASTERAN
6.1 Lingkup Pekerjaan
Lingkup pekerjaan adalah :
a. Pasangan Batu
b. Plasteran Batu bata
c. Plasteran Beton / Aci Beton
d. Plesteran SIKA

6.2 Bahan dan Peralatan


6.2.1 Bahan yang diperlukan adalah :

No Bahan Jenis Spesifikasi

1. Semen Type I/Andalas PBI. 1971


2. Pasir Baik PBI. 1971
3. Batu bata Baik N - 10
4. Air Tawar / Tidak Berwarna Baik
5. Plestaran Khusus Abu-Abu/Hitam Sika Skim Coat

6.2.2 Peralatan yang diperlukan adalah :


a. Molen
b. Sendok Semen
c. Kereta Sorong
d. Palu
e. Alat – alat bantu lainnya

6.3 Peraturan dan Syarat – Syarat


6.3.1 Peraturan yang dipakai standard umum pekerjaan ini dan harus mengikuti persyaratan
pekerjaan beton.
6.3.2 Adukan semen harus diaduk dengan mesin pengaduk (molen).
6.3.3 Hubungan kolom dengan dinding harus dipasang steek setiap jarak 75 cm.
6.3.4 Pasangan diatas batu bata tanah dan Km/Wc harus kedap air dengan perbandingan
campuran 1 semen : 2 pasir ( 1 Pc : 2 Ps ).
6.3.5 Pasangan batu bata dinding biasa digunakan campuran 1 semen : 4 pasir (1 Pc : 4
Ps ).
6.3.6 Semua pasangan harus diletakkan tegak lurus, datar dalam satu garis lurus baik dalam
arah vertikal maupun horizontal.
6.3.7 Tebal Specie untuk pasangan dinding batu bata biasa adalah 1 cm – 2 cm.
6.3.8 Batu bata sebelum dipasang harus direndam atau dibasahi dengan air.
6.3.9 Sebelum diplaster pasangan batu bata harus disiram sampai jenuh air.
6.3.10 Pasangan batu bata harus diberikan tiang, balok praktis apabila luasan sudah mencapai
 12 m2 .
6.3.11 Sebelum diplaster permukaan batu bata harus rata terhadap tonjolan yang berlebihan.

6.4 Tata Cara Kerja Pelaksanaan


6.4.1 Pasang Dinding Batu bata
a. Perhatikan dalam gambar tempat pasangan batu bata, kolom praktis, kosen dll.
b. Buat perancah pada pemasangan batu bata yang sudah melebih  1,5 M di atas
tanah .
c. Ayak pasir pasangan sehingga tidak ada kerikil dan kotoran.
d. Buat adukan semen menurut keperluan dengan menggunakan molen.
e. Untuk mal tarik benang dalam arah horizontal setiap tinggi pasangan 50 cm,
sehingga pasangan batu bata benar – benar lurus dan rata.
f. Pada hubungan sudut dan jarak yang telah ditentukan dibuat kolom, atau balok
praktis.

6.4.2 Plasteran
a. Sebelum memulai pekerjaan ini perhatikan permukaan pasangan batu bata, apabila
ada yang menonjol melebihi  2 cm sebaiknya dibobok dan diratakan dahulu.
b. Untuk mal plasteran dipasang benang dalam arah horizontal, vertical serta
diagonal.
c. Aduk campuran semen sesuai keperluan dengan mesin molen.
d. Untuk plasteran yang tinggi dari lantai  1,5 m harus dibuat perancah atau bangku.
e. Siram dengan air terlebih dahulu pasangan batu bata sebelum diplaster.
f. Untuk memudahkan merekat plasteran, dinding pasangan batu bata dikerik /
dibuat kasar.
g. Permukaan plasteran yang baru harus dijaga tetap basah selama 48 jam dengan
cara terus disiram.
h. Setelah siap diplaster dilakukan penambahan dan pelaburan yang dibutuhkan.

6.4.3 Plasteran SIKA


a. Sebelum memulai pekerjaan ini perhatikan permukaan pasangan batu bata, apabila
ada yang menonjol melebihi  2 cm sebaiknya dibobok dan diratakan dahulu.
b. Untuk mal plasteran dipasang benang dalam arah horizontal, vertical serta
diagonal.
c. Aduk campuran semen sesuai keperluan dengan mesin molen.
d. Untuk plasteran yang tinggi dari lantai  1,5 m harus dibuat perancah atau bangku.
e. Siram dengan air terlebih dahulu pasangan batu bata sebelum diplaster.
f. Untuk memudahkan merekat plasteran, dinding pasangan batu bata dikerik /
dibuat kasar.
g. Permukaan plasteran yang baru harus dijaga tetap basah selama 48 jam dengan
cara terus disiram.
h. Setelah siap diplaster dilakukan Acian dengan menggunakan SIKA.

PASAL 7
PEKERJAAN LANTAI DAN DINDING

7.1 Lingkup pekerjaan


Lingkup pekerjaan lantai adalah :
a. Urugan pasir bawah lantai
b. Beton cor bawah lantai
c. Keramik
d. Batu Andesit
7.2 Bahan – bahan dan Peralatan
7.2.1 Bahan yang diperlukan adalah :

No Bahan Jenis Spesifikasi

1. Semen Portland Type II PKK I 1961 NI-5


2. Pasir Pasang - Kualitas Baik
3. Kerikil - Kualitas Baik
4. Keramik Keramik Kualitas Baik
5. Andesit Batu Alam Bakar Kualitas Baik
6. Granit Granito atau setara KW1 Super

7.2.2 Peralatan yang diperlukan adalah :


a. Molen
b. Stampler
c. Sendok Semen
d. Kereta Sorong
e. Grenda Pemotong
f. Alat – alat bantu lainnya

7.3 Peraturan dan Syarat – syarat


7.3.1 Beton Bertulang
Seluruh pekerjaan beton bertulang harus mengikuti petunjuk dalam PBI (1971)
7.3.2 Penulangan
Seluruh besi untuk pekerjaan beton bertulang harus dipasang dengan ukuran sesuai
seperti pada gambar bestek.
7.3.3 Semen
c. Semen kecuali tercantum lain dalam spesifikasi harus digunakan semen portland
dengan persyaratan Standar Indonesia Nasional Indonesia (SNI) No. 15-2049-
1994 dan ASTM C-150-84
d. Cara pengaturan dan cara penyimpanan semen harus sedemikian rupa pada
tempat-tempat yang baik untuk memudahkan pekerjaan dan setiap saat semen
terlindung dari kelembaman hujan. Untuk seluruh proyek ini hanya dipilih 1
(satu) merek semen. Pemakaian semen menurut urutan kedatangannya untuk
menghindari mengerasnya semen yang datang lebih awal.

7.3.4 Aggregat Beton


e. Batu alam hasil disintegasi alami batuan atau batu pecah yang diperoleh
dari mesin pemecah batu (stone crusher).
f. Agregat yang digunakan harus sesuai dengan spesifikasi menurut PBI-1971.
g. Ukuran terbesar agregat beton adalah 2,5 cm. Agregat kasar adalah agregat
dengan ukuran butir lebih besar dari 5 mm (PBI-1971).
h. Sistem penyimpanan harus sedemikian rupa agar memudahkan pekerjaan dan
menjaga agar tidak terjadi kontaminasi bahan yang tidak diinginkan dan sebaiknya
dialas dengan tepas agar agregat tersebut tidak bercampur dengan tanah.

7.3.5 Aggregat Kasar


a. Aggregat kasar untuk beton harus terdiri dari butir-butir yang kasar, keras, tidak
berpori dan bersudut. Bila ada butir-butir yang pipih jumlahnya lebih berat tidak
boleh melebihi 20 % dari jumlah berat seluruhnya.
b. Agregat kasar tidak boleh mengalami pembubukan hingga melebihi 50 %
kehilangan berat menurut test.

7.3.6 Aggregat Halus


a. Agregat halus dapat digunakan pasir alam atau pasir yang dihasilkan dari mesin
pemecah batu.
b. Pasir harus bersih dari bahan organik, lumpur, zat-zat alkali dan subtansi-subtansi
yang merusak beton. Pasir tidak boleh mengandung segala jenis subtansi tersebut
lebih dari 5 % (PBI-1971).
c. Pasir laut tidak boleh digunakan untuk beton.
d. Pasir harus terdiri dari partikel-partikel yang tajam dan kasar.
e. Cara dan penyimpanan harus sedemikian rupa agar menjamin kemudahan
pelaksanaan pekerjaan dan menjamin agar tidak terjadi kontaminasi bahan yang
tidak diinginkan, sebaiknya dialas dengan tepas agar agregat tersebut tidak
bercampur dengan tanah.
7.3.7 Air
Air pembuatan beton dan perawatan beton harus bersih, tidak mengandung minyak,
garam, zat-zat kimia yang dapat merusak beton dan baja.
7.3.8 Bekesting digunakan kayu jenis kelas III (sembarang) baik untuk papan lantai maupun
sokongan.

7.3.9 Peraturan
c. Persyaratan-persyaratan konstruksi beton, istilah-istilah teknik serta syarat-syarat
pelaksanaan beton secara umum menjadi suatu kesatuan dalam bagian dokumen
ini.
d. Kecuali tercantum lain dalam spesifikasi ini maka semua pekerjaan beton harus
sesuai dengan standar di bawah ini :
- Tata Cara Penghitungan Struktur untuk Bangunan Gedung SKSNI T-15-
1991-03.
- Standar Nasional Indonesia yang telah disahkan.
- Persyaratan Beton Bertulang Indonesia (PBI-1971).
- Persyaratan Umum Bahan Bangunan Indonesia (PUBI-1982)

7.4 Tata Cara kerja Pelaksanaan


7.4.1 Persiapan Pengecoran.
a. B e t o n
Beton harus dibentuk dari campuran semen, agregat, air dalam suatu pertandingan
yang tepat sehingga didapat kekuatan tekan karakteristik bk = 125 kg/cm ,
dengan campuran 1 Pc : 3 Ps : 5 Kr.
b. Perlengkapan Mengaduk
Kontraktor harus menyediakan peralatan dan perlengkapan yang mempunyai
ketelitian cukup untuk menetapkan dan mengawasi jumlah dari masing-masing
bahan pembentuk beton. Perlengkapan-perlengkapan tersebut dan cara
pengerjaannya selalu harus mendapat persetujuan dari Direksi Lapangan.
c. Sebelum pelaksanaan pengecoran kondisi lahan/daerah yang akan dilakukan
pengecoran harus benar-benar siap dan diketahui oleh pengawas lapangan.

7.4.2 Pengecoran lantai


f. Memberitahu Direksi Lapangan selambat-lambatnya 24 jam sebelum suatu
pengecoran beton dilaksanakan. Persetujuan Direksi Lapangan untuk mengecor
beton berkaitan dengan pelaksanaan pekerjaan cetakan dan pemasangan besi serta
bukti bahwa Kontraktor dapat melaksanakan pengecoran tanpa gangguan.
g. Adukan beton tidak boleh dituang bila waktu sejak dicampurnya air pada semen
dan agregat telah mencapai 1 jam dan waktu ini dapat berkurang lagi jika Direksi
Lapangan menganggap perlu berdasarkan kondisi tertentu.
h. Beton harus dicor sedemikian rupa sehingga menghindari terjadinya pemisahan
material (segregagation) dan perubahan letak tulangan.
i. Pengecoran lantai kerja setebal 5 cm.

7.4.3 Benda-benda yang Tertanam dalam Beton


d. Semua pipa km/wc dan sebagainya yang diperlukan tertanam dalam lantai km/wc
harus sudah dipesiapkan.
e. Benda-benda tersebut di atas harus dalam keadaan bersih dari karat dan kotoran
lain pada waktu beton di cor.

LAPIS KERAMIK DAN GRANIT


Lingkup Pekerjaan
Meliputi pekerjaan finishing dengan material keramik pocelain ex Roman atau yang setara pada
daerah kolam renang dan sunken bar serta perkerasan lainnya sesuai yang tertera pada gambar.
Persyaratan Bahan
Pelapis Lantai dari Keramik :
- Jenis : Keramik / Porcelain Tiles ex Granito atau yang setara
- Ukuran : Sesuai daftar material yang digunakan
- Ketebalan : sesuai spesifikasi dari pabrik.
- Mutu : Kualitas I (KW I)
- Chemical Resistance : Konsisten terhadap PUBB 1970 (NI-3) pasal 33 dD, ayat 17-23
- Bahan pengisi : Atlas Grout / AM Grout.
- Bahan perekat : Adukan spesi 1 pc : 3 pasir pasang ditambah bahan
perekat / Amanex
- Type : Lihat daftar pemakaian Material
Pengendalian seluruh pekerjaan ini harus sesuai dengan peraturan-peraturan ASTM, peraturan
keramik Indonesia (NI-19), PUBB 1970 dan PUBI 1982.
Pasir Pasang yang digunakan harus bersih dari segala kotoran berwarna hitam dan mempunyai kadar
Lumpur maximal 5%, serta konsisten terhadap NI-3 ( PUBI tahun 1982).
Semen yang digunakan adalah Portland Cement tipe-I sesuai P.B.I. 1971, merk Andalas atau
setara.
Air yang digunakan harus bersih dan tidak mengandung minyak, asam alkali dan bahan-bahan
organis lainnya, serta memenuhi syarat-syarat yang ditentukan dalam NI-3 pasal 10. Apabila
dipandang perlu, PPK/KPA dapat minta kepada Kontraktor, supaya air yang dipakai untuk keperluan
ini diperiksa di laboratorium pemeriksaan bahan yang resmi dan sah, atas biaya Kontraktor.
Syarat – Syarat Pelaksanaan
a. Bahan keramik yang akan dipasang adalah yang telah diseleksi dengan baik, warna, kesikuan,
dan motif. Tiap keping keramik harus sama serta tidak ada yang cacat atau retak.
b. Adukan untuk pemasangan keramik 1 pc : 3 ps dengan dicampur dengan bahan perekat khusus
yang sudah dijinkan oleh PPK/KPA, dan pada bagian dalam harus padat terutama pada bagian
sudut tiap unit keramik dengan kata lain pemasangan keramik tidak boleh kopong.
c. Sebelum keramik dipasang, keramik harus direndam dahulu dalam air sampai jenuh.
d. Pemotongan keramik harus menggunakan alat pemotong khusus sesuai dengan petunjuk dari
pabrik.
e. Bidang lantai harus benar-benar rata dan telah dipadatkan terlebih dahulu sesuai spesifikasi
pemadatan.
f. Sebelum pelaksanaan pemasangan harus dilakukan pengecekan terhadap kesikuan ruangan
maupun dinding harus vertical.
g. Pemasangan didahului oleh kepalaan yang dibuat melintang dan memanjang untuk acuan
pembagian naad, permukaan pasangan keramik harus rata.
h. Naad antara keramik harus mendapat persetujuan dari PPK/KPA atau sesuai petunjuk dari pihak
pabrik dan diisi dengan bahan pengisi dengan ketebalan dan warna yang sudah disetujui oleh
PPK/KPA.
Syarat – Syarat Pelaksanaan
a. Bahan keramik yang akan dipasang adalah yang telah diseleksi dengan baik, warna, kesikuan,
dan motif. Tiap keping keramik harus sama serta tidak ada yang cacat atau retak.
b. Adukan untuk pemasangan keramik 1 pc : 3 ps dengan dicampur dengan bahan perekat khusus
yang sudah dijinkan oleh PPK/KPA, dan pada bagian dalam harus padat terutama pada bagian
sudut tiap unit keramik dengan kata lain pemasangan keramik tidak boleh kopong.
c. Sebelum keramik dipasang, keramik harus direndam dahulu dalam air sampai jenuh.
d. Pemotongan keramik harus menggunakan alat pemotong khusus sesuai dengan petunjuk dari
pabrik.
e. Bidang dinding keramik harus benar-benar rata di mana garis naad harus lurus.
f. Permukaan pasangan keramik harus rata dengan permukaan dinding yang tidak memakai
keramik pertemuan tersebut diberi tali air dengan lebar 6 mm dan dalam 5 mm.
g. Naad antara keramik harus mendapat persetujuan dari PPK/KPA atau sesuai petunjuk dari
pihak pabrik dan diisi dengan bahan pengisi dengan ketebalan dan warna yang sudah disetujui
oleh PPK/KPA.
LANTAI BATU ALAM

a. Lingkup Pekerjaan
- Ukuran : sesuai dengan gambar
- Produksi : Lokal & Import dengan penempatan sesuai dengan
gambar.
- Warna : sesuai yang ditunjukkan dalam gambar.
- Kualitas : prima, alami.
- Type : Slate stone :
- Penempatan : Sesuai dengan gambar.
Pemesanan dan pemasangan batu alam pada daerah yang dijelaskan dalam gambar.
Persyaratan Bahan
a. Bahan yang dipakai adalah batu Andesit, dengan pola dan dimensi sesuai yang ditentukan
dalam gambar. Naad yang digunakan berbahan semen warna abu-abu atau sesuai dengan
warna batu alam.
b. Sebelum pelaksanaan pekerjaan, Kontraktor harus memberikan material contoh untuk
disetujui oleh PPK/KPA.
c. Semen yang digunakan harus memenuhi syarat NI – 8 tipe I menurut ASTM atau S – 400
menurut standard Portland Cement. Jenis semen yang dipilih dari produk semen Andalas,
Padang atau setara yang disetujui oleh PPK/KPA. Penyimpanan harus di tempat yang kering
dan rapat air, terangkat dari tanah.
d. Pasir dipilih dari jenis pasir pasang yang kasar, tajam, bersih dan bebas dari tanah
liat/lumpur/campuran lain. Pasir ini harus mempunyai gradasi ukuran dan bentuk yang sama
sesuai persyaratan: NI – 3 pasal 1, dan NI – 2 bab 3.3.
e. Air yang digunakan harus bersih dan bebas dari bahan minyak, bahan organik, garam
asam alkali.
f. Semua material sebelum dipakai harus mendapat persetujuan PPK/KPA. Contoh bahan
ditunjukkan dan diserahkan kepada PPK/KPAi untuk mendapat persetujuannya sebelum
dipakai.

Syarat – Syarat Pelaksanaan


a. Bersihkan permukaan dinding dari kotoran dan minyak. Dinding sudah harus diplester
atau merupakan dinding beton. Jika permukaan dinding sudah diaci / dicat, maka
permukaan dinding harus dikerik terlebih dahulu sebanyak mungkin.
b. Adukkan pasangan cukup semen & WBM yang dibuat menjadi pasta. Tiap 1 M2
diperlukan 3 Kg semen PC & 0.75 liter WBM.
c. Tarik garis horizontal untuk membantu rapinya pemasangan.
d. Batu mudah dipotong sesuai dengan rencana bentuk dengan mesin potong keramik
e. Tiap batu dipasang satu persatu dengan adukkan perekat yang dianjurkan.
f. Setelah selesai pemasangan batu, permukaan batu dibersihkan dari debu dan serpihan
kemudian dicoating efek doof sehingga merata. Coating harus dilakukan pada batu yang
benar-benar kering dan bersih.
g. Batu dan pinggiran nat dibersihkan dari sisa-sisa pengecoran hingga bersih dengan
menggunakan sikat nilon.
h. Perawatan khusus perlu dilakukan dengan melakukan coating berkala setiap 6 bulan
sekali dan bersihkan debu-debu yang melekat dengan vacuum cleaner secara teratur.
Jika batu berlumut, bersihkan dengan sikat kawat dan air deterjen secara berkala, dan
lakukan coating ulang setelah penyikatan. Jika bernoda hitam, bersihkan dengan amplas
atau gerinda.

PEKERJAAN PEMASANGAN RABAT BETON

Lingkup Pekerjaan
Meliputi pekerjaan pembuatan rabat beton untuk area plaza dan pathway atau pedestrian serta
bangunan taman, sesuai yang tertera pada gambar konstruksi.
Persyaratan Bahan
a. Bahan yang dipakai adalah semen warna abu K-225 atau campuran 1 : 3 : 5
b. Semen yang digunakan harus memenuhi syarat NI – 8 tipe I menurut ASTM atau S – 400
menurut standard Portland Cement. Jenis semen yang dipilih dari produk semen Andalas atau
setara yang disetujui oleh Direksi Teknis. Penyimpanan harus di tempat yang kering dan rapat
air, terangkat dari tanah.
c. Pasir dipilih dari jenis pasir pasang yang kasar, tajam, bersih dan bebas dari tanah
liat/lumpur/campuran lain. Pasir ini harus mempunyai gradasi ukuran dan bentuk yang sama
sesuai persyaratan: NI – 3 pasal 1, dan NI – 2 bab 3.3.
d. Air yang digunakan harus bersih dan bebas dari bahan minyak, bahan organik, garam
asam alkali.
e. Semua material sebelum dipakai harus mendapat persetujuan Manajer Konstruksi.
Contoh bahan ditunjukkan dan diserahkan kepada PPK/KPA untuk mendapat
persetujuannya sebelum dipakai.
Syarat – Syarat Pelaksanaan
a. Area untuk pembuatan rabat beton harus dalam keadaan bersih
b. Semua material sebelum dipakai harus mendapat persetujuan PPK/KPA. Contoh bahan
harus ditunjukkan dan diserahkan untuk mendapat persetujuan PPK/KPA sebelum
dipakai.

PASAL 8
PEKERJAAN PENGECATAN

8.1 Lingkup pekerjaan


 Seluruh tembok di cat 3 lapis

8.2 Bahan-bahan yang digunakan harus berkualitas baik, seperti :


1. Cat kayu sekualitas Kuda Terbang, Platon atau Ftalit
2. Cat tembok sekualitas Dulux, Polymix,Vinilex, Platon
3. Plamur kayu dan dinding sekualitas, Polymix,Vinilex, Platon

8.3 Pedoman pelaksanaan


Pekerjaan pengecatan dilaksanakan setelah Pekerjaan Konstruksi selesai.
Pekerjaan cat kayu harus dilakukan lapis demi lapis dengan memperhatikan waktu
pengeringan jenis bahan yang digunakan.
Urutan pekerjaan sebagai berikut :
1. (dua) kali pengerjaan meni kayu/cat dasar
2. 1 (satu) kali lapis pengisi dengan plamur kayu
3. Penghalusan dengan amplas
4. Finishing dengan cat kayu sampai rata minimal 2 (dua) kali
8.4 Pengecatan dinding harus dilakukan menurut proses sebagai berikut :
1. Penggosokan dinding dengan batu gosok sampai rata dan halus, setelah itu dilap
dengan kain basah hingga bersih.
2. Melapis dinding dengan plamur tembok, dipoles sampai rata. Setelah betul-betul
kering digosok dengan amplas halus dan dilap dengan kain kering yang bersih.
3. Pengecatan dengan cat tembok emulsi sampai rata, minimal 2 (dua) kali.
4. Pekerjaan cat tembok harus menghasilkan warna merata sama dan tidak terdapat
belang-belang atau noda-noda mengelupas.
PASAL 9
PEKERJAAN INSTALASI LISTRIK

9.1 Lingkup Pekerjaan


Lingkup pekerjaan Instalasi Listrik adalah
a. Pemasangan jaringan listrik
b. Lampu Pedestrian+ Asessories Lengkap Terpasang
c. Pemasangan Lampu Hias Taman
d. Pemasangan Bok Skring & Panel
e. Pemasangan saklar dan, Stop Kontak Dll.
9.2 Bahan – bahan dan Peralatan
10.2.1 Bahan yang digunakan adalah :

No Bahan Jenis Spesifikasi

1. Kabel NYY Standar Pabrik


2. Lampu Hias - Standar pabrik
3. Lampu Pedestrian - Standar pabrik
4. Saklar Broco Standar pabrik
5. Stop Kontak Broco Standar pabrik
6. Fitting - Standar pabrik
7. Pipa - Standar pabrik
8. Box Skering - Standar pabrik

9.2.2 Peralatan yang diperlukan adalah :


a. Pahat
b. Paku
c. Tester Listrik
d. Obeng
a. Tang

9.3 Peraturan dan Syarat –syarat


9.3.1 Peraturan yang digunakan adalah peraturan dan standarisasi Listrik Indonesia.

9.3.2 Instalasi listrik harus dikerjakan oleh pihak yang ahli atau pihak Instalatur Ahli dan
telah mempunyai sertifikat baik dari pihak PLN, Instalatur juga harus mendapat
persetujuan dari Direksi. Dalam hal ini pihak kontraktor tetap bertanggung jawab atas
kesempurnaan hasil pekerjaan pemasangan instalasi tersebut. Apabila merk, jenis dan
type bahan yang disebutkan diatas tidak ada maka boleh dipakai bahan yang
sekwalitas.
9.3.3 Pemasangan instalasi listrik harus menggunakan sistem tegangan 220 Volt (sesuai
dengan yang telah ada). Dari panel listrik utama, didistribusikan secara radial
ketempat-tempat yang memerlukannya. Semua peralatan seperti panel – panel, stop
kontak, sesuai dengan peraturan yang ada.
9.3.4 Komponen – komponen bahan instalasi listrik harus berkwalitas baik dan sesuai
dengan NI-6.
9.3.5 Sistem Pengabelan
Yang dimaksud dengan sistem pengabelan ialah instalasi kabel lengkap dengan pipa –
pipa, clips, juntion boxes, cable racks, cable traya yang lain yang dipergunakan
penyelesaian instalasi kabel.
Cabel – cabel primer, sekunder, maupun yang ke lampu dan stop kontak harus dipilih
dari materai yang tersebut dalam spesifikasi dan gambar, produk dari pabrik – pabrik
yang telah mendapat sertifikat dari PLN. Kabel – kabel yang dipasang menurut cara
yang tertera dibawah ini.
- NYA : Pemasangan harus didalam pipa pelindung baik diluar maupun di dalam
dan pada pemasangan di bawah tanah diberi pipa pelindung yang tahan kerusakan
mekanis.
- NYM : pemasangan didalam tembok harus didalam pipa pelindung , sedangkan
pemasangan diluar tembok tanpa pelindung dengan menggunakan pemegang
kabel (klem - sadel).
9.3.6 Lampu-lampu
Gambar-gambar yang ada, hanya menunjukkan letak kira-kira dari lampu-lampu,
sedangkan untuk lokasi yang tepat harus disesuaikan dengan gambar-gambar
Arsitektur. Lampu-lampu harus dari type yang cocok dipasang ditempat yang
tepat secara baik.
9.3.7 Stop Kontak.
Gambar-gambar hanya menunjukkan letak kira-kira dari pada stop kontak dan harus
disesuaikan dengan gambar Arsitek. Untuk saklar lampu dan stop kontak dipakai
merk Broco. Jika tidak ditentukan lain dipasang 140 cm diatas lantai. Stop kontak
harus sejenis terbenam (inbouw) dengan 3 terminal (satu untuk pertahanan) dan
tertutup warna putih.

9.3.8 Panel Listrik


a. Body panel listrik harus dibuat dari besi plat, dengan tebal paling sedikit 1,5 mm.
Pelaksanaan pembuatan dilas yang kokoh dan rapi, di cat abu-abu muda dan
pengeringan dengan oven, didasari dengan cat dasar.
b. Komponen panel adalah produksi dari pabrik yang memenuhi syarat/standar yang
diakui internasional seperti DIN, VDE, AIEE atau JIS. Pemasangan komponen
didalam body sedemikian rupa harus mudah dibongkar dan dipasang kembali bila
mana diadakan perawatan.
c. Pengabelan didalam panel paling kecil menggunakan kabel perpenampang 2,5 mm
dan dilaksanakan dengan menggunakan sepatu kabel (cable lug). Sambungan
kabel kebeban harus dengan blok terminal dan tiap-tiap terminal harus diberi
tanda (huruf atau angka-angka) hingga mudah waktu penyambungan kabel
kebeban.

9.4 Tata Cara Kerja Pelaksanaan

9.4.1 Sebelum panel dilakasanakan terlebih dahulu pipa resnil dipasang pada dinding batu
bata, kemudian di hirup dengan plastrium.
9.4.2 Letak kabel, saklar, stop kontak, lampu dan panel diletakkan sesuai gambar rencana
atau petunjuk pengawas.
9.4.3 Sebelum pelaksanaan plafond jaringan kabel resik diletakkan pada lagur–lagur
plafond.
9.4.4 Pemasangan lampu, saklar dan stop kontak seluruhnya dipasang setelah pekerjaan
pengecatan dilaksanakan.

PASAL 10
PEKERJAAN TAMAN

1. PERTAMANAN DAN LANDSCAPING (Tanaman, Rumput, Tanah)


1.1 Pohon Ketapang Kencana
a. Lingkup Pekerjaan :
- Pekerjaan penanaman Pohon Ketapang Kencana dilakukan pada urugan tanah humus,
- Jenis Pepohonan yang digunakan adalah pohon Ketapang Kencana dengan Tinggi
1.5 – 12.5 mtr.

1.2 Pohon Palem Raja T= 3 Meter


a. Lingkup Pekerjaan :
- Pekerjaan penanaman Pohon Palem Raja dilakukan pada urugan tanah humus.
- Jenis Pepohonan yang digunakan adalah Pohon Palem Raja dengan tinggi 2.5 - 3 mtr

1.3 Rumput Gajah mini


a. Lingkup Pekerjaan :
- Pekerjaan penanaman Rumput dilakukan pada urugan tanah humus.
- Jenis Rerumputan yang digunakan adalah Rumput Gajah mini.

1.4 Bunga Lantana Kuning


a. Lingkup Pekerjaan :
- Pekerjaan penanaman Bunga Lantana Kuning dilakukan pada tanah hasil urugan
tanah humus..
- Jenis Tanaman Bunga Lantana Kuning dengan ukuran min. 30 cm.

1.5 Pangkas Hijau


a. Lingkup Pekerjaan :
- Pekerjaan penanaman Pangkas Hijau dilakukan pada urugan tanah humus.
- Jenis Tanaman Bunga Melati Mini dengan ukuran min. 20 cm.

1.6 Bunga Puring Zet Kuning


a. Lingkup Pekerjaan :
- Pekerjaan penanaman Bunga Puring Zet Kuning dilakukan pada tanah hasil
urugan tanah humus.
- Jenis Tanaman Bunga Puring Zet Kuning dengan ukuran min. 20 cm.
-
1.7 Bunga Melati Mini
a. Lingkup Pekerjaan :
- Pekerjaan penanaman Bunga Melati Mini dilakukan pada tanah hasil urugan
tanah humus.
- Jenis Tanaman Bunga Melati Mini dengan ukuran min. 10 cm.

1.8 Bunga Bougenvile


a. Lingkup Pekerjaan :
- Pekerjaan penanaman Bunga Bougenvile dilakukan pada tanah hasil urugan
tanah humus.
- Jenis Tanaman Bunga Bougenvile dengan ukuran min. 20 cm

1.9 Bunga Asoka


a. Lingkup Pekerjaan :
- Pekerjaan penanaman Bunga Asoka dilakukan pada tanah hasil urugan tanah
humus.
- Jenis Tanaman Bunga Asoka dengan ukuran min. 30 cm.

1.10 Bunga Mawar Floribunda Mini


a. Lingkup Pekerjaan :
- Pekerjaan penanaman Bunga Mawar Floribunda Mini dilakukan pada tanah hasil
urugan tanah humus.
- Jenis Tanaman Bunga Mawar Floribunda Mini dengan ukuran min. 30 cm.

1.11 Bunga Celosia (Merah, Kuning Pink)


b. Lingkup Pekerjaan :
- Pekerjaan penanaman Bunga Celosia dilakukan pada tanah hasil urugan tanah
humus.
- Jenis Tanaman Bunga Celosia dengan ukuran min. 20 cm.

1.12 Penanaman Tanaman Merambat Ivy (Hedera helix)


a. Lingkup Pekerjaan :
- Pekerjaan penanaman Penanaman Tanaman Merambat Ivy (Hedera helix)
dilakukan pada tanah hasil urugan tanah humus.
- Tinggi Tanaman Merambat Ivy (Hedera helix) dengan ukuran min. 20 cm.

2. PEKERJAAN BANGKU TAMAN PRECAST


a. Lingkup Pekerjaan :
- Pekerjaan bangku taman/pedestrian dibuat dengan Beton precast dengan spesifikasi
sesuai bab Beton Bertulang.
- Finishing SIKA Warna by Owner
PASAL 11
PEKERJAAN PASANGAN PAVING BLOCK

JENIS BAHAN & PENGGUNAAN

Jenis bahan dan pengkerasan dari Paving Block digunakan pada area bangunan dan
sesuai dengan yang ditunjukan dalam gambar rancangan.

SYARAT KWALITAS BAHAN

a. Profil : Grassblock

b. Ukuran : Sesuai Gambar Rancangan.

c. Tebal : 8 cm

d. Kunci : Kanstin/Pasangan Bata


e. Compressive Streght (Kuat Tekan ) : Average 49 N MM²

f. Flexural Streght ( Kuat Lentur) : Mill 60Kg / Cm²

g. Index Abrasion Resistance : Min 1,5

h. Lapisan Bawah : Pasir 10 cm, macadam 30 cm

i. Produksi : ex. Lokal

SYARAT PEMASANGAN

a. Contoh bahan :

a. Sebelum mulai pemasangan Paving, pelaksana pekerjaan terlebih dahulu harus


menyerahkan contoh - contoh paving yang akan dipasang sesuai dengan
persyaratan yang ditentukan diatas untuk mendapatkan persetujuan Konsultan
Perencana, Pemberi Tugas dan Konsultan Pengawas.

b. Pelaksana Pekerjaan wajib mengadakan Mock Up untuk mendapatkan persetujuan


Konsultan Perencana, Pemberi Tugas dan Konsultan Pengawas sebelum pekerjaan
dimulai.

b. Tenaga dan Peralatan :

1. Pemasangan Paving harus dilaksanakan oleh tenaga kerja ahli yang berpengalaman.

2. Pelaksana Pekerjaan harus mempunyai Work Shop dengan dilengkapi peralatan


khusus yang menunjang pekerjaan pemasangan/dukungan dari workshop pabrikator
paving block setempat.

c. Persiapan :

Pelaksana Pekerjaan harus membuat Shop Drawing yang disesuiakan kondisi lapangan untuk
mendapatkan persetujuan Konsultan Perencana, Pemberi Tugas dan Konsultan Pengawas.

d. Pelaksana

1. Diatas lapisan sub-base dipasang lapisan pasir (Pasir Exstra Beton ).

2. Profil dari permukaan pasir yang belum dipadatkan harus sama dengan profil
permukaan yang dikehendaki ( Kemiringan 2 ½% ).
3. Paving Block dipasang diatas permukaan pasir yang belum dipadatkan, tetapi telah
diratakan. Perataan permukaan pasir harus menggunakan papan yang diserut rata
(Screed Board ).

4. Pemasangan paving block kemudian dipadatkan dengan menggunakan vibrator plate


compactor sebanyak 3 kali jalan sebelum pasir yang mengisi celah/naat ditebarkan. Alat
Pemadat (Pibrator Plate Compactor) yang digunakan mempunyai ukuran plat pemadai
0,35 0,5 m2 dengan centifugar force 1,6 - 2 ton.

5. Padat jarak 1 meter dari tempat - tempat yang belum diberi tahanan atau kanstin ( Beton
Tepi) tidak dipadatkan terlebih dahulu.

6. Pasir Bersih dengan ukuran partikel maksimum 1 mm kemudian disapukan diatas


permukaan paving block dan kemudian terakhir dipadatkan lagi dengan pibrator 3 kali
jalan sampai celah - celah antara paving block menjadi padat.

7. Untuk mendapatkan permukaan jalan paving block yang rata perlu dibantu dengan
menjalankan mesin giling yang 4 - 6 ton yang dijalan kan beberapa kali sesuai dengan
kemiringan yang ada.

8. Bagian — bagian paving block yang telah dipasang harus segera dipadatkan. Untuk
bagian - bagian yang belum djpadatkan, mutlak tidak boleh dilalui oleh orang maupun
kendaraan. Hal ini untuk menghindari penurunan yang tidak merata setelah pemadatan.

SYARAT PEMELIHARAAN

1. Pelaksana pekerjaan harus menjaga pekerjaan yang sudah selesai dilaksanakan sehingga
terhindar dari kejadian - kejadian yang biasa menimbulkan kerusakan dan cacat.

2. Hasil pekerjaan yang kurang rapih atau cacat harus segera diperbaiki atas biaya
pelaksana pekerjaan.

SYARAT PENERIMAAN

1. Hasil Pemasangan paving block mernenuhi persyaratan mutu dan pelaksanaan sesuai
pengarahan dan petunjuk Konsultan Pengawas.

2. Hasil pekerjaan yang dipasang harus rapih dan tidak cacat.

3. Warna - warna yang tarpasang secara keseluruhan harus sama dalarn satu jenis warna.

PASAL 12
PEKERJAAN GRC ( GLASSFIBRE REINFORCED CEMENT)

JENIS BAHAN DAN PENGGUNAAN


Jenis : GRC ( Glassfibre Reinforced Cement) digunakan pada ditunjukkan dalam gambar,
SYARAT KUALITAS :
1) Bahan/Material
a. Glassfibre : Jenis Alkali Resistant
 Jenis Alkali Resistant
 Kandungan Glassfibre mengandung unsur ZrO2 ( Oksida Zirkonia) kurang lebih 16
%
 Kandungan Glassfibre : 4 % sampai 5 % menurut berat basah

b. Pasir:
 Komposisi kandungan unsur SiO2 nya tinggi dan kandungan zat besi dalam fcentuk
F0304 atau Fe203 rendah (dibawah 5,00 % ).
 Kandungan lumpur pasir harus lebih rendah dari 2 %
 Ukuran butiran pasir antara 300 milimicron sampai GOO milimicron
 Pasir harus dilakukan pencucian untuk menurunkan kandungan lumpur.

c. Air:
 Air bersih yang disyaratkan tidak mengandung garam
d. Semen:
 Semen kualitas terbaik
2) Rangka
Rangka pendukung GRC menggunakan Rangka Baja Besi siku 50 x 50 x 5 mm atau yang
ditunjuk oleh gambar : RangKa harus memenuhi konstruksi dengan persetujuan PPK dan/atau
KPA.
3) Sealant
Tipe Sealant : VU ex. Bostic/Vulkem
4) Ketebalan GRC : Kerawangan 50 mm dan panel 30 mm.
5) Pola / motif : sesuai gambar rancangan
6) Mutu GRC : Modulus of Rupture (MOR) harus mencapai minimal 20
Newton/mm2 pada umur GRC 28 hari.
7) Komposisi Material:
 Semen 40 %
 Pasir 40 %
 Air16%
 Glassfibre 4 %
8) Produksi : - ex. Lokal

SYARAT PEMASANGAN
a. Contoh Bahan :
1) Sebelum memulai pekerjaan, Pelaksana Pekerjaan terlebih dahulu harus menyerahkan
contoh-contoh bahan yang akan digunakan pada pekerjaan ini kepada Konsultan
Pengawas, Konsultan Perencana dan Pemilik Proyek untuk mendapatkan persetujuan.
Contoh-contoh bahan tersebut harus disertai brosur-brosur dan sertifikat-sertifikat
(dari produsen) yang berisi keterangan- keterangan tentang kwalitas bahan.
2) Pelaksana Pekerjaan wajib mengadakan Mock-Up ( Skala 1 : 1 ) untuk mendapatkan
persetujuan Konsultan Pengawas & Pemilik Proyek sebelum pekerjaan dimulai. Biaya
pengadaaan Mock- Up ini sudah termasuk didalam penawaran Pelaksana Pekerjaan
Mock-Up yang telah disetujui Konsultan Pengawas & Pemilik Proyek serta
memenuhi persyaratan bahan dan teknis, akan dijadikan sebagai bahan dasar
pedoman pemeriksaan dan penerimaan hasil pekerjaan.
b. Tenaga dan Peralatan
3. Pemasangan harus dilaksanakan oleh Pelaksana Pekerjaan yang mempunyai
pengalaman spesialis dibidang pekerjaan ini dan mempunyai tenaga-tenaga ahli
berpengalaman (minimal 10 tahun kerja) Khusus pekerjaan tersebut disertai surat
Referensi pengalaman untuk pekerjaan sejenis pada Proyek-proyek yang tetah
dilaksanakan.
2. Pemborong harus mempunyai work shop lengkap dengan peralatan / mesin-mesin
khusus pekerjaan ini sehingga dapat menghasilkan pekerjaan bermutu baik dan mempunyai
gudang untuk menyimpan barang-barang diperlukan untuk pelaksanaan
pekerjaan ini. Bila diperlukan work shop dapat ditinjau oleh Perencana / Konsultan
Pengawas
c. Persiapan
1. Sebelum dimulai pelaksanaan pekerjaan, Pelaksana Pekerjaan terlebih dahulu wajib
membuat shop drawing untuk mendapat persetujuan Konsultan Pengawas, konsultan
Perencana dan Pemilik Proyek sebelum pelaksanaan dimulai.
Shop Drawing dilengkapi:
 Ukuran, layout peletakan arah lembaran GRC serta penyesuaian gambar
rancangan terhadap kondisi lapangan.
 Detail-detail penjelas hubungan GRC dan Rangka Utama
2. Sebelum memulai pekerjaan, Pelaksana Perkerjaan harus memperhatikan / mengamati kondisi
ruangan yang akan dilakukan untuk pekerjaan ini.
3. Sebelum dilaksanakan pemasangan lembaran GRC pekerjaan lain yang terletak didalam
dinding harus sudah terpasang dengan sempurna.
4. Material GRC harus dilakukan pengujian mutu dengan Modulus of Rupture (MOR) harus
mencapai minimal 20 Newton/mm2 pada umur GRC 28 hari.
d. Pelaksanaan
1. Seluruh material yang dipasang pada pekerjaan ini sesuai dengan contoh-contoh bahan
yang telah ditetapkan pada persyaratan bahan dan telah mendapatkan persetujuan
Konsultan Pengawas.
2. Pelaksanaan dilaksanakan oleh tenaga-tenaga terampil / ahli / pengalaman dan dapat
selalu menjaga kebersihan dan kerapihan terhadap mutu hasil pekerjaan,
3. Bila diperlukan material tambahan untuk terlaksananya pekerjaan ini dengan baik, maka
Pelaksana Pekerjaan wajib mengadakan peralatan / material tambahan itu dan
melaksanakannya sesuai kebutuhan dilapangan.
4. Perletakan rangka GRC dilaksanakan sesuai dengan persyaratan dari Produsen GRC.
5. Ukuran dari material / bahan yang dipasang sesuai dengan ditunjukkan dalam gambar
dan dari produk yang telah disetujui Konsultan Pengawas,
6. Finishing ; dilaksanakan dengan pengecatan, cat Acrylic Emulsion weather
shield ex. Lokal dan wama ditentukan kemudian.
SYARAT PEMELIHARAAN
a. Perbaikan :
1. Pelaksana Pekerjaan wajib mengganti GRC yang rusak/cacat.
2. Perbaikan dilaksanakan sesuai pengarahan Konsultan Pengawas dan tidak mengganggu
pekerjaan finishing lainnya.
3. Bila kerusakan pekerjaan ini bukan oleh tindakan pemilik pada waktu pekerjaan
dilaksanakan maka Pelaksana Pekerjaan wajib memperbaiki pekerjaan tersebut sampai
dinyatakan dapat diterima oleh Konsultan Pengawas. Biaya yang ditimbulkan untuk
pekerjaan perbaikan ini menjadi tanggungan Pelaksana Pekerjaan.
b. Pengamanan
Pelaksana Pekerjaan wajib menjaga/mengadakan perlindungan terhadap hasil pekerjaan yang
dimaksud dengan baik sampai dengan Serah Terima II. Segala kerusakan yang terjadi
sampai dengan Serah Terima II harus segera diperbaiki & biaya perbaikan tersebut menjadi
tanggungjawab Pelaksana Pekerjaan.
SYARAT PENERIMAAN
Penerimaan pekerjaan ini dapat dilaksanakan dengan memenuhi ketentuan sebagai
berikut;
i. Hasil pekerjaan yang dipasang harus rapih;.rata untuk seluruh permukaan tidak terdapat
flek /kotor/gompal.
ii. Semua kegiatan pelaksanaan telah memenuhi persyaratan gambar perancangan , shop
drawing dan pengarahan yang diterbitkan oleh konsultan Pengawas dan disetujui oleh
Pemheri Tugas.
iii. Pelaksana Pekerjaan harus memberikan jaminan pekerjaan atas semua pekerjaan dan
kerusakan/cacat lainnya selama 1 tahun serta jaminan mutu material GRC Selama 10
tahun.

PASAL 13
PEKERJAAN PEMASANGAN KORAL SIKAT (CAST IN-SITU)
1.3.1. Lingkup pekerjaan
Meliputi pekerjaan pemasangan koral sikat untuk area Ram, area Pedestrian dan BBQ area atau
sesuai yang tertera pada gambar rencana.

1.3.2. Persyaratan bahan


a. Bahan yang dipakai adalah batu koral sikat (dia. 30-50 mm) warna abu-abu natural untuk area
drop-off dan lantai pedestrian serta warna beige/cream untuk feature wall dan BBQ area,
dengan pengerjaan cor di tempat, sesuai pola dan dimensi yang ditentukan dalam gambar.
Naad yang digunakan berbahan semen warna abu-abu.
b. Sebelum pelaksanaan pekerjaan, Kontraktor harus memberikan material contoh untuk
disetujui oleh Direksi Teknis.
c. Semen yang digunakan harus memenuhi syarat NI – 8 tipe I menurut ASTM atau S – 400
menurut standard Portland Cement. Jenis semen yang dipilih dari produk semen
Andalas,Padang atau setara yang disetujui oleh Direksi Teknis. Penyimpanan harus di tempat
yang kering dan rapat air, terangkat dari tanah.
d. Pasir dipilih dari jenis pasir pasang yang kasar, tajam, bersih dan bebas dari tanah
liat/lumpur/campuran lain. Pasir ini harus mempunyai gradasi ukuran dan bentuk yang sama
sesuai persyaratan: NI – 3 pasal 1, dan NI – 2 bab 3.3.
e. Air yang digunakan harus bersih dan bebas dari bahan minyak, bahan organik, garam
asam alkali.
f. Semua material sebelum dipakai harus mendapat persetujuan PPK/KPA. Contoh bahan
harus ditunjukkan dan diserahkan untuk mendapat persetujuan PPK/KPA sebelum
dipakai.

1.3.3. Syarat – Syarat Pelaksanaan


a. Batu yang akan dipasang adalah yang telah diseleksi dengan baik, warna dan ukurannya. Tiap
batu yang dipakai harus sesuai spesifikasi di atas.
b. Tuang batu ke atas permukaan mortar yang masih setengah basah dan rata. Kemudian
semprotkan bahan retarder ke atasnya.
c. Setelah 5-8 jam, semprotkan air bertekanan tinggi untuk membersihkan semen yang menempel
pada batu. Retarder yang disemprotkan sebelumya menyebabkan hanya sekitar 3 mm bagian
atas permukaan yang tercuci tanpa melepaskan batu.
d. Setelah 2-3 hari dan permukaan benar-benar kering, aplikasikan high gloss sealer.
e. Pertemuan antara koral sikat dan agregat sikat pada area ram dibatasi oleh brass strip setebal 10
mm.

PASAL 14
PEKERJAAN LAIN-LAIN

14.1 Pekerjaan lain – lain yang belum tersebut dalam bestek ini apabila belum mengerti harus
segera ditanyakan langsung pada pengawas.
14.2 Pekerjaan lain – lain dapat dilaksanakan sesuai dengan kondisi lapangan sehingga akan
memperoleh pekerjaan yang sempurna.
14.3 Pekerjaan lain – lain yang belum tercantum dalam bestek dan gambar agar dibuat gambar As
build drawing serta diajukan addendum (perubahan).

PASAL 15
PENUTUP

15.1 Pemborong membuat opname photografi sebanyak 3 (tiga) lembar pada saat belum dimulai,
sedang dalam pelaksanaan dan setelah selesai pekerjaan, pada pandangan yang sama 4
(empat) arah muka, belakang, samping kiri dan samping kanan. Selain itu laporan harian serta
semua Berita acara yang diperlukan.
15.2 Perubahan gambar rencana sesuai dengan kondisi pelaksanaan pekerjaan dilapangan harus
dibuat gambar As Build Drawing untuk mendapatkan persetujuan pekerjaan dari Direksi.

Banda Aceh , Februari 2018

PT. COPLANAR DAYA MAXIMA

JANUAR SEVENTH, ST

Direktur

Anda mungkin juga menyukai